- Beranda
- Stories from the Heart
T University 2 (Season 2)
...
TS
anism
T University 2 (Season 2)

Cover Super Keren by Awayaye <Ane minta
> Terima banyak untuk respon positif agan dan aganwati di thread sebelumnya. T University.
Bagi yang belum membacanya. Bisa mengklik judul dibawah ini.
T University
Spoiler for Daftar Isi/Case 1 : Lost Son:
Case 1 Finish
Spoiler for Case 2 : Lativa's Twins Terror:
Case 2 Finish
Spoiler for Case 3 : Arelia And Edward:
Case 3 Finish
Spoiler for Samantha And Mom:
Finish
Spoiler for Case 4 : Johnny Comes Back To China or England:
Case 4 Finish
Spoiler for Case 5 : King Killer's Son:
Case 5 Finish
Spoiler for Case 6 : Losing In A Plane:
Diubah oleh anism 30-05-2019 17:56
anasabila memberi reputasi
1
21.6K
198
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•1Anggota
Tampilkan semua post
TS
anism
#33
Lativa And The Twins 1
Tidak! Jangan aku. Tidak!!! Lativa terperanjat di atas kasurnya. Bulir-bulir keringatnya mengalir melintasi wajahnya.
Terdengar suara langkah kaki yang terburu-buru.
.
“Kamu baik-baik saja?”, tanya Samantha cemas karena mendengar teriakan Lativa.
“Iya, aku baik-baik saja.”, Lativa terlihat lelah.
Samantha memandang Lativa sedih. Lativa sudah banyak berubah. Setidaknya dari penampilan. Wanita itu sudah memakai pakaian santai. Dan hanya memakai sari pada acara tertentu.
Ya, termasuk pesta minum-minum yang membuat mereka dilihat semua orang di kafe. Tapi sepertinya soal trauma, masih lama.
Mereka juga. Mereka punya ketakutan yang berbeda, namun ada yang menyatukan mereka. Kekhilafan.
“Kamu bermimpi soal saudara kembarmu lagi?”, tanya Samantha.
“Iya, dia datang menuntut balas dendam.”, Lativa ketakutan.
“Tidak mungkin, Dear Lativa.. Ingat, dia sudah meninggal bukan? Bukankah dia dibakar bersama orang tua tersebut?”, hibur Samantha.
“Iya. Hanya entah kenapa sepertinya aku merasa dia masih hidup.”, jelas Lativa.
“Mungkin itu hanya rasa bersalahmu. Maksudku, kamu hanya merasa bersalah. Tetapi itu bukan kesalahanmu.”, Samantha tampak sulit menemukan kata-kata untuk menjelaskan.
“Mungkin juga”, Lativa mendesah.
“Jangan dipikirkan lagi. Sekarang ayo. Kita turun. Aku dengar tadi Arelia mengamuk.”, canda Samantha.
“Kenapa?”, Lativa sangat serius.
“Kamu ingatkan rencana liburan kita ke pulau pribadi milik Mr. Hugo?”, goda Samantha.
“Tentu saja.”, mata Lativa berkedip-kedip.
“Kita terpaksa harus membatalkannya.”, bisik Samantha sok misterius.
“Mungkinkah? Kasus?”, tebak Lativa.
“Wow, untuk ukuran orang baru bangun tidur. Pemikiranmu sangat cepat.”, Samantha menepuk lengan Lativa lembut.
Tidak! Jangan aku. Tidak!!! Lativa terperanjat di atas kasurnya. Bulir-bulir keringatnya mengalir melintasi wajahnya.
Terdengar suara langkah kaki yang terburu-buru.
.
“Kamu baik-baik saja?”, tanya Samantha cemas karena mendengar teriakan Lativa.
“Iya, aku baik-baik saja.”, Lativa terlihat lelah.
Samantha memandang Lativa sedih. Lativa sudah banyak berubah. Setidaknya dari penampilan. Wanita itu sudah memakai pakaian santai. Dan hanya memakai sari pada acara tertentu.
Ya, termasuk pesta minum-minum yang membuat mereka dilihat semua orang di kafe. Tapi sepertinya soal trauma, masih lama.
Mereka juga. Mereka punya ketakutan yang berbeda, namun ada yang menyatukan mereka. Kekhilafan.
“Kamu bermimpi soal saudara kembarmu lagi?”, tanya Samantha.
“Iya, dia datang menuntut balas dendam.”, Lativa ketakutan.
“Tidak mungkin, Dear Lativa.. Ingat, dia sudah meninggal bukan? Bukankah dia dibakar bersama orang tua tersebut?”, hibur Samantha.
“Iya. Hanya entah kenapa sepertinya aku merasa dia masih hidup.”, jelas Lativa.
“Mungkin itu hanya rasa bersalahmu. Maksudku, kamu hanya merasa bersalah. Tetapi itu bukan kesalahanmu.”, Samantha tampak sulit menemukan kata-kata untuk menjelaskan.
“Mungkin juga”, Lativa mendesah.
“Jangan dipikirkan lagi. Sekarang ayo. Kita turun. Aku dengar tadi Arelia mengamuk.”, canda Samantha.
“Kenapa?”, Lativa sangat serius.
“Kamu ingatkan rencana liburan kita ke pulau pribadi milik Mr. Hugo?”, goda Samantha.
“Tentu saja.”, mata Lativa berkedip-kedip.
“Kita terpaksa harus membatalkannya.”, bisik Samantha sok misterius.
“Mungkinkah? Kasus?”, tebak Lativa.
“Wow, untuk ukuran orang baru bangun tidur. Pemikiranmu sangat cepat.”, Samantha menepuk lengan Lativa lembut.
Diubah oleh anism 12-03-2017 22:15
0