natashyaaAvatar border
TS
natashyaa
I Am (NOT) Your Sister
Dear Warga SFTH.

Sebelumnya ijinkan gue untuk menulis sepenggal kisah hidup gue di SFTH. Cerita ini bersumber dari pengalaman pribadi yang gue modifikasi sedemikian rupa sehingga membentuk cerita karangan gue sendiri. Cerita ini ditulis dengan dua sudut pandang berbeda dari kedua tokohnya.
So... langsung saja.




Big thanks to quatzlcoatlfor cover emoticon-Smilie

Quote:
Diubah oleh natashyaa 20-01-2018 16:32
tukangdjagal
makola
imamarbai
imamarbai dan 6 lainnya memberi reputasi
7
461.8K
3K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread42KAnggota
Tampilkan semua post
natashyaaAvatar border
TS
natashyaa
#2623
A Part 85
Aku berjalan perlahan dan sangat hati-hati, dalam keadaan gelap aku mencoba sebisa mungkin untuk mengenali benda-benda yang ada di sekitar, sejenak aku tersandung sama kursi di depan cuman ya itu resiko berjalan ditengah kegelapan ini. Aku mencoba menyalakan lampu namun tetap saja tidak menyala.

“Ibu.. ayah..”

“Kak Fe”

Lagi-lagi aku memanggil mereka namun sama sekali tidak ada jawaban. Aku meraba-raba dinding rumah dan itu yang bisa menuntunku ke ruang tengah.



Jantungku tiba-tiba berdetak sangat cepat sekali ketika aku mendengar suara dentingan piano di kamar atas. Suara dentingan piano tersebut perlahan-lahan memacu adernalinku, nafasku menjadi berat, pikiranku melayang kemana-mana, aku benar-benar ketakutan sekali, kok bisa-bisanya rumah ini menjadi horor.

Musik piano tersebut makin lama makin intens dan bikin aku tambah merinding saja, tapi satu hal yang pasti, musik itu gak asing di telingaku, kayak pernah di film.. film harpot kalau gak salah, tapi sekarang bukan itu masalahnya. Masalahnya adalah aku liat sosok mirip pocong di atas dan itu membuat setengah nyawaku hilang, aku lemas banget sampai-sampai aku menjatuhkan kantong belanjaan tak sengaja, terus lagi aku langsung liat sosok tersebut nampak berlari lalu menghilang. Aku mau pingsan…

Tapi, nyatanya aku tidak pingsan, aku langsung ngumpet, nyari perlindungan, entahlah aku bersembunyi dimana, yang jelas musik piano itu makin menghujam jantungku ditambah aku lihat sosok mirip pocong tadi.

Hpku bergetar.. dan dari situ aku baru ingat aku punya hp, aduh kenapa tidak dari tadi, setidaknya hp ini memberikan cahaya di rumah yang gelap gulita ini. Sambil bersembunyi dibelakang sofa rupanya, aku mencoba menelpon no ayah ibu dan kak Fe, namun selalu saja dijawab oleh operator. Syittttttttt.

Suara piano pun kemudian berhenti, dibalik rasa takut aku pun penasaran untuk melihat ke atas lagi dan..

Astagfirulloh.. sosok putih itu muncul lagi dan kali ini dia sambil membawa lilin.

Dan lagi-lagi… suara denting piano kembali berbunyi.. namun tidak membuatku takut karena sosok putih itu malah bernyanyi..diiringi suara piano tadi.

“Happy birthday to you..”

“Happy birthday to you”

“Happy birthday.. happy birthday..”

“Happy birthday to you..”

Aku lihat sosok yang ku kira mirip pocong itu tidak loncat-loncat melainkan bisa berjalan menuruni tangga sambil membawa lilin dan aku langsung cengo ketika mengetahui sosok itu adalah kak Fe yang sedang memakai mukena dan iikuti oleh ayahku di belakangnya

“Kak Fe..”

“Ayah..”

“Kalian ngapain?” Kataku gak tau harus berbicara apa lagi. Aku hampir mati ketakutan tadi.

“Happy birthday Ani, bener kan sekarang lo ultah?”

“Hah? Masa? Aku gak tau.”

“Iya Ani, sekarang ultah kamu, masa ayah lupa..”

“Ohya.. 10 Maret ya? Kok aku gak inget ya.” Kataku emang beneran lupa sama ulang tahun sendiri.
“Yuk ke atas, ibu mau ngasih kado.” Ajak kak Fe kepadaku.

Ih gila ya, itu kak Fe, aku baru pertama kali lihat dia pake mukena lohhh.. aneh aja, kayak bukan dia aja, gak mirip banget sama kak Fe yang ku kenal, bukanya apa, tetap saja itu pemandangan aneh buatku itu.

“Happy birthday sayang … “ Ujar ibu kepadaku. Ternyata yang mainin piano tadi itu adalah ibu, hebat banget ibu, top bangetlah ibu main pianonya.

“Ihhh kalian..” Kataku

“Aku tadi takut banget…”

“Lo takut liat gue Ni..? Tanya kak Fe yang masih memakai mukena.

“Hahaha nggak kak, aku gak takut liat kakak, justru aku senang, ngerasa adem.” Kataku.

“Siall..”

“Aku takut kalian gak ada, takut kalian pergi, tadinya kupikir rumah ini di rampok..”

“Makasih banget ya ayah ibu.. kak Fe udah inget ulang tahunku..” Mataku mulai berkaca-kaca.. Ayah langsung memeluk aku.. Bagaimana bisa aku tidak bisa menangis lagi, seumur hidup aku baru pertama kali ngerayain ulang tahun selain dengan ayah……

“Eh om nyalain lagi dong listriknya.” Kata kak Fe kepada ayah..

“Ah iya sebentar… tunggu ya..” Ayah langsung pergi keluar sambil membawa lilin yang berada di dekat ibu, dan kini hanya ada aku ibu dan kak Fe. Ibu kemudian memainkan piano lagi, lalu membawakan suatu lagu yang klasik yang sangat indah.

“Eh.. Ni.. cepet make a wish..” Kata kak Fe kepadaku sambil menyodorkan lilin yang masih ia pegang..

“Oke kak..”

I wish… I’ll stay with this family forever…

Fuhhhh.. aku menuiup lilinya..

“Ani.. hey… jangan ditiup lilinya..” Tiba-tiba ibu menghentikan alunan jemarinya di piano karena protes ruangannya menjadi gelap.Hahaha

Aku dan kak Fe pun tertawa berbarengan… hehehehehe




0
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.