dasadharma10Avatar border
TS
dasadharma10
Yaudah 2: Challenge Accepted




Cover By: adriansatrio


Cerita ini didasari oleh pemikiran otak gue yang banyak orang enggak suka, malah kebanyakan menghujat. Awalnya gue risih juga, otak juga otak gue, kenapa orang lain yang ributin. Tapi aneh bin nyata, enggak tau kenapa, lama-kelamaan gue malah suka setiap kali kena hujat. Nah, demi mendapat hujatan-hujatan itulah cerita ini dibuat. WARNING: 15TAHUN+

Spoiler for QandA:


"Bukannya apatis ato apa, gue cuma males urusan sama hal-hal yang mainstream. Buat lo mungkin itu menarik, buat gue itu kayak suara jangkrik. Kriik... Krikk... bikin geli."
-Calon wakil ketua LEM-


Explanation

Spoiler for Index:
Diubah oleh dasadharma10 15-09-2017 10:22
alejandrosf13
anasabila
imamarbai
imamarbai dan 7 lainnya memberi reputasi
6
374.3K
1.4K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread42.2KAnggota
Tampilkan semua post
dasadharma10Avatar border
TS
dasadharma10
#804
PART 37

Enggak cuma mikirin wakil yang belum dapet, gue juga mikirin tentang cara dapetin pendukung.

Di kampus gue ternyata ada dunia bawahnya. Ada perkubuan yang enggak kasat mata, tapi kenyataannya ada. Semacam kayak hubungan setan, bukan, pertikaian setan.

Keempat kubu ini masing-masing memegang kekuasaan atas banyak suara mahasiswa yang kurang peduli sama pemilihan ketua LEM.

Yang pertama, perkumpulan mahasiswa olahraga, atau yang sering disebut West Block People. Sebutan ini mereka dapatkan karena tempat berkumpul mereka yang berada di dekat lahan parkir belakang, yang pada dasarnya berada di bagian Barat kampus. Mahasiswa basket, futsal, sepak bola, bahkan tenis meja rukun dalam satu area.

Kedua, perkumpulan anak-anak LEM dan organisasi yang semacam. Kantor mereka berada di daerah selatan, orang-orang disana dikenal dengan sebutan Southern Smart Ass. Gue kenal beberapa orang diantaranya, Arya, Pak RT dan juga Mahmud.

Ketiga, East Block Citizens. Mahasiswa musik, drama dan segala macam seni berada disana. Aula dan ruang studio musik menjadi pilihan mereka, dan keseharian mereka diisi dengan berkarya. Perkumpulan mereka sangat kuat, rasa kesetiakawanan mereka yang nomor satu. Satu jatuh, yang lain runtuh, satu tumbang, yang lain menghadang. Satu ribut, masalah berbuntut. Gue enggak kenal seorang pun dari kubu mereka, bakalan susah Kalo mau mencari suara disana.

Terakhir, yang keempat, Northern Mannequin. Gangnya Grace, semua mahasiswa dan mahasiswi keren, beken, dan untouchable berada disana. Perkumpulan cewek dan cowok cakep ini mendominasi kantin kampus yang berada di sebelah utara. Mahasiswa yang bukan Northern Mannequin jarang terlihat di kantin, bukan karena minder bergaul dengan mereka, bukan. Tapi karena harga makanan di kantin yang sangat mahal dan hanya Northern mannequin yang mampu membeli.

Jujur, gue sempet minder sewaktu mendengar akan adanya empat kubu ini dari Grace. Perkubuan yang mengatur dunia perpolitikan kampus gue, nyata tapi kasat mata. Apa gue bisa meyakinkan mereka buat memilih gue?

-------------------------

Karena gue belum punya wakil, jadi gue mengenyampingkan masalah perkubuan kampus itu terlebih dulu. Ada hal yang enggak kalah penting dari itu, akhirnya langkah gue dalam mendamaikan perkubuan di kos telah membuahkan hasil.

Malam itu, setelah gue balik dari kosan Disti ngobrolin masalah ketua LEM, anak-anak kosan berkumpul di kamar gue.

"I-ini serius?! Kalian mau ikutan non kubu?"
"Iya, kita mau," jawab Wisnu lantang.
"Aku ikut," kata Edo. "Asalkan dapet nomor cewek."
"Oh... oke." Gue tatap orang ketiga, "Mas Freddy mau ikut juga?"
"Iyalah, yakali aku enggak mau damai."
"Terus kenapa kemarin laporin aku?"
"Itu namanya strategi, Wi." Mas Freddy menatap gue penuh keyakinan, "Kalo kamu enggak aku laporin, anak-anak enggak bakalan tau kalo kamu ada misi kayak gini."

Beuh! Gila! Bener juga kata mas Freddy, kalo dia enggak melaporkan gue pasti sampe sekarang anak-anak pada belum tau. Parahnya lagi, gue belum tentu punya keberanian buat melawan mayoritas anak kosan.

Tapi... apa beneran kayak gitu? Apa enggak terlalu dibuat-buat? Bisa aja kan ini cuma alasan dia biar boleh gabung.

"Demi apa mas punya strategi kayak gitu?"
"Kamu enggak percaya?" Mas Freddy mengetok pintu kamar gue, "Mas... mas Bowo, masuk sini."

Mas Bowo?! Orang yang terang-terangan menolak keberadaan gue di kosan ikutan misi perdamaian?! Ini kenapa jadi kayak gini, sih?

"Halo, Wi," sapa mas Bowo. "Aku ikutan, ya?"
"Ha-halo, Mas."

Gue menggelengkan kepala gue berkali-kali, hasilnya tetap sama. Mas Bowo dan mas Freddy masih berada di kamar gue.

"Wi, misi kita hampir berhasil." Mata Uchup berkaca-kaca, "Tinggal satu orang lagi, tujuan kita berhasil."
"Satu orang lagi?"
"Si Galang, Wi." Mas Bowo duduk di depan gue, "Kamu mau pake cara apa biar dia mau ikutan misi ini? Aku siap bantu seratus persen buat baikan sama Galang."

Watefak! Gue baru sadar kalo bang Galang belum masuk misi ini. Gue pikir bang Galang bakalan serta merta mengikuti rencana gue, ternyata enggak.

Jujur aja, gue gagal paham sama jalan pikiran anak kosan. Orang yang gue pikir berkhianat ternyata malah membukakan jalan buat gue. Orang yang terus menerus menekan gue untuk berhenti dari misi perdamaian ternyata malah siap untuk membantu gue sepenuhnya. Dan orang yang gue pikir bakalan setuju dengan misi perdamaian ternyata malah enggak masuk ke dalam misi ini. Bener-bener di luar dugaan gue.

Tapi enggak masalah, tinggal satu orang lagi misi gue bakalan selesai.
JabLai cOY
JabLai cOY memberi reputasi
1
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.