Kaskus

Story

kiara00Avatar border
TS
kiara00
Misteri Posko KKN
Percaya atau tidak, setiap tempat itu ada
penunggunya. Kita diharuskan untuk meminta izin
ketika memasuki setiap tempat baru.
Memang terdengarnya seperti sesutu yang mustahil.
Tapi jika tidak meminta izin maka keusilan sang
penunggu akan membawa petaka
.

Index
Pembekalan KKN
Pemberangkatan
Daerah Terpencil
Sambutan Selamat Datang
Izin Pulang
Rumah
Kesurupan
Teror Pertama
Berunding
Penampakan
Nyanyian Di Tengah Malam
Lingsir Wengi
Amarah
Teror Kedua
Tidur Tapi Tak Tidur
Serangan
KuntilAnak
Hilang
Pencarian
Gadis Cantik
Santap Malam
Rute Pencarian
Berpikir
Hutan Pinus
Diubah oleh kiara00 12-03-2017 13:22
0
51.3K
291
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Tampilkan semua post
kiara00Avatar border
TS
kiara00
#84
[Teror Kedua]

Aku bergegas bersiap untuk menjalankan
aktivitasku dan meninggalkan teman-temanku
dalam pemikiran mereka masing-masing. Tanpa
berkata aku langsung berjalan keluar dari posko.

Teman-temanku menatapku dengan berbagai
ekspresi.
Aku berjalan menuju sekolah tempat aku
mengajar. Beberapa kali aku berpapasan dengan
beberapa warga dijalan. Mereka bersikap baik
tidak seperti yang dikatakan oleh Lia. Mereka
terkadang bertanya mengenai beberapa hal, aku
pun menjawabnya dengan senang hati.

Begitu aku sampai di sekolah, anak-anak langsung
menyambutku dengan penuh suka cita. Wajah
ceria mereka mampu membuatku melupakan
sejenak semua masalahku. Wajah mereka yang
begitu polos seperti tanpa beban membuatku
merindukan masa-masa saat aku masih seperti
mereka. Saat-saat aku tak pernah tahu yang
namanya makhkuk ghaib dan lainnya.

Bel berbunyi dengan nyaringnya, semua siswa
masuk ke dalam kelas. Aku bergegas ke ruang
guru untuk mengambil buku paket sebagai bahan
aku mengajar para siswa. Beberapa guru
menanyakan kenapa aku datang seorang diri
tanpa kawan yang lainnya. Sebisa-bisa aku
menjawabnya dengan baik.

Aku mengajar mereka secara detail dan
menyeluruh. Memang tak banyak yang aku
ajarkan karena aku bukan mengejar banyaknya
pelajaran yang kuberikan. Aku mengejar sejauh
mana mereka dapat memahami pelajaran yang
kuberikan.

Aku hanya mengajar sampai jam 10 dan setelah
itu aku kembali ke posko. Perjalanan yang panas
cukup membuatku bercucuran keringat.

Saat sampai di posko kulihat teman-temanku
sudah mulai beraktivitas mengejarkan beberapa
hal yang diminta oleh pegawai desa. Tak ada
seorang pun yang berbicara padaku dan aku pun
tak menyapa mereka.
Aku langsung menuju kamar dan membuka note
bookku. Aku selesaikan beberapa revisi skripsiku
agar saat KKN selesai nanti aku tinggal langsung
terjun ke lapangan. Aku pun mengerjakan
beberapa laporan KKN yang harus ku serahkan
pada prodiku.

"Di....." kata Ria dari belakangku.

"Hhhmmmmm...." aku hanya bergumam sambil
terus menatap layar notebook.

"Aku mau bicara," katanya.

"Bicaralah, aku dengarkan sambil melanjutkan
revisi skripsi dan membuat laporan," kataku tak
memalingkan wajah dari layar notebook.

"Kamu serius dengan perkataanmu tadi pagi?"
tanyanya.

"Ya....aku sangat serius dengan hal itu," jawabku.

"Coba pikirkan lagi Di," pintanya.

"Tidak ada yang harus aku pikirkan lagi,
keputusanku sudah bulat. Ini kan yang kalian
inginkan? Aku selama ini diam bukan tak tahu
kalau dibelakangku kalian membicarakanku. Aku
bukan tak tau kalau kamu terus menjelekkanku.
Aku tak menyangka kejadia 2 tahun lalu masih
kamu ungkit.apa salahku 2 tahun lalu
sama kamu?" tanyaku.

Tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut
Ria. Dia pun tak menjawab alasan dia melakukan
semua itu dua tahun lalu.

"Apa semua karena saat di jakarta kita berbeda
pendapat mengenai prospek kerja yang akan kita
buka jika wirausaha? atau karena saat di ancol aku
menolak untuk berhenti?" tanyaku menanyakan
apa yang jadi penyebab masalah antara aku dan
dia.

Dua tahun lalu ada perjalanan ke Jakarta dari
fakultasku. Dalam perjalanan kami share
mengenai prospek wirausaha. Dan saat di Ancol
saat kami akan kembali ke bis dia minta istirahat
tapi aku menolaknya. Aku menolaknya karena
saat itu dia sedang haid dan aku tau disana tak
aman bagi dia.

"Apa karena itu sampai kamu harus
menjelekkanku di sosmed saat itu?" tanyaku lagi.

Lagi-lagi Ria terdiam. Aku muak dengan sikapnya.
Aku men save semua pekerjaanku dan mematikan
notebook ku. Aku meninggalkan dia seorang diri
di kamar.

*****

Malam beranjak semakin larut, kami baru saja
rapat mengenai aktivitas kami untuk besok. Aku
diam mendengarkan tanpa berkomentar apa pun.
Aku hanya menjawab jika di tanya.
Aku tau selama kami rapat ada makhluk duduk di
antara kami. Aku dapat merasakan dan
melihatnya. Aku juga tahu dia mencoba untuk
mengganggu kami semua, tapi aku tak mencoba
untuk melindungi mereka dari gangguan itu.

Ya aku tahu aku sangat egois. Tapi untuk apa
melindungi seseorang yang tak ingin kita lindungi.
Aku menderita untuk menjaga mereka, tapi
mereka tak ada yang peduli. Mereka malah
membuatku berada dalam bahaya.

"Di, kamu mau kemana?" tanya Evi setelah rapat
selesai.

"Aku mau tidur, kenapa?" jawabku.

"Kamu tahukan Di?" tanyanya lagi.

"Aku tahu tapi aku tak akan menarik ucapanku
tadi siang. Pertanggung jawabkan apa yang sudah
di mulai," kataku sambil masuk kamar.

Aku memang memejamkan mataku, tapi aku
tidak tidur. Aku hanya berkonsentrasi untuk
menggunakan kelebihanku memantau semua
kondisi agar tetap terjaga. Dengan seperti ini tak
ada satu orang pun yang tahu bahwa aku masih
menjalankan kewajibanku.

"Aaaahhhhh...." terdengar teriakan Ria dari depan
televisi.

"Ada apa?" tanya Ferdi.

"Itu....itu disana?" kata Ria.

Aku sangat yakin Ria melihat makhluk yang
menakutkan itu. Dan makhluk itu tidak mau
pergi.

"Bangunkan Diona," kata yang lainnya.

"Tapi....tapi...." kata Ria.

"Braaakkkkk...." terdengar pintu depan tiba-tiba
terbuka dihempas angin yang sangat besar. Aku
terbangun dan membuka gording jendela kamar.
Aku melihat ada sosok lain masuk ke pekarangan.

"Ini yang aku takutkan ternyata terbukti juga,"
gumamku saat melihatnya.

"Aaahhhh....." jerit semuanya secara bersamaan.
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.