Cerita Satu: Pertemuan Kami

Pertemuan saya dan Deki, calon suami saya, bermula sewaktu kami SMA. Saat itu kami dikarantina bersama untuk menghadapi perlombaan mewakili salah satu propinsi di pulau sumatera. Deki orang yang cenderung kalem, sementara saya sendiri orangnya rame dan selalu ingin menjadi pusat perhatian.

Dua bulan pun telah berlalu dan kami telah kembali ke daerah masing-masing, namun komunikasi saya dan Deki masih belum terputus. Kami masih sering saling bertukar kabar melalui pesan singkat dan telepon. Namun, tidak ada satupun dari kami yang percaya diri untuk "merusak" pertemanan ini dengan cerita cinta yang hanya menjadi sebatas cinta monyet belaka.

Satu tahun pun berlalu dan saya kembali dipanggil untuk mengikuti persiapan ajang perlombaan seperti tahun sebelumnya. Tidak disangka saya pun kembali bertemu Deki, yang entah kenapa memutuskan untuk berpindah ke kategori saya. Kami pun kembali dekat selama masa penggemblengan di karantina tersebut. Namun sayang, ternyata Deki tidak dapat melanjutkan ke tahap berikutnya dan hubungan kami kembali hanya terbatas kepada pesan singkat dan telepon.

Tak terasa waktu terus bergulir dan kami pun masing-masing melanjutkan pendidikan kami di perguruan tinggi yang terpisah cukup jauh. Dia berkuliah di Pulau Sumatera dan saya berkuliah di Pulau Jawa.

Kami pun mulai jarang berkirim kabar, hanya saling sapa. Kami terlarut di dalam perjuangan masing-masing. Kami terhanyut dengan suka dan duka masing-masing.

Seiring waktu berlalu, saya sudah memiliki tambatan hati. Begitu pun dengan Deki, entah sudah berapa wanita yang pernah mengisi relung hatinya selama masa itu. Kami mulai melupakan satu sama lain dan menjalani cerita cinta masing-masing