- Beranda
- Stories from the Heart
KEDOKTERAN (KEDOK TEMEN TAPI PACARAN)
...
TS
aspire4732
KEDOKTERAN (KEDOK TEMEN TAPI PACARAN)
Assalammualaikum Wr Wb.

Thanks to agan Awayayefor this awesome cover
Halo agan-agan penghuni kaskus, terutama para silent reader dan sesepuh-sesepuh forum Stories From The Heart yang terhormat dan lebih berpengalaman daripada gue. Kulo nuwun semuanya, kenalin nama gue adalah Prasetya Indrawan Anggara atau lu semuanya bisa manggil gue "PRAS" kalau gak nama beken gue yaitu "PIA" singkatan dari seluruh nama panjang gue. Terserah kalian mau manggil gue dengan sebutan yang mana. Sebelumnya gue minta ijin, mau buat cerita pribadi gue dan ijin ngepost di forum KASKUS ini. Setelah sekian lama jadi SR akhirnya gua tertantang juga bikin ID hari ini dan bikin nih cerita.
Awalnya gue ragu kalau gue mau ngepost nih cerita disini, takutnya gue ngeganggu privasi semua rekan rekan gue yang ada di dunia nyata. Tapi dengan berbagai pertimbangan, dorongan, serta ijin dari mereka yang nanti bakalan diceritakan disini, akhirnya gue mutusin untuk nulis nih cerita. Jadi gue berharap agan-agan yang ada disini menikmati cerita ini dan dukung gue secara pribadi agar nih cerita bisa kelar dan gak kentang. Karena gua tahu sakitnya dikentangin itu kayak gimana. So, enjoy it.
PERATURAN THREAD INI yaa Gan :
1. Ikutin GREAT rules yang ada di Forum SFTH ini
2. Dilarang OOT dan Oneliner. OOT dikit boleh kok
3. Para SR diharapkan untuk komen karena TS butuh masukan tentang tulisan ini
4. Feel free to comment, tapi pergunakan bahasa yang baik untuk dibaca biar TS mengerti
5. Jadwal update relatif, tergantung kesibukan dan mood menulis
6. DILARANG meng-INSULT TS maupun karakter lain yang berada di dalam cerita ini
7. Boleh bagi cendolnya bagi yang ikhlas wkwkwk
8. Bantu share and rate 5 ya
9. Minta doa agar gak kentang dan cepet kelar
PEMBUKA
Lulusnya gue dari smp ini membuat gue sejenak menapakan jejak langkah terbaru menuju jenjang yang lebih tinggi. Ya, masa SMA. Masa yang di idam-idamkan oleh para ABG LABIL masa kini, masa yang dielu-elukan karena semua kisah hidup yang menarik dimulai dari sini. Tapi menurut gue itu salah, bukan berarti semuanya salah. Gua juga gak munafik gue juga pernah masuk fase ABG LABIL tadi. Karena setelah gue lebih dewasa kini gue sadar sebenernya masa SMA adalah pondasi, ya pondasi dari masa depan kita dan menjadi kompas atau arah kemana kita akan menggapai cita-cita dari diri kita.
Gue PIA, Prasetya Indrawan Anggara, PIA begitulah nama panggilan sayang Bokap dan Nyokap gue dan orang terdekat gue, kayak cewek ya panggilannya, tapi gue cowok tulen sob. Gue berasal dari kota kecil yang ada di utara pesisir pantai Jawa Tengah. Yaa Kabupaten Pati, kota beribu kenangan yang ngebentuk gue menjadi pribadi yang ada seperti sekarang ini. Gue lulus dari SMP yang paling terbaik di Kota ini dengan nilai yang pas-pasan gak baik dan gak buruk. Tapi Alhamdulillah, dengan nilai yang serba pas-pasan seperti tadi gue juga bisa keterima di SMA terbaik di kota ini. Jujur, sebenernya gue pengen ngelanjutin di luar kota seperti Semarang dan masuk SMA 3 Semarang disana. Tapi kedua orang tua gue melarang.
Mereka takut gue gabisa jaga diri ketika gue berada disana sendirian tanpa ada sanak saudara. Padahal itu hanya alibi para orang tua yang selalu pengen dekat dengan anaknya, mereka pengen kasih sayang mereka sampek pada anaknya saja. Itu yang gue rasain sampek sekarang. Karena kalau lu udah kuliah dan pergi jauh dari rumah. Lu bakal kelimpungan dan harus semandiri mungkin di Kota orang tanpa ada orangtua yang ngebantu lu secara langsung. Jadi, silahkan kalian baca cerita ini dengan seksama ya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
MULUSTRASI TOKOH GAN
1. Kak Angel
2. Kak Naya
Kak Angel dan Kak Naya
3. Frisca
4. Annisa
Frisca and Annisa
5. Soraya
Soraya
6. Sisil
Sisil
Quote:
Diubah oleh aspire4732 06-06-2017 16:45
cahganteng14 dan merigat memberi reputasi
5
342.8K
1.3K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
aspire4732
#135
SPECIAL PART
.
.
.
Miris gak ketika kita dengar sosok anak dalam berita yang menggugat Ibunya ke pengadilan? Dosa besar apakah yang dilakukan seorang Ibu sehingga seorang anak tega melakukan hal sekeji itu kepada Ibunya? Sungguh ironis, sedih, dan iba. Apakah tidak ada lagi cara yang lebih bermoral? Memang sekarang banyak juga seorang Ibu yang membuang anaknya. Tapi jumlahnya sangat sedikit dibandingkan dengan mereka yang mulia, mengurus anak dan suaminya dari sebelum subuh hingga larut malam. Saat suami dan anak-anaknya belum bangun, ibu sudah mulai bekerja. Pada malam hari ketika semua anggota keluarga tidur, barulah beliau beristirahat.
Pantaslah Tuhan murka jika seorang anak lupa diri dan durhaka kepada kedua orang tuanya. Jangankan membantah, apalagi memarahi, mengatakan "ah" saja tidak boleh. Karena Tuhan selalu mengingatkan untuk menghormati kedua orangtua terutama Ibu.
Ibu berkorban jiwa raga demi kelahiran anaknya. Mengandung sembilan bulan, kepayahan, kemudian sebelum melahirkan dirinya bertaruh nyawa. Maka, amat pantas jika Tuhan menempatkan seorang ibu dalam posisi kedua yang harus dimuliakan setelah manusia mengabdi kepada Allah sebagai Tuhannya.
Kedudukan mulianya memang wajar. Sejak dalam rahimnya, seorang anak bergantung pada ibu. Lewat tali ari-arinya seorang anak dalam rahim menyerap makanan yang ada dalam diri ibunya. Ketika seluruh organ tubuhnya terbentuk dan diberi nyawa, seorang ibulah yang merasakan getarannya sehingga kedekatan kita dengan ibu sudah terjalin sejak ada dalam rahimnya.
Setelah lahir dan besar, ibu pula yang berperan mengajarkan ilmu dalam bertutur kata dan menyerap ilmu kehidupan. Maka, pantaslah jika kemudian dikatakan bahwa "Surga itu ada di bawah telapak kaki ibu."Dengan peranan seorang ibu, anak manusia dapat melangkah menggapai surga. Memuliakan ibu dan ayah sama dengan memelihara kemajuan peradaban kemanusiaan. Begitu tingginya kedudukan orang tua sehingga berkhidmat kepadanya setara dengan berjihad di jalan Tuhan.
Pati, 8 Maret 1995
Gue lahir sebagai pewaris dan penerus sah Dinasti yang dirikan oleh keluarga gue, Bramantyo Anggara itulah nama Papi gue sosok yang sangat hebat dalam hidup gue yang gue kagumi diurutan ke empat setelah posisi satu, dua, dan tiga milik Mami gue. Sejak kecil gue udah dituntut untuk memegang tanggung jawab besar milik keluarga Anggara ini. Anggara, adalah nama Kakek gue dia adalah orang yang hebat pada masanya. Begitulah setiap orang mengelu-elukannya ketika mereka mengenangnya, sayang sejak gue lahir dan hidup didunia ini gue belum pernah ketemu Beliau. Beliau udah meninggal dan semoga Engkau selalu mendapat tempat terbaik disisi-Nya kek, Amin.
Hari lahir gue sama dengan Mami gue, entah kenapa gue seneng tiap merayakan hari jadi gue ini. Waktu gue kecil gue selalu inget waktu gue nangis nama panggilan gue adalah PIA yang otomatis kayak cewek. Tapi Mami selalu ngehibur gue.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Alhamdulillah Tuhan, Pia sekarang udah nambah umur, udah nambah tua, semoga Tuhan selalu memberikan umur panjang, kesehatan, kesuksesan, kasih sayang, cinta, dan rejeki kepada Pia dan Pia bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi kedepannya. Pia juga berdoa jangan semoga Tuhan tidak merenggut kebahagia keluarga Pia. Jangan renggut Papi, Kak Angel, Kak Naya terutama Mami dari hidup Pia. Semoga Tuhan mengabulkan doa Pia ini walaupun Pia banyak sekali dosa terhadap Tuhan. Amin! -Prasetya Indrawan Anggara, 22 th, 8 Maret 2017-
Quote:
.
.
.
Miris gak ketika kita dengar sosok anak dalam berita yang menggugat Ibunya ke pengadilan? Dosa besar apakah yang dilakukan seorang Ibu sehingga seorang anak tega melakukan hal sekeji itu kepada Ibunya? Sungguh ironis, sedih, dan iba. Apakah tidak ada lagi cara yang lebih bermoral? Memang sekarang banyak juga seorang Ibu yang membuang anaknya. Tapi jumlahnya sangat sedikit dibandingkan dengan mereka yang mulia, mengurus anak dan suaminya dari sebelum subuh hingga larut malam. Saat suami dan anak-anaknya belum bangun, ibu sudah mulai bekerja. Pada malam hari ketika semua anggota keluarga tidur, barulah beliau beristirahat.
Pantaslah Tuhan murka jika seorang anak lupa diri dan durhaka kepada kedua orang tuanya. Jangankan membantah, apalagi memarahi, mengatakan "ah" saja tidak boleh. Karena Tuhan selalu mengingatkan untuk menghormati kedua orangtua terutama Ibu.
Ibu berkorban jiwa raga demi kelahiran anaknya. Mengandung sembilan bulan, kepayahan, kemudian sebelum melahirkan dirinya bertaruh nyawa. Maka, amat pantas jika Tuhan menempatkan seorang ibu dalam posisi kedua yang harus dimuliakan setelah manusia mengabdi kepada Allah sebagai Tuhannya.
Kedudukan mulianya memang wajar. Sejak dalam rahimnya, seorang anak bergantung pada ibu. Lewat tali ari-arinya seorang anak dalam rahim menyerap makanan yang ada dalam diri ibunya. Ketika seluruh organ tubuhnya terbentuk dan diberi nyawa, seorang ibulah yang merasakan getarannya sehingga kedekatan kita dengan ibu sudah terjalin sejak ada dalam rahimnya.
Setelah lahir dan besar, ibu pula yang berperan mengajarkan ilmu dalam bertutur kata dan menyerap ilmu kehidupan. Maka, pantaslah jika kemudian dikatakan bahwa "Surga itu ada di bawah telapak kaki ibu."Dengan peranan seorang ibu, anak manusia dapat melangkah menggapai surga. Memuliakan ibu dan ayah sama dengan memelihara kemajuan peradaban kemanusiaan. Begitu tingginya kedudukan orang tua sehingga berkhidmat kepadanya setara dengan berjihad di jalan Tuhan.
Pati, 8 Maret 1995
Gue lahir sebagai pewaris dan penerus sah Dinasti yang dirikan oleh keluarga gue, Bramantyo Anggara itulah nama Papi gue sosok yang sangat hebat dalam hidup gue yang gue kagumi diurutan ke empat setelah posisi satu, dua, dan tiga milik Mami gue. Sejak kecil gue udah dituntut untuk memegang tanggung jawab besar milik keluarga Anggara ini. Anggara, adalah nama Kakek gue dia adalah orang yang hebat pada masanya. Begitulah setiap orang mengelu-elukannya ketika mereka mengenangnya, sayang sejak gue lahir dan hidup didunia ini gue belum pernah ketemu Beliau. Beliau udah meninggal dan semoga Engkau selalu mendapat tempat terbaik disisi-Nya kek, Amin.
Hari lahir gue sama dengan Mami gue, entah kenapa gue seneng tiap merayakan hari jadi gue ini. Waktu gue kecil gue selalu inget waktu gue nangis nama panggilan gue adalah PIA yang otomatis kayak cewek. Tapi Mami selalu ngehibur gue.
Quote:
.
.
.
.
.
.
Quote:
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Alhamdulillah Tuhan, Pia sekarang udah nambah umur, udah nambah tua, semoga Tuhan selalu memberikan umur panjang, kesehatan, kesuksesan, kasih sayang, cinta, dan rejeki kepada Pia dan Pia bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi kedepannya. Pia juga berdoa jangan semoga Tuhan tidak merenggut kebahagia keluarga Pia. Jangan renggut Papi, Kak Angel, Kak Naya terutama Mami dari hidup Pia. Semoga Tuhan mengabulkan doa Pia ini walaupun Pia banyak sekali dosa terhadap Tuhan. Amin! -Prasetya Indrawan Anggara, 22 th, 8 Maret 2017-
Diubah oleh aspire4732 08-03-2017 16:04
1