- Beranda
- Stories from the Heart
Biro Detektif Supranatural PSYCH: Prince Charming #2
...
TS
dianmaya2002
Biro Detektif Supranatural PSYCH: Prince Charming #2
Biro Detektif Supranatural PSYCH: Prince Charming #2
Erick dan Darren kembali dihadapkan dengan seorang psikopat gila pecinta Disney Princess yang menyebut dirinya sebagai PRINCE CHARMING. Korban - korbannya selalu ditemukan dalam berbagai tema Disney Princess, seperti Stella Magnolia yang ditemukan ditepi dermaga dalam balutan kostum mermaid seperti Princess Ariel.
Apakah duo detektif ini dapat menghentikan kegilaan Prince Charming?
Apakah duo detektif ini dapat menghentikan kegilaan Prince Charming?
Hai Agan dan Aganwati...
Ane balik lagi nih buat posting sequel nya Biro Detektif Supranatural PSYCH
Yang masih penasaran sama Mbak Samantha Reindhaard bakal ane buat tambah penasaran lagi...
ini akun wattpad ane Anthazagoraphobia
karya ane:
Biro Detektif Supranatural PSYCH : Pieces #1
The Haunted Hotel La Chandelier
bagi cendol dan rate nya ya
DAFTAR ISI
Spoiler for Index:
Diubah oleh dianmaya2002 07-03-2017 13:20
zeref13 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
16.9K
Kutip
80
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
31.6KThread•42.6KAnggota
Tampilkan semua post
TS
dianmaya2002
#63
Spoiler for 28:
Leon dan para member Black Shadow Community berkumpul disebuah ruangan khusus yang telah disediakan oleh Harvey. Banyak yang tak menyangka jika pria berkacamata itu adalah seorang pria kaya raya dan punya banyak uang. Pekerjaannya cukup mudah yaitu membuat piranti lunak atau software keamanan khusus bagi perusahaan – perusahaan besar agar data – data penting yang mereka miliki tidak mudah dicuri orang lain.
Ruangan itu dipenuhi monitor layar datar berukuran 42 inch ditambah lagi kecepatan internet yang mencapai 3gb/s dengan menara sinyal. Belum lagi perangkat komputer dengan versi terbaru yang bahkan belum dijual di pasaran. Leon dan yang lainnya hanya dapat terkagum – kagum sambil memanjakan mata mereka menatap berbagai perangkat komputer idaman para geek yang memenuhi ruangan itu.
"Ayo sebaiknya kita mulai bekerja sebelum pangeran terkutuk itu menghilang tanpa jejak lagi."
Entah sebuah keajaiban, keberuntungan atau hanya kebetulan semata, para member Black Shadow Community dapat mengetahui dimana keberadaan Prince Charming melalui pelacakan IP address.
"Apa ini tidak terlalu mudah?" gumam salah seorang member Black Shadow Community bernama Tom.
"Kau benar!" ujar Harvey membenarkan. Lalu menatap Leon. "Kau bilang misi penggerebekan Prince Charming gagal total dan mengakibatkan banyak korban jiwa."
"Jadikan kegagalan sebagai pengalaman." Ujar Roland sambil menatap layar monitor dihadapannya.
"Kau benar! Jika tidak dicek maka kita tidak akan tahu kebenarannya." Tambah Gordon.
Leon pun langsung menghubungi pihak kepolisian dan juga PSYCH agar segera meluncur kesana. Berharap agar mereka dapat menangkap pelaku dibalik teror mengerikan tersebut.
***
Bayu dan anak buahnya bersiap memasuki sebuah gedung apartemen tua yang nyaris ambruk. Tempat itu adalah tempat dimana Prince Charming berada. Mereka melangkah masuk kedalam gedung tersebut dengan senjata beramunisi penuh. Masih teringat bagaimana kesatuan mereka diporak – porandakan dengan begitu mudah.
PSYCH berjalan diantara para polisi itu tentunya dengan pistol yang berada ditangan mereka masing – masing. Sebuah alat deteksi yang dipegang oleh Jared terus berkedip menandakan bahwa sebentar lagi mereka akan sampai kedalam ruangan yang diduga milik Prince Charming.
Pintu ruangan tersebut terbuka sangat lebar. Mereka melangkah dengan hati – hati sebelum akhirnya memasuki ruangan tersebut. Ruangan tersebut sangat berantakan dengan komputer menyala. Bungkus – bungkus makanan ringan yang bertebaran diberbagai sudut ruangan. Kardus berisi pizza basi yang digerumuti oleh semut dan binatang kecil lainnya.
Sebuah kursi kayu yang mulai rapuh diletakkan ditengah ruangan. Diatasnya tergeletak selembar kertas putih dan juga sebuah origami berbentuk burung bangau berwarna putih. Erick mengambil kertas tersebut. Membuka lipatannya perlahan lalu membacanya.
"Ikuti langkah sang punguk maka kau akan bertemu dengan sang putri." Ujar Erick membaca tulisan yang tertulis diatas kertas itu.
Setelah membaca kalimat tersebut, bangau kertas yang tadinya tergeletak diatas kursi tiba – tiba saja terbang. Erick memberikan aba – aba agar sebagian dari mereka ikut dengannya untuk mengikuti burung bangau kertas tersebut. Sebagian lagi bertugas untuk mencari bukti – bukti diruangan itu. Sementara tim yang lainnya bertugas untuk mengepung gedung apartemen terbengkalai tersebut.
Bangau kertas tersebut membawa mereka ke sebuah ruangan apartemen yang berada di lantai 4 tepatnya ruangan no.2489. Mereka kembali waspada. Takut jika si pembunuh memberikan serangan tiba – tiba yang dapat melumpuhkan mereka begitu saja. Erick dan Darren terlebih dulu memasuki ruang apartemen tersebut.
Ruang apartemen tersebut dipenuhi oleh coretan graviti berbagai warna. Sampah bertebaran dimana – mana. Langit – langit ruanga tersebut runtuh dan menciptakan lubang besar. Mereka tidak menemukan apa pun diruang tamu maupun di dapur. Akhirnya mereka memeriksa dua buah kamar yang berada diruangan itu.
Mereka sangat terkejut ketika menemukan sesosok wanita bergaun merah muda terbaring diatas bathup dalam keadaan tak bernyawa. Dibagian kepalanya tertancap sebuah sepatu hak tinggi yang terbuat dari kaca. Didinding kamar mandi tertulis, "Dia hanya butuh pesta, gaun yang indah, riasan sempurna dan sepatu hak tinggi yang akan membuatnya tampil lebih memukau."
"Lakukan olah tkp." Ujar Bayu singkat.
Dari arah kamar tidur yang lainnya terdengar suara televisi menyala. Mereka semua terkejut bukan main. Lagi – lagi Erick dan Darren mendekati arah suara tersebut diikuti oleh anggota kepolisian. Perlahan mereka memasuki kamar tidur yang tepat berada didepan tempat penemuan mayat tersebut. Televisi tersebut menyala padahal kabel kontaknya tergeletak begitu saja. Intinya televisi tersebut menyala tanpa daya listrik.
Gambar pada televisi tersebut memburam hingga perlahan menampilkan sosok berjubah hitam yang mengenakan topeng tengkorak. Sosok tersebut adalah Prince Charming.
"Aku senang bertemu kalian semua disini tapi aku juga merasa sedih karena tugasku hampir selesai dan kita tidak akan bertemu lagi tentunya untuk beberapa saat. Tapi jangan khawatir! Kalian akan bertemu dengan anggota DEMONS yang lainnya. Mereka akan menampilkan teror – teror yang lebih gila dan tidak masuk akal lebih dari diriku."
"Sial!"umpat Bayu.
"Bayu Satrio! Jaga emosimu! Kau tahu jika kau sering marah – marah maka kau akan cepat tua dan berakhir di neraka bersamaku. Aku tidak keberatan jika kau mau menemaniku."
Erick mengepalkan tangannya. Menahan emosi.
"Kalian pasti telah bertemu Cinderela! Bagaimana? Cantik bukan? Aku susah payah mendadaninya agar malam ini terlihat spesial."
"..."
"Sebelum aku pergi! Aku akan memberitahukan siapa wanita istimewa yang akan menjadi korbanku selanjutnya. Kali ini aku akan mempermudahnya! Nama wanita itu adalah Soraya Narayan. Lindungilah dia sebisa mungkin. Jika kalian lengah maka aku akan menangkapnya! Ciao!"
Televisi usang itu pun mati dengan sendirinya. Sebelum akhirnya meledak dan hancur menjadi kepingan kecil.
***
Leon memeriksa seperangkat komputer yang mereka sita sebagai barang bukti dari gedung apartemen tersebut. Saat Leon hendak mengaktifkannya, komputer tersebut mengalami konsleting parah. CPU-nya mengeluarkan asap yang baunya seperti kabel terbakar. Lalu mati total dan tidak dapat dinyalakan kembali.
Leon begitu kesal hingga melayangkan tinjunya kearah tembok. Meluapkan amarahnya yang memuncak. Padahal tinggal sedikit lagi, ia dapat mengungkap jati diri Prince Charming. Devon yang berada disebelahnya hanya menepuk bahunya pelan. Menyalurkan sedikit semangat pada rekannya itu.
Pihak kepolisian menerima hasil forensik dari pihak koroner. Korban keenam bernama Kaleya Mentari atau si cantik Cinderela.
***
Setelah mengetahui korban ketujuh, Bayu dan satuan kepolisian langsung menuju kediaman Soraya Narayan. Wanita itu adalah seorang kandidat dalam pencalonan presiden Metropolis.
"Apa kalian serius?" ujarnya tak percaya sambil menatap Bayu yang duduk dihadapannya.
"Kami serius Miss Narayan." Jawab Darren hingga wanita itu beralih menatapnya. "Anda dalam bahaya! Oleh karena itu kami disini untuk melindungi anda."
Soraya menghembuskan nafas kasar. Yah memang setelah memberitahukan kepada publik tentang niatnya untuk mencalonkan diri di PILPRES Metropolis selanjutnya, ia mendapatkan beberapa sms berisi kalimat ancaman. Surat kaleng tanpa nama pengirim. Hadiah berisi bangkai binatang yang telah membusuk. Bahkan mobilnya pernah dilempari dengan telur busuk.
"Baiklah! kebetulan aku tidak ada kegiatan. Aku juga tidak berencana pergi kemana – mana. Kalian bisa berkoordinasi dengan para pengawalku." Ujarnya sebelum berlalu dari hadapan mereka semua.
Malam itu sangat hening dan mencekam. Hujan turun sangat lebat. Petir bergemuruh. Udara didalam rumah Soraya menjadi sangat dingin. Beberapa petugas kepolisian yang berjaga menahan kantuknya dengan susah payah. Padahal mereka telah meminum secangkir kopi hitam panas yang kental dan pahit tapi sepertinya tidak berefek sama sekali. Setelah berjuang melawan kantuk akhirnya mata mereka terpejam dengan sendirinya.
Erick dan Darren masih terjaga. Merasa ada yang ganjil dan aneh akhirnya mereka berdua berlari menuju kamar Soraya.
"Miss Narayan apa kau didalam?" ketuk Erick pelan namun tak ada sahutan sama sekali.
"Kita buka paksa saja." ujar Darren.
Erick mengangguk. Lalu mereka berdua mendobrak pintu tersebut. Mereka terkejut ketika tidak menemukan Soraya Narayan dimana pun. Kamar itu kosong.
"ERICK! CEPAT KEMARI!" teriak Darren dari dalam kloset milik Soraya.
Erick memasuki kloset tersebut dan berdiri disebelah Darren yang tengah menatap sebuah cermin besar. Diatasnya terdapat sebuah puisi singkat yang ditulis menggunakan lipstik berwarna merah darah.
"Aku adalah seorang putri yang mempunyai kekuatan yang besar
Sayangnya aku tidak dapat mengendalikannya sama sekali
Hingga aku memutuskan untuk mengurung diriku dalam istana es abadi."
Ponsel Erick berbunyi. Ia tahu jika si penelepon adalah Prince Charming.
"Halo..."
"Kalian tetap saja ceroboh padahal aku telah berbaik hati memberitahu siapa korban terakhirku."
"Dimana dia?"
"Ada disebuah gudang penyimpanan es di Distrik E. Kemarilah! Kita akhiri semuanya malam ini."
"Aku akan kesana."
"Kira – kira aku atau kau yang akan bertahan?"
Erick memutuskan sambungan telepon itu secara sepihak. Menepuk bahu Darren pelan.
"Ayo kita selamatkan dia."
***
kalo ada typo / kalimat absurd kasih tau lewat komen yakk XD
horee cerita ini hampir kelar...
*Langsung ngelirik folder isi cerita La Chandelier*
0
Kutip
Balas