training hari pertama berjalan dengan mulus.
aku menerima materi tentang perusahaan.
mulai dari bisnis plan sampai ke sejarahnya.
sebuah pengalaman baru dapat bergabung di perusahaan besar dengan budaya yang kental.
membuatku mendapatkan wawasan baru.

sepulang kerja, aku segera menuju ke pabrik tempatku bekerja sebelumnya.
disana kudatangi kantor personalia tempat pak leo berada.
suasana sudah mulai sepi karena sudah jam pulang.
kuketuk perlahan pintu ruangan pak leo.

aku: " assalamualaikum, permisi? "

"wa'alaikumsalam, silahkan masuk " terdengar suara dari dalam ruangan.

aku masuk dan kembali menutup pintu.
diruangan itu hanya tinggal pak leo sendiri sedang duduk didepan komputernya.

pak leo: " silahkan duduk yo "
aku: " baik pak "
pak leo: " jadi bagaimana trainingnya hari ini? " ( sambil tersenyum )
aku: " eh, maaf? kok bapak tau? "
pak leo: " ooh, pak tukul sudah bercerita banyak kepada saya "

aku hanya terdiam dan bingung harus berbicara apa, sebab pakde sudah terlebih dahulu memberitahu pak leo.

pak leo: " kamu nggak usah terlalu bingung, saya juga ikut bersyukur kamu diterima ditempat yang jauh lebih baik daripada disini, selamat ya? "

pak leo mengulurkan tangannya.
aku menerima jabat tangan beliau dengan sedikit kikuk. ada kebingungan karena tidak bisa menebak sikap pak leo.

pak leo: " jadi bagaimana trainingnya? "

pak leo kembali mengulang pertanyaan beliau karena aku tak kunjung menjawab.

aku: " eh, alhamdulillah berjalan dengan lancar pak "
pak leo: " alhamdulillah, memang seharusnya sebuah perusahaan mempunyai divisi training untuk meningkatkan SDM karyawannya, kalau menurut tiyo gimana dengan adanya training tadi? "
aku: " menurut saya, dengan adanya training, membantu karyawan baru untuk cepat beradaptasi dengan budaya perusahaan yang baru pak "
pak leo: " budaya ya? hmmm, , , disini nggak pernah saya melihat itu semenjak saya masuk. . . "

aku kembali terdiam dan hanya memperhatikan pak leo yang nampak berpikir dan tersenyum.

pak leo: " oh iya, jadi kamu mau apa tadi? "
aku: " saya ingin mengundurkan diri pak, sekaligus berpamitan "
pak leo: " lalu? "
aku: " saya juga ingin berterimakasih karena sudah diberikan kesempatan bekerja ditempat ini."
pak leo: " ya, sama sama, , , saya juga berterimakasih karena selama bergabung ditempat ini kamu sudah menunjukan kinerja yang baik. pertahankan etos kerja dan idealisme kamu "
aku: " baik pak "
pak leo: " ya sudah kalau gitu, jaga diri baik2 ditempat kerja yang baru, jangan sampai mengalami kecelakaan kerja lagi "
aku: " eh, iya pak, saya akan lebih berhati hati lagi, kalau begitu saya pamit dulu pak "
pak leo: " silahkan, hati hati dijalan yo "
aku: " baik pak, terimakasih, assalamualaikum "
pak leo: " waalaikumsalam "

aku keluar dari ruangan meninggalkan pak leo yang masih tersenyum sambil memperhatikanku.
ada perasaan lega setelah semua ini berjalan dengan lancar.
kembali keyakinanku terhadap niatan baik yang dilakukan dengan baik akan membawa hasil yang baik juga semakin menguat.
satu prinsip bertambah dari pengalaman yang kulalui.
aku pun dapat pulang dan membuka lembaran baru di tempat yang baru dengan tenang.

=======

setelah hari itu, aku dapat menjalankan training dengan tenang.
rutinitasku sedikit berubah setelahnya.
kini aku masuk setengah jam lebih akhir dari tempat kerja sebelumnya.
training juga sudah hampir seminggu.
pada akhir masa training, aku yang dihari ketiga sudah diberitahu akan ditempatkan di bagian pembuatan bulb kaca lampu,
bersama teman2 yang lain akan diberikan kontrak PKWT (Perjanjian Kerja Waktu Tertentu) yang harus kami tanda tangani.
awalnya aku sudah sangat antusias dengan hari penandatanganan.
namun ternyata pada hari itu aku dan beberapa teman yang rencananya akan ditempatkan di glass, menerima pemberitahuan yang cukup mengagetkan.

" perjanjian kontrak kami dipending dahulu sampai waktu yang belum bisa ditentukan karena glass sedang melaksanakan overhaul "

aku sempat terkejut juga oleh berita ini.
disaat mayoritas teman kami yang lain sudah menandatangani kontrak dan akan mulai bekerja,
aku dan lima orang lainnya harus menunggu terlebih dahulu.
kami dipersilahkan pulang dan akan dipanggil lagi untuk menerima pemberitahuan berikutnya.
awalnya kami sempat sangsi, namun pihak manajemen meyakinkan jika kami ini sudah diterima, tinggal menunggu reorganisasi dan penempatan ulang bagi kami berenam.
akhirnya setelah saling bertukar kontak antara kami berenam, kami membubarkan diri untuk pulang.

aku menceritakan kepada pakde tukul apa yang kudengar dari manajemen hari ini.
beliau mengangguk angguk dan meyakinkanku jika itu memang benar.
aku kembali harus menunggu tanpa ada pekerjaan lagi karena sudah terlanjur resign ditempat yang dulu.
kembali kuteringat masa2 tidak enak ketika harus nganggur.
bagaimana tidak menyenangkannya bude ros kepadaku. .
akhirnya kuputuskan sembari menunggu panggilan, aku akan pulang saja.
pakde tukul mengijinkanku pulang, karena sudah setengah tahun aku disini.
maka sore itu aku segera menuju stasiun bangil untuk memesan tiket kereta logawa untuk esok hari.

=======

aku: " pakde, aku pamit dulu ya? "
pakde: " ya, ati2 yo, salam buat ibu dan bapakmu "
aku: " oke deh "
bude at: " kalau sudah sampai jangan lupa ngabari ya? "
aku: " beres bude, hehe "

aku mencium tangan beliau berdua dan segera berangkat menuju stasiun.

kereta logawa datang.
jam menunjukan pukul 09.25, terlambat 25 menit dari jadwal yang sudah tertulis ditiket.
aku segera mengambil posisi disekitaran peron jalur 2, tempat kereta akan berhenti.
setelah berhenti, para calon penumpang segera masuk kedalam kereta.
jumlah penumpang dari stasiun bangil ini tidak terlalu ramai, hanya ada beberapa orang saja.
mungkin karena ini hari kerja, jadi tidak terlalu banyak seperti saat musim liburan.

aku masuk kedalam gerbong dan mulai menegok kanan dan kiri mencari tempat kosong.
tak lama kulihat ada satu tempat duduk, segera saja kuhampiri sebelum digunakan orang lain.

aku: " permisi pak? apakah tempat ini kosong? "
bp: " iya nak, ini kosong, silahkan " (sambil menggeser duduknya agar muat diduduki tiga orang "
aku: " terimakasih pak "

tas dan kardus berisi jajan yang dipersiapkan pakde tukul sebagai oleh2 kuletakan di rak bagian atas tempat duduk.
setelah kurasa rapi, aku duduk disebelah bapak yang tadi kuajak bicara.

tempat duduk ini berada ditengah gerbong.
disebelahku duduk seorang bapak yang kuperkirakan berusia 50an,
kemudian disebelahnya duduk seorang perempuan muda yang sedang bermain HP sambil mengenakan masker.
didepan kami, duduk tiga orang perempuan paruh baya.
mereka nampak memperhatikanku dan tersenyum.
akupun membalas senyuman mereka.

tak lama, bapak disebelahku berbasa basi membuka percakapan.
beliau menanyakan pertanyaan standar yang biasa ditanyakan ketika bertemu orang baru dalam sebuah perjalanan.

"mau kemana nak? "

aku tersenyum dan menjawab

" mau pulang pak, ke p********** "
.
bapak itu sempat kurang familiar dengan kabupaten P,
maka kuceritakan kepadanya informasi yang mudah diterima dari tempat tinggalku.
ibu2 didepan kami juga ikut terlibat dalam pembicaraan.
sedangkan perempuan muda dipojok lebih memilih diam sambil terus memainkan HPnya.
walau kutau jika dia mengikuti pembicaraan kami.

setelah cukup lama bercakap cakap, tanpa terasa kami sudah tiba disurabaya.
bapak yang duduk disebelahku ini turun disini bersama ibu2 dan juga perempuan muda itu.
kami sempat saling berjabat tangan dan berpamitan satu sama lain.
ada seutas doa yang terucap agar dapat bertemu kembali suatu hari nanti dikeadaan yang lebih baik.
kuakui, perjalanan menggunakan kereta api adalah salahsatu pembelajaran sosial bagiku.
karena dengan sistem yang masih tanpa tempat duduk (ekonomi)
maka kami akan berusaha bersosialisasi dengan para penumpang lainnya.
walau sebenarnya mungkin tujuan awal adalah agar mendapatkan tempat duduk,
namun nilai2 budaya ketimuran yang ada membuat kami akan bercakap2 satu sama lain.
dari sinilah aku belajar tentang etika dan adab dalam bersosialisasi.
bagaimana menempatkan prioritas dalam masyarakat. .
apakah pantas kita duduk sedangkan disisi lain mungkin masih ada orang yang lebih membutuhkan.
atau bagaimana cara bersikap dengan orang baru yang usianya diatas kita.
sebuah budaya luhur yang diera sekarang sudah mulai terkikis oleh tingkah apatis generasi mudanya.
sungguh sangat disayangkan.

====

jam telah menunjukan pukul 20:15,
kereta yang kunaiki sudah berhenti distasiun Kutoarjo.
aku sedang antri untuk turun dari kereta.
kulihat cukup banyak penumpang yang turun disini.

setelah menginjakkan kembali kakiku di kota asal,
ada sebuah perasaan yang tidak bisa diceritakan.
senang, bahagia, haru, bercampur jadi satu bersama kenangan awal kala aku meninggalkannya setengah tahun yang lalu.
mungkin inilah kenikmatan dari seorang perantau, kala menjejakan kaki kembali ditanah asalnya.
kala semua kenangan kota asal kepergian kembali semerbak memenuhi ingatan.
membawa segala romansa dari masa yang telah lalu.

(sebuah obat kerinduan sejati dari para perantau bukanlah ketika bertemu kekasih,
namun ketika kembali pulang dan merasakan perasaan semacam ini.
apalagi ketika bertemu orang tua yang senantiasa menanti kepulangan kita. .)

(bersambung)

preview part berikutnya:
aku pulang kerumah dan mendapati jika dirumah sedang ada desas desus yang cukup mengerikan. . .
aku tertantang untuk melakukan penelusuran. . .
horor story is back!!!!!!