- Beranda
- Stories from the Heart
CINTA TERHALANG WASIAT
...
TS
antinakaba
CINTA TERHALANG WASIAT
Part 1
Namaku pay. umurku saat itu 7 tahun (program pertama pemerintah masuk SD umur 7 tahun dan wajib belajar 6 tahun). Aku dititipkan di rumah nenek karena (mungkin) mamiku tidak mampu mengurusku. Mamiku melahirkan adikku yg ke-5, sementara mami bekerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan. aku sangat sedih ktk mami menitipkanku di rumah nenek, sampai2 aku tdk keluar kamar ketika mamiku pulang.
setelah kudengar suara mobil papi tanda mereka udah pulang, akupun keluar kamar..
Hingga suatu hari, tepatnya hari sabtu, aku lihat paman pulang kerja n bawa anak perempuan yg imut. Rambutnya pendek,bajunya kayak cowok. Hampir aja aku mengira dia cowok, tp aku liat ada anting ditelinganya, yah pastilah cewek. Aku senang dapat teman bermain. Ternyata dia sepupuku, anak saudara mami
Diapun masuk rumah dan sepertinya dia udah biasa ke rumah nenek. dia langsung narik ke kursi dan duduk di depan akuarium.
Om amin (saudara mami) memang senang memlihara binatang. Di rumah nnk byk peliharaan, ada burung, ikan, ayam, marmut, dll. Rumah nnk jadi rame dgn suara2 burung. Selain itu ada juga pohon buah spt salak, kedondong, delima, coklat, mangga, sawo dll. Sepertinya akan menyenangkan tinggal disini.
Lalu aku mendekati anak itu :
Sejak hari itu, aku tdk sedih lagi berpisah dgn klrgku. Tiap hari sabtu aku bermain dgn nana. Senin dia pulang lg ke rumahnya kalau om amin berangkat kerja, soalnya dia juga udah sekolah. Umurnya setahun dibawahku.
part 31
part 32
part 33
part 34
part 35
part 36
part 37
Namaku pay. umurku saat itu 7 tahun (program pertama pemerintah masuk SD umur 7 tahun dan wajib belajar 6 tahun). Aku dititipkan di rumah nenek karena (mungkin) mamiku tidak mampu mengurusku. Mamiku melahirkan adikku yg ke-5, sementara mami bekerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan. aku sangat sedih ktk mami menitipkanku di rumah nenek, sampai2 aku tdk keluar kamar ketika mamiku pulang.
Quote:
setelah kudengar suara mobil papi tanda mereka udah pulang, akupun keluar kamar..
Quote:
Hingga suatu hari, tepatnya hari sabtu, aku lihat paman pulang kerja n bawa anak perempuan yg imut. Rambutnya pendek,bajunya kayak cowok. Hampir aja aku mengira dia cowok, tp aku liat ada anting ditelinganya, yah pastilah cewek. Aku senang dapat teman bermain. Ternyata dia sepupuku, anak saudara mami
Diapun masuk rumah dan sepertinya dia udah biasa ke rumah nenek. dia langsung narik ke kursi dan duduk di depan akuarium.
Om amin (saudara mami) memang senang memlihara binatang. Di rumah nnk byk peliharaan, ada burung, ikan, ayam, marmut, dll. Rumah nnk jadi rame dgn suara2 burung. Selain itu ada juga pohon buah spt salak, kedondong, delima, coklat, mangga, sawo dll. Sepertinya akan menyenangkan tinggal disini.
Lalu aku mendekati anak itu :
Quote:
Sejak hari itu, aku tdk sedih lagi berpisah dgn klrgku. Tiap hari sabtu aku bermain dgn nana. Senin dia pulang lg ke rumahnya kalau om amin berangkat kerja, soalnya dia juga udah sekolah. Umurnya setahun dibawahku.
Spoiler for part 1 - 20:
Spoiler for sesi 2:
part 31
part 32
part 33
part 34
part 35
part 36
part 37
Diubah oleh antinakaba 06-03-2017 21:59
anasabila memberi reputasi
1
17.7K
145
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
antinakaba
#120
part 37
Ultah nenek udah dekat. Om amin berinisiatif untuk memberi nenek kejutan di hari ultahnya. Kami mempersiapkan acaranya secara sembunyi2. Semua harus berperan aktif. K risa melatih ari, rian, novi, zul dan atul untuk menyanyi lagu nasyid anak2. Cici dan dini membacakan puisi. Aku, nana, dan ria gantian jadi MC. K risva melantunkan ayat2 suci alqur’an. k hendra membacakan terjemahannya.
Tiba malam yang ditunggu2. Nenek tampak heran melihat kita sibuk dandan dan mengatur segala persiapan acaranya...
Om amin enggak ngundang banyak orang, hanya saudara2 dekat saja. Acarapun berjalan lancar. Tiba penghujung acara, nenek membacakan kesan dan pesan sekaligus wasiat untuk anak2 dan cucunya.
Banyaklah pesan2 nenek wktu itu. Intinya keluarga besar ini harus menjaga nama baik keluarga, menjunjung tinggi rasa nasionalisme dan agama, sholat 5 waktu tidak boleh ditinggalkan. Dan yang paling menusuk bagi aku, tidak boleh ada yang menikah sesama cucu2 nenek.
Nenek,”dan ini yang paling nenek tekankan. Kalian wahai cucu2ku. Kalian itu bersaudara, jadi jangan ada di antara kalian yang saling menikah. Anak2ku juga dengarkan ini baik2, jaga hubungan mereka jangan sampai ada yang kebablasan.”
Mata nenek nampak berkaca2. Suasana nampak hening. Aku melirik ke k hendra dan ria, mereka juga kayaknya menangis. Aku sebenarnya ingin protes, tapi apa daya, ini sudah keputusan nenek.
Setelah tamu2 udah pada pulangan, tinggal anak2 dan cucu2 nenek. Kita buka kado rame2. Ada yang ngasih indomie goreng 1 kardus. Nenek memang doyan makan itu. Yang lucu kado dari om amin, baju2 nenek yang ada di lemari dibungkus seolah2 baju baru. Nenek pun ngomong, “ ini kan baju nenek yang kemarin nenek cari2, pantasan hilang, ternyata kamu yah amin yang ngambil”...ha...ha...kami semua tertawa.
Skip...skip...
Tak berselang lama, liburan pun tiba. Yang biasanya kami liburan di rumah nenek, kali ini kami berpencar2. Aku dan ari ke surabaya, cici dan nana ke kendari. Baru 3 hari kami di surabaya, ternyata terdengar kabar nenek meninggal dunia. Tante ros dan suaminya sibuk nyari tiket pesawat untuk pulang ke makassar. Aku sebenarnya pengen ikut pulang, tapi aku disuruh nungguin anak2nya tante ros. Anak tante ros 3, dzul seumuran athul, novi seumuran dede sany dan alif umur 5 tahun.
Aku kembali terkenang masa2 aku tinggal bersama nenek. Selama 6 tahun aku disana dengan penuh suka dan duka. Haaa, bukannya nana dan cici juga ada di kota kendari? Apa mereka pulang yah waktu nenek meninggal?
Skip...skip...
Sudut pandang nana
Aku dan cici diajak k via ke kota kendari untuk liburan. Baru 2 hari kami disana, mami aini nelpon kalau nenek sakit. Kami disuruh cepat balik buat rawat nenek. Kasihan nenek tiap pagi sendiri aja. Om amin dan kakek harus kerja. Cuma bi ijah yang temanin di rumah.
Kami coba ngomong sama k via untuk cepat2 balik, tapi kata k via nanti setelah acara seminar di kampus baru kita boleh balik. K via dosen di salah satu universitas di kendari. Anaknya baru satu waktu itu, rizky umur 7 bulan. Lagi lucu2nya memang.
Hari ke 4 kami di kendari, mami nelpon kalau nenek udah meninggal. Kami kaget dan menangis histeris waktu itu. Kami bingung gimana caranya hubungin k via yang udah berangkat kerja. Semua nomor telpon yang ada di dekat telpon kami hubungin, tapi enggak ada hasil. Akhirnya aku nekat ke tempat kerja k via naik ojek, cici yang jaga rizky di rumah. Alhamdulillah aku bisa ketemu k via. K via segera menghubungi travel dan memesan 3 tiket pesawat, tapi ternyata Cuma 1 yang kosong. K via mana berani ninggalin kami sendiri di kota orang. Terpaksa kita naik mobil sambung, udah enggak kedapatanlah jenazah nenek.
Sesampai di rumah nenek, suara tangis orang2 udah terdengar. Gimana enggak sedih, tante rifa dan tante ros juga telat datangnya. Tante ros pesawatnya ada kerusakan sehingga harus berhenti di bali dan nunggu sampai beberapa jam. Alhasil aku dan cici tiba lebih dulu daripada tante ros.
Berita kematian nenek sangat mengejutkan, soalnya sakitnya Cuma 3 hari langsung meninggal. Sakitnya pun tidak diketahui, karena nenek paling susah disuruh ke dokter. Selama ini memang nenek enggak pernah diopname. Malah kakek yang udah berapa kali masuk RS karena penyakit gula.
Aku mulai mengenang masa2 aku bersama nenek. K pay, kamu kok enggak datang sih? Padahal aku ingin disaat sekarang ada k pay. Kita sama2 mengenang nenek. Walaupun banyak orang disini yang sibuk mempersiapkan acara takziyah selama 7 hari, tapi rasanya sepi tanpa nenek dan k pay. Aku menyusuri sudut2 ruangan satu persatu. Terbayang lagi saat2 bersama k pay disini. Saat kita bermain dan tidur siang bersama.
Yah, nenek selalu menyuruh kami tidur siang. Pernah sekali aku mainan halma sama k pay. Tau kan kalau main halma tuh lama selesainya. Pas udah seru2nya aku main sama k pay, eh...nenek malah nyuruh kita tidur. K pay sih seneng2 aja, soalnya udah hampir kalah. Aku yang dongkol banget. Aku kan jarang menang, pas aku udah hampir menang, permainan harus terhenti....
Di kamar ranjangnya tingkat 2. Biasanya aku tidur di bawah sama bi ijah, k pay tidur di atas. Tapi kalau siang, aku sering tidur di atas bareng k pay, soalnya di atas dingin, ada ventilasinya sehingga banyak angin yang masuk lewat celah2 ventilasi. Tapi siang itu sangat panas menyengat. K pay dengan santainya buka baju dan melemparkan bajunya ke arahku..
Waktu itu aku belum ngerti maksud k pay, sekarang aku baru ngeh, apa maksud k pay main dalam tanda kutip? Jadi merinding aku kalau ingat itu. Mana kancing bajuku juga udah terbuka semua karena dikelitikin. K pay Cuma geleng2 kepala dan menjatuhkan tubuhnya di atasku. Kurasakan detak jantungnya di dadaku saat tubuhnya menindihku. Aku segera mendorongnya dan bilang kalau aku sesak napas. Sumpah, waktu itu aku betul2 polos. Enggak ada pikiran sama skali kalau yang k pay maksud itu main begituan. Aku pake lagi bajuku.
Akupun turun dan tertidur. Entah apa yang ka pay lakukan di atas. Aku enggak mau su’udzon....(piss k pay)
Daripada pusing mikirin k pay, mending dengerin lagu dulu ah..
Tiba malam yang ditunggu2. Nenek tampak heran melihat kita sibuk dandan dan mengatur segala persiapan acaranya...
Quote:
Om amin enggak ngundang banyak orang, hanya saudara2 dekat saja. Acarapun berjalan lancar. Tiba penghujung acara, nenek membacakan kesan dan pesan sekaligus wasiat untuk anak2 dan cucunya.
Banyaklah pesan2 nenek wktu itu. Intinya keluarga besar ini harus menjaga nama baik keluarga, menjunjung tinggi rasa nasionalisme dan agama, sholat 5 waktu tidak boleh ditinggalkan. Dan yang paling menusuk bagi aku, tidak boleh ada yang menikah sesama cucu2 nenek.
Nenek,”dan ini yang paling nenek tekankan. Kalian wahai cucu2ku. Kalian itu bersaudara, jadi jangan ada di antara kalian yang saling menikah. Anak2ku juga dengarkan ini baik2, jaga hubungan mereka jangan sampai ada yang kebablasan.”
Mata nenek nampak berkaca2. Suasana nampak hening. Aku melirik ke k hendra dan ria, mereka juga kayaknya menangis. Aku sebenarnya ingin protes, tapi apa daya, ini sudah keputusan nenek.
Setelah tamu2 udah pada pulangan, tinggal anak2 dan cucu2 nenek. Kita buka kado rame2. Ada yang ngasih indomie goreng 1 kardus. Nenek memang doyan makan itu. Yang lucu kado dari om amin, baju2 nenek yang ada di lemari dibungkus seolah2 baju baru. Nenek pun ngomong, “ ini kan baju nenek yang kemarin nenek cari2, pantasan hilang, ternyata kamu yah amin yang ngambil”...ha...ha...kami semua tertawa.
Skip...skip...
Tak berselang lama, liburan pun tiba. Yang biasanya kami liburan di rumah nenek, kali ini kami berpencar2. Aku dan ari ke surabaya, cici dan nana ke kendari. Baru 3 hari kami di surabaya, ternyata terdengar kabar nenek meninggal dunia. Tante ros dan suaminya sibuk nyari tiket pesawat untuk pulang ke makassar. Aku sebenarnya pengen ikut pulang, tapi aku disuruh nungguin anak2nya tante ros. Anak tante ros 3, dzul seumuran athul, novi seumuran dede sany dan alif umur 5 tahun.
Aku kembali terkenang masa2 aku tinggal bersama nenek. Selama 6 tahun aku disana dengan penuh suka dan duka. Haaa, bukannya nana dan cici juga ada di kota kendari? Apa mereka pulang yah waktu nenek meninggal?
Skip...skip...
Sudut pandang nana
Aku dan cici diajak k via ke kota kendari untuk liburan. Baru 2 hari kami disana, mami aini nelpon kalau nenek sakit. Kami disuruh cepat balik buat rawat nenek. Kasihan nenek tiap pagi sendiri aja. Om amin dan kakek harus kerja. Cuma bi ijah yang temanin di rumah.
Kami coba ngomong sama k via untuk cepat2 balik, tapi kata k via nanti setelah acara seminar di kampus baru kita boleh balik. K via dosen di salah satu universitas di kendari. Anaknya baru satu waktu itu, rizky umur 7 bulan. Lagi lucu2nya memang.
Hari ke 4 kami di kendari, mami nelpon kalau nenek udah meninggal. Kami kaget dan menangis histeris waktu itu. Kami bingung gimana caranya hubungin k via yang udah berangkat kerja. Semua nomor telpon yang ada di dekat telpon kami hubungin, tapi enggak ada hasil. Akhirnya aku nekat ke tempat kerja k via naik ojek, cici yang jaga rizky di rumah. Alhamdulillah aku bisa ketemu k via. K via segera menghubungi travel dan memesan 3 tiket pesawat, tapi ternyata Cuma 1 yang kosong. K via mana berani ninggalin kami sendiri di kota orang. Terpaksa kita naik mobil sambung, udah enggak kedapatanlah jenazah nenek.
Sesampai di rumah nenek, suara tangis orang2 udah terdengar. Gimana enggak sedih, tante rifa dan tante ros juga telat datangnya. Tante ros pesawatnya ada kerusakan sehingga harus berhenti di bali dan nunggu sampai beberapa jam. Alhasil aku dan cici tiba lebih dulu daripada tante ros.
Berita kematian nenek sangat mengejutkan, soalnya sakitnya Cuma 3 hari langsung meninggal. Sakitnya pun tidak diketahui, karena nenek paling susah disuruh ke dokter. Selama ini memang nenek enggak pernah diopname. Malah kakek yang udah berapa kali masuk RS karena penyakit gula.
Aku mulai mengenang masa2 aku bersama nenek. K pay, kamu kok enggak datang sih? Padahal aku ingin disaat sekarang ada k pay. Kita sama2 mengenang nenek. Walaupun banyak orang disini yang sibuk mempersiapkan acara takziyah selama 7 hari, tapi rasanya sepi tanpa nenek dan k pay. Aku menyusuri sudut2 ruangan satu persatu. Terbayang lagi saat2 bersama k pay disini. Saat kita bermain dan tidur siang bersama.
Yah, nenek selalu menyuruh kami tidur siang. Pernah sekali aku mainan halma sama k pay. Tau kan kalau main halma tuh lama selesainya. Pas udah seru2nya aku main sama k pay, eh...nenek malah nyuruh kita tidur. K pay sih seneng2 aja, soalnya udah hampir kalah. Aku yang dongkol banget. Aku kan jarang menang, pas aku udah hampir menang, permainan harus terhenti....
Quote:
Di kamar ranjangnya tingkat 2. Biasanya aku tidur di bawah sama bi ijah, k pay tidur di atas. Tapi kalau siang, aku sering tidur di atas bareng k pay, soalnya di atas dingin, ada ventilasinya sehingga banyak angin yang masuk lewat celah2 ventilasi. Tapi siang itu sangat panas menyengat. K pay dengan santainya buka baju dan melemparkan bajunya ke arahku..
Quote:
Waktu itu aku belum ngerti maksud k pay, sekarang aku baru ngeh, apa maksud k pay main dalam tanda kutip? Jadi merinding aku kalau ingat itu. Mana kancing bajuku juga udah terbuka semua karena dikelitikin. K pay Cuma geleng2 kepala dan menjatuhkan tubuhnya di atasku. Kurasakan detak jantungnya di dadaku saat tubuhnya menindihku. Aku segera mendorongnya dan bilang kalau aku sesak napas. Sumpah, waktu itu aku betul2 polos. Enggak ada pikiran sama skali kalau yang k pay maksud itu main begituan. Aku pake lagi bajuku.
Quote:
Akupun turun dan tertidur. Entah apa yang ka pay lakukan di atas. Aku enggak mau su’udzon....(piss k pay)
Daripada pusing mikirin k pay, mending dengerin lagu dulu ah..
Spoiler for sleeping child MLTR:
0