My first impression pada Dani dulu, dia itu cowok tapi suaranya agak cempreng gimana gitu. Tapi lambat laun suaranya sudah ga cempreng. Apa bener ya gan, cowok itu semakin dewasa suaranya semakin berat?
Terus dia itu agak cerewet ya untuk porsi cowok. Bahkan banyak yang bilang dia itu (maaf) maho. Tapi setelah aku mengenalnya, engga kok. Dia cowok normal.
Matanya belo, hidungnya mancung, bibirnya mungil, rambut ikal. Dia cowok yang manis.

-----

Akhirnya kita tiba ditempat makan hits ini, ya benar aja antriannya sudah panjang melebihi rambutnya rapunzel. Untung saja Rini sudah datang duluan, dia sudah antri. Aku bersama dengan Dani menghampiri Rini yang sedang antri bersama Esha.

"Hey, sudah dari tadi ta?" Sapaku.

"Iya, lumayan mbak. Tadi Esha dirumahku dari sore" balas Rini

"Mana yang lain?"

"Nanti Yudis sama Rizky nyusul, Rizky kan kerja mbak"

"Oh iya sih"

"Mau pesen yang apa?"

"Aku ga doyan pedes Rin" sambil celingak celinguk lihat papan menu bingung nentuin pilihan. Kayak nentuin jodoh, heu..

"Iya tau mbak. Angel aja ya? Kamu apa Dan?"

"Engga ah Rin, aku sudah pernah nyoba. Ga enak. Itu yang kecap bisa pesen ga pedes ga sih?"

"Ga bisa, tapi bisa request"

"Oh yaudah, cabe 1 aja ya"

Ya gan, kalian pasti pada tahu kita lagi makan dimana

"Aku yang medium aja Rin" kata Dani.

"Minumnya apa?"

"Yang pink itu tuh"

Setelah ribet menentukan pesanan. Dan kita sudah dapet meja, sambil menunggu makanan datang. Aku kembali menanyakan kapan Rizky dan Yudis datang, eh ga lama yang diomongin datang. Panjang umur nih..

"Hey, cepet pesen. Nih bawa struknya" sambar Rini ke Rizky dan Yudis.

Setelah lengkap pesanan kita datang, mulai deh mengeksekusi makanan hits ini. Dulu lagi musimnya aplikasi 360 kan, pada tau yang filter sexy lips? Nah itu, bibirnya Dani jadi kayak gitu gara2 kepedesan hahaha

Pada ber hu-ha hu-ha karena kepedesan. Sroot, sroot suara ingus. Ini makan apanya yang dinikmatin kalo pedes gini. Entahlah, pada doyan cabe kayaknya. Makanya selalu rame tempat ini. Setelah selesai kita harus langsung cabut dari tempat ini, karena emang tempatnya harus gantian buat pengunjung lain.

Kita pun pergi tapi ga pulang, pindah tempat katanya. Tapi naas, belum jauh kita pergi hujan tiba2 saja datang. Dani menepikan motornya untuk ambil mantel. Mantel dia kelelawar, aku harus masuk jadi satu kayak barongsai. Entahlah yang lain pada kemana aku ga melihatnya. Akhirnya kita memutuskan untuk pulang.

Sesaat setelah jadi barongsai posisi badanku jadi agak lebih dekat dengan Dani, aku bisa dengan jelas menghirup aroma tubuhnya. Padahal dia belum mandi tapi badannya ga bau. Tapi aku juga ga menemukan bau parfum. Hmmm, aneh. Kok tiba2 ada rasa grogi, senang campur deg degan. Kenapa yaa... kamu ngerasain juga ga, Dan?

Apa mungkin cupid turun bersama hujan ya? Ah, entahlah aku ga mau menyimpulkan. Tapi aku cukup menikmati suasana ini. Aroma hujan, bau tanah yang basah, dan hangat tubuh Dani

Ibuuuu, ini pasti gara2 omongan ibu tadi aku jadi tersugesti...