Cerita ini bermula pada pertengahan tahun 2012. Aku sudah lulus 1 tahun saat itu dan sudah bekerja. Ya, aku memang memutuskan setelah lulus sekolah langsung kerja. Aku bekerja di distributor alat teknik bangunan sebagai admin. Ada beberapa faktor kenapa aku ga melanjutkan untuk kuliah, itu karena biaya dan juga aku memang sudah malas untuk sekolah lagi. Aku sudah jenuh sekolah 14 tahun. Eits, tunggu gan. Itu bukan karena ga naik kelas ya. 1 tahun TK, 6 tahun SD, 3 tahun SMP, 4 tahun SMK. Orang Surabaya pasti tahu aku sekolah dimana. Ssstt, diem2 ya gan

Aku anak bungsu dari 3 bersaudara, yang ketiganya adalah cewe. Lahir dan besar di keluarga yang sederhana dan broken home. Bapakku berkhianat saat usiaku baru 3 tahun. Dengan alasan ingin punya anak laki-laki. Ibu sudah ga bisa punya anak lagi akibat pendarahan hebat saat melahirkan aku. Jadi ibu harus KB steril. Ibu ga mau cerai dengan bapak waktu itu karena kasihan dengan anak-anaknya yang masih kecil. Aku dan kakak-kakakku tetap sama ibu, sedangkan bapak sudah punya keluarga sendiri dan punya 2 anak dari hasil pernikahan itu. Anaknya sepasang, laki-laki dan perempuan.

Kita tinggal di rumah yang sangat kecil, rumah berukuran 5x7 meter. Rumah peninggalan dari suami ibu yang pertama. Ibu sudah pernah menikah sebelumnya, tapi suaminya meninggal. Dari pernikahan itu ibu punya 1 anak, itu kakakku yang pertama. Aku dengan kakakku yang pertama beda 13 tahun, dengan kakak kedua 8 tahun. Kedua kakakku menikah saat aku kelas 5 SD.

Ibuku selalu kerja sejak dulu, sejak suaminya yang terdahulu meninggal. Saat aku SMP, ibu bekerja sebagai penjaga wartel juga kerja sampingan bikin tasbih. Yang penghasilannya sangat kecil sekali. Untuk biaya kehidupan sehari hari itu sangatlah tidak cukup. Tapi aku sangat bersyukur, entah bagaimana cara ibu mengatur keuangan. Dan rezeki itu Allah yang ngatur. Untunglah aku ini tergolong anak yang lumayan pintar, jadi aku selalu bisa sekolah di sekolah negeri yang ibu tidak perlu repot memikirkan biaya SPP nya.

Bapak hanya kasih uang perbulan cuma seratus ribu. Tahun 2004 uang sekecil itu mana cukup untuk menghidupi kita berdua selama sebulan? Saat aku masuk SMK, ada tetanggaku yang berbaik hati yang tiap bulannya aku dikasih uang seratus ribu untuk uang saku selama 3 tahun. Karena beliau memang suka membantu keluargaku, dan beliau senang denganku yang katanya pintar. Sedangkan anak beliau yg seumuran denganku tak seberuntung aku dalam hal akademik.

Itulah sebabnya aku tidak melanjutkan kuliah, aku harus bisa menghidupi diri sendiri dan juga ibuku. Yang alhamdulillah sekarang ibu sudah ga perlu bekerja. 3 bulan pertama untuk pulang pergi kerja aku naik sepeda. Alhamdulillah setelahnya aku bisa beli motor sendiri walopun motor tua.

Well, segitu aja ya kuceritakan latar belakang keluargaku. Sekarang lanjut ke cerita yang sebenarnya...

------

Sore itu tiba2 HP ku bergetar tanda ada sms masuk. Dan tertera nama Kiki disana.
"Bun, mau ikut karaoke ga?"

Kiki ini adek kelas 2 tahun di bawahku, aku kenal dia karena kita satu ekskul. Dia memang manggil aku dengan sebutan bunda, karena tinggal aku cewek angkatan tertua di ekskul itu.
Aku bales smsnya,
Aku: Kapan? Dimana? Sama siapa?

Kiki: Nanti jam 4 an. Di ********. Sama anak2. Ada Yudis, Esha, Rizky, Dani.

Aku: iya boleh deh. Nanti aku pulang kerja langsung kesana.

Kiki: Oke deh bun :*

Kita semua satu ekskul. Kecuali si Dani, dia teman sekelasnya Kiki. Sebenernya aku diajak mereka karaoke hanya buat nambah personil aja karena Fuad, temen mereka ga bisa ikut. Jadilah mereka ngajak aku, biar pas 6 orang. Karena memang hobiku nyanyi, seneng2 aja diajak karaoke. Bukan sombong sih gan, kata orang2 atau teman2ku suaraku enak. Bahkan guru2ku sekolah selalu langganan nyuruh aku buat nyanyi. Dan aku pernah ikutan audisi ajang pencarian bakat di salah satu tv swasta tahun 2010 dulu. Ya walopun gagal

Mereka masih kelas 4 dan jadi panitia wisuda. Jadi mereka masih sering bareng, padahal kalo kelas 4 itu sudah bebas sih. Bisa kerja walopun ijazah belum keluar, cuma pake surat keterangan lulus.

Well, sepulang kerja aku langsung berangkat kesana. Memang dekat dengan tempatku bekerja. Jadi ga butuh waktu lama untuk tiba disana. Dengan keadaan kucel karena capek kerja dan memang belum mandi. Hanya pakai kemeja kerja, celana jeans, sandal japit, rambut kuncir kuda. Aku kerjanya memang pakai sandal japit karena disuruh sama bosku, biar enak mondar mandirnya katanya.

Aku santai saja sih berpenampilan seperti itu, cuma ketemu sama anak2 ini. Tapi ternyata perkiraanku salah, dari sinilah cerita ini terjadi...