Hari ini libur sekolah. Tidak ada kegiatan spesial yang ku lakukan. Karena orangtuaku tetap bekerja dan adikku lebih sering menginap di rumah saudara karena memang sepupuku seumuran dengannya. Lebih banyak kegiatan ku habiskan dengan berleha-leha. Sampai akhirnya liburan sekolah berakhir dan masuk ke caturwulan ke 2.
“kemana aja lu liburan Teo?”, tanya Kiki
“hibernasi Ki dirumah”, ucapku
Tak lama Rik, Iam dan Bob pun bergabung. Kami pun asyik bercanda. Lalu rombongan Vivi datang.
“heh, lw masih pacaran ga sih sama Vivi?”, tanya Iam
“masih, kenapa gitu?”, tanyaku
Ga apa-apa sih”, jawabnya
“jarang banget lw bareng sekarang”, sambung Kiki
“sama-sama sibuk kali Ki”, jawabku
“lu sebenernya sayang ga sih sama Vivi?”, ucap Rik dan Bob berbarengan
Aku hanya mengangkat bahu. Karena hari pertama masuk sekolah setelah liburan, pelajaran pun belum di mulai.
“Tar, Vivi mana?”, tanyaku pada Tary
“mm.. ga tau”, jawabnya agak gugup
“oh, ok”, ucapku sambil meninggalkannya
Aku kembali duduk di bangku
“Teo, gua mau bilang sesuatu tapi jangan marah ya”, ucap Iam
Di pintu kelas bisa ku lihat ada “silver’ disana melihatku dan menunjuk ke arah kantin
“bentar Am”, ucapku lalu berlari ke pintu
Saat di pintu akupun di tahan oleh Iam
“mau kemana lw?”, ucapnya
“kantin”, jawabku
“gua temenin lu kekantin”, ucap Iam
Lalu saat tiba di kantin ku lihat “silver” menunjuk ke arah ujung kantin, tepatnya di belakang kelas 1-7. Aku pun melangkahkan kaki kesana
“eh mau kemana lw?”, ucap iam
“kesana”, ucapku sambil menunjuk
“bentar-bentar gua beli minum”, ucap iam dan dia pun berlari ke warung
“nih, minum supaya kepala lu dingin”, sambil menyodorkan P**si blue padaku
“kenapa lu?”, tanya ku
“udah pegang aja”, jawabnya
Akupun melanjutkan jalan ke arah yang di tunjuk “silver”. Betapa kagetnya aku saat melihat Vivi dengan cowo lain yang sedang menggenggam tangannya. Sayup-sayup bisa ku dengar kalau sang cowo sedang nembak Vivi. Tak lama Vivi menerima itu. aku yang mendengar itu langsung emosi namun Iam menahanku dan memintaku untuk minum dulu.
“wuih panas banget hari ini Teo”, ucapnya setengah berteriak
“banget Am, panas banget”, balasku
Kamipun melihat ke arah mereka berdua, betapa kagetnya mereka. Vivi lagusng berlari dan sang cowo hanya diam saja. Akupun langsung membuaang minman tersenbut dan berjalan ke kantin.
“sabar bos”, ucap Iam
“gua ga apa-apa Am. Cuma ga nyangka aja”, ucapku
“Teo! Teo! Cepat ikut gua”, ucap Tary yang langsung menarik tanganku
Tary membawaku kekelas, terlihat Vivi sedang menangis sambil menunduk di meja.
“sana samperin”, ucap Tary
Akupun menghampiri Vivi dan bersandar di tembok. Vivi mengangkat kepalanya dan melihatku, lalu kembali menangis. Tary memberikan kode agar aku memulai obrolan.
“kenapa?”, tanyaku
Dia tidak merespon
“yaudah kalo ga mau ngomong gua pergi”, ucapku
Seketika Vivi merobek kertas dan menulis sesuatu lalu memberikannya padaku.
Quote:
“AKU YANG SALAH”
Itu tulisannya. Akupun hanya menghela nafas membaca tulisan itu dan berkata.
“ga usah nyalahin siapa-siapa, kita emang udah ga cocok jadi udahan aja”, ucapku
Vivi langsung berlari meninggalkan ku.
“parah lw”, ucap Iam sambil menghampiriku
“TEO CEPET SINI”, teriak Tary dari luar
Akupun keluar lalu Tary menarikku ke arah toilet wanita, disana teman-teman Vivi membujuknya agar keluar dari toilet khawatir dia melakukan hal konyol.
“AKU MAU PIPIS”, teria Vivi dari dalam toilet
“udah”, ucapku lalu beranjak pergi.
Sesampainya di kelas aku lebih banyak diam, Rik dan Iam mencoba menghiburku namun tidak berhasil, sampai akhirnya pulang sekolah, aku duduk dekat tiang bendera.
“hei”, sapa Luna
Akupun hanya menengok, Luna ternyata bersama Rathi. Luna duduk di sebelah kiri sedangkan Rathi di sebelah kanan. Secara bersamaan mereka mengusap punggungku.
“Teo...”, ucap Rathi
“sssstttt”, aku memintanya diam
Setelah cukup lama diam
“kalau aja gua ga ngikutin kemauan temennya Vivi mungkin gua ga akan ngerasa kaya gini ya”, ucapku
“ternyata gua bego ya”, lanjutku
“kamu jangan ngomng kaya gitu, kamu ga bego”, ucap Rathi
“kamu sabar”, ucap Luna
Akupun hanya menunduk, memeluk erat kakiku. Lalu mereka mengusap kepalaku. lalu muncul perasaan nyaman yang sudah lama hilang, kehangatan yang dulu pernah ada. Semua yang kurindukan dari mereka.