- Beranda
- Stories from the Heart
Budak Cinta (setan) Based on true story
...
TS
edelweiss94
Budak Cinta (setan) Based on true story

Hai, salam kenal agan agan penghuni kaskus beserta suhu suhunya
. Kenalan dong
gue Edel 23 tahun masih newbie banget(seperti nama samaran lain gue juga pake nama bunga
). Tadinya gue gak tau tuh yang namanya SFTH, berhubung gue suka bikin puisi akhirnya temen gue nyaranin suruh nulis aja di KASKUS. Nah beneran tuh gue turutin, gue download aplikasinya di HP (waktu itu belom punya punya laptop) gue mulai bikin puisi puisi mellow (curhat si sebenernya). Gue penasaran ada apa aja si di KASKUS ini, BUJUBUNEENNGGG,,,,,
ketemulah gue sama SFTH. Nah gue pengin bikin thread juga di situ tapi belum ngerti urutan urutannya gimana, akhirnya gue beraniin diri bikin thread pertama gue ini ...
Check it out...
Langsung aja gan, gue pengin cerita tentang kisah hidup gue semenjak kenal sosial media, free sex dan sampe pada suatu hari gue hampir mati gara gara itu. Memalukan si
tapi ya ini hidup gue...
INDEX1. Kepiting Cina
2. Kepiting Cina 1
3. Yuda & Mangsa Baru
4. One Night with Marchel
5. (sedikit) Tentang Aku
6. Setelah Kepergian Yuda
7. Aku Hanya Umpan Ikan bukan Mermaid
8. Tukang Tipu Kena Tipu
9. Kesepianku
10. Dia Kembali
11.Dan Lagi
12. Penyesalan
13. I'm Yours
14. Cinta Memang Sebercanda Itu
15. An Options
16. The Hell
17. Setetes Darah Terakhir
18. New Changes
.................. To be continue
Diubah oleh edelweiss94 09-08-2018 22:02
anasabila memberi reputasi
1
31.8K
141
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
edelweiss94
#75
I'M YOURS
Setiap orang tentu pernah berbuat salah, sengaja atau tidak, terus mengulangi atau berubah.
Tentu saja, berubah menjadi baik atau bahkan semakin salah. Kita tidak pernah tahu, yang bisa kita lakukan hanya melilih, jika kita beruntung Tuhan akan menentukan nasib baik, namun jika tidak, mungkin hanya belum waktunya.
Gue pernah berfikir andainya orang tuaku tidak meninggalkan kami secepat itu, mungkin gue gak akan berubah menjadi seperti sekarang ini.
Berawal dari sepi, kemudian berubah menjadi sosok sunyi yang mencekam dirinya sendiri. Tapi sayangnya kehidupan hanya milik Tuhan, menetang atau menyalahkan takdir hanya akan membuat hidup terasa semakin sulit.
Kesalahan hanya ada pada diri gue sendiri, mencoba mencari keadilan dengan cara mengorbakan harga diri.
Gue gak berharap lebih, gue hanya ingin Tuhan merubah hati gue untuk lapang menerima takdir .
Jalan terbaik adalah memaafkan diri sendiri dan perlahan jujur menjadi apa adanya gue, tapi mana mungkin, sedangkan di lingkungan gue semuanya mengenal gue sebagai LISA (kakak gue).
Disaat saat seperti ini gue semakin sering mengingat yuda, bayang bayangnyaselalu gentayangan di pikiran gue, gue masih berharap dia dateng (meskipun pinjem duit abis dikasih langsung pergi)
Ohh god semua bukan lagi harapan Dia bener benar datang
“Kamu kemana aja kok baru kesini” gue & yuda ngobrol di ruang tamu
“Iya sorry ya, ini baru balik dari subang, sekarang aku udah dapet kerjaan loh”
“Ohh syukurlah, kerja dimana”
“Di trans TV”
“Syukurlah, ikut seneng dengernya”
“Nanti uang kamu aku cicil aja ya balikinnya”
“Iya gpp santai aja”
“Yud, Kamu lagi sibuk gak hari ini?”
“Gak kok, aku libur kerja, makanya kesini”
“aku mau cerita sesuatu, tapi gak enak kalo cerita disini, kita ke atas aja yuk”
Gue mulai memberanikan diri, buat cerita semuanya ke yuda, memang yuda bukan korban kebohongan gue, gue hanya sekedar pengin cerita ke dia, setidaknya gue bisa merasa punya teman.
Gue cerita dari awal gue bejad , gue kena tipu, sampe soal marchel gue ceritain semua.
“Aku bukan orang suci seperti yang kamu kira yud,aku cuman cewek munafik” gue nangis sejadi jadinya
“Huss jangan bilang begitu” yuda melik gue mencoba menenengkan.
“aku kotor, aku penuh dosa, dan aku juga gak tau setelah ini kamu masih mau temenan atau malah jijik sama aku”
“Gak boleh ngomong kaya gitu, kalo aku jijik mungkin sekarang aku udah pergi, gak mungkin masih disini”. Yuda masih meluk gue
“aku juga bukan orang suci, semua orang pernah melakukan kesalahan, ayoo kita berubah sama sama” yuda ngelap air mata gue
“Iyaa” gue balik meluk yuda
Rasanya lega, setidaknya ada satu orang mau denger cerita gue, tau apa adanya gue.
Setelah hari itu gue pikir yuda akan sedikit berubah, ternyata tidak sama sekali, dia masih seperti yuda yng pertama gue kenal dulu, bahkan dia juga suport gue untuk berubah.
Sampai pada suatu hari
“Del jalan yuk,” yuda dateng ke kosan gue.
“Kemana?” tanya gue
“kemana aja yuk, aku bawa motor, pinjem temen tadi”
“yaudah, aku ganti baju dulu”
Gue sama yuda pergi muter muter naik motor
“Kamu udah makan belum, makan dulu yu” ajak yuda
“Belum, yaudah yuk” gue sama yuda mampir di sebuah rumah makan
“del, aku suka sama kamu, ayo kita berubah sama sama kita saling mendukung, saling mengingatkan. Kamu setuju gak kalo kita pacaran” yuda megang tangan gue
Makdeg... Apa gue lagi di tembak
“Kamu serius” gue agak kaget
“Iya , serius, kamu mau gak jadi pacar aku”
“Iya aku mau” tanpa pikir pikir gue langsung terima yuda.
Ya mulai saat itu gue sama yuda pacaran
Komitmen kami buat berubah tentu saja di bumbui dengan s*x, gue yang ajak yuda melakukannya.
Yuda juga sering diam diam nginep di kosan gue.
Gue merasa kaya ada yang aneh sama hubungan gue sama dia.
Dia sering ninggalin baju kotor di kosan gue dan minta tolong gue nyuciin, makan juga gue yang beliin dan kadang dia juga minta uang sama gue.
Gue masih positif thinking mungkin karena dia capek kerja (gue kan juga kerja) & mungkin dia belum gajian
Emang dari awal kenal kan juga gue yang sering bayarin makan.
Setiap orang tentu pernah berbuat salah, sengaja atau tidak, terus mengulangi atau berubah.
Tentu saja, berubah menjadi baik atau bahkan semakin salah. Kita tidak pernah tahu, yang bisa kita lakukan hanya melilih, jika kita beruntung Tuhan akan menentukan nasib baik, namun jika tidak, mungkin hanya belum waktunya.
Gue pernah berfikir andainya orang tuaku tidak meninggalkan kami secepat itu, mungkin gue gak akan berubah menjadi seperti sekarang ini.
Berawal dari sepi, kemudian berubah menjadi sosok sunyi yang mencekam dirinya sendiri. Tapi sayangnya kehidupan hanya milik Tuhan, menetang atau menyalahkan takdir hanya akan membuat hidup terasa semakin sulit.
Kesalahan hanya ada pada diri gue sendiri, mencoba mencari keadilan dengan cara mengorbakan harga diri.
Gue gak berharap lebih, gue hanya ingin Tuhan merubah hati gue untuk lapang menerima takdir .
Jalan terbaik adalah memaafkan diri sendiri dan perlahan jujur menjadi apa adanya gue, tapi mana mungkin, sedangkan di lingkungan gue semuanya mengenal gue sebagai LISA (kakak gue).
Disaat saat seperti ini gue semakin sering mengingat yuda, bayang bayangnyaselalu gentayangan di pikiran gue, gue masih berharap dia dateng (meskipun pinjem duit abis dikasih langsung pergi)
Ohh god semua bukan lagi harapan Dia bener benar datang
“Kamu kemana aja kok baru kesini” gue & yuda ngobrol di ruang tamu
“Iya sorry ya, ini baru balik dari subang, sekarang aku udah dapet kerjaan loh”
“Ohh syukurlah, kerja dimana”
“Di trans TV”
“Syukurlah, ikut seneng dengernya”
“Nanti uang kamu aku cicil aja ya balikinnya”
“Iya gpp santai aja”
“Yud, Kamu lagi sibuk gak hari ini?”
“Gak kok, aku libur kerja, makanya kesini”
“aku mau cerita sesuatu, tapi gak enak kalo cerita disini, kita ke atas aja yuk”
Gue mulai memberanikan diri, buat cerita semuanya ke yuda, memang yuda bukan korban kebohongan gue, gue hanya sekedar pengin cerita ke dia, setidaknya gue bisa merasa punya teman.
Gue cerita dari awal gue bejad , gue kena tipu, sampe soal marchel gue ceritain semua.
“Aku bukan orang suci seperti yang kamu kira yud,aku cuman cewek munafik” gue nangis sejadi jadinya
“Huss jangan bilang begitu” yuda melik gue mencoba menenengkan.
“aku kotor, aku penuh dosa, dan aku juga gak tau setelah ini kamu masih mau temenan atau malah jijik sama aku”
“Gak boleh ngomong kaya gitu, kalo aku jijik mungkin sekarang aku udah pergi, gak mungkin masih disini”. Yuda masih meluk gue
“aku juga bukan orang suci, semua orang pernah melakukan kesalahan, ayoo kita berubah sama sama” yuda ngelap air mata gue
“Iyaa” gue balik meluk yuda
Rasanya lega, setidaknya ada satu orang mau denger cerita gue, tau apa adanya gue.
Setelah hari itu gue pikir yuda akan sedikit berubah, ternyata tidak sama sekali, dia masih seperti yuda yng pertama gue kenal dulu, bahkan dia juga suport gue untuk berubah.
Sampai pada suatu hari
“Del jalan yuk,” yuda dateng ke kosan gue.
“Kemana?” tanya gue
“kemana aja yuk, aku bawa motor, pinjem temen tadi”
“yaudah, aku ganti baju dulu”
Gue sama yuda pergi muter muter naik motor
“Kamu udah makan belum, makan dulu yu” ajak yuda
“Belum, yaudah yuk” gue sama yuda mampir di sebuah rumah makan
“del, aku suka sama kamu, ayo kita berubah sama sama kita saling mendukung, saling mengingatkan. Kamu setuju gak kalo kita pacaran” yuda megang tangan gue
Makdeg... Apa gue lagi di tembak
“Kamu serius” gue agak kaget
“Iya , serius, kamu mau gak jadi pacar aku”
“Iya aku mau” tanpa pikir pikir gue langsung terima yuda.
Ya mulai saat itu gue sama yuda pacaran
Komitmen kami buat berubah tentu saja di bumbui dengan s*x, gue yang ajak yuda melakukannya.
Yuda juga sering diam diam nginep di kosan gue.
Gue merasa kaya ada yang aneh sama hubungan gue sama dia.
Dia sering ninggalin baju kotor di kosan gue dan minta tolong gue nyuciin, makan juga gue yang beliin dan kadang dia juga minta uang sama gue.
Gue masih positif thinking mungkin karena dia capek kerja (gue kan juga kerja) & mungkin dia belum gajian
Emang dari awal kenal kan juga gue yang sering bayarin makan.
0