# Penyesalan

Kadang kita memang tak butuh alasan apapun untuk melakukan sesuatu yang membuat kita senang.

Kejadian kejadian yang beberapa kali merugikan gue membuat gue semakin kecewa sama diri sendiri , bodoh, memalukan .

Apa hebatnya menyesal jika penyasalan itu sendiri tidak memberi upaya untuk berubah menjadi lebih baik, sedang kan gue tidak mengerti apa yang di maksud baik.

Apa hebatnya menangis apa hebatnya marah, jika semua hanya akan menambah sesak otak untuk berfikir.

Mungkin yang harus di upayakan hanya berubah, entah menjadi baik atau malah semakin gila.

Gue gak tau harus bilang apa ke marchel, otak gue seakan hanya berfungsi untuk berfiir tentang kebohongan

Tok ... tok... tokk.. ada yang ngetuk pintu kamar gue.
“Eh...., tumben ke atas” gue membuka pintu

“Iya ada yang mau aku omongin” muka marchel agak pucat

“Kamu sakit?”

“Gak kok” marchel masuk dan duduk di sisi ranjang kamar gue.

Gue bingung , gue juga takut dia mulai nyium kebohongan kebohongan gue.

“Del.. bulan ini aku terakhir di jakarta, kerjaan disini udah selesai bulan depan aku balik ke jambi,” marchel menunduk

“Gak lucu ah”

“Ini serius, aku juga mau jujur sama kamu, sebenernya aku gak mandul, cerita yang akmu denger dari aku itu cuman sebuah karangan biar aku bisa deket sama kamu.” Marchel masih menunduk
“maafin aku, aku gak bermaksud bohongin kamu, aku laki laki dewasa dan disaat aku lagi jauh dari istri aku juga butuh kasih sayang seorang perempuan, aku sama sekali gak bermaksud manfaaitin kamu, aku sayang sama kamu dan semua kasih sayang yang aku berikan ke kamu selama ini itu tulus” marchel megang tangan gue.

Gue sama sekali gak nyangka, seorang marchel yang gue pikir adlaah salah satu korban gue ternyata gak lebih baik dari gue.

“kenapa kamu gak bilanga aja dari awal” gue narik tangan gue dari genggamannya

“Maafin aku, aku emang salah, aku takut kalo dulu aku cerita yang sebenernya ke kamu, kamu malah gak mau deket sama aku”
Gue bingung, gak tau mesti ngomong apa. Gue juga gak udah gak berminat untuk menceritakan tentang kebohongan gue.

Kebodohan gue semakin jelas terlihat, lagi lagi ketipu. Mungkin karma sedang melakukan tugasnya.

Sejak hari itu kami sibuk masing masing jarang komunikasi, sampai tiba pada hari marchel harus kembali ke jambi.

“Aku pamit ya, kamu baik baik disini, kalo ada waktu nanti main ke jambi,”

“Iya, sorry ya gak bisa nganter ke bandara, aku ada acara sama temen temen”gue bohong

“ Iya gak papa kamu Jaga diri ya, kalo ada apa apa hubungi aku , aku sayang kamu.” Marchel cium kening gue kemudian masuk ke taxi

Sepertinya hubungan gue sama marchel berakhir akan berakhir disini, meskipun sama sama bohong tapi gak tau kenapa rasanya gue merasa sangat tersakiti. Gue udah gak respect lagi sama dia.

Soal hp gue yang di gondol setan lagi juga gue gak bilang, toh orangnya juga udah pergi.

Dan lagi lagi gue harus kesepian, gue benci sunyi.
Tapi gue udah gak bisa berkutik , hp gue tinggal hp butut gak bisa download aplikasi .

Mungkin ini cara tuhan negur gue.

Di hari hari gue cuman ada kerja dan buku, gue kembali jadi penyendiri dan kesepian seperti dulu.
Yang ada hanya suara dengung di telinga, sebatas nyamuk dan cicak yang menemani gue di kamar.
Sepi banyak memberi pelajaran tentang betapa bisingnya dunia, betapa menyakitkannya sediri, dan banyak membuat gue tersadar akan kesalahan kesalahan gue selama ini.

Keinginan untuk berubah sedikit tergugah, tapi gue gak punya cukup semangat.
Setiap kali gue ingin berubah ada saja kejadian buruk yang gak gue inginkan. Tuhan memang kadang suka bercanda.

Yuda kembali muncul di inggatan gue......
.