Setelah lulus SMA sang anak mulai berkeinginan bekerja. Pihak keluarga ingin sang anak menjadi bagian salah satu kesatuan TN# (salah satu instansi yg pasti agan semua tahu), maklum profesi ini dianggap paling bagus didaerah tempat tinggalnya. Apa lagi kakak pertamanya sudah bergabung di salah satu Korps yg cukup elit. Namun sang anak sadar dengan fisiknya yg seperti itu akan susah untuk memenuhi keinginan keluarganya, ditambah lg setelah MCU (medical check up) baru diketahui kalau sang anak memiliki mata sharingan (silinder maksudnya gan hehehe).

Sang anak sendiri sebenarnya berkeinginan menjadi pengusaha, buka warnet game online atau counter handphone. Karena pada saat itu usaha tsb sangat booming &keuntungannya cukup menjanjikan dan passion sang anak memang tertarik dunia IT. Tapi keluarganya tetap bersikukuh ingin menjadikanya prajurit TN#, sang anak pun menurutinya dengan mengikuti berbagai pengobatan alternatif dan herbal. Hingga akhirnya dia mulai mendaftar & melalui proses seleksi menjadi prajurit TN#.

Dimulai dengan seleksi SECABA TN# #L yg diadakan jauh dr kampung halamannya, di Ibu Kota. Seleksi dimulai dgn administrasi lulus, kesehatan 1 lulus (di sini belum ada MCU), psikologi 1 lulus, psikologi 2 lulus, kesehatan 2 tidak lulus (pasti gara2 mata sharingan hahaha). Selain itu sang anak juga mengikuti seleksi SECATA TN# #L dengan alur yg sama dan hasil yg sama, berhenti di tes kesehatan 2 yg ada MCU nya.

Saat menjalani berbagai macam tes itu sang anak bertemu dengan berbagai macam orang dr berbagai daerah dan suku. Dari mereka sang anak belajar berbagai hal, mulai pengalaman hidup, budaya dan bahasa beberapa daerah. Bahkan juga cerita mistis dr berbagai daerah yg cukup aneh &menakutkan.

Setelah beberapa kali mengikuti seleksi untuk menjadi prajurit TN# dan gagal sang anak pun mulai putus asa, sepertinya mata sharingan itu memang menghalanginya untuk memenuhi harapan keluarganya.

Namun keluarganya tidak menyerah, berbagai cara dilakukan untuk menyembuhkan mata sharingan &kaki sang anak yg sering sakit / kram mulai dr pengobatan alternatif hingga magis. Dan hasilnya tetap sama, belum ada perubahan.

Hingga akhirnya 3 tahun setelah sang anak lulus SMA, keluarganya pun mengambil keputusan untuk menyuruh sang anak kuliah. Sang anak pun mulai kuliah di salah satu kampus swasta di kota dekat kampung halamannya.