Kaskus

Story

dasadharma10Avatar border
TS
dasadharma10
Yaudah 2: Challenge Accepted

Yaudah 2: Challenge Accepted


Cover By: adriansatrio


Cerita ini didasari oleh pemikiran otak gue yang banyak orang enggak suka, malah kebanyakan menghujat. Awalnya gue risih juga, otak juga otak gue, kenapa orang lain yang ributin. Tapi aneh bin nyata, enggak tau kenapa, lama-kelamaan gue malah suka setiap kali kena hujat. Nah, demi mendapat hujatan-hujatan itulah cerita ini dibuat. WARNING: 15TAHUN+

Spoiler for QandA:


"Bukannya apatis ato apa, gue cuma males urusan sama hal-hal yang mainstream. Buat lo mungkin itu menarik, buat gue itu kayak suara jangkrik. Kriik... Krikk... bikin geli."
-Calon wakil ketua LEM-


Explanation

Spoiler for Index:
Diubah oleh dasadharma10 15-09-2017 17:22
alejandrosf13Avatar border
anasabilaAvatar border
imamarbaiAvatar border
imamarbai dan 7 lainnya memberi reputasi
6
375.4K
1.4K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Tampilkan semua post
dasadharma10Avatar border
TS
dasadharma10
#683
PART 27 B

"Aku, Mas."
"Hhmmm...," gumam mas Bowo. "Jadi beneran kamu? Apa sama Uchup?"
"Iya, Mas." Gue menghela nafas panjang, "Uchup enggak ada hubungannya sama ini semua, rencana ini murni aku yang bikin."
"Terus maksudmu apa?!" bentak mas Bowo tiba-tiba. "Kamu tuh orang baru lho disini, sok-sokan mau ngatur."
"Bukannya gitu, Mas. Aku cuma mau kosan kita damai aja."
"Bullshit!" bentak mas Bowo lagi. "Damai apaan! Voting aja udah!"

Gue divoting? Iya. Katanya demi demokrasi bersama, dan menjaga stabilitasi kosan. Mas Bowo dan mas Freddy dari kubu malem langsung sepakat mau keluarin gue. Gimana sama Uchup? Dia enggak mau vote karena dia sepaham sama gue.

"Edo sama Wisnu kenapa enggak vote?" tanya mas Bowo. "Lang, enggak vote juga?"
"Kayaknya kecepetan deh mas kalo mau keluarin Dawi," jawab Edo.
Wisnu manggut-manggut, "Bener, Mas. Kan enggak ada yang dukung dia juga, percuma kalo dia mau damai-damaiin."
"Kalian berdua enggak vote?" tanya bang Galang.
"Enggak, Mas," jawab Edo dan Wisnu bersamaan.
"Kalo kalian enggak...." bang Galang mengubah posisi duduknya, "Aku vote buat keluarin Dawi."

Bujug! Kok bang Galang jadi vote gue?! Bukannya dia udah janji mau bantu gue?

"Bang? Abang ikutan keluarin aku?" tanya gue. "Bukannya abang—"
"Enggak," potong bang Galang. "Serem Wi kalo dikosan ini ada orang kayak kamu."
"Yaudah! Tiga orang vote dan tiga orang abstaine!"

Nah! Kalo deadlock begini kan berarti votenya gagal. Lima puluh persen iya, sama lima puluh persen enggak, harusnya gue bisa selamat dari ancaman dikeluarkan ini.

"Berarti Dawi... sah dikeluarkan dari kosan!" lanjut mas Bowo.
"Lhoh! Mana bisa begitu?!" tolak gue. "Kan sama hasilnya."
"Kan ketua dari dua kubu udah setuju," jelas mas Bowo. "Tunggu apalagi?"

Bangke, kenapa jadi gini sih? Voting macam apa ini?! Kalo emang enggak suka sama orangnya yaudah! Kalo gini mah enggak perlu pake voting juga udah pasti disuruh keluar.

"Bodo!" Gue berdiri dari sofa ruang tamu, "Yang angker bukan cuma kosannya, tapi orangnya juga! Kalo bisa duduk bareng diskusi kayak gini buat apa diadain kubu?! Kalo emang pengin cari demokrasi, kenapa tiap suara enggak dihitung sama?!"
"Udah, Wi," kata Uchup. "Jangan bikin keributan."
"Enggak peduli gue, Chup!" seru gue. "Mau diusir, dipukulin, atau diapa-apain gue enggak peduli!"

Semuanya terdiam menatap gue tajam.

"Niat gue udah bulet!" Gue meninggalkan ruang tamu, "Apapun yang terjadi, gue bakalan damaiin kosan ini!"
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.