Kaskus

Story

.rafferthaAvatar border
TS
.raffertha
Pelangi Diatas Laut
Quote:


Aku duduk didepan jendela kamarku.
Melihat langit yang biru dan awan putih yang menghiasi.
Hari ini cukup cerah.
Membuatku ingin sekali pergi keluar hanya untuk berkunjung ke tempat-tempat yang menyenangkan.

Namaku Andrea Raffertha.
Aku biasa dipanggil Rea.
Aku lahir dikeluarga yang berkecukupan, walaupun teman-temanku selalu mengatakan bahwa aku adalah anak orang kaya.
Ya memang ayahku seorang pegawai negeri sipil yang golongannya sudah tinggi dengan jabatan menjanjikan.
Apa lagi ibuku.
Ibuku seorang Sekretaris Direksi Utama disebuah perusahaan milik negara.

Aku duduk dibangku Sekolah Menegah Atas kelas 10.
Dan dari sinilah kisahku dimulai.


Quote:


Spoiler for Sambutan:


Quote:

Quote:

Quote:

Quote:
Polling
0 suara
Siapakah sosok yang abadi dalam hati Andrea Raffertha ?
Diubah oleh .raffertha 14-08-2017 05:52
samsung66Avatar border
fikrifbsAvatar border
Arsana277Avatar border
Arsana277 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
838K
4.5K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.8KAnggota
Tampilkan semua post
.rafferthaAvatar border
TS
.raffertha
#3935
Part 106
Hari ujianku telah selesai.
Sebenarnya, aku bisa mengerjakan semuanya sendiri.
Tetapi jika ada cara mudah, kenapa aku harus susah.
Hehehehehehe.
Aku dibantu oleh Andhisa untuk mengerjakan soal yang aku anggap sulit dan tak bisa aku kerjakan.
Sisanya, aku kerjakan semampuku.

Sekarang aku hanya menghabiskan sisa hariku berjaga diwarnet.
Karena hari dimana aku menjadi mahasiswa masih lama.
Hubunganku dengan Calista juga mulai membaik dan kami sangat dekat.
Tetapi, aku masih berstatus pacaran dengan Aurel.

Keseharianku setelah ujian hanya bangun tidur, makan, bermain game online, kadang aku berjaga diwarnet, lalu pulang dan tidur.
Begitulah seterusnya.
Tak ada yang bisa aku lakukan lagi.
Sampai akhirnya tiba dimana hari itu matahari sedang bersinar dengan teriknya.
Seorang temanku disaat aku SMP, menelponku.


Quote:


Aku tidak langsung percaya begitu saja dengan omongan Dicky.
Aku sudah sering dikelabuhi olehnya dari SMP.
Dan kali ini aku tidak mau dikelabuhi lagi.
Aku SMS Aurel untuk meyakinkan.


Quote:


Perasaanku menjadi tidak karuan.
Hatiku bertanya-tanya apakah yang dibilang Dicky itu benar atau tidak.
Apa benar itu Aurel ?
Mungkin dia salah melihat.
Tak lama kemudian, Dicky menelponku kembali.


Quote:


Rea : "Vin.. Vina.."
Vina : "Apaan ?"
Rea : "Jagain bentar.. Gw ada perlu.."
Vina : "Yang bos tuh gw apa lo sih.. Kok jadi lo yang nyuruh ?"
Rea : "Bawel mak lampir.. Jagain dulu.."

Setelah meminta Vina berjaga, aku langsung nyalakan motor papaku dan bergegas menuju daerah Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Sesampainya disana aku langsung menghubungi temanku ini.


Quote:


Aku berjalan dengan cepat menuju kesana.
Dicky sudah menunggu sambil memainkan HPnya.

Dicky : "Sini lo.. Udah gw foto in.. Biar lo percaya.."
Rea : "Mana ? Salah liat lo gw rasa.."
Dicky : "Ini nih..", sambil menunjukkan foto di HPnya.
Rea : "Dari rambut sama bentuk badannya, ini kayak Aurel sih.."
Dicky : "Tunggu dia keluar deh biar lo percaya.."
Rea : "Dia masih jam berapa ?"
Dicky : "Setengah jam lalu.. Lo lama lagian.."
Rea : "Sejam lagi, kita kesini lagi.. Jalan dulu yuk.."
Dicky : "Ya udah lah.."

Aku berjalan ke foodcourt bersama Dicky.
Kami berdua memesan minuman.
Kebetulan aku sudah makan siang yang dibelikan tadi oleh Vina.

Rea : "Lanjut kuliah dimana lo ?"
Dicky : "Universitas yang ada di Rawamangun.. Ngambil ilmu olahraga.."
Rea : "Pendidikan ?"
Dicky : "Iya.. Lo dimana ?"
Rea : "Depok.. Samping Gundar sebelah BSI.."
Dicky : "Lah.. Anak saklek bisa masuk situ ?"
Rea : "Bisa lah.."
Dicky : "Lo main game apaan sekarang ?"
Rea : "Masih main RAN.."
Dicky : "Bukannya udah dijual ?"
Rea : "Kan gw bikin lagi.. Nanti kalo bosen ya gw jual lagi.."
Dicky : "Pantes duit ngalir.. Traktir lah.. Hahahahahaha.."
Rea : "Ntar.. Aurel dulu beresin.."
Dicky : "Oh iya.."

Disini, aku bercanda gurau dengan Dicky.
Kami berdua membicarakan soal guru SMP, game, bahkan sampai kenalakan semasa SMP dulu.
Tak terasa sudah satu jam kami berada disini dan memutuskan untuk menunggu keluarnya Aurel dari dalam bioskop.
10 menit menunggu, kami berdua melihat segerombolan orang-orang keluar dari salah satu theater.

Dicky : "Tuh tuh.."
Rea : "Apaan ?"
Dicky : "Itu cewek lo, bego.."
Rea : "Aurel ?"
Dicky : "Iya.. Samperin ayo.."
Rea : "Jangan.. Kita ikutin aja sampe mana mereka.."

Aku yakin sekali kalau itu adalah Aurel.
Dari wajahnya, bentuk tubuh dan rambutnya.
Dan memang dia adalah Aurel.
Dia sedang berjalan dengan seorang lelaki.
Sesekali mereka bercanda-gurau didepan mataku.
Aku emosi melihatnya.
Tetapi aku harus tahan emosiku.
Jangan sampai ada perkelahian didalam Mall ini.

Aku dan Dicky terus mengikut kemana mereka pergi.
Ternyata mereka pergi kearah parkiran motor.
Disini lumayan sepi.
Dan aku memberanikan diriku untuk menghampiri mereka.

Rea : "Oh pergi sama Mama ya.."
Aurel : "Eh.. Yank.."
Rea : "Apa ?"
.... : "Ini cowok siapa ?"
Dicky : "Gw udah liatin lo dari tadi.. Gw udah ikutin.. Lo mau tau dia siapa ? Dia temen gw.. Cowoknya Aurel.."
.... : "Gw ga tanya lo ya, njing !!"
Dicky : "Lo yang sopan kalo ngomong !!"
.... : "Dia cewek gw.. Mau apa lo.."
Aurel : "Cewek apaan sih kamu ?! Ngaco kalo ngomong !!"
Rea : "Ah udah jelas, Dik.. Ayo balik lah.."
Aurel : "Yank..", sambil menahan tanganku.
Rea : "Udah kamu seneng-seneng aja sama dia ya..", sambil melepas tangannya.
Dicky : "Gw gampar dulu ini anak boleh ga ? Nyolot banget.."
Rea : "Udahlah.. Ngapain ribut disini.. Kayak bocah SMP aja lo.."
.... : "Takut lo sama gw ? Badan doang gede.."

Ya, memang badannya Dicky itu besar.
Tenaganya tak kalah besar.
Sampai-sampai aku tak bisa menahannya supaya tidak berkelahi dengan lelaki itu.

Satu pukulan telak mendarat diwajah lelaki itu.
Dia langsung terpental dan jatuh.

Rea : "Dik.. Udah ah.. Ayo balik.."
Dicky : "Kalo temen gw ga nyuruh, gw matiin lo disini.."
Rea : "Udah udah.. Elah.."

Aku dan Dicky pergi menuju kendaraan masing-masing.
Aku nyalakan motor papaku dan melaju ke pintu keluar.
Setelah membayar parkir dan keluar, aku menunggu Dicky yang sedang mengantri dibelakang.
Setelah dia keluar, aku hampiri dia.

Dicky : "Mau kemana lagi lo ?"
Rea : "Ga tau lah gw.. Balik kali.."
Dicky : "Ya udah.. Gw balik ya.."
Rea : "Sip.. Thanks ya, Dik.."
Dicky : "Okeh.."

Aku melajukan motor papaku tak tahu arah dan tujuan.
Dan akhirnya aku memutuskan untuk ke tempat dimana biasa aku menenangkan pikiranku.
Sesampainya disana, aku langsung duduk ditepi laut ini.

Aku ditemani oleh angin laut yang berhembus begitu kencang.
Serta deru ombak yang menggulung.
Aku tidak tahu harus berbuat apa.
Hati ini rasanya sakit ketika tahu bahwa Aurel membohongiku dan pergi dengan yang lain.
Tiba-tiba, HPku berdering.
Ada nama Calista dilayar HPku.


Quote:


Setengah jam berlalu.
Aku mendengar suara langkah kaki mendekat.
Tercium aroma parfum yang tak asing lagi dihidungku.
Terdapat sesosok perempuan yang cantik tepat dibelakangku sedang berdiri.

Lista : "Hai, Rea.."
Rea : "Hai, Lista.."
Lista : "Kemana aja sih ? Ga pernah ngabarin aku lagi.."
Rea : "Maaf.. Aku sibuk sama game.."
Lista : "Oh, kalau sibuk sama game jadi lupa sama aku ?"
Rea : "Hehehehehe.. Gitu deh.."
Lista : "Lagian berhari-hari ga ada kabar.. Sekalinya aku samperin, eh kamu nya keluar.."
Rea : "Maaf.."
Lista : "Ngapain kamu disini ?"
Rea : "Mau nenangin pikiran.."
Lista : "Gimana mau tenang kalo disampingmu ga ada siapa-siapa untuk cerita.."
Rea : "Entahlah.. Aku bingung.."
Lista : "Bingung kenapa ?"
Rea : "Aurel.."
Lista : "Kenapa sama Aurel ?"
Rea : "Dia bohongin aku.."
Lista : "Bohong gimana ?"
Rea : "Dia bilang sama aku mau jalan sama mama nya.. Ternyata dia ketahuan sama temenku dan aku lagi jalan sama cowok lain.."
Lista : "Jadi, kamu kesini karena masalah sama Aurel ?"
Rea : "Iya.."
Lista : "Kamu mau gimana sekarang ? Putus ?"
Rea : "Entahlah.. Kayaknya iya.. Tapi, aku sayang dia.. Ga mungkin aku putusin.."
Lista : "Tapi, dia udah punya cowok lain.. Ngapain juga kamu pertahanin.."
Rea : "...."

Tiba-tiba Calista mengambil HPku dari tanganku.
Dia mengetik sebuah nama dan menekan tombol call.
Lalu, dia berikan HPitu kepadaku.

Lista : "Nih ngomong..", sambil memberi HPku.
Rea : "Kamu nelpon Aurel ?"

Belum selesai aku bicara, Aurel sudah mengangkat telepon dariku.


Quote:


Aku langsung matikan teleponku.
Aku sudah bisa mendengar suara tangisan dari Aurel.
Aku tidak peduli apakah lelaki itu benar kekasih barunya atau bukan.
Yang jelas aku tidak suka dibohongi.
Aku langsung tertunduk lemas.
Lalu tiba-tiba, tangannya Calista melingkar ditubuhku dan kepalanya bersandar dibahuku.

Lista : "Sabar ya, Re.."
Rea : "...."
Lista : "Siapapun yang akan jadi pacar kamu nanti, aku harap kamu akan tetap tepati janjimu.."
Rea : "Janji ?"
Lista : "Setelah kita lulus kuliah nanti, kamu bersedia nikahi aku ?"
Rea : "Aku bersedia nikahin kamu kok.. Aku sayang sama kamu, Calista.."
Lista : "Aku juga sayang kamu, Rea.."

Lista : "Baiklah.. Kita sama-sama berjuang ya dari sekarang.. Walaupun kita akan terpisah jarak.."
Rea : "Iya.. Aku pasti akan berjuang.."
Lista : "Tunggu aku empat tahun lagi ya.."

"Tunggu aku empat tahun lagi." menjadi kalimat yang sedikit menyakitkan untukku.
Aku harus berpisah selama empat tahun lamanya.
Apakah aku benar-benar bisa menunggu Calista hingga empat tahun lamanya ?
JabLai cOY
JabLai cOY memberi reputasi
1
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.