Filosofi Hugo

“Siapa anak itu?”, tanya Hugo tiba-tiba dengan bahasa Inggris yang cukup fasih.

“Dia personel kami juga.”, Johnny menjadi terlalu cemas.

“Anak muda, aku bukan bertanya soal wanitamu. Aku tanya anak laki-laki itu.”, ketegasan Hugo membuat Johnny kembali tertangkap basah. Semua yang lain mencoba menahan tawa.

Muka Johnny merah seperti ingin meledak. Lativa memilih pura-pura tidak mendengar.

“Maafkan dia Mr. Hugo. Dia memang sedikit protektif pada ‘wanita’ nya”, Gerry memberikan penekanan hingga mereka semua tertawa. Itu menyebabkan ada sedikit permainan fisik antara Johnny dan Gerry, yang kemudian di akhiri dengan tawa.

“Dia bernama Kleint, salah satu anak baru di universitas kami.”, jelas Samantha singkat.

“Kalian mempekerjakan anak-anak?”, Hugo protes.

“Bukan seperti itu. Dia hanya keluar untuk latihan. Lagipula dia tidak mendapat bayaran. Bagaimana bisa dianggap bekerja?”, Samantha membela diri.

“Candaanmu tidak lucu, teman.”, tusuk Arelia.

“Kalian sepertinya tidak jahat. Bagaimanapun, perlakuan kalian terhadap Adam tetap tidak benar.”, protes Hugo.

“Dia memasukkan racun berdosis rendah dalam makanan kami. Aku sudah menelitinya.”, jawab Samantha tenang.

Johnny segera memegang kepalanya.

“Kenapa kamu? Tidak mungkin kan…”, Brian panik.

“Aku makan sangat banyak!”, protes Johnny.

“Racun tersebut akan membuat kami sakit perut dan diare. Memang tidak berbahaya. Tapi kami adalah detektif kepolisian khusus. Perlakuan interpreter Anda melawan hukum.”, jawab Samantha tidak memperdulikan Johnny.

Brian tidak bisa menahan gelak tawanya. Johnny meninju pergelangan pria tersebut. Malu karena dia bereaksi berlebihan.

“Mr. Hugo. Anda bisa berbahasa Inggris juga?”, tanya seseorang yang lain.

“Iya, bahasa kedua saya. Tidak ada yang tahu. Karena menggunakan interpreter lebih baik.”, jawabnya.

“Iya. Dia punya banyak uang.”, cela Gerry.

“Kamu juga. Aku bisa melihatnya.”, balas Hugo.

Gerry membelalakkan matanya.

“Dengan pura-pura bodoh, aku tahu siapa yang bisa kupercaya dan tidak.”, jawab Hugo.

“Termasuk Adam?”, tandas Arelia.

“Kamu butuh untuk membuat anjing merasa bahwa dirinya seekor singa. Mereka bisa membawakan lebih banyak daging untukmu.”, Hugo tampak bangga.