- Beranda
- Stories from the Heart
I Am (NOT) Your Sister
...
TS
natashyaa
I Am (NOT) Your Sister
Dear Warga SFTH.
Sebelumnya ijinkan gue untuk menulis sepenggal kisah hidup gue di SFTH. Cerita ini bersumber dari pengalaman pribadi yang gue modifikasi sedemikian rupa sehingga membentuk cerita karangan gue sendiri. Cerita ini ditulis dengan dua sudut pandang berbeda dari kedua tokohnya.
So... langsung saja.
Sebelumnya ijinkan gue untuk menulis sepenggal kisah hidup gue di SFTH. Cerita ini bersumber dari pengalaman pribadi yang gue modifikasi sedemikian rupa sehingga membentuk cerita karangan gue sendiri. Cerita ini ditulis dengan dua sudut pandang berbeda dari kedua tokohnya.
So... langsung saja.
Quote:
Diubah oleh natashyaa 20-01-2018 23:32
itkgid dan 8 lainnya memberi reputasi
9
464.2K
3K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52.1KAnggota
Tampilkan semua post
TS
natashyaa
#2546
F Part 82
“Malam Kak Fel”
“Kak Fel besok pulang sekolah sibuk gak?”
“Ada sesuatu yang ingin aku omongin”
“Penting”
Gue membaca sms dari Nauval di sela-sela jam pelajaran. Gue jadi penasaran hal apakah yang ingin dia omongin ke gue. Apakah tentang Ani? Well well let’s see.
“Iya Val, gue di kantin ya nanti.” Balas gue kepadanya.
Berhubung sudah kadung penasaran dengan hal penting yang ingin dikatakan Nauval, gue akhirnya gak jadi pulang cepat ke rumah. Sehabis bubaran kelas gue langsung ke kelas Ani dulu buat ngabarin ke dia kalau gue gak bisa pulang cepat. Alasan kerja kelompok adalah alasan yang paling masuk akal buat anak sekolah ketika ingin pulang terlambat ke rumah.
***
Gue menunggu Nauval di kantin sambil minum jus jambu kesukaan gue. Sampai tetes terakhir si Nauval belum muncul juga padahal udah gue kasih tau ke dia lewat sms kalau gue lagi di kantin. Tadinya gue mau pergi saja, gue gak suka kalau dianggurin kayak gini, katanya mau ketemu abis sekolah, tapi mana gak ada, paling gak suka sama orang yang bisa nepatin waktu.
“Hi kak Fel, maaf duh, tadi ketemu temen dulu.” Ujar dia.
“…..”
“Udah makan kak?” Tanya dia.
“Udah.” Jawab gue singkat dan bohong.
“Oh..”
“Jadi mau ngomongin apa?” Tanya gue ke dia sambil mainin sedotan di gelas.
“Hmm.. anu Kak Fel, gimana ya ngomongnya..” Kata dia gugup.
“Ya ngomong aja Val, ada apa?”
“Bentar…” Si Nauval entah kenapa bertindak aneh tidak seperti biasanya, dia langsung berdiri lalu pergi entah kemana. Gue hanya memperhatikan dia sampai dia menghilang dari pandangan gue. Aneh bener tingkahnya hari ini, karena itu gue juga pun mau beranjak pergi dari tempat gue.
“Tunggu kak Fel…” Teriak Nauval dari kejauhan lalu berlari menghampiri gue. Gue pun menunggunya sambil menyilangkan tangan di dada dengan muka bete. Gak jelas.!
“Kak Fel…”
“Aku SUKA KAK FEL..”
“Dari dulu sejak pertama kali aku melihat kak Felisha di sekolah dari zaman mos sampe sekarang aku selalu mengagumi kak Fel, terlebih lagi pas aku bisa smsan, ngobrol sama kak Fel, itu semua bikin aku senang. Kak Fel orangnya..bla bla bla…”
“Kita juga punya kesamaan, jarang aku bisa nemuin cewek yang selera musiknya sama kayak aku… kak Fe itu berbeda.”
“Val…” Kata gue..
“Walaupun banyak yang bilang kak Fel begini.. begitu… aku..”
“Aku juga… bla bla…”
“Val….” Kata gue lagi menenangkan Nauval yang dari tadi ngomong gak ada abis2nya sampai berbusa.
“Ani juga... bla..bla….”
“Nauval…” Kali ini tangan kanan gue sengaja menyentuh kening anak ini, takut anak ini sedang sakit dan benar saja keningnya terasa panas dan berkeringat pas gue sentuh.
“Makasih..”
“Tapi..”
“Gue gak bisa.”
…
Dari awal gue udah tau arah pembicaraan Nauval mau kemana, walaupun dari luar, penampilanya terlihat kece badai namun dalam hal mengungkapkan perasaan Nauval tergolong payah. Dari awal gue kenal Nauval dari dia sering ngontak gue, gue selalu menganggapnya teman bahkan hanya sebatas adik kelas, ya walaupun kita punya banyak kesamaan seperti yang dia bilang, tapi tetap saja gue tidak bisa memberikan perasaan lebih kepada dia. Lebih jauhnya, gue ingin menjaga perasaan Ani yang sudah buka-bukaan menyukai orang ini.
“Hehhehe.” Dia ketawa lepas. Akhirnya gue bisa melihat muka dia jadi santai tidak tegang dan gugup seperti tadi.
“Aku juga tau kak Fel, setidaknya aku sekarang bisa mengungkapkan perasaanku kepada kak Fel.”
“Makasih. Setidaknya kamu bukan psycho” Kata gue senyum.
“Udah kan? Gak ada yang perlu diomongin lagi?” Tanya gue ke dia.
“Habis ini kak Fel mau kemana?” Tanya dia.
“Mau pulang.”
“Yauda, mau aku anterin?”
“Hmm.. yauda boleh.”
Sehabis itu, gue dianterin pulang sama Nauval pakai mobil dia, suasana di dalam mobil jadi akward banget, diem-dieman, apalagi ditambah lagu “We’re in this love together”nya Al Jarreau.
“Kak Fel..” Kata dia akhirnya memulai pembicaraan.
“Ya.”
“Tadi kata kak Fel, setidaknya aku bukan psycho, maksudnya apa kak?”
“Oh itu ngak apa-apa Val, gak usah dipikirin. Hehehe.”
Sebenarnya maksud perkataan gue itu, jadi dulu waktu itu ada seorang yang nembak gue, terus gue tolak, bukanya sadar diri, eh ini cowok malah makin menjadi-jadi, dia tiap hari mengemis meminta cinta gue, buntutin gue di sekolah, pathetic pokoknya, cowok tersebut saat masih ada di sekolah dan gue selalu menghindari dia jika di sekolah.
“Eh.. Val, ngomong-ngomong lo tau rumah gue?” Tanya gue ke dia.
“Tau kok.”
“Dimana emang?”
“Hahaha, aku pernah nganterin Ani.”
“Oh…”
….
“Makasih Val, mau mampir dulu? Ada Ani kok.” Ajak gue Nauval pas udah nyampe di rumah.
“Boleh, sebentar aja ya kak.”
Gue dan Nauval pun turun dari mobil dan menuju rumah gue. Dan naas, rumah gue dikunci, ah iya baru ingat mungkin ibu nyuruh Gue dan Ani pulang cepet itu rupanya mau ngajak pergi.
“Duh… Val, hehe rumahnya dikunci, ibu sama Ani kayaknya pergi. Hehehe.” Kata gue malu ke Nauval.
“Hehehe, terus gimana kak Fel?”
“Yaa, biasanya gue nunggu diluar aja disini.” Kata gue.
“Hmm.. main aja keluar yuk bareng aku, daripada sendirian nunggu disini.”
“Kemana Val?”
“Makan aja yuk, hehe, aku belum makan soalnya. Aku yang traktir gapapa” Kata dia.
“Yauda, tapi harus ada di rumah sebelum magrib ya.”
“Oke kak Fel.”
..
Akhirnya gue pun pergi makan bersama Nauval berhubung gue juga lapar sebenarnya. Pas makan, gue sama Nauval ngobrol banyak hal, tentang musik, film, cita-cita, dan lainya. Jujur saja gue sebenarnya enak-enak aja kok sama anak ini, nyaman istilahnya, cuman sayang aja, jika lo seumuran atau umurnya diatas gue, udah gue pacarin lo Val.
…
“Makasih untuk hari ini ya kak Vel.” Kata Nauval pas nganterin gue pulang ke rumah.
…
“Ibu darimana saja tadi sama Ani?” Kata gue di kamar ibu malam hari.
“Beliin dia hp baru.” Jawab ibu.
“Hp apa?”
“Sama kayak kamu.”
“Ih.. curang giliran Ani dibeliin langsung, lah aku mesti pakai uang sendiri.” Protes gue.
“Biar gak sisirikan.”
“Aku yang sirik!”
“Deuhhh ya, kamu mah sagala kan dari ibu juga semuanya, itu beli-beli baju, riasan, sepatu terus yang lainya dari siapa.”
“Ibu.”
“Yauda jangan protes.”
“Hehehe. Yauda deh bu.”
…
Sehabis dari kamar ibu gue pun pergi ke kamar Ani mengecek hp baru dia.
“Kak Fel besok pulang sekolah sibuk gak?”
“Ada sesuatu yang ingin aku omongin”
“Penting”
Gue membaca sms dari Nauval di sela-sela jam pelajaran. Gue jadi penasaran hal apakah yang ingin dia omongin ke gue. Apakah tentang Ani? Well well let’s see.
“Iya Val, gue di kantin ya nanti.” Balas gue kepadanya.
Berhubung sudah kadung penasaran dengan hal penting yang ingin dikatakan Nauval, gue akhirnya gak jadi pulang cepat ke rumah. Sehabis bubaran kelas gue langsung ke kelas Ani dulu buat ngabarin ke dia kalau gue gak bisa pulang cepat. Alasan kerja kelompok adalah alasan yang paling masuk akal buat anak sekolah ketika ingin pulang terlambat ke rumah.
***
Gue menunggu Nauval di kantin sambil minum jus jambu kesukaan gue. Sampai tetes terakhir si Nauval belum muncul juga padahal udah gue kasih tau ke dia lewat sms kalau gue lagi di kantin. Tadinya gue mau pergi saja, gue gak suka kalau dianggurin kayak gini, katanya mau ketemu abis sekolah, tapi mana gak ada, paling gak suka sama orang yang bisa nepatin waktu.
“Hi kak Fel, maaf duh, tadi ketemu temen dulu.” Ujar dia.
“…..”
“Udah makan kak?” Tanya dia.
“Udah.” Jawab gue singkat dan bohong.
“Oh..”
“Jadi mau ngomongin apa?” Tanya gue ke dia sambil mainin sedotan di gelas.
“Hmm.. anu Kak Fel, gimana ya ngomongnya..” Kata dia gugup.
“Ya ngomong aja Val, ada apa?”
“Bentar…” Si Nauval entah kenapa bertindak aneh tidak seperti biasanya, dia langsung berdiri lalu pergi entah kemana. Gue hanya memperhatikan dia sampai dia menghilang dari pandangan gue. Aneh bener tingkahnya hari ini, karena itu gue juga pun mau beranjak pergi dari tempat gue.
“Tunggu kak Fel…” Teriak Nauval dari kejauhan lalu berlari menghampiri gue. Gue pun menunggunya sambil menyilangkan tangan di dada dengan muka bete. Gak jelas.!
“Kak Fel…”
“Aku SUKA KAK FEL..”
“Dari dulu sejak pertama kali aku melihat kak Felisha di sekolah dari zaman mos sampe sekarang aku selalu mengagumi kak Fel, terlebih lagi pas aku bisa smsan, ngobrol sama kak Fel, itu semua bikin aku senang. Kak Fel orangnya..bla bla bla…”
“Kita juga punya kesamaan, jarang aku bisa nemuin cewek yang selera musiknya sama kayak aku… kak Fe itu berbeda.”
“Val…” Kata gue..
“Walaupun banyak yang bilang kak Fel begini.. begitu… aku..”
“Aku juga… bla bla…”
“Val….” Kata gue lagi menenangkan Nauval yang dari tadi ngomong gak ada abis2nya sampai berbusa.
“Ani juga... bla..bla….”
“Nauval…” Kali ini tangan kanan gue sengaja menyentuh kening anak ini, takut anak ini sedang sakit dan benar saja keningnya terasa panas dan berkeringat pas gue sentuh.
“Makasih..”
“Tapi..”
“Gue gak bisa.”
…
Dari awal gue udah tau arah pembicaraan Nauval mau kemana, walaupun dari luar, penampilanya terlihat kece badai namun dalam hal mengungkapkan perasaan Nauval tergolong payah. Dari awal gue kenal Nauval dari dia sering ngontak gue, gue selalu menganggapnya teman bahkan hanya sebatas adik kelas, ya walaupun kita punya banyak kesamaan seperti yang dia bilang, tapi tetap saja gue tidak bisa memberikan perasaan lebih kepada dia. Lebih jauhnya, gue ingin menjaga perasaan Ani yang sudah buka-bukaan menyukai orang ini.
“Hehhehe.” Dia ketawa lepas. Akhirnya gue bisa melihat muka dia jadi santai tidak tegang dan gugup seperti tadi.
“Aku juga tau kak Fel, setidaknya aku sekarang bisa mengungkapkan perasaanku kepada kak Fel.”
“Makasih. Setidaknya kamu bukan psycho” Kata gue senyum.
“Udah kan? Gak ada yang perlu diomongin lagi?” Tanya gue ke dia.
“Habis ini kak Fel mau kemana?” Tanya dia.
“Mau pulang.”
“Yauda, mau aku anterin?”
“Hmm.. yauda boleh.”
Sehabis itu, gue dianterin pulang sama Nauval pakai mobil dia, suasana di dalam mobil jadi akward banget, diem-dieman, apalagi ditambah lagu “We’re in this love together”nya Al Jarreau.
“Kak Fel..” Kata dia akhirnya memulai pembicaraan.
“Ya.”
“Tadi kata kak Fel, setidaknya aku bukan psycho, maksudnya apa kak?”
“Oh itu ngak apa-apa Val, gak usah dipikirin. Hehehe.”
Sebenarnya maksud perkataan gue itu, jadi dulu waktu itu ada seorang yang nembak gue, terus gue tolak, bukanya sadar diri, eh ini cowok malah makin menjadi-jadi, dia tiap hari mengemis meminta cinta gue, buntutin gue di sekolah, pathetic pokoknya, cowok tersebut saat masih ada di sekolah dan gue selalu menghindari dia jika di sekolah.
“Eh.. Val, ngomong-ngomong lo tau rumah gue?” Tanya gue ke dia.
“Tau kok.”
“Dimana emang?”
“Hahaha, aku pernah nganterin Ani.”
“Oh…”
….
“Makasih Val, mau mampir dulu? Ada Ani kok.” Ajak gue Nauval pas udah nyampe di rumah.
“Boleh, sebentar aja ya kak.”
Gue dan Nauval pun turun dari mobil dan menuju rumah gue. Dan naas, rumah gue dikunci, ah iya baru ingat mungkin ibu nyuruh Gue dan Ani pulang cepet itu rupanya mau ngajak pergi.
“Duh… Val, hehe rumahnya dikunci, ibu sama Ani kayaknya pergi. Hehehe.” Kata gue malu ke Nauval.
“Hehehe, terus gimana kak Fel?”
“Yaa, biasanya gue nunggu diluar aja disini.” Kata gue.
“Hmm.. main aja keluar yuk bareng aku, daripada sendirian nunggu disini.”
“Kemana Val?”
“Makan aja yuk, hehe, aku belum makan soalnya. Aku yang traktir gapapa” Kata dia.
“Yauda, tapi harus ada di rumah sebelum magrib ya.”
“Oke kak Fel.”
..
Akhirnya gue pun pergi makan bersama Nauval berhubung gue juga lapar sebenarnya. Pas makan, gue sama Nauval ngobrol banyak hal, tentang musik, film, cita-cita, dan lainya. Jujur saja gue sebenarnya enak-enak aja kok sama anak ini, nyaman istilahnya, cuman sayang aja, jika lo seumuran atau umurnya diatas gue, udah gue pacarin lo Val.
…
“Makasih untuk hari ini ya kak Vel.” Kata Nauval pas nganterin gue pulang ke rumah.
…
“Ibu darimana saja tadi sama Ani?” Kata gue di kamar ibu malam hari.
“Beliin dia hp baru.” Jawab ibu.
“Hp apa?”
“Sama kayak kamu.”
“Ih.. curang giliran Ani dibeliin langsung, lah aku mesti pakai uang sendiri.” Protes gue.
“Biar gak sisirikan.”
“Aku yang sirik!”
“Deuhhh ya, kamu mah sagala kan dari ibu juga semuanya, itu beli-beli baju, riasan, sepatu terus yang lainya dari siapa.”
“Ibu.”
“Yauda jangan protes.”
“Hehehe. Yauda deh bu.”
…
Sehabis dari kamar ibu gue pun pergi ke kamar Ani mengecek hp baru dia.
itkgid memberi reputasi
1
