- Beranda
- Stories from the Heart
Seperti Air Mengalir
...
TS
haihana
Seperti Air Mengalir
Gue memandang buku berwarna hitam dalam pangkuan tanggan gue, melihat selembar demi lembar isinya dan sesekali tersenyum.
gue seakan kembali ke 10 tahun yang lalu, saat masih berseragam putih abu dan mengulang masa remaja gue seperti dalam gambar di buku ini. gambar sekumpulan laki-laki dan perempuan berfoto dengan tema tahun 80an. "Teko ajaib bawa gue kembali ke masa itu dong"
***
nama gue Raka, gue anak pecicilan yang agak melankolis, gue suka gambar dan yang paling penting gue suka makan dan tidur.hehe..
segitu aja deh ntar kalo kepanjangan pada suka sama gue berabe. anyway selamat baca ya.
***
gue seakan kembali ke 10 tahun yang lalu, saat masih berseragam putih abu dan mengulang masa remaja gue seperti dalam gambar di buku ini. gambar sekumpulan laki-laki dan perempuan berfoto dengan tema tahun 80an. "Teko ajaib bawa gue kembali ke masa itu dong"
***
nama gue Raka, gue anak pecicilan yang agak melankolis, gue suka gambar dan yang paling penting gue suka makan dan tidur.hehe..
segitu aja deh ntar kalo kepanjangan pada suka sama gue berabe. anyway selamat baca ya.
***
Quote:
Spoiler for Index:
Diubah oleh haihana 21-05-2017 18:05
Nankendra dan 2 lainnya memberi reputasi
3
15.9K
99
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
haihana
#49
Tigabelas
Kepala gue rasanya berat, sehabis semalaman minum Ci* si air penghangat badan, dan tidur di emperan toko.
Pagi ini gue merasa seluruh badan gue remuk. Sudah lima hari gue dan panji di jogja, Menjelajah mengikuti kaki melangkah, saat sore menjelang malam kami kerja apapun, seringnya sih bantuin yang buka-tutup angkringan di malioboro. Lumayan selain dapat upah kita
juga dapat makan gratis. lepas tengah malam kami selalu lewati dengan air penghangat badan, ngobrol sambil udud lalu tertidur
di emperan toko.
" Ji, bangun ji, udah rame. pindah ke beringin kembar yuk" ucap gue ke panji yang masih ngulet di depan toko yang sudah mulai buka ini.
BBYUUURRR..
Tiba-tiba tanpa gue sadari yang punya toko langsung aja menyiram air ke arah gue dan panji. Beruntung gue sudah bangun dan langsung refleks menghindar, jadi baju gue hanya basah sedikit. Lain dengan panji yang jadi basah kuyup karna dia dari tadi masih sibuk ngulet di depan toko.
" Pergi kalian. ngotorin toko aja bisanya!" usir yang punya toko sambil menjinjing ember kosong yang tadi digunakan untuk menyiram kami.
Panji yang tiba-tiba disiram langsung bangun dan gue cuma ketawa cekikikan liat panji yang sudah basah kuyup.
" Sialan" umpat panji.
" Ayo ji buruan kita cabut" ajak gue masih sambil cekikikan
Gue dan panji akhirnya pergi dari pelataran toko dengan perasaan panji yang dongkol karena jadi basah kuyup.
" Baju lu gda yang kering lagi ji?" tanya gue
" Kaga lah. ini di tas kan cm ada dua kaos. Lah tas lu sama tas gue kan tadi kena siram jadi isinya ya basah semua" ucap panji
" Lagian lu ga bilang-bilang mau di siram. kan minimal gue bisa nyelametin tas gitu biar ga basah semua" ucap panji lagi
" Lah gue juga mana tau men mau disiram. td pas gue negok udah mau diguyur aja untung gue sempet ngehindar jd cuma dikit ini basahnya" ucap gue.
" Lagian elu gue bangunin juga dari tadi ga bangun-bangun. kebo banget hadeuhh" ucap gue lagi.
" Iya berat banget kepala gue gara-gara semalem kebanyakan" ucap panji
Dua orang bocah yang baru memasuki usia remaja ini akhirnya sampai di beringin kembar lagi. Panji duduk di sudut taman,mengeluarkan baju-baju nya yang basah agar terjemur matahari. Sedang gue muterin taman cari yang jual makanan murah. Hari ini kami masih ada sisa uang 3 ribu jadi kami masih bisa lah cari makan yang layak ga kaya kemarin yang cari makanan sisa yang mau di buang tapi masih layak dimakan di dekat restoran.
" Ayo makan ji" ucap gue ke panji yang masih kedinginan sehabis di guyur tadi
" Wah lumayan hari ini bisa makan nasi kuning bray walaupun satu berdua" ucap Panji
" Iya nih jatah buat beli rokok harusnya" ucap gue sambil melahap nasi kuning yang gue beli tadi berdua bareng Panji.
Saat sedang asik makan,
" Nih buat kalian. makan yang banyak" ucap seorang bapak-bapak yang tidak kami kenal sambil memberikan 2 bungkusan makanan
dan dua botol air mineral kepada kami. Panji meraih bungkusan itu lalu mengucapkan terimakasih.
" Makasih pak makanannya" ucap gue sesaat setelah menghabiskan semua makanan kami dan meneguk segarnya air mineral pemberian si bapak. Rasanya sudah lama sekali tidak makan sekenyang dan senikmat ini.
" Iya sama-sama. Nama bapak Soleh, kalian?" tanya Pak Soleh.
" Saya Raka pak, dan teman saya ini Panji" ucap gue.
Pak Soleh memang duduk di sebelah kami setelah memberi kami makanan dan minuman, kami lalu banyak berbincang-bincang. Pak Soleh ternyata sudah memperhatikan kami sejak empat hari yang lalu. Iya kami memang sering kesini untuk sekedar melamun menikmati hari. Pak Soleh yang memiliki bengkel motor tidak jauh dari sini sering melihat kelakuan absurd kami yang akhirnya mengundang rasa penasaran baginya karna menurutnya kami sama sekali tidak seperti orang jogja. Gue dan panji pun menceritakan tentang kami dan alasan kenapa kami sampai ke Jogja ini.
" Kalian ini ya, saran saya lebih baik kalian pulang ke rumah, kasihan orang tua kalian pasti nyariin. Disini juga kalian mau ngapain?
masa depan kalian ada di kota kalian" ucap Pak Soleh.
Gue dan panji hanya diam mendengarkan ucapan Pak Soleh.
" Sementara ini kalian mau kerja sama saya? nyuci motor? dari pada kalian luntang lantung begini" tawar Pak Soleh lagi
" Mau pak" jawab gue dan panji serempak
Pak Soleh tersenyum.
" Ya sudah ikut saya ya ke bengkel. nanti malam kalian bisa tidur di bengkel saja daripada di emperan toko lagi. nanti saya kasih tau Supri" ucap Pak Soleh lagi.
Supri itu pegawai Pak Soleh yang dipercaya tinggal di bengkel. Entah mimpi apa gue sama panji semalam, kami yang begajulan dan nakal ini masih diberi jalan oleh Tuhan untuk bertemu seseorang seperti Pak Soleh di kota yang sama sekali asing bagi kami.
***
Kepala gue rasanya berat, sehabis semalaman minum Ci* si air penghangat badan, dan tidur di emperan toko.
Pagi ini gue merasa seluruh badan gue remuk. Sudah lima hari gue dan panji di jogja, Menjelajah mengikuti kaki melangkah, saat sore menjelang malam kami kerja apapun, seringnya sih bantuin yang buka-tutup angkringan di malioboro. Lumayan selain dapat upah kita
juga dapat makan gratis. lepas tengah malam kami selalu lewati dengan air penghangat badan, ngobrol sambil udud lalu tertidur
di emperan toko.
" Ji, bangun ji, udah rame. pindah ke beringin kembar yuk" ucap gue ke panji yang masih ngulet di depan toko yang sudah mulai buka ini.
BBYUUURRR..
Tiba-tiba tanpa gue sadari yang punya toko langsung aja menyiram air ke arah gue dan panji. Beruntung gue sudah bangun dan langsung refleks menghindar, jadi baju gue hanya basah sedikit. Lain dengan panji yang jadi basah kuyup karna dia dari tadi masih sibuk ngulet di depan toko.
" Pergi kalian. ngotorin toko aja bisanya!" usir yang punya toko sambil menjinjing ember kosong yang tadi digunakan untuk menyiram kami.
Panji yang tiba-tiba disiram langsung bangun dan gue cuma ketawa cekikikan liat panji yang sudah basah kuyup.
" Sialan" umpat panji.
" Ayo ji buruan kita cabut" ajak gue masih sambil cekikikan
Gue dan panji akhirnya pergi dari pelataran toko dengan perasaan panji yang dongkol karena jadi basah kuyup.
" Baju lu gda yang kering lagi ji?" tanya gue
" Kaga lah. ini di tas kan cm ada dua kaos. Lah tas lu sama tas gue kan tadi kena siram jadi isinya ya basah semua" ucap panji
" Lagian lu ga bilang-bilang mau di siram. kan minimal gue bisa nyelametin tas gitu biar ga basah semua" ucap panji lagi
" Lah gue juga mana tau men mau disiram. td pas gue negok udah mau diguyur aja untung gue sempet ngehindar jd cuma dikit ini basahnya" ucap gue.
" Lagian elu gue bangunin juga dari tadi ga bangun-bangun. kebo banget hadeuhh" ucap gue lagi.
" Iya berat banget kepala gue gara-gara semalem kebanyakan" ucap panji
Dua orang bocah yang baru memasuki usia remaja ini akhirnya sampai di beringin kembar lagi. Panji duduk di sudut taman,mengeluarkan baju-baju nya yang basah agar terjemur matahari. Sedang gue muterin taman cari yang jual makanan murah. Hari ini kami masih ada sisa uang 3 ribu jadi kami masih bisa lah cari makan yang layak ga kaya kemarin yang cari makanan sisa yang mau di buang tapi masih layak dimakan di dekat restoran.
" Ayo makan ji" ucap gue ke panji yang masih kedinginan sehabis di guyur tadi
" Wah lumayan hari ini bisa makan nasi kuning bray walaupun satu berdua" ucap Panji
" Iya nih jatah buat beli rokok harusnya" ucap gue sambil melahap nasi kuning yang gue beli tadi berdua bareng Panji.
Saat sedang asik makan,
" Nih buat kalian. makan yang banyak" ucap seorang bapak-bapak yang tidak kami kenal sambil memberikan 2 bungkusan makanan
dan dua botol air mineral kepada kami. Panji meraih bungkusan itu lalu mengucapkan terimakasih.
" Makasih pak makanannya" ucap gue sesaat setelah menghabiskan semua makanan kami dan meneguk segarnya air mineral pemberian si bapak. Rasanya sudah lama sekali tidak makan sekenyang dan senikmat ini.
" Iya sama-sama. Nama bapak Soleh, kalian?" tanya Pak Soleh.
" Saya Raka pak, dan teman saya ini Panji" ucap gue.
Pak Soleh memang duduk di sebelah kami setelah memberi kami makanan dan minuman, kami lalu banyak berbincang-bincang. Pak Soleh ternyata sudah memperhatikan kami sejak empat hari yang lalu. Iya kami memang sering kesini untuk sekedar melamun menikmati hari. Pak Soleh yang memiliki bengkel motor tidak jauh dari sini sering melihat kelakuan absurd kami yang akhirnya mengundang rasa penasaran baginya karna menurutnya kami sama sekali tidak seperti orang jogja. Gue dan panji pun menceritakan tentang kami dan alasan kenapa kami sampai ke Jogja ini.
" Kalian ini ya, saran saya lebih baik kalian pulang ke rumah, kasihan orang tua kalian pasti nyariin. Disini juga kalian mau ngapain?
masa depan kalian ada di kota kalian" ucap Pak Soleh.
Gue dan panji hanya diam mendengarkan ucapan Pak Soleh.
" Sementara ini kalian mau kerja sama saya? nyuci motor? dari pada kalian luntang lantung begini" tawar Pak Soleh lagi
" Mau pak" jawab gue dan panji serempak
Pak Soleh tersenyum.
" Ya sudah ikut saya ya ke bengkel. nanti malam kalian bisa tidur di bengkel saja daripada di emperan toko lagi. nanti saya kasih tau Supri" ucap Pak Soleh lagi.
Supri itu pegawai Pak Soleh yang dipercaya tinggal di bengkel. Entah mimpi apa gue sama panji semalam, kami yang begajulan dan nakal ini masih diberi jalan oleh Tuhan untuk bertemu seseorang seperti Pak Soleh di kota yang sama sekali asing bagi kami.
***
0
