- Beranda
- Stories from the Heart
Pelangi Diatas Laut
...
TS
.raffertha
Pelangi Diatas Laut
Quote:
Aku duduk didepan jendela kamarku.
Melihat langit yang biru dan awan putih yang menghiasi.
Hari ini cukup cerah.
Membuatku ingin sekali pergi keluar hanya untuk berkunjung ke tempat-tempat yang menyenangkan.
Namaku Andrea Raffertha.
Aku biasa dipanggil Rea.
Aku lahir dikeluarga yang berkecukupan, walaupun teman-temanku selalu mengatakan bahwa aku adalah anak orang kaya.
Ya memang ayahku seorang pegawai negeri sipil yang golongannya sudah tinggi dengan jabatan menjanjikan.
Apa lagi ibuku.
Ibuku seorang Sekretaris Direksi Utama disebuah perusahaan milik negara.
Aku duduk dibangku Sekolah Menegah Atas kelas 10.
Dan dari sinilah kisahku dimulai.
Quote:
Spoiler for Sambutan:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Polling
0 suara
Siapakah sosok yang abadi dalam hati Andrea Raffertha ?
Diubah oleh .raffertha 14-08-2017 05:52
Arsana277 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
838K
4.5K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
.raffertha
#3874
Part 104
Adzan shubuh berkumandang.
Aku bangun dari tidurku.
Tak terasa ini adalah hari dimana nasib semua murid kelas XII ditentukan nasibnya.
Aku segera berjalan menuju kamar mandi untuk berwudhu dan sholat shubuh dikamarku.
Tak lama kemudian setelah aku sholat shubuh, HPku berdering.
Dipagi hari yang dingin, aku memaksakan diriku untuk membersihkan diri.
Aku mandi dengan cepat dan segera berpakaian.
Setelah itu, aku turun kebawah menuju meja makan untuk sarapan.
Mama : "Udah siap, Re ?"
Rea : "Siap ga siap, Ma.."
Mama : "Pelajaran apa hari ini ?"
Rea : "Bahasa Indonesia sama Biologi.."
Mama : "Bisa ga kamu ?"
Rea : "Insya Allah, bisa Ma.."
Mama : "Bagus deh kalo gitu.. Sayang banget kan kalo kamu ga lulus.."
Rea : "Harus lulus, Ma.."
Mama : "Jadi kuliah di UI ?"
Rea : "Jadi.."
Mama : "Ga ada pilihan lain ?"
Rea : "Ngga ada, Ma.."
Mama : "Ya udah.. Cepetan sana kamu berangkat.."
Rea : "Iya, Ma.. Pagi ini mau rapat angkatan dulu sebelum ujian.. Aku berangkat, Ma.. Assalamu 'alaikum.."
Mama : "Wa 'alaikum salam.."
Aku segera nyalakan motor papaku dan melaju cepat sampai disekolah.
Sekolah ini masih sepi.
Aku parkirkan motor papaku ditempat biasa aku memarkirkannya, lalu aku berjalan menuju podium.
Aku melihat sesosok perempuan berkulit putih, rambut panjang yang hitam dan lurus.
Dia duduk dipodium upacara sambil membenarkan posisi kacamatanya.
Aku hampiri dia dan mencoba menyapanya.
Rea : "Hai.. Calista.."
Lista : "...."
Rea : "Aku boleh duduk sini ?"
Lista : "....", dia hanya mengangguk.
Lista : "Salah ga sih aku kangen sama kamu, Re ?"
Rea : "Ngga kok.."
Lista : "Maaf soal kemarin.."
Rea : "Yang mana ?"
Lista : "Kemarin, waktu aku papasan sama kamu tapi kamu malah aku cuekin.."
Rea : "Oh.. Ga apa-apa kok.."
Lista : "Aku mau kita kayak biasa lagi, Re.."
Rea : "Ya emang kita harus seperti itu.. Apa lagi kamu sama aku sekarang satu tim untuk suksesin satu angkatan dalam mata pelajaran bahasa Inggris.."
Lista : "Iya.. Aku tau itu.."
Lista : "Masalah kamu harus nikahin aku..."
Rea : "Kamu mau bahas itu lagi ?"
Lista : "Bukan.. Aku cuma mau bilang ga usah dipikirin.. Mungkin aku terlalu berlebihan waktu itu.."
Rea : "Iya.. Aku udah ga mikirin kok.. Lagian namanya jodoh kan kita ga tau sama siapa nanti.."
Lista : "Kamu masih jadian sama adik kelas itu ?"
Rea : "Masih.."
Lista : "Semoga kamu berjodoh sama dia.."
Rea : "Gimana sama pacarmu ?"
Lista : "Aku sekarang ga punya siapa-siapa.."
Rea : "Loh, kenapa ?"
Lista : "Entah.. Perasaanku hampa.. Mungkin karena aku terlalu sayang sama kamu.."
Rea : "Kamu, masih sayang sama aku ?"
Lista : "....", dia hanya mengangguk.
Lista : "Aku cuma bisa tahan perasaanku.. Aku takut nyakitin orang lain.."
Rea : "Yang ada kamu nyakitin diri sendiri.."
Lista : "Ya maka nya aku minta sama kamu untuk bersikap seperti biasa.. Supaya perasaan ini makin lama semakin hilang.."
Rea : "Hhmm.. Ya kalo itu permintaanmu, aku bisa apa.."
Beberapa menit berjalan.
Para siswa sudah berdatangan.
Angkatanku semua berkumpul dilapangan untuk rapat sebelum ujian.
Rapat ini hanya membahas strategi pembagian jawaban keseluruh teman-temanku.
Setelah itu dilanjutkan dengan doa bersama.
"Andrea..."
Ada suara yang memanggilku.
Suara yang sepertiku kenal sebelumnya.
Aku mencari sumber suara itu.
Dan ternyata itu adalah suara teman-teman lamaku.
Zabir : "Oi.. Senior lo sekarang.. Hahahahahahaha.."
Rea : "Lo ngapain disini ?"
Zabir : "Gw sama yang lain dateng mau kasih lo semangat karena pas kita ujian kemarin, lo bela-belain dateng kan.."
Farrel : "Gw ga bakalan lupa sama apa yang lo lakuin ke kita.."
Valen : "Habis ini mau nongkrong ga ?"
Zabir : "Buset ini bocah.. Si Rea lagi UN diajak nongkrong.."
Valen : "Belajar bareng gitu.. Kali gw bisa bantu.."
Zabir : "Rea IPA, njir.. Lo apaan, ampas ?"
Rea : "Hahahahahaha.. Makasih ya udah dateng.. Gw harus naik dulu.. Gw duluan ya.."
Zabir : "Ya.. Semoga sukses, Re.."
Farrel : "Nyontek jangan lupa.."
Aku segera duduk dibangku yang sudah disediakan.
Pengawas ujian telah membagikan soal ujian dan lembar jawabannya.
Dan ujianpun dimulai.
Aku membaca soal ini satu persatu.
Ternyata ujian nasional ini tak seperti yang aku bayangkan.
Pertanyaannya cenderung mudah.
Lebih mudah dari Try Out.
Hanya butuh waktu kurang dari 2 jam untuk menyelesaikannya.
Aku alihkan pandanganku kearah pengawas.
Ternyata pengawasku asyik mengobrol.
Teman-temanku bisa mencontek dengan leluasa.
Akupun bisa mengirimkan dan menerima pesan yang berisi kunci jawaban dari teman angkatanku.
Hingga akhirnya waktu ujian selesai.
Lembar soal dan jawaban dikumpulkan.
Setelah itu, kami semua melanjutkan ke pelajaran berikutnya hingga ujian hari ini selesai.
Aku keluar dari kelas ini.
Tiba-tiba saja HPku bergetar.
Tanda ada telepon masuk.
Ada nama Calista di layar HPku.
Ada apa Calista menelponku ?
Aku hampiri Calista yang sedang duduk didepan kelas yang dipakai untuk ruangan ujian.
Rea : "Ayo ikut aku..", sambil menarik tangan Calista.
Lista : "Eh mau kemana.."
Rea : "Ikut aja.."
Tanpa sadar, aku berjalan berdua dengannya sambil berpegangan tangan layaknya sepasang kekasih.
Tak sedikit mata para murid yang melihatku dengan dia.
Aku ajak dia ketempat dimana aku biasa berkumpul dengan teman-temanku atau berdua dengan Aurel.
Dan sekarang, aku berdua dengan Calista.
Rea : "Jadi, mau ketemu aku ada apa, Ta ?"
Lista : "Aku cuma mau kita kerjasama besok.. Karena kita tim sukses bahasa Inggris.."
Rea : "Oh iya bener juga kamu.. Aku dapet soal paket A.."
Lista : "Aku paket B.."
Rea : "Tapi sama aja sih.. Cuma beda sususan soalnya aja.."
Lista : "Re.."
Rea : "Ya.."
Lista : "Kamu mau lanjut kuliah dimana ?"
Rea : "UI.. Kamu dimana ?"
Lista : "Jauh.."
Rea : "Jauh ?"
Lista : "....", dia hanya mengangguk.
Rea : "Dimana ?"
Lista : "Malang.."
Rea : "Kenapa harus jauh ?"
Lista : "Supaya aku bisa lupain kamu.."
Rea : "Tapi aku yang ngga bisa.. Ah sudahlah.."
Lista : "Ga bisa apa ?"
Rea : "Entah.."
Lista : "Re, jujur sama aku.."
Rea : "Iya, perasaanku ke kamu yang udah aku kubur dalam-dalam sekarang muncul lagi.."
Lista : "...."
Rea : "Bahkan aku ikhlas kalau memang setelah lulus nanti kita tunangan.."
Lista : "Aku ga mau bahas itu sekarang.."
Rea : "Iya.. Nanti aja itu dibahasnya.. Jalan hidup kita masih panjang.."
Lista : "Aku boleh kerumah kamu ?"
Rea : "Boleh.. Tapi dirumahku sepi.. Cuma ada aku seorang.."
Lista : "Ga masalah.. Aku cuma mau main kesana.. Udah lama aku ga kerumah kamu.."
Rea : "Hhmm.. Ya udah deh.. Yuk.."
Aku dan Calista segera berjalan menuju tempat dimana motor papaku diparkirkan.
Aku langsung melajukan motor ini ke rumahku.
Sesampainya disana, aku dan Calista masuk kerumahku dan menuju kamarku.
Lista : "Ga berubah ya kamar kamu.."
Rea : "Ya begitulah.."
Lista : "Kamu ga mau ngerubah suasana apa ?"
Rea : "Ngga.. Begini aja udah enak.."
Lista : "The Sims nya masih ada ga ? Aku mau main.."
Rea : "Masih.. Main aja.."
Calista menyalakan PCku dan bermain game yang dia gemari.
Aku hanya tidur-tiduran diatas ranjangku sambil berbalas pesan dengan Aurel.
Lista : "Hayo.. Asyik sendiri.."
Rea : "Aduh.. Ga jadi main ?"
Lista : "Ga mood.."
Rea : "Terus mau ngapain ?"
Lista : "Kangen mau peluk kamu.. Ga boleh ?"
Rea : "Hhmm.. Ya udah terserah.."
Lista : "Re.. Maksud kamu tadi bilang ga bisa.. Ga bisa apa ?"
Rea : "Ga bisa apaan ?"
Lista : "Ga bisa jauh dari aku ya.. Hayo hayo ngaku.. Hehehehehehe.."
Rea : "Iya.. Kali.."
Lista : "Kok kali ? Iya aja kek.."
Rea : "Iya iya.. Ga bisa jauh dari kamu.."
Lista : "Hahahahahaha.. Tapi mau gimana lagi.. Aku ga bisa batalin gitu aja.."
Rea : "Ga apa-apa.. Kan masih bisa ketemu pas lagi lebaran atau pas liburan.."
Lista : "Mudah-mudahan.."
Calista memelukku dengan erat.
Sepertinya dia juga berat untuk meninggalkanku disini.
Hanya ada waktu beberapa hari sebelum kami melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Sepertinya memang aku tak bisa membohongi perasaanku bahwa aku memang tak bisa membiarkan dia jauh dariku.
Mata kami saling bertatapan.
Deru nafasnya terasa dileherku.
Lalu, kami saling melumat bibir satu sama lain.
Lista : "Sayang kamu, Re.."
Rea : "Aku juga.. Sayang kamu.."
Kami melanjutkan ciuman ini.
Kali ini, terasa berbeda dengan yang terakhir kali aku dengan dia.
Seperti kami berdua tidak mau melepaskan diri.
Tanganku dengan refleks membuka kancing seragamnya satu persatu hingga terlihatlah sebuah pemandangan yang harusnya aku tak boleh melihatnya.
Hingga akhirnya permainan ini tak terhindari lagi.
Lagi-lagi aku melakukan ini dengan Calista.
Padahal ada Aurel yang menjadi pacarku.
Tapi, perasaanku dengan Aurel hilang ketika ada Calista didepanku.
Mungkin perasaanku dengan Calista akan hilang ketika ada Aurel didepanku.
Mungkin.
Aku bangun dari tidurku.
Tak terasa ini adalah hari dimana nasib semua murid kelas XII ditentukan nasibnya.
Aku segera berjalan menuju kamar mandi untuk berwudhu dan sholat shubuh dikamarku.
Tak lama kemudian setelah aku sholat shubuh, HPku berdering.
Quote:
Dipagi hari yang dingin, aku memaksakan diriku untuk membersihkan diri.
Aku mandi dengan cepat dan segera berpakaian.
Setelah itu, aku turun kebawah menuju meja makan untuk sarapan.
Mama : "Udah siap, Re ?"
Rea : "Siap ga siap, Ma.."
Mama : "Pelajaran apa hari ini ?"
Rea : "Bahasa Indonesia sama Biologi.."
Mama : "Bisa ga kamu ?"
Rea : "Insya Allah, bisa Ma.."
Mama : "Bagus deh kalo gitu.. Sayang banget kan kalo kamu ga lulus.."
Rea : "Harus lulus, Ma.."
Mama : "Jadi kuliah di UI ?"
Rea : "Jadi.."
Mama : "Ga ada pilihan lain ?"
Rea : "Ngga ada, Ma.."
Mama : "Ya udah.. Cepetan sana kamu berangkat.."
Rea : "Iya, Ma.. Pagi ini mau rapat angkatan dulu sebelum ujian.. Aku berangkat, Ma.. Assalamu 'alaikum.."
Mama : "Wa 'alaikum salam.."
Aku segera nyalakan motor papaku dan melaju cepat sampai disekolah.
Sekolah ini masih sepi.
Aku parkirkan motor papaku ditempat biasa aku memarkirkannya, lalu aku berjalan menuju podium.
Aku melihat sesosok perempuan berkulit putih, rambut panjang yang hitam dan lurus.
Dia duduk dipodium upacara sambil membenarkan posisi kacamatanya.
Aku hampiri dia dan mencoba menyapanya.
Rea : "Hai.. Calista.."
Lista : "...."
Rea : "Aku boleh duduk sini ?"
Lista : "....", dia hanya mengangguk.
Lista : "Salah ga sih aku kangen sama kamu, Re ?"
Rea : "Ngga kok.."
Lista : "Maaf soal kemarin.."
Rea : "Yang mana ?"
Lista : "Kemarin, waktu aku papasan sama kamu tapi kamu malah aku cuekin.."
Rea : "Oh.. Ga apa-apa kok.."
Lista : "Aku mau kita kayak biasa lagi, Re.."
Rea : "Ya emang kita harus seperti itu.. Apa lagi kamu sama aku sekarang satu tim untuk suksesin satu angkatan dalam mata pelajaran bahasa Inggris.."
Lista : "Iya.. Aku tau itu.."
Lista : "Masalah kamu harus nikahin aku..."
Rea : "Kamu mau bahas itu lagi ?"
Lista : "Bukan.. Aku cuma mau bilang ga usah dipikirin.. Mungkin aku terlalu berlebihan waktu itu.."
Rea : "Iya.. Aku udah ga mikirin kok.. Lagian namanya jodoh kan kita ga tau sama siapa nanti.."
Lista : "Kamu masih jadian sama adik kelas itu ?"
Rea : "Masih.."
Lista : "Semoga kamu berjodoh sama dia.."
Rea : "Gimana sama pacarmu ?"
Lista : "Aku sekarang ga punya siapa-siapa.."
Rea : "Loh, kenapa ?"
Lista : "Entah.. Perasaanku hampa.. Mungkin karena aku terlalu sayang sama kamu.."
Rea : "Kamu, masih sayang sama aku ?"
Lista : "....", dia hanya mengangguk.
Lista : "Aku cuma bisa tahan perasaanku.. Aku takut nyakitin orang lain.."
Rea : "Yang ada kamu nyakitin diri sendiri.."
Lista : "Ya maka nya aku minta sama kamu untuk bersikap seperti biasa.. Supaya perasaan ini makin lama semakin hilang.."
Rea : "Hhmm.. Ya kalo itu permintaanmu, aku bisa apa.."
Beberapa menit berjalan.
Para siswa sudah berdatangan.
Angkatanku semua berkumpul dilapangan untuk rapat sebelum ujian.
Rapat ini hanya membahas strategi pembagian jawaban keseluruh teman-temanku.
Setelah itu dilanjutkan dengan doa bersama.
"Andrea..."
Ada suara yang memanggilku.
Suara yang sepertiku kenal sebelumnya.
Aku mencari sumber suara itu.
Dan ternyata itu adalah suara teman-teman lamaku.
Zabir : "Oi.. Senior lo sekarang.. Hahahahahahaha.."
Rea : "Lo ngapain disini ?"
Zabir : "Gw sama yang lain dateng mau kasih lo semangat karena pas kita ujian kemarin, lo bela-belain dateng kan.."
Farrel : "Gw ga bakalan lupa sama apa yang lo lakuin ke kita.."
Valen : "Habis ini mau nongkrong ga ?"
Zabir : "Buset ini bocah.. Si Rea lagi UN diajak nongkrong.."
Valen : "Belajar bareng gitu.. Kali gw bisa bantu.."
Zabir : "Rea IPA, njir.. Lo apaan, ampas ?"
Rea : "Hahahahahaha.. Makasih ya udah dateng.. Gw harus naik dulu.. Gw duluan ya.."
Zabir : "Ya.. Semoga sukses, Re.."
Farrel : "Nyontek jangan lupa.."
Aku segera duduk dibangku yang sudah disediakan.
Pengawas ujian telah membagikan soal ujian dan lembar jawabannya.
Dan ujianpun dimulai.
Aku membaca soal ini satu persatu.
Ternyata ujian nasional ini tak seperti yang aku bayangkan.
Pertanyaannya cenderung mudah.
Lebih mudah dari Try Out.
Hanya butuh waktu kurang dari 2 jam untuk menyelesaikannya.
Aku alihkan pandanganku kearah pengawas.
Ternyata pengawasku asyik mengobrol.
Teman-temanku bisa mencontek dengan leluasa.
Akupun bisa mengirimkan dan menerima pesan yang berisi kunci jawaban dari teman angkatanku.
Hingga akhirnya waktu ujian selesai.
Lembar soal dan jawaban dikumpulkan.
Setelah itu, kami semua melanjutkan ke pelajaran berikutnya hingga ujian hari ini selesai.
Aku keluar dari kelas ini.
Tiba-tiba saja HPku bergetar.
Tanda ada telepon masuk.
Ada nama Calista di layar HPku.
Ada apa Calista menelponku ?
Quote:
Aku hampiri Calista yang sedang duduk didepan kelas yang dipakai untuk ruangan ujian.
Rea : "Ayo ikut aku..", sambil menarik tangan Calista.
Lista : "Eh mau kemana.."
Rea : "Ikut aja.."
Tanpa sadar, aku berjalan berdua dengannya sambil berpegangan tangan layaknya sepasang kekasih.
Tak sedikit mata para murid yang melihatku dengan dia.
Aku ajak dia ketempat dimana aku biasa berkumpul dengan teman-temanku atau berdua dengan Aurel.
Dan sekarang, aku berdua dengan Calista.
Rea : "Jadi, mau ketemu aku ada apa, Ta ?"
Lista : "Aku cuma mau kita kerjasama besok.. Karena kita tim sukses bahasa Inggris.."
Rea : "Oh iya bener juga kamu.. Aku dapet soal paket A.."
Lista : "Aku paket B.."
Rea : "Tapi sama aja sih.. Cuma beda sususan soalnya aja.."
Lista : "Re.."
Rea : "Ya.."
Lista : "Kamu mau lanjut kuliah dimana ?"
Rea : "UI.. Kamu dimana ?"
Lista : "Jauh.."
Rea : "Jauh ?"
Lista : "....", dia hanya mengangguk.
Rea : "Dimana ?"
Lista : "Malang.."
Rea : "Kenapa harus jauh ?"
Lista : "Supaya aku bisa lupain kamu.."
Rea : "Tapi aku yang ngga bisa.. Ah sudahlah.."
Lista : "Ga bisa apa ?"
Rea : "Entah.."
Lista : "Re, jujur sama aku.."
Rea : "Iya, perasaanku ke kamu yang udah aku kubur dalam-dalam sekarang muncul lagi.."
Lista : "...."
Rea : "Bahkan aku ikhlas kalau memang setelah lulus nanti kita tunangan.."
Lista : "Aku ga mau bahas itu sekarang.."
Rea : "Iya.. Nanti aja itu dibahasnya.. Jalan hidup kita masih panjang.."
Lista : "Aku boleh kerumah kamu ?"
Rea : "Boleh.. Tapi dirumahku sepi.. Cuma ada aku seorang.."
Lista : "Ga masalah.. Aku cuma mau main kesana.. Udah lama aku ga kerumah kamu.."
Rea : "Hhmm.. Ya udah deh.. Yuk.."
Aku dan Calista segera berjalan menuju tempat dimana motor papaku diparkirkan.
Aku langsung melajukan motor ini ke rumahku.
Sesampainya disana, aku dan Calista masuk kerumahku dan menuju kamarku.
Lista : "Ga berubah ya kamar kamu.."
Rea : "Ya begitulah.."
Lista : "Kamu ga mau ngerubah suasana apa ?"
Rea : "Ngga.. Begini aja udah enak.."
Lista : "The Sims nya masih ada ga ? Aku mau main.."
Rea : "Masih.. Main aja.."
Calista menyalakan PCku dan bermain game yang dia gemari.
Aku hanya tidur-tiduran diatas ranjangku sambil berbalas pesan dengan Aurel.
Quote:
Lista : "Hayo.. Asyik sendiri.."
Rea : "Aduh.. Ga jadi main ?"
Lista : "Ga mood.."
Rea : "Terus mau ngapain ?"
Lista : "Kangen mau peluk kamu.. Ga boleh ?"
Rea : "Hhmm.. Ya udah terserah.."
Lista : "Re.. Maksud kamu tadi bilang ga bisa.. Ga bisa apa ?"
Rea : "Ga bisa apaan ?"
Lista : "Ga bisa jauh dari aku ya.. Hayo hayo ngaku.. Hehehehehehe.."
Rea : "Iya.. Kali.."
Lista : "Kok kali ? Iya aja kek.."
Rea : "Iya iya.. Ga bisa jauh dari kamu.."
Lista : "Hahahahahaha.. Tapi mau gimana lagi.. Aku ga bisa batalin gitu aja.."
Rea : "Ga apa-apa.. Kan masih bisa ketemu pas lagi lebaran atau pas liburan.."
Lista : "Mudah-mudahan.."
Calista memelukku dengan erat.
Sepertinya dia juga berat untuk meninggalkanku disini.
Hanya ada waktu beberapa hari sebelum kami melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Sepertinya memang aku tak bisa membohongi perasaanku bahwa aku memang tak bisa membiarkan dia jauh dariku.
Mata kami saling bertatapan.
Deru nafasnya terasa dileherku.
Lalu, kami saling melumat bibir satu sama lain.
Lista : "Sayang kamu, Re.."
Rea : "Aku juga.. Sayang kamu.."
Kami melanjutkan ciuman ini.
Kali ini, terasa berbeda dengan yang terakhir kali aku dengan dia.
Seperti kami berdua tidak mau melepaskan diri.
Tanganku dengan refleks membuka kancing seragamnya satu persatu hingga terlihatlah sebuah pemandangan yang harusnya aku tak boleh melihatnya.
Hingga akhirnya permainan ini tak terhindari lagi.
Lagi-lagi aku melakukan ini dengan Calista.
Padahal ada Aurel yang menjadi pacarku.
Tapi, perasaanku dengan Aurel hilang ketika ada Calista didepanku.
Mungkin perasaanku dengan Calista akan hilang ketika ada Aurel didepanku.
Mungkin.
JabLai cOY memberi reputasi
1
