Ilo : aku udah enggak tahan kerja di perusahaan itu
Aku : say, ada masalah apa sih di kantor?
Ilo : p ardi terjerat kasus penggelapan dana perusahaan. Dan aku juga terbawa2 dalam masalah ini. Akhir2 ini aku selalu dipanggil ke pengadilan untuk menjadi saksi. Aah, aku jadi pusing. Dari dulu aku sudah peringatkan p ardi tentang masalah ini, tapi dia tidak mau mendengarkan perkataanku. Memang sih istrinya lagi sakit parah, tapi kan tidak harus dengan cara korupsi untuk mendapatkan biaya pengobatan istrinya
Aku : kenapa p ardi tidak pinjam saja
Ilo : Utangnya sudah menumpuk. Gaji yang diterima juga udah enggak cukup karena sudah dipotong dengan utang2nya setiap bulan
Aku : tapi kenapa kamu yang ingin berhenti? Aku takutnya kamu juga dicurigai ikut terlibat dan kerjasama dengan penggelapan dana tersebut.
Ilo : aku udah diperiksa dan aku terbukti tidak terlibat. Masalahnya sekarang, orang yang menggantikan p ardi itu yang aku tidak suka. Tau sendiri kan, ini perusahaan keluarga, sementara aku bukan keluarga mereka. Mereka selalu mencari2 kesalahanku, memancing emosiku sampai2 aku pernah dipukul olehnya. Untuk aku masih bisa nahan diri untuk tidak melawannya.
Aku : oooh, pantasan kamu marah2nya di rumah. Masalahnya, kenapa kamu enggak bilang dari awal? Kan aku bisa ngomong sama k hendra
Ilo : enggak usah, aku enggak enak sama k hendra. Beliau sudah terlalu banyak menolong kita.
Aku : Setidak2nya k hendra tidak kaget kalau kamu berhenti kerja, karena k hendra tau masalahnya. Nanti kita dikatakan tidak bersyukur udah diberi pekerjaan tapi disia2kan.
Ilo : makanya aku tidak mengatakan masalah ini kepadamu. Aku sudah bertekad untuk berhenti kerja, aku sudah tidak betah kerja disitu.
Aku : terus kita dapat uang darimana untuk membiayai keluargamu? Apalagi sekarang kamu udah punya istri 2.
Ilo : kan kita mau pindah ke kampung. Makanya, kamu berdoa terus dong biar rumah kita cepat laku
Aku : aku masih berharap untuk tinggal disini say. Apalagi sih yang kita cari? Disini semua sudah ada, taklim lancar, sekolah anak2 terjamin, ma’isyah dan rumah ada, tetangga dan lingkungan juga baik2. Mestinya kita bersyukur dengan apa yang diberikan Allah pada kita. Coba kamu lihat orang2 lain, mereka jauh2 ngontrak disini untuk mencari ilmu dari asatidzah ahlussunnah.
Ilo : di kampung kita kan ada juga pondok pesantren ahlussunnah. Kita serahkan saja semua pada Allah. Toh kita pulang kampung juga untuk mendapat ridho dari Allah. Niat yang paling besar itu aku ingin merawat ummi dimasa tuanya. Rejeki juga akan lebih berkah kalau kita merintis usaha sendirii, tidak harus bekerja dengan orang lain. Pokoknya, kalau rumah kita udah laku, kita langsung pulang ke kampung.
Aku : aku jadi sedih say. Aku jadi bingung dengan konteks doaku. Di satu sisi aku berat meninggalkan kota ini. Di sisi lain, aku kasihan melihatmu menderita karena aku. Aku sadar kok, gara2 aku, kamu harus terdampar di kota ini.
Ilo : kamu berdoa saja diberi yang terbaik oleh Allah. Ini semua pasti ada hikmahnya. Suatu saat nanti, kamu akan bersyukur dengan ketentuan Allah. Yang penting kita masih dalam koridor syariat. Mengikuti perintahNya dan menjauhi laranganNya.
Aku : iya say, aku akan selalu berdoa untuk kebaikan kita semua
Ilo : Aku sayang kamu nana....sayaaaang banget
Aku : aku juga ilo, sayang ilo