- Beranda
- Stories from the Heart
Sales, salahkah?
...
TS
cgyp
Sales, salahkah?
Quote:
The First
Seminggu lagi gw diwisuda S1, bahagia rasanya, namun satu kekhawatiran muncul : trus setelah ini apa? Kemana?
Lowongan lowongan lowongan, cuma itu yang terbersit di otak gw sewaktu gw bolak balik Koran edisi Maret 2010 ini, sampai akhirnya gw menemukan
"Dibutuhkan tenaga bla bla bla (banyak banget), tdk butuh pengalaman, min sma/d3/s1"
You know what I do next lah ya... š
--
"Ibu Cindi melamar untuk bagian IT admin ya?" Tanya si calon boss gw sewaktu interview
"Iya pak"
Standard interview berlanjut hingga akhirnya,
"Baiklah, tidak apa meski masih minggu depan lulus kuliahnya, besok Mb Cindi kesini lagi ya untuk menjalani test awal", mungkin karena tahu gw masih unyu-unyu, gw jadinya dipanggil mbak
"Baik pak"
--
"Nanti Mb Cindi akan dipandu oleh Mb Neri (bukan nama sebenarnya), testnya berupa kegiatan lapangan"
"Baik pak"
Gw masih gak kepikiran mau kek gimana testnya, sampai akhirnya gw dibawa sama Mb Neri ini ke sebuah perumahan di kota surab#y#
'tok 'tok 'tok
Salah satu pintu penduduk diketuk oleh Mb Neri, gw masih diem
"Hai selamat pagi bu, saya dari relawan kesehatan mau mengadakan bakti sosial kesehatan gratis, masuk dulu ya bu..", ujar Mb Neri dengan semangatnya ketika pintu dibuka oleh empunya rumah
"Jadi bu, ini alatnya untuk bakti sosial ini, namanya bantal ajaib (disamarkan lagi yee), caranya gini (sambil Mb Neri praktekin), tapi inget lho bu ini ndak dijual, cuma untuk bakti sosial hari ini saja, gimana bu? Enak mboten?", Wah keren banget ini Mb Neri bisa sksd kek gini ke orang yang baru dikenal
"Ooo ndak di jual ya mbak? Nek beli gitu piroan harganya Mb?" Tanya si Ibu
"Wahhh mahal ini bu, 1,5 juta, lagipula kan saya bilang ndak dijual bu, nanti Ibu cari ke apotik aja" ujar Mb Neri
"Oh gitu ya Mb? Mahal ya... Apotik mana mbak yg jual? Enake bantal ajaibnya" sambil merem si Ibu ngomongnya
"Baiklah bu karena saya ndak bisa lama-lama, saya mau pamit dulu, nah tapi sebelumnya saya mau tanya, Ibu sekarang umur berapa?" Tanya Mb Neri
"63 mbak" jawab si Ibu
Lali tiba-tiba Mb Neri menyalami tangan si Ibu
"Wahhh kebetulan, alhamdullilah bu, kami lagi ada program pembagian bantal ajaibnya ini untuk 2 orang warga yang berusia di atas 60 tahun, kebetulan ini tinggal satu, tadi satunya dah kami bagi untuk mbah sardi di ujung jalan sana" dengan semangat dan masih menyalami tangan si Ibu, mb Neri berujar
Stop! Pause bentar!
Pikir gw, kapan ke mbah sardinya? Oh mungkin kemarin, tapi kok Mb neri bilang 'tadi'? Atau mungkin sebelum nganter gw, dy nganter pelamar kerja lainnya? Oh iya bisa bisa, masuk masuk, oke lanjut
Lalu Mata si Ibu berbinar-binar
"Beneran mbak? Bantal ajaibnya buat saya? Wahhh makasih lho mbak" kata si Ibu
"Iya bu beneran, nah bu Isi biodata ini ya..." kata Mb Neri sambil menyerahkan selembar kertas, lalu Mb Neri kelanjutan
"Nah bu coba lihat ini tulisannya, bantalnya beneran kan harganya 1,5juta?! Karena ini hadiah, Ibu tahu hadiah kan?! Yang seperti di tivi-tivi itu lho bu, jadi Ibu cuma harus bayar pajaknya aja 10% yaitu 150rb, sedikit thooo bu?"
Widih sadis.. jadi ini maksudnya bagi-bagi subsidi gitu Kali ya ke masyarakat, tapi kok mirip jualan ya.. ah positif positif, gw pengen lulus Tes lapangan ini
"Jadi saya harus bayar Mb?" Tanya si Ibu
"Pajaknya aja bu 150rb, ayo bu saya tunggu, ini subsidi terbatas lho bu, Ibu kan sudah ngisi biodata juga"
Tuh kan bener subsidi, apa kata gw, mungkin gw diuji untuk berpikir positif Dan tahu cara berkomunikasi dengan orang lain, sip sip
Kira-kira subsidi ini harus di ambil gak yah? Trus kalau si Ibu gak mau gimana? Ini kok si Ibu diem aja? Ini subsidi apa jualan sih? Eh iya harus positif, ini subsidi!
Dan kami masih menunggu keputusan si Ibu....
Diubah oleh cgyp 18-02-2017 15:09
weihaofei dan 16 lainnya memberi reputasi
17
48.1K
315
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThreadā¢51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
cgyp
#251
The 47th
Gw gak mau peduli masalah Alfred dan bunda Atin, tidak ada gunanya bagi gw, Cuma menghabiskan memory otak gw saja, lebih baik gw isi otak gw dengan planning gw ke depan bagaimana, gw pun mengobrol ringan dengan Jenny dan Anna
Gw : jadi gimana An, Jen? Kalian sudah rekrut-rekrut belum?
Anna : iya mih
Jenny : susah mih, dari dulu gak ada yang nyantol
Gw : hmmm ya sabar, mamih aja baru berapa lama punya punya kru, itupun seperti yang kalian tahu sendiri gimana nasibnya
Anna : hehehe.. iya mih aku ngerasa susah juga ya building kru, apa aku yang ngerasa terlalu enak pitching sendiri ya mih?
Gw : iya kali, gitu kalau kelamaan sendiri gak ada kru, kalian harus tetap konsisten, nanti kalau aku dapat rekrutan, aku kasih Anna atau Jenny deh
Jenny : aku aja mih, aku belum punya kru
Gw : ya kalian aturlah nanti gimana, wong orangnya juga masih belum ada
Gw masih bersyukur Anna dan Jenny masih memiliki semangat untuk terus berkarya di sini bersama gw, perlahan-lahan semangat gw pun pulih, gw harus bisa lebih giat lagi untuk pencapaian Manager gw, sedikit lagi, gw pasti bisa
Suatu hari, ada telepon dari orang tuaku mengatakan bahwa sepupuku akan menikah dan kalau bisa, usahakan gw datang barang sejenak, karena pasti keluarga dari kampung ayah ibu gw datang semua, dan seperti biasa, para orang tua pasti ingin memamerkan dan membanggakan keluarganya masing-masing
Sebagai bentuk bakti gw, gw pun memutuskan untuk pulang, karena memang sudah lama sekali gw tidak pulang kampung, gw kangen dengan keluarga gw, terutama ayah dan ibu gw, gw pun harus mencari alasan yang tepat ke babeh Muklas, agar mendapat ijin dia untuk gw pulang kampung
Akhirnya setelah rayuan dan perdebatan yang alotpun, gw di ijinkan pulang kampung oleh babeh Muklas, tentunya dengan ceramah yang panjang untuk tetap bonding kru gw sebelum gw pulang kampung, gw bilang pasti kru gw akan aman-aman saja, mengingat loyalitas mereka terhadap gw yang luar biasa, dan bonding di antara kami pun kuat
Sebelum pulang kampung, gw pun nongkrong dulu malam harinya dengan kru gw, untuk sekedar bonding sekaligus memberitahu mereka bahwa gw akan pulang kampung
Anna : jadi berapa hari di kampung mih?
Gw : mungkin Cuma 3 hari kok
Anna : kok sebentar mih?
Gw : iya gak boleh lama-lama sama babeh Muklas
Jennt : oleh-oleh yah mih, hehehehe
Arig : mih, kok harus pulang kampung segala sih mih, sepi di sini gak ada mamih nanti
Anna : iya mih, kenapa harus pulang kampung? Kan kemarin lebaran sudah pulang
Gw : iya ada urusan di rumah, kalian tenang aja, kan Cuma 3 hari mamih pergi
Anna : jangan lama-lama lho mih, kita ada rencana ke Sarangan, kan mamih belum pernah tuh ke telaga Sarangan, nanti kita pergi bertiga
Arig : kok bertiga?
Anna : iya kamu gak usah ikut, khusus cewek, hahahaha
Arig : huuuu yo ikut donk aku, lagian Sarangan sekarang sudah kotor, gak terlalu bagus lagi
Jenny : biarin kan mamih cindi belum pernah kesana, ya biarin kalo kita mau kesana
Arig : yowes aku kan Cuma bilang, mending ke ngebel aja
Gw : gampanglah itu, nanti kita jadwalin lagi habis mamih balik kesini
Anna : siappp mih, kabar-kabarin ya mih kalau sudah sampai di kampung
Arig : salah buat bapak ibu ya mih
Anna + Jenny : iiiiiihhhhhhhh sok sok salam
Gw : hahahahahahaā¦. Ya ntar tak salamin
Malam itu kami ngobrol hingga larut malam, karena sepertinya gw sudah rindu kru gw duluan even sebelum gw berpisah dari mereka, sebenarnya gw tidak ingin pergi meninggalkan mereka, tapi gw memang harus pulang, ya sebenarnya juga orang tua gw tidak memaksa gw pulang, mereka bilang jika gw bisa pulang, tolong di usahakan pulang, jika tidak bisa ya tidak apa-apa
Tapi dalam hati gw mengatakan, ini salah satu bentuk bakti gw ke orang tua gw, gw harus pulang den membuat orang tua gw bangga dengan kepulangan gw
Esok harinya seperti biasa gw di antar kru gw ke terminal, kali ini Anna, Jenny, dan Arig ber-tiga mengantar gw, sungguh mengharukan sekali suasananya, seakan mereka berat melepas gw, dan gw pun berat meninggalkan mereka, mereka menemani gw sampai gw dapat bis, dan kemudian mereka kembali beraktivitas pitching, Jenny gw amanahi untuk membawa sepeda motor gw, agar bisa mobile kemana-mana
Sesampainya di rumah, seperti yang bisa gw prediksi, kedatangan gw disambut dengan suka cita oleh orang tua gw, kamipun melakukan persiapan untuk acara sepupu gw dan berbincang-bincang dengan keluarga jauh gw yang datang dari berbagai daerah
Ternyata 3 hari di rumah sendiri itu rasanya sebentar sekali, kadang gw masih ingin bersama orang tua gw, kadang gw ingin menceritakan segala macam keluh kesah gw setelah sekian lama gw merantau, namun gw tahu itu hanya akan menambah beban pikiran mereka saja, dan gw tidak ingin menambah beban mereka, jadi gw putuskan untuk diam saja menyimpan semuanya sendiri
Singkat cerita gw kembali ke Madiun dengan perasaan rindu terhadap kru gw, banyak bayangan planning yang akan gw lakukan dengan kru gw, Anna, Jenny, dan Arig yang pastinya akan seru sekali
Esok harinya ketika di kantor, sengaja gw datang sangat pagi untuk menyambut kedatangan kru gw, banyak yang ingin gw ceritakan pada mereka nanti, dan gw juga bawa oleh-oleh untuk Anna, Jenny, dan Arig sesuai dengan kesukaan mereka masing-masing
Sudah hampir jam 7, hanya Arig yang gw jumpai, Anna dan Jenny tak juga muncul, apa harus gw telpon untuk menanyakan keberadaan mereka? gw bertanya pada Arig, mungkin dia tahu Anna dan Jenny kemana, namun Arig pun ternyata tidak tahu, akhirnya gw putuskan untuk menelepon Anna, tak ada jawaban, lalu gw putuskan untuk menelepon Jenny, tak ada jawaban pula
Tak berapa lama kemudian gw menerima SMS singkat dari Jenny
āMih aku dan Anna give up, mohon maaf atas semua salahku dan Anna ya mih, jaket mamih aku bawa untuk kenang-kenangan, sekali lagi maaf mih..ā
Terdiam gw menerima SMS singkat tersebut, gw mencoba menelepon untuk meminta penjelasan, namun mereka tidak mau mengangkatnya, seandainya mereka memberikan gw kesempatan untuk bicara, gw ingin mengatakan :
āAn, Jen, ini aku bawakan oleh-oleh makanan kesukaan kalian, aku datang dari kampung untuk kalian, tidakkah kalian ingat planning kita untuk ke Sarangan? Untuk ke Ngebel? Semudah itu kalian lupakan kenangan kita, joged-an kita, nyanyian kita, yel-yel kitaā
Sakit, lemas, dan bagaikan dihujani batu bara rasanya, Gw hanya bisa terdiam menatap kata-kata SMS Jenny, padahal setiap hari kami bertemu, setiap hari kami melakukan aktivitas, kenapa segitu mudahnya mereka meninggalkan gw? apa salah gw?
Bendungan air di pelupuk mata gw mulai pecah, gw langsung ke ruangan babeh Muklas, dan untuk pertama kalinya, babeh Muklas melihat gw menangis, gw tak bisa berkata-kata, gw Cuma bisa menunjukkan SMS Jenny ke babeh Muklas
Babeh Muklas pun terdiam, dan menatap gw dengan iba, gw Cuma bisa menutup muka gw dan berusaha mengendalikan kapasitas air yang mengalir dari mata gw, setelah gw cukup tenang, gw pun menatap babeh Muklas
Babeh Muklas : sudah ndok, ikhlaskan, ini jalanmu, babeh sudah mewanti-wanti kau untuk jangan pulang kampung dulu, karena babeh melihat bahwa mungkin Anna akan menggunakan kesempatan ini untuk give up, tapi memang sudah jalannya begini
Gw : ā¦
Babeh Muklas : babeh bisa mengerti perasaan kau, jatuh bangun babeh membangun kru ini sampai babeh menemukan kau, bunda Atin, Alfred, Soli, dan Ike, itu bukan satu dua kali babeh building kru ndok, babeh juga sudah berkali-kali jatuh
Gw : ā¦
Bayangan keceriaan dan kebersamaan gw, Anna, dan Jenny masih menari-nari di otak gw, gw ingin mereka kembali, setidaknya ijinkan gw untuk melakukan perpisahan sebelum benar-benar berpisah dengan mereka, gw ingin melihat kru gw sekali lagi⦠sekali lagiā¦
Sedih sekali gw dengan apa yang gw hadapi sekarang, gw merasa sangat jatuh ke jurang yang tak berujung, di setiap waktu gw selalu bersama Anna, Jenny, isi SMS dan log telepon gw semuanya Anna Jenny, dari mulai bangun tidur hingga tidur lagi gw selalu menghubungi mereka dan menghabiskan waktu dengan mereka, dan sekarang mereka hilang ninggalin gw, tanpa mau berkomunikasi dengan gw lagi
Terlalu sadis cara ini bagi gw, pagi itu, ketika melakukan aktivitas pagi di kantor, gw Cuma bisa berdiri mematung di samping babeh Muklas, iya, gw membayangkan di situ ada Jenny dan Anna yang melakukan aktivitas pagi bersama gw, loncat-loncat dan bernyanyi bersama gw, dan sekarang mereka tidak ada, gw merasa separuh nyawa gw melayang di perusahaan ini, babeh Muklas Cuma bisa merangkul gw sambil berkata
ābabeh juga ingin menangis ndok melihat kondisi ini, biasanya kau yang joged bersama Anna dan Jenny disana, kau harus tabah dan kuat ndokā
Hari-hari selanjutnya gw lalui dengan otak kosong, gw merasa tidak bergairah, otak gw masih penuh dengan Anna dan Jenny, gw masih kepikiran mereka dan ingin tahu kabar mereka bagaimana, apa gw harus nekat datang ke kosan Anna? Tapi bagaimana kalau ternyata dia tidak ingin bertemu gw lagi? Ah persetan, gw kangen Anna, mungkin gw bisa bertemu sejenak di kosannya
Gw pun melaju ke kosan Anna, gw berharap di situ ada Anna dan Jenny, gw ingin katakan, tidak apa-apa mereka give up, tapi tolong jangan putus tali silaturahmi dengan gw, karena gw sudah anggap mereka seperti adek gw sendiri
Gw gak mau peduli masalah Alfred dan bunda Atin, tidak ada gunanya bagi gw, Cuma menghabiskan memory otak gw saja, lebih baik gw isi otak gw dengan planning gw ke depan bagaimana, gw pun mengobrol ringan dengan Jenny dan Anna
Gw : jadi gimana An, Jen? Kalian sudah rekrut-rekrut belum?
Anna : iya mih
Jenny : susah mih, dari dulu gak ada yang nyantol
Gw : hmmm ya sabar, mamih aja baru berapa lama punya punya kru, itupun seperti yang kalian tahu sendiri gimana nasibnya
Anna : hehehe.. iya mih aku ngerasa susah juga ya building kru, apa aku yang ngerasa terlalu enak pitching sendiri ya mih?
Gw : iya kali, gitu kalau kelamaan sendiri gak ada kru, kalian harus tetap konsisten, nanti kalau aku dapat rekrutan, aku kasih Anna atau Jenny deh
Jenny : aku aja mih, aku belum punya kru
Gw : ya kalian aturlah nanti gimana, wong orangnya juga masih belum ada
Gw masih bersyukur Anna dan Jenny masih memiliki semangat untuk terus berkarya di sini bersama gw, perlahan-lahan semangat gw pun pulih, gw harus bisa lebih giat lagi untuk pencapaian Manager gw, sedikit lagi, gw pasti bisa
Suatu hari, ada telepon dari orang tuaku mengatakan bahwa sepupuku akan menikah dan kalau bisa, usahakan gw datang barang sejenak, karena pasti keluarga dari kampung ayah ibu gw datang semua, dan seperti biasa, para orang tua pasti ingin memamerkan dan membanggakan keluarganya masing-masing
Sebagai bentuk bakti gw, gw pun memutuskan untuk pulang, karena memang sudah lama sekali gw tidak pulang kampung, gw kangen dengan keluarga gw, terutama ayah dan ibu gw, gw pun harus mencari alasan yang tepat ke babeh Muklas, agar mendapat ijin dia untuk gw pulang kampung
Akhirnya setelah rayuan dan perdebatan yang alotpun, gw di ijinkan pulang kampung oleh babeh Muklas, tentunya dengan ceramah yang panjang untuk tetap bonding kru gw sebelum gw pulang kampung, gw bilang pasti kru gw akan aman-aman saja, mengingat loyalitas mereka terhadap gw yang luar biasa, dan bonding di antara kami pun kuat
Sebelum pulang kampung, gw pun nongkrong dulu malam harinya dengan kru gw, untuk sekedar bonding sekaligus memberitahu mereka bahwa gw akan pulang kampung
Anna : jadi berapa hari di kampung mih?
Gw : mungkin Cuma 3 hari kok
Anna : kok sebentar mih?
Gw : iya gak boleh lama-lama sama babeh Muklas
Jennt : oleh-oleh yah mih, hehehehe
Arig : mih, kok harus pulang kampung segala sih mih, sepi di sini gak ada mamih nanti
Anna : iya mih, kenapa harus pulang kampung? Kan kemarin lebaran sudah pulang
Gw : iya ada urusan di rumah, kalian tenang aja, kan Cuma 3 hari mamih pergi
Anna : jangan lama-lama lho mih, kita ada rencana ke Sarangan, kan mamih belum pernah tuh ke telaga Sarangan, nanti kita pergi bertiga
Arig : kok bertiga?
Anna : iya kamu gak usah ikut, khusus cewek, hahahaha
Arig : huuuu yo ikut donk aku, lagian Sarangan sekarang sudah kotor, gak terlalu bagus lagi
Jenny : biarin kan mamih cindi belum pernah kesana, ya biarin kalo kita mau kesana
Arig : yowes aku kan Cuma bilang, mending ke ngebel aja
Gw : gampanglah itu, nanti kita jadwalin lagi habis mamih balik kesini
Anna : siappp mih, kabar-kabarin ya mih kalau sudah sampai di kampung
Arig : salah buat bapak ibu ya mih
Anna + Jenny : iiiiiihhhhhhhh sok sok salam
Gw : hahahahahahaā¦. Ya ntar tak salamin
Malam itu kami ngobrol hingga larut malam, karena sepertinya gw sudah rindu kru gw duluan even sebelum gw berpisah dari mereka, sebenarnya gw tidak ingin pergi meninggalkan mereka, tapi gw memang harus pulang, ya sebenarnya juga orang tua gw tidak memaksa gw pulang, mereka bilang jika gw bisa pulang, tolong di usahakan pulang, jika tidak bisa ya tidak apa-apa
Tapi dalam hati gw mengatakan, ini salah satu bentuk bakti gw ke orang tua gw, gw harus pulang den membuat orang tua gw bangga dengan kepulangan gw
Esok harinya seperti biasa gw di antar kru gw ke terminal, kali ini Anna, Jenny, dan Arig ber-tiga mengantar gw, sungguh mengharukan sekali suasananya, seakan mereka berat melepas gw, dan gw pun berat meninggalkan mereka, mereka menemani gw sampai gw dapat bis, dan kemudian mereka kembali beraktivitas pitching, Jenny gw amanahi untuk membawa sepeda motor gw, agar bisa mobile kemana-mana
Sesampainya di rumah, seperti yang bisa gw prediksi, kedatangan gw disambut dengan suka cita oleh orang tua gw, kamipun melakukan persiapan untuk acara sepupu gw dan berbincang-bincang dengan keluarga jauh gw yang datang dari berbagai daerah
Ternyata 3 hari di rumah sendiri itu rasanya sebentar sekali, kadang gw masih ingin bersama orang tua gw, kadang gw ingin menceritakan segala macam keluh kesah gw setelah sekian lama gw merantau, namun gw tahu itu hanya akan menambah beban pikiran mereka saja, dan gw tidak ingin menambah beban mereka, jadi gw putuskan untuk diam saja menyimpan semuanya sendiri
Singkat cerita gw kembali ke Madiun dengan perasaan rindu terhadap kru gw, banyak bayangan planning yang akan gw lakukan dengan kru gw, Anna, Jenny, dan Arig yang pastinya akan seru sekali
Esok harinya ketika di kantor, sengaja gw datang sangat pagi untuk menyambut kedatangan kru gw, banyak yang ingin gw ceritakan pada mereka nanti, dan gw juga bawa oleh-oleh untuk Anna, Jenny, dan Arig sesuai dengan kesukaan mereka masing-masing
Sudah hampir jam 7, hanya Arig yang gw jumpai, Anna dan Jenny tak juga muncul, apa harus gw telpon untuk menanyakan keberadaan mereka? gw bertanya pada Arig, mungkin dia tahu Anna dan Jenny kemana, namun Arig pun ternyata tidak tahu, akhirnya gw putuskan untuk menelepon Anna, tak ada jawaban, lalu gw putuskan untuk menelepon Jenny, tak ada jawaban pula
Tak berapa lama kemudian gw menerima SMS singkat dari Jenny
āMih aku dan Anna give up, mohon maaf atas semua salahku dan Anna ya mih, jaket mamih aku bawa untuk kenang-kenangan, sekali lagi maaf mih..ā
Terdiam gw menerima SMS singkat tersebut, gw mencoba menelepon untuk meminta penjelasan, namun mereka tidak mau mengangkatnya, seandainya mereka memberikan gw kesempatan untuk bicara, gw ingin mengatakan :
āAn, Jen, ini aku bawakan oleh-oleh makanan kesukaan kalian, aku datang dari kampung untuk kalian, tidakkah kalian ingat planning kita untuk ke Sarangan? Untuk ke Ngebel? Semudah itu kalian lupakan kenangan kita, joged-an kita, nyanyian kita, yel-yel kitaā
Sakit, lemas, dan bagaikan dihujani batu bara rasanya, Gw hanya bisa terdiam menatap kata-kata SMS Jenny, padahal setiap hari kami bertemu, setiap hari kami melakukan aktivitas, kenapa segitu mudahnya mereka meninggalkan gw? apa salah gw?
Bendungan air di pelupuk mata gw mulai pecah, gw langsung ke ruangan babeh Muklas, dan untuk pertama kalinya, babeh Muklas melihat gw menangis, gw tak bisa berkata-kata, gw Cuma bisa menunjukkan SMS Jenny ke babeh Muklas
Babeh Muklas pun terdiam, dan menatap gw dengan iba, gw Cuma bisa menutup muka gw dan berusaha mengendalikan kapasitas air yang mengalir dari mata gw, setelah gw cukup tenang, gw pun menatap babeh Muklas
Babeh Muklas : sudah ndok, ikhlaskan, ini jalanmu, babeh sudah mewanti-wanti kau untuk jangan pulang kampung dulu, karena babeh melihat bahwa mungkin Anna akan menggunakan kesempatan ini untuk give up, tapi memang sudah jalannya begini
Gw : ā¦
Babeh Muklas : babeh bisa mengerti perasaan kau, jatuh bangun babeh membangun kru ini sampai babeh menemukan kau, bunda Atin, Alfred, Soli, dan Ike, itu bukan satu dua kali babeh building kru ndok, babeh juga sudah berkali-kali jatuh
Gw : ā¦
Bayangan keceriaan dan kebersamaan gw, Anna, dan Jenny masih menari-nari di otak gw, gw ingin mereka kembali, setidaknya ijinkan gw untuk melakukan perpisahan sebelum benar-benar berpisah dengan mereka, gw ingin melihat kru gw sekali lagi⦠sekali lagiā¦
Sedih sekali gw dengan apa yang gw hadapi sekarang, gw merasa sangat jatuh ke jurang yang tak berujung, di setiap waktu gw selalu bersama Anna, Jenny, isi SMS dan log telepon gw semuanya Anna Jenny, dari mulai bangun tidur hingga tidur lagi gw selalu menghubungi mereka dan menghabiskan waktu dengan mereka, dan sekarang mereka hilang ninggalin gw, tanpa mau berkomunikasi dengan gw lagi
Terlalu sadis cara ini bagi gw, pagi itu, ketika melakukan aktivitas pagi di kantor, gw Cuma bisa berdiri mematung di samping babeh Muklas, iya, gw membayangkan di situ ada Jenny dan Anna yang melakukan aktivitas pagi bersama gw, loncat-loncat dan bernyanyi bersama gw, dan sekarang mereka tidak ada, gw merasa separuh nyawa gw melayang di perusahaan ini, babeh Muklas Cuma bisa merangkul gw sambil berkata
ābabeh juga ingin menangis ndok melihat kondisi ini, biasanya kau yang joged bersama Anna dan Jenny disana, kau harus tabah dan kuat ndokā
Hari-hari selanjutnya gw lalui dengan otak kosong, gw merasa tidak bergairah, otak gw masih penuh dengan Anna dan Jenny, gw masih kepikiran mereka dan ingin tahu kabar mereka bagaimana, apa gw harus nekat datang ke kosan Anna? Tapi bagaimana kalau ternyata dia tidak ingin bertemu gw lagi? Ah persetan, gw kangen Anna, mungkin gw bisa bertemu sejenak di kosannya
Gw pun melaju ke kosan Anna, gw berharap di situ ada Anna dan Jenny, gw ingin katakan, tidak apa-apa mereka give up, tapi tolong jangan putus tali silaturahmi dengan gw, karena gw sudah anggap mereka seperti adek gw sendiri
0
