- Beranda
- Stories from the Heart
T University 2 (Season 2)
...
TS
anism
T University 2 (Season 2)

Cover Super Keren by Awayaye <Ane minta
> Terima banyak untuk respon positif agan dan aganwati di thread sebelumnya. T University.
Bagi yang belum membacanya. Bisa mengklik judul dibawah ini.
T University
Spoiler for Daftar Isi/Case 1 : Lost Son:
Case 1 Finish
Spoiler for Case 2 : Lativa's Twins Terror:
Case 2 Finish
Spoiler for Case 3 : Arelia And Edward:
Case 3 Finish
Spoiler for Samantha And Mom:
Finish
Spoiler for Case 4 : Johnny Comes Back To China or England:
Case 4 Finish
Spoiler for Case 5 : King Killer's Son:
Case 5 Finish
Spoiler for Case 6 : Losing In A Plane:
Diubah oleh anism 30-05-2019 17:56
anasabila memberi reputasi
1
21.6K
198
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
anism
#14
Muncullah Misteri
Didalam perjalanan dengan bus. Kleint, anak malang itu tertidur. Lativa enggan sekali membangunkannya dan membiarkannya tidur dipangkuannya. Maka, ia pun memutuskan untuk tidak turut serta dalam kunjungan mereka kerumah mewah itu selain menjaga anak itu didalam bus. Mereka pun mencarikan Lativa tempat peristirahatan terlebih dahulu, agar ia dan anak itu lebih leluasa beristirahat.
“Ia sangat perasa.”, ujar Cindy tiba-tiba. “Ya, begitulah.’, sahut Johnny seakan ingin memberi pembelaan padanya.
“John, tidakkah lebih baik kau turun untuk turut bersamanya?”, James Nelson memberi saran.
“Kau tahu dia tidak akan suka itu, dia tidak hanya perasa namun juga keras kepala. Ia selalu berpikir negatif dulu untuk segala hal. Dia akan berpikir bahwa aku hanya mencuri-curi kesempatan.”, ujar Johnny nampak pasrah.
James Nelson tertawa, Johnny membiarkannya saja. Tidak lama mereka tiba ke rumah tersebut.
Memang seperti perkiraan mereka. Rumah itu mewah dan mereka tampaknya disambut dengan baik. Ada beberapa pelayan yang membukakan pintu dan menunjukkan jalan dengan penuh sopan santun. Didalam ruangan tamu, tampak seorang pria ternyata kelihatan lebih tua dari yang mereka perkirakan sebelumnya. Ia menghisap pipa cerutu. Asap cerutu mengepul.
“Kalian sudah datang. Selamat datang. Maaf saya tidak menyambut Anda sekalian dengan baik. Anda tahu saya bermasalah dalam konsentrasi.”, ia mempersilahkan mereka duduk disofa yang tersedia.
“Nama saya Hugo Latief, saya mengetahui pekerjaan kalian dari salah satu relasi saya. Begini, saya hanya mau kalian membantu saya menemukan siapa orangtua saya. Mereka meninggalkan saya sejak kecil sehingga sulit bagi saya mengenang kembali masa-masa itu.”, ujarnya diterjemahkan oleh penerjemah disampingnya kedalam bahasa Inggris.
“Anda tidak punya informasi lain semisalnya foto atau lain sebagainya?”, tanya James Nelson.
“Oh, tidak. Saya tidak punya. Saya hanya ingat terjadi kebakaran saat itu. Tetapi kemudian... Oh, apa ya.”, ia mencengkram kepalanya.
Penerjemah tersebut mencoba memeganginya, namun ia menolak dengan halus.
“Itu tidak masalah, Pak. Anda tidak harus memaksakan diri untuk mengingatnya. Kami akan mempermudah semua itu.”, ucap Johnny mantap.
“Apa maksud Anda?”, Hugo terlihat bingung.
“Kita hanya butuh yang namanya hipnoterapi.”, jawab Johnny.
Pria tua itu terdiam, ia melihat ke arah penerjemahnya dan kemudian kepada tamu-tamunya. Ia menundukkan kepalanya dan terlihat ia mencengkram tangannya hingga buku-buku tangannya memutih.
Didalam perjalanan dengan bus. Kleint, anak malang itu tertidur. Lativa enggan sekali membangunkannya dan membiarkannya tidur dipangkuannya. Maka, ia pun memutuskan untuk tidak turut serta dalam kunjungan mereka kerumah mewah itu selain menjaga anak itu didalam bus. Mereka pun mencarikan Lativa tempat peristirahatan terlebih dahulu, agar ia dan anak itu lebih leluasa beristirahat.
“Ia sangat perasa.”, ujar Cindy tiba-tiba. “Ya, begitulah.’, sahut Johnny seakan ingin memberi pembelaan padanya.
“John, tidakkah lebih baik kau turun untuk turut bersamanya?”, James Nelson memberi saran.
“Kau tahu dia tidak akan suka itu, dia tidak hanya perasa namun juga keras kepala. Ia selalu berpikir negatif dulu untuk segala hal. Dia akan berpikir bahwa aku hanya mencuri-curi kesempatan.”, ujar Johnny nampak pasrah.
James Nelson tertawa, Johnny membiarkannya saja. Tidak lama mereka tiba ke rumah tersebut.
Memang seperti perkiraan mereka. Rumah itu mewah dan mereka tampaknya disambut dengan baik. Ada beberapa pelayan yang membukakan pintu dan menunjukkan jalan dengan penuh sopan santun. Didalam ruangan tamu, tampak seorang pria ternyata kelihatan lebih tua dari yang mereka perkirakan sebelumnya. Ia menghisap pipa cerutu. Asap cerutu mengepul.
“Kalian sudah datang. Selamat datang. Maaf saya tidak menyambut Anda sekalian dengan baik. Anda tahu saya bermasalah dalam konsentrasi.”, ia mempersilahkan mereka duduk disofa yang tersedia.
“Nama saya Hugo Latief, saya mengetahui pekerjaan kalian dari salah satu relasi saya. Begini, saya hanya mau kalian membantu saya menemukan siapa orangtua saya. Mereka meninggalkan saya sejak kecil sehingga sulit bagi saya mengenang kembali masa-masa itu.”, ujarnya diterjemahkan oleh penerjemah disampingnya kedalam bahasa Inggris.
“Anda tidak punya informasi lain semisalnya foto atau lain sebagainya?”, tanya James Nelson.
“Oh, tidak. Saya tidak punya. Saya hanya ingat terjadi kebakaran saat itu. Tetapi kemudian... Oh, apa ya.”, ia mencengkram kepalanya.
Penerjemah tersebut mencoba memeganginya, namun ia menolak dengan halus.
“Itu tidak masalah, Pak. Anda tidak harus memaksakan diri untuk mengingatnya. Kami akan mempermudah semua itu.”, ucap Johnny mantap.
“Apa maksud Anda?”, Hugo terlihat bingung.
“Kita hanya butuh yang namanya hipnoterapi.”, jawab Johnny.
Pria tua itu terdiam, ia melihat ke arah penerjemahnya dan kemudian kepada tamu-tamunya. Ia menundukkan kepalanya dan terlihat ia mencengkram tangannya hingga buku-buku tangannya memutih.
Diubah oleh anism 19-02-2017 18:21
0