Kaskus

Story

haihanaAvatar border
TS
haihana
Seperti Air Mengalir
Gue memandang buku berwarna hitam dalam pangkuan tanggan gue, melihat selembar demi lembar isinya dan sesekali tersenyum.
gue seakan kembali ke 10 tahun yang lalu, saat masih berseragam putih abu dan mengulang masa remaja gue seperti dalam gambar di buku ini. gambar sekumpulan laki-laki dan perempuan berfoto dengan tema tahun 80an. "Teko ajaib bawa gue kembali ke masa itu dong" emoticon-Ngacir Tubrukan

***

nama gue Raka, gue anak pecicilan yang agak melankolis, gue suka gambar dan yang paling penting gue suka makan dan tidur.hehe..
segitu aja deh ntar kalo kepanjangan pada suka sama gue berabe. anyway selamat baca ya.

***

Quote:


Spoiler for Index:
Diubah oleh haihana 21-05-2017 18:05
herip96Avatar border
anasabilaAvatar border
NankendraAvatar border
Nankendra dan 2 lainnya memberi reputasi
3
15.9K
99
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
haihanaAvatar border
TS
haihana
#26
Tujuh

Pos terakhir banyak dihiasi dengan drama. ada penyusup di regu kami dari kelas lain dan teman kami ada yang hilang entah kemana.
Kami kena omel lagi dan lagi dari kakak tatib. Hana masih juga kena omel gara-gara sandal jepitnya. gue sadar semua ini pasti hanya rekayasa. Ada maksud terselubung dari seluruh rangkaian kegiatan kami disini. dari games siang tadi sampai jurit malam malam ini. Gue semakin tau karakter teman-teman sekelas gue ini. Ada yang bilang jika kalian mau tau sifat sebenarnya dari seseorang, pergilah ke suatu tempat dan teruslah bersamanya dalam beberapa waktu maka kamu akan tau sifat dia yang sesungguhnya saat kalian berada dalam situasi yang cukup sulit atau terdesak.

Sedari awal gue sama sekali tidak berminat sekolah di sekolah swasta ini. Lalu kenapa gue bisa terdampar disini?
Jawabannya karna kakak perempuan gue.

Gue anak ke 3 dari 4 bersaudara. 10 tahun menjadi anak bungsu membuat gue kurang bisa terima saat adik gue lahir. Seluruh perhatian orang tua gue dan kakak-kakak gue tercurah padanya dan gue merasa gue seperti dilupakan. Pemikiran anak kecil yang labil saat itu. Saat gue smp adalah masa dimulainya kehidupan gue remaja gue yang saat mengenangnya saat ini gue ga ingin kembali ke saat itu.
Bukan karna gue tidak menikmati kehidupan gue saat itu, tapi masa smp adalah masa dimana gue dimasa kini cuma bisa mesem-mesem ngeliat kelakuan gue saat itu. Dan dimasa itu pula lah gue mulai memberontak pada keluarga gue.

Sedikit gue ceritakan masa smp gue. Saat itu gue masih kelas satu smp. Gue yang masih cemburu dengan kelahiran adik kecil gue merengek pada orang tua gue supaya dibeliin motor. Dulu semasa gue smp teman-teman gue udah pada bawa motor sendiri-sendiri. Kami sekolah di sekolah yang porsi pelajaran agamanya lebih banyak dari sekolah yang negri atau sekolah swasta yang lain. Sekolah gue letaknya di dekat terminal, pasar dan alun-alun kota. Di lingkungan sekolah gue terkenal banyak preman. Jadi kami pun sedikit terbentuk oleh preman-preman disana.

Gue dan teman-teman gue di masa smp ini merasa menjadi anak yang 'di buang' oleh orang tuanya. Dibuang dalam arti kami dimasukkan kemari karena orang tua kami berharap kami akan berubah. Ya temen-temen gue semasa smp ini di cap nakal oleh orang tua nya makanya mereka didaftarkan di sekolah yang pelajaran agamanya lebih banyak agar kenakalan mereka bisa lebih teredam. Sedang gue, gue dimasukkan kemari karna memang gue yang kurang dalam mata pelajaran. selain itu pun biar gue bisa sedikit terawasi oleh orang tua gue yang bekerja didekat sekolah ini.

Jarak gue sekolah dari rumah itu menempuh sekitar 25km. butuh waktu hampir satu jam setengah dengan tiga kali ganti angkutan umum (tanpa ngetem) atau sekali naik bus kota dari ujung ke ujung. Anggaplah rumah gue di ujung timur maka sekolah gue di barat. Setiap hari gue udah kaya son gokong yang cari kitab suci ke barat. Karena jaraknya yang lumayan jauh itu pula gue terbiasa dengan kata terlambat.

Oke balik lagi ke permintaan gue supaya dibeliin motor. Gue yang baru akan menginjak usia 12 tahun jelas tidak diizinkan membawa motor. Secara peraturan pemerintah pun gue belum layak memperoleh sim dan pastinya karena badan gue yang masih kecil dan gue yang masih labil ini akan membahayakan pengguna jalan yang lain. Dengan pertimbangan itu orang tua gue jelas tidak mengabulkan permintaan gue ini. Dan saat itu gue ga terima dengan alasan karna gue yang cukup umur. Kenapa gue ga terima? Karena di umur yang sama dengan gue kedua kakak gue sudah diajarkan bawa kendaraan sendiri. saat itu kakak pertama gue sudah kelas 2 sma sedang kakak ke 2 gue kelas 3 smp.
Dan kalian tau? mereka sudah diberi fasilitas mobil oleh kedua orang tua gue. Iya di umur yang masih belia mereka udah kemana-mana naik mobil sendiri. sedang gue yang cuma minta di beliin motor sama sekali ga dipenuhi. Gue jelas merasakan ketidak adilan dalam hidup gue.

Gue melihat sedari kecil kedua kakak gue itu mau apa-apa selalu dipenuhi sedang gue? (gue dimasa ini akan sangat berterimakasih pada kedua orang tua gue dulu).

Masa kelabilan gue dimulai dari sana, dari semua hal yang gue rasa ga adil. Bersama dengan teman-teman gue yang juga 'dibuang' gue memulai masa remaja gue.
Di sekolah smp gue, gue menemukan keluarga yang baru. Kesepian dan ketidak adilan yang gue rasakan dirumah ga pernah gue rasakan disini. Disini gue bebas menjadi diri gue sendiri.
Gue bebas melakukan apapun yang gue mau. Di sekolah ini ga ada gap-gap an. semua kompak menjadi satu. dari kelas satu, dua dan tiganya ga ada rasa-rasa menjadi senior atau apapun. gue dan teman-teman gue diperlakukan seperti teman sepermainan oleh kakak-kakak kelas gue disini jadi ga ada kecanggungan apapun bagi kami. Kekompakan yang terbentuk dilingkungan preman pasar dan preman terminal. Kami punya rule ga akan ngenganggu kalau ga diganggu.

Pernah satu hari salah satu teman kami di palak anak sma. di sma itu terkenal ada gengster yang cukup ditakuti kota kami. kami yang masih berseragam putih biru ga pernah takut akan apapun. kami tiga angkatan, kelas satu, dua dan tiga kompak menyerbu sekolah anak yang malak teman kami. ga peduli apapun. semua kami hajar. Berbekal kayu, pentungan dan alat-alat lainnya kami pukuli anak-anak sekolah sma itu yang terlihat dari depan gerbang. Yang dipukuli yang cowoknya doang, anti kami mukuli cewek. Sampai satpam sma menutup gerbang agar kami tidak membuat onar di dalam. Lalu pada akhirnya setelah diplomasi panjang lebar dengan satpam dan seorang guru BK sma, si pelaku palak datang minta maaf pada kami dikawal guru-guru sma nya yang lain.

Beruntung si pelaku aman ga kena baku hantam gara-gara ada guru yang nemenin. Besoknya disekolah kami semua di kumpulkan dan dapat hukuman dari pihak sekolah kami karena udah bertindak berutal. Sungguh pengalaman yang ga bisa di lupakan. Di masa smp ini pula lah gue mengasah otak dagang gue berjualan film biru atau majalah biru. dan uangnya gue pakai dengan teman-teman gue buat beli alkohol, rokok dan herbal. tanpa sepengetahuan orangtua dan guru kami pastinya. kami sering bolos sekolah, sering kena hukuman. Masa awal pencarian jati diri gue yang sangat berwarna.

Selepas lulus smp gue sebenarnya ingin sekolah di sekolah khusus memasak. gue suka memasak. cita-cita gue ingin jadi seorang chef profesional. Sayangnya dimasa itu menjadi seorang chef masih dianggap suatu profesi yang dipandang sebelah mata oleh orang tua. Termasuk orang tua gue. Alhasil terdamparlah gue sekarang di sini. di sekolah pilihan kakak gue ini. Sekolah yang masih mau menerima gue yang telat banget daftarnya. Gue daftar masuk sekolah ini sehari sebelum mos.

Sehabis acara drama di pos terakhir kami dikumpulkan di sebuah lapangan, saling berpegangan tangan mengelilingi api unggun yang besar. ini acara puncak dari kegiatan kemping kami. Saling maaf memaafkan dari semua kakak kelas gue. dan membongkar seluruh sandiwara mereka yang katanya supaya angkatan kami makin kompak. gue males dengerin mereka. gue ngantuk sengantuknya.
Gue lemparkan pandangan gue ke kanan gue. Gue lihat Hana tengah menggosok-gosokan tangannya. mungkin dia kedinginan.
Gue berjalan mendekati Hana

"Han, dingin?" tanya gue

Hana cuma senyum sambil terus menggosok-gosokan tangan nya.

Gue berjalan mendekati tenda panitia lalu menggambil dua gelas teh manis panas. Gue memberikan teh manis panas itu pada Hana

" Ini Han biar ga kedinginan" ucap gue.

" Makasih ya Ka" jawab hana sambil meraih teh manis yang gue berikan.

Gue tersenyum lalu pergi meninggalkan hana kembali ke tempat Bona dan Fitra sambil memegang gelas berisi teh manis panas yang sudah menjadi hangat.

Hana...
Entah kenapa ada sesuatu dari dalam diri kamu yang membuat aku penasaran.
Kamu... iya Kamu.. ehh ko jadi aku kamu?
Gue senyum sendiri lalu kembali menikmati hangatnya api unggun dan teh manis yang cepat sekali menjadi dingin.

***


Diubah oleh haihana 16-02-2017 18:03
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.