- Beranda
- Stories from the Heart
Budak Cinta (setan) Based on true story
...
TS
edelweiss94
Budak Cinta (setan) Based on true story

Hai, salam kenal agan agan penghuni kaskus beserta suhu suhunya
. Kenalan dong
gue Edel 23 tahun masih newbie banget(seperti nama samaran lain gue juga pake nama bunga
). Tadinya gue gak tau tuh yang namanya SFTH, berhubung gue suka bikin puisi akhirnya temen gue nyaranin suruh nulis aja di KASKUS. Nah beneran tuh gue turutin, gue download aplikasinya di HP (waktu itu belom punya punya laptop) gue mulai bikin puisi puisi mellow (curhat si sebenernya). Gue penasaran ada apa aja si di KASKUS ini, BUJUBUNEENNGGG,,,,,
ketemulah gue sama SFTH. Nah gue pengin bikin thread juga di situ tapi belum ngerti urutan urutannya gimana, akhirnya gue beraniin diri bikin thread pertama gue ini ...
Check it out...
Langsung aja gan, gue pengin cerita tentang kisah hidup gue semenjak kenal sosial media, free sex dan sampe pada suatu hari gue hampir mati gara gara itu. Memalukan si
tapi ya ini hidup gue...
INDEX1. Kepiting Cina
2. Kepiting Cina 1
3. Yuda & Mangsa Baru
4. One Night with Marchel
5. (sedikit) Tentang Aku
6. Setelah Kepergian Yuda
7. Aku Hanya Umpan Ikan bukan Mermaid
8. Tukang Tipu Kena Tipu
9. Kesepianku
10. Dia Kembali
11.Dan Lagi
12. Penyesalan
13. I'm Yours
14. Cinta Memang Sebercanda Itu
15. An Options
16. The Hell
17. Setetes Darah Terakhir
18. New Changes
.................. To be continue
Diubah oleh edelweiss94 09-08-2018 22:02
anasabila memberi reputasi
1
31.8K
141
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
edelweiss94
#46
# Apes
Ketakukan dan seperti di kejar dosa, perlahan gue mengakui kesalahan kesalahan yang sudah banyak memakan korban. Orang orang yang benar benar perduli sama gue, gue abaikan demi kepuasaan sebagai maniak s** , gue sadar selama ini gue menjajakan diri.
pramuria masih lebih berharga di banding gue yang mencari mangsa suka rela.
Gue bener bener terpuruk, saat gue sadar dan ingin kembali jadi cewek baik baik, keadaan justru membuatku semakin ingin gila, berlari dari kenyataan bahwa gue hanya cewek murahan yang bisa dinikmati siapa saja. Rasanya gue ingin tertidur di waktu yang sangat lama, melupakan semuanya dan kembali seperti aku sebelum mengenal sosial media dan gila karenanya.
Pada beberapa orang gue mencoba cerita, bukan memberi solusi tapi mereka malah semakin merendahkan
Selalu dan selalu seperti itu.
Gue hanya ingin cerita, di dengar dan di pahami, bukan di hakimi.
Pada malam saat marchel pulang ke Jambi untuk mengurus perceraiannya, gue mencoba menghubungi salah satu partner s** gue arta.
Kita bertemu di sebuah kafe daerah kemang, karena gue pikir dia bisa jadi pendengar yang baik, gue mencoba cerita tentang kehidupan gue, dari kehidupan s** sampe masalah gue di di kantor. Yahh rasanya lega bisa sedikit terbuka dengan orang lain, meskipun itu bukan sifat gue banget. Arta mendengarkan dengan baik dan sedikit memberikan solusi.
"gimana udah lega belum?"
"Iya sedikit lebih lega, makasih ya," jawab gue tersenyum.
"Yaudah balik yuk udah malem nih," ajak arta
"Gue males balik, di kosan malah bikin gue inget semua masalah"
"MMmmm gimana ya, gue capek nii pengin rebahan" arta sedikit menggerakan bahunya
"Check in di deket deket sini aja gimana?, gue juga males nyetir ni"
"Yaudah" jawab gue
Kemudian gue dan arta check in di Pop hotel kemang.
Rasanya berat banget untuk tidak melakukan sesuatu di kamar yang hanya ada dua makhluk laki laki dan perempuan.
Apalagi gue.
Ya terjadilah. Seperti pada malam gue ketemu arta waktu itu.
.
"lo mau mandi gak, mandi gih gantian"
"iya ni gerah" gue berjalan ke kamar mandi
Beberapa saat kemudian, setelah mandi gue pun mengantuk
"ehh gue lupa beli minum ni, haus. Gue mau ke bawah lo mau nitip apa?" arta bangunin gue
"nitip air meneral aja, lo bawa carger gak hp gue lowbat ni"
"Yahh gak bawa"
"Yaudah nitip carg di receptionist aja, sekalian ke bawah" kata gue sambil ngasih HP
Tokk.. tok.. tok... ada yang ngetuk pintu kamar gue.
"kok balik lagi” tanya gue penasaran
“Ini passwordnya apa”
Tanpa basa basi gue langsung kasih password hp gue.
3 jam setelah dia meninggalkan kamar dan gue tertidur dia belum juga kelihatan.
Mungkin dia nongkrong di bawah pikir gue, kemudian gue malanjutkan tidur.
3, 4, 5, sampai 6 jam, dia tak juga muncul, perasaan gue mulai gak enak. Gue yang saat itu masih pake handuk, langsung berganti pakaian dan turun ke lobby.
“Permisi mbak, mau tanya tadi malam sekitar jam 12 ada yang nitip carg Hp gak?”
“maaf mbak, dari tadi malam tidak ada yang menitip kan hp” jawab mba receptions setelah mengecek
“Ooo makasi ya mbak”
Maak degg.... pikiran gue tambah kacau, gue mencoba tenang dan kemabli ke kamar.
Belum sampai membuka pintu gue balik lagi ke lobby.
“Mbak kalo tamu atas nama arta udah check out belum” tanya gue
“sebentar ya mbak saya cek dulu”
“Maaf mbak, disini tidak ada tamu atas nama arta”
Huuuaaaa
,,,,, gue juga gak tau nama aslinya.
“Begini mbak, tadi malam saya kesini bareng temen saya, check in atas nama dia, tapi setelah dia pamit buat beli minum dan saya nitip ngecarg hp di sini, dia belum balik juga sampe sekarang, dan saya gak tau persis nama aslinya, kemungkinan hp saya di bawa kabur” kata gue panik
“mungkin di coba dulu di telpon nomer hp mbak” kata mba reception sambil nyodorin telpon ke gue
“Yahhh, gak aktif” kata gue setelah berkali coba menelpon
“gimana ya mbak” gue duduk coba menenangkan diri
“Begini mba, saya bisa cek identitasnya tapi atas persetujuan manager saya, karena itu privacy tamu” dia menjelaskan
“Ooo yaudah ,saya bisa ketemu managernya gak mba”
“maaf untuk saat ini beliau belum datang, beliau biasanya datang jam 8.” Jelasnya lagi
“Oo begitu yah, yaudah mba nanti jam 8 saya balik lagi kesini, makasi ya”
“iya mba sama sama”
Uughh gue bener bener sial, Itu hp baru, dapet kredit belum lunas
Gue pikir dia bakalan balik karena jaketnya msih ada di kamar, tapi di banding jaketnya lebih mahal hp gue (jaket biasa) makanya jaketnya di tinggal
.
Gue terus mencoba tenang dan menunggu sekitar 2 ,3 jam lagi untuk bertemu manager hotel. Gue pun mandi biar sedikit lebih seger.
Astaga.... duit (500k) di dompet & jam tangan gue (swatch, belum lunas ) juga gak ada.
Gue nangis sejadi jadinya. Niat pengin sharing dan gue pikir arta orang baik, ternyata cuman maling.
Iya gue sadar ini semua salah gue.
Gue udah gak bisa tenang lagi, jam 8 gue turun ke lobby
"Permisi mbak, managernya udah dateng belom"
"Sebentar ya mba saya panggilkan" dia menelpn dan kemudian manager hotelnya dateng.
"Selamat pagi pak" gue tersenyum dan berjabat tangan
"Pagi, ada yang bisa saya bantu?"
Kami duduk , kemudian gue mulai cerita awal gue check in sampai uang dan jam tangan gue ilang.
"Begitu ceritanya pak, saya butuh inforamasi identitas temen saya itu untuk mencoba datang ke rumahnya"
"Maaf bu, saya tidak bisa memberikan identitas tamu kecuali atas izin tamu dan ada surat dari kepolisian, baiknya ibu ke polsek dekat sini untuk membuat laporan kemudian setelah dapat suratnya, ibu balik kesini lagi.
"Gak ada cara lain ya pak"?
"tidak ada bu, kami mohon maaf"
Setelah itu dengan modal uang 50 ribu yang nyelip di kantong gue pulang naik ojek.
Gue gak ke polsek, gue males berurusan sama polisi, mau gak mau gue harus ikhlasin.......
Apess
Ketakukan dan seperti di kejar dosa, perlahan gue mengakui kesalahan kesalahan yang sudah banyak memakan korban. Orang orang yang benar benar perduli sama gue, gue abaikan demi kepuasaan sebagai maniak s** , gue sadar selama ini gue menjajakan diri.
pramuria masih lebih berharga di banding gue yang mencari mangsa suka rela.
Gue bener bener terpuruk, saat gue sadar dan ingin kembali jadi cewek baik baik, keadaan justru membuatku semakin ingin gila, berlari dari kenyataan bahwa gue hanya cewek murahan yang bisa dinikmati siapa saja. Rasanya gue ingin tertidur di waktu yang sangat lama, melupakan semuanya dan kembali seperti aku sebelum mengenal sosial media dan gila karenanya.
Pada beberapa orang gue mencoba cerita, bukan memberi solusi tapi mereka malah semakin merendahkan
Selalu dan selalu seperti itu.
Gue hanya ingin cerita, di dengar dan di pahami, bukan di hakimi.
Pada malam saat marchel pulang ke Jambi untuk mengurus perceraiannya, gue mencoba menghubungi salah satu partner s** gue arta.
Kita bertemu di sebuah kafe daerah kemang, karena gue pikir dia bisa jadi pendengar yang baik, gue mencoba cerita tentang kehidupan gue, dari kehidupan s** sampe masalah gue di di kantor. Yahh rasanya lega bisa sedikit terbuka dengan orang lain, meskipun itu bukan sifat gue banget. Arta mendengarkan dengan baik dan sedikit memberikan solusi.
"gimana udah lega belum?"
"Iya sedikit lebih lega, makasih ya," jawab gue tersenyum.
"Yaudah balik yuk udah malem nih," ajak arta
"Gue males balik, di kosan malah bikin gue inget semua masalah"
"MMmmm gimana ya, gue capek nii pengin rebahan" arta sedikit menggerakan bahunya
"Check in di deket deket sini aja gimana?, gue juga males nyetir ni"
"Yaudah" jawab gue
Kemudian gue dan arta check in di Pop hotel kemang.
Rasanya berat banget untuk tidak melakukan sesuatu di kamar yang hanya ada dua makhluk laki laki dan perempuan.
Apalagi gue.
Ya terjadilah. Seperti pada malam gue ketemu arta waktu itu.
."lo mau mandi gak, mandi gih gantian"
"iya ni gerah" gue berjalan ke kamar mandi
Beberapa saat kemudian, setelah mandi gue pun mengantuk
"ehh gue lupa beli minum ni, haus. Gue mau ke bawah lo mau nitip apa?" arta bangunin gue
"nitip air meneral aja, lo bawa carger gak hp gue lowbat ni"
"Yahh gak bawa"
"Yaudah nitip carg di receptionist aja, sekalian ke bawah" kata gue sambil ngasih HP
Tokk.. tok.. tok... ada yang ngetuk pintu kamar gue.
"kok balik lagi” tanya gue penasaran
“Ini passwordnya apa”
Tanpa basa basi gue langsung kasih password hp gue.
3 jam setelah dia meninggalkan kamar dan gue tertidur dia belum juga kelihatan.
Mungkin dia nongkrong di bawah pikir gue, kemudian gue malanjutkan tidur.
3, 4, 5, sampai 6 jam, dia tak juga muncul, perasaan gue mulai gak enak. Gue yang saat itu masih pake handuk, langsung berganti pakaian dan turun ke lobby.
“Permisi mbak, mau tanya tadi malam sekitar jam 12 ada yang nitip carg Hp gak?”
“maaf mbak, dari tadi malam tidak ada yang menitip kan hp” jawab mba receptions setelah mengecek
“Ooo makasi ya mbak”
Maak degg.... pikiran gue tambah kacau, gue mencoba tenang dan kemabli ke kamar.
Belum sampai membuka pintu gue balik lagi ke lobby.
“Mbak kalo tamu atas nama arta udah check out belum” tanya gue
“sebentar ya mbak saya cek dulu”
“Maaf mbak, disini tidak ada tamu atas nama arta”
Huuuaaaa
,,,,, gue juga gak tau nama aslinya. “Begini mbak, tadi malam saya kesini bareng temen saya, check in atas nama dia, tapi setelah dia pamit buat beli minum dan saya nitip ngecarg hp di sini, dia belum balik juga sampe sekarang, dan saya gak tau persis nama aslinya, kemungkinan hp saya di bawa kabur” kata gue panik
“mungkin di coba dulu di telpon nomer hp mbak” kata mba reception sambil nyodorin telpon ke gue
“Yahhh, gak aktif” kata gue setelah berkali coba menelpon
“gimana ya mbak” gue duduk coba menenangkan diri
“Begini mba, saya bisa cek identitasnya tapi atas persetujuan manager saya, karena itu privacy tamu” dia menjelaskan
“Ooo yaudah ,saya bisa ketemu managernya gak mba”
“maaf untuk saat ini beliau belum datang, beliau biasanya datang jam 8.” Jelasnya lagi
“Oo begitu yah, yaudah mba nanti jam 8 saya balik lagi kesini, makasi ya”
“iya mba sama sama”
Uughh gue bener bener sial, Itu hp baru, dapet kredit belum lunas
Gue pikir dia bakalan balik karena jaketnya msih ada di kamar, tapi di banding jaketnya lebih mahal hp gue (jaket biasa) makanya jaketnya di tinggal
.Gue terus mencoba tenang dan menunggu sekitar 2 ,3 jam lagi untuk bertemu manager hotel. Gue pun mandi biar sedikit lebih seger.
Astaga.... duit (500k) di dompet & jam tangan gue (swatch, belum lunas ) juga gak ada.
Gue nangis sejadi jadinya. Niat pengin sharing dan gue pikir arta orang baik, ternyata cuman maling.
Iya gue sadar ini semua salah gue.
Gue udah gak bisa tenang lagi, jam 8 gue turun ke lobby
"Permisi mbak, managernya udah dateng belom"
"Sebentar ya mba saya panggilkan" dia menelpn dan kemudian manager hotelnya dateng.
"Selamat pagi pak" gue tersenyum dan berjabat tangan
"Pagi, ada yang bisa saya bantu?"
Kami duduk , kemudian gue mulai cerita awal gue check in sampai uang dan jam tangan gue ilang.
"Begitu ceritanya pak, saya butuh inforamasi identitas temen saya itu untuk mencoba datang ke rumahnya"
"Maaf bu, saya tidak bisa memberikan identitas tamu kecuali atas izin tamu dan ada surat dari kepolisian, baiknya ibu ke polsek dekat sini untuk membuat laporan kemudian setelah dapat suratnya, ibu balik kesini lagi.
"Gak ada cara lain ya pak"?
"tidak ada bu, kami mohon maaf"
Setelah itu dengan modal uang 50 ribu yang nyelip di kantong gue pulang naik ojek.
Gue gak ke polsek, gue males berurusan sama polisi, mau gak mau gue harus ikhlasin.......
Apess
0