Kaskus

Story

.rafferthaAvatar border
TS
.raffertha
Pelangi Diatas Laut
Quote:


Aku duduk didepan jendela kamarku.
Melihat langit yang biru dan awan putih yang menghiasi.
Hari ini cukup cerah.
Membuatku ingin sekali pergi keluar hanya untuk berkunjung ke tempat-tempat yang menyenangkan.

Namaku Andrea Raffertha.
Aku biasa dipanggil Rea.
Aku lahir dikeluarga yang berkecukupan, walaupun teman-temanku selalu mengatakan bahwa aku adalah anak orang kaya.
Ya memang ayahku seorang pegawai negeri sipil yang golongannya sudah tinggi dengan jabatan menjanjikan.
Apa lagi ibuku.
Ibuku seorang Sekretaris Direksi Utama disebuah perusahaan milik negara.

Aku duduk dibangku Sekolah Menegah Atas kelas 10.
Dan dari sinilah kisahku dimulai.


Quote:


Spoiler for Sambutan:


Quote:

Quote:

Quote:

Quote:
Polling
0 suara
Siapakah sosok yang abadi dalam hati Andrea Raffertha ?
Diubah oleh .raffertha 14-08-2017 05:52
samsung66Avatar border
fikrifbsAvatar border
Arsana277Avatar border
Arsana277 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
838K
4.5K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.8KAnggota
Tampilkan semua post
.rafferthaAvatar border
TS
.raffertha
#3839
Part 103
Tak terasa sudah hampir tiga tahun aku bersekolah di sekolah ini.
Sebentar lagi aku akan mengikuti ujian nasional.
Hari dimana nasib tiga tahun seluruh siswa ditentukan oleh tiga hari.
Momen yang sangat mendebarkan.
Momen yang bisa membuat siswa nakal mendadak menjadi baik.
Aku juga masih berstatus pacaran dengan Aurelia Everlyn.
Walaupun kami kadang bertengkar hanya karena masalah kecil, tetapi tidak ada niatan dariku atau Aurel untuk menyudahi hubungan kami.

Pagi ini, aku dibangunkan oleh suara dering Handphone milikku.
Nama Aurelia Everlyn muncul didalam layar HP ini.


Quote:


Aku segera bangkit dari tempat tidurku dan mengambil air wudhu.
Setelah sholat shubuh, aku segera mandi dan bersiap menuju sekolah.
Tak lupa aku sarapan terlebih dahulu dengan orang tuaku.

Mama : "Udah siap ujian hari Senin, Re ?"
Rea : "Ya siap ga siap, Ma.."

Rea : "Eh iya, Ma.. Nanti pulang sekolah aku ada rapat angkatan untuk ngebahas tim sukses ujian nasional."
Mama : "Tim sukses apa ?"
Rea : "Itu loh.. Jadi ada tim yang khusus ngebantu temen-temen yang kesulitan dimata pelajaran tertentu."
Mama : "Oh gitu.. Kamu terpilih jadi tim sukses ?"
Rea : "Ngga mungkin lah.. Ada yang lebih pinter dari aku kok.."
Mama : "Saling bantu itu bagus, Re.. Kalo kamu mau bantu orang, jangan setengah-setengah.. Bantu sampai urusan selesai.. Supaya hidup kita juga dimudahkan sama Allah.."
Rea : "Iya, Ma.. Aku bakalan inget terus pesan Mama.. Bantu orang itu jangan setengah-setengah.."
Mama : "Tapi, kamu juga harus tahan godaan ya.. Karena pada saat kita mau menolong, pasti ada pihak yang ngga seneng.. Ya anggap aja itu setan.. Hehehehehehehe.."
Rea : "Oke deh Mama.. Ma, aku berangkat ya.. Assalamu 'alaikum.."
Mama : "Wa 'alaikum salam.."

Aku keluarkan motor papaku untukku pakai berangkat kesekolah.
Setelah dipanaskan, aku segera berangkat menuju sekolah.
Didalam perjalanan, aku melihat sesosok perempuan yang kukenal.
Dia adalah perempuan yang pernah mengisi hatiku.
Aku hampiri dia dan aku hentikan laju motor papaku.

Rea : "Vania ?"
Vania : "A.. Andrea.."
Rea : "Hai.."
Vania : "Mau ngapain ?"
Rea : "Mau berangkat sekolah.. Tumben pagi banget.."
Vania : "Oh, aku biasa berangkat pagi kok sekarang-sekarang.."
Rea : "Bareng yuk.."
Vania : "Boleh ?"
Rea : "Boleh.. Buat apa aku berenti kalo ga kasih kamu tumpangan.."
Vania : "Hehehehehe.. Makasih.."

Setelah Vania naik ke motor papa, aku lanjutkan perjalananku menuju sekolah.

Vania : "Re.."
Rea : "Apa.."
Vania : "Aku boleh peluk kamu ?"
Rea : "Apa ?"
Vania : "Peluk.."
Rea : "Oh.. Ya udah.."

Vania memelukku dari belakang.
Dia juga menyandarkan kepalanya ditubuhku.
Jantungku langsung berdebar kencang.
Sama seperti waktu aku bertemu dengan dia pertama kali.
Jangan-jangan, perasaan ini akan timbul kembali.
Perasaan antara aku dan Vania yang sudah aku kubur dalam-dalam.

Tak lama kemudian, sampailah aku disekolah ini.
Aku parkirkan motorku ditempat yang sudah disediakan.

Vania : "Aku mau ngomong sesuatu sama kamu.. Aku takut kita ga bisa ketemu lagi.. Kebetulan kita lagi berdua.."
Rea : "Mau ngomong apa ?"
Vania : "Jangan disini.. Kita duduk disamping kolam aja yuk.."
Rea : "Hhmm.. Ya udah ayo.."

Vania mengajakku untuk duduk disamping kolam.
Sepertinya omongan kali ini cukup serius.

Rea : "Mau ngomong apaan, Van ?"
Vania : "Aku mau jujur.. Aku emang belakangan ini suka dateng pagi banget ke sekolah.."
Rea : "Terus ?"
Vania : "Aku mau lihat kamu, Re.."
Rea : "...."
Vania : "Aku mau lihat kamu dari kejauhan.. Susah untukku ngelupain kamu.. Walaupun hatiku terasa sakit pada saat kamu jalan berdua sama adik kelas.."
Rea : "Bukannya, kamu.."
Vania : "Apa ? Aku punya cowok ? Semua mantanku hampa.. Ga ada yang spesial kayak kamu.. Yang bisa hibur aku, manjain aku.. Mereka cuma mikirin diri sendiri.."
Rea : "...."
Vania : "Aku cuma mau bilang itu aja.. Aku ga berharap kita bisa balik lagi.. Karena aku tau, Re.. Mau kamu pacaran sama siapapun, setelah itu kamu mau tunangan sama Calista kan ?"
Rea : "Kamu.. Tau itu ?"
Vania : "Aku tau kok.. Dia pernah cerita sama aku.."
Rea : "Aku ga berharap jadi sama Calista sih.. Tapi, aku ga bisa lawan kalo emang itu udah jadi takdirku.."
Vania : "Aku seneng kok kalo emang kamu bener-bener jadi sama Calista.."
Rea : "Aku aja sekarang udah ga pernah ngobrol lagi.. Apa lagi ketemu.."
Vania : "Kalo nanti kamu ketemu dan ngobrol lagi sama dia, berarti dia memang jodoh kamu, Re.."
Rea : "Mana bisa kayak gitu.."
Vania : "Mau kamu terpisah jarak dan waktu, kalo emang jodoh, pasti dideketin lagi.."
Rea : "...."
Vania : "Mungkin sekarang kamu jauh dengan dia.. Tapi kalo misalnya keadaan yang bikin kamu dekat lagi sama dia, dia memang tulang rusukmu.."
Rea : "Ya kita lihat aja nanti.."
Vania : "Itu Calista..", sambil menunjuk kearah gerbang masuk sekolahku.

Vania : "Dia jalan kearah sini.. Hahahahahahaha.. Memang dia jodoh kamu, Re.. Aku nyerah sampai disini aja ya.."
Rea : "Mau kamu menyerah, kamu akan tetap jadi salah satu warna pelangi di hati aku kok, Van.."
Vania : "Aku ke kelas dulu ya.. Semoga sukses ujiannya.."

Vania pergi melangkah menjauh.
Dia telah pergi menuju kelasnya.
Calista baru saja berpapasan denganku.
Tetapi, dia hanya menatapku lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain.
Tak ada tegur sapa diantara kita.
Apanya yang berjodoh kalau seperti ini ?

Aku juga berjalan menuju kelasku.
Disana sudah ada beberapa murid tetapi keadaan masih sepi.
Aku taruh tasku di meja pojok dan mulai menyandarkan kepalaku diatas kursi.
Tak lama kemudian, aku dikagetkan dengan kedatangan seseorang yang langsung melempar tasnya keatas wajahku.

Rea : "Ah, sialan lo, Va.."
Iva : "Hahahahahaha.. Tiap gw dateng, lo pasti molor.."
Rea : "Ngantuk gw.. Ganggu aja.."
Iva : "Inget Senin ujian.."
Rea : "Iya iya.."
Iva : "Lo deg-degan ga ?"
Rea : "Ngga.. Biasa aja.. Kenapa ?"
Iva : "Gw deg-degan.."
Rea : "Lo deg-degan liat gw kali.."
Iva : "Idih.. PD lo ketinggian.. Yang ada mau gw garuk muka lo.. Gw kan bego, Re.. Ga ngerti pelajaran IPA.."
Rea : "Lo ngertinya cuma esek-esek.."
Iva : "Eh itu mah lo.. Mesum.."
Sella : "Woi.. Pagi-pagi udah ngeres obrolan lo berdua.."
Rea : "Ini lagi genderuwo dateng.."
Sella : "Lo tadi sama Vania, Re ?"
Rea : "Lah, kok lo tau ?"
Sella : "Temen gw sih yang liat.."
Rea : "Oh.. Iya itu gw.."
Iva : "Lo balik lagi sama Vania ?"
Rea : "Ngga.. Papasan doang dijalan terus gw tawarin bareng.."
Sella : "Lo percaya ga, Va ?"
Iva : "Kagak, Lo ?"
Sella : "Ya kagak, lah.. Eh, Re.. Temen gw liat dia pelukan sama lo.."
Rea : "Astaga.. Beneran deh.. Ga bohong gw.. Kalo masalah pelukan.. Dia yang mau meluk gw.."
Iva : "Lo percaya, Sel ?"
Sella : "Kagak.."
Rea : "Ah sue lu pada.."
Sella : "Lo jangan main api deh.. Sama Aurel aja.. Atau pilih salah satu.. Maruk banget dua-duanya diembat.."
Rea : "Terserah ah.. Males gw ngomongin ginian.."

Bel masuk telah berbunyi.
Hari ini tidak ada pelajaran.
Hanya nasihat dan do'a yang diberikan wali kelas kepada kami semua.
Semua murid dipulangkan pukul 10.00.
Tetapi, aku tidak langsung pulang karena ada rapat angkatan yang diadakan dirumah salah satu pengurus tim sukses Ujian Nasional.
Semua murid IPA angkatanku datang menuju rumahnya.

Namanya Fitri Handayani.
Dia yang mengundang kami semua untuk membahas tim sukses Ujian Nasional yang akan diadakan beberapa hari lagi.
Dia dan tim yang lain juga sudah mencari nama-nama yang akan ditunjuk sebagai tim sukses mata pelajaran tertentu yang akan di ujikan nanti.

Fitri : "Nah temen-temen, makasih udah hadir semua.. Gw ngundang kalian buat nentuin siapa yang akan jadi tim sukses kali ini.. Karena gw tau kalian semua pasti ada pelajaran yang ga dikuasain pas ujian nanti.. Gw udah ngantongin nama-nama untuk tim sukses buat UN besok.. Gw tulis dipapan ya.."

"Iya.."
"Iya cepetan, Fit.."

Fitri : "Sebelom gw tulis, gw mau ngasih tau mekanisme nya nih.. Nanti semua akan gw bagiin SIM Card.. Guna nya untuk nyebar kunci jawaban.. Jawaban yang disebar melalui SMS nanti yang ngirim itu adalah nama yang gw tunjuk jadi TimSes.. Tiap mata pelajaran gw punya dua nama.. Kalo ada yang keberatan bilang ya.."

"Oke.."
"Tulis aja, Fit.."

Fitri : "Bahasa Indonesia.. Perlu ga ?"

"Ngga.."
"Ngga usah.. Masa bahasa sendiri ga bisa.."

Fitri : "Ya udah.. Bahasa Indonesia ga usah.."

Fitri telah memulai pidatonya.
Dia mengumumkan siapa-siapa yang menjadi tim sukses ujian nasional.
Setiap mata pelajaran, ada dua orang.
Mata pelajaran yang di ujikan yaitu biologi, fisika, kimia, matematika, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris.
Nama-nama telah diumumkan oleh Fitri.
Tersisa TimSes bahasa Inggris.

Fitri : "Tim Sukses mata pelajaran bahasa Inggris.. Gw udah punya dua nama.."

Fitri mulai menulis dipapan tulis miliknya.
Tim sukses bahasa Inggris, dimulai dari nama pertama.
Yaitu, aku.
Andrea Raffertha.

Fitri : "Rea akan jadi Tim Sukses Bahasa Inggris.."
Sella : "Wih, Rea.. Ga nyangka gw.."
Iva : "Asik nih.. Eh, Fit.. Yang kedua siapa ?"
Fitri : "Oh iya.. Gw tulis dulu ya.. Jangan kaget loh.."

Quote:


Calista.
Ada nama Calista dibawah namaku.
Jantungku langsung berdetak dengan cepat dan berhasil membuatku diam tak bisa berkata apapun.
Benar kata Vania, keadaan akan membuat kami bersatu kembali.
Apa benar Calista jodohku ?
Arsana277
JabLai cOY
JabLai cOY dan Arsana277 memberi reputasi
2
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.