- Beranda
- Stories from the Heart
Seperti Air Mengalir
...
TS
haihana
Seperti Air Mengalir
Gue memandang buku berwarna hitam dalam pangkuan tanggan gue, melihat selembar demi lembar isinya dan sesekali tersenyum.
gue seakan kembali ke 10 tahun yang lalu, saat masih berseragam putih abu dan mengulang masa remaja gue seperti dalam gambar di buku ini. gambar sekumpulan laki-laki dan perempuan berfoto dengan tema tahun 80an. "Teko ajaib bawa gue kembali ke masa itu dong"
***
nama gue Raka, gue anak pecicilan yang agak melankolis, gue suka gambar dan yang paling penting gue suka makan dan tidur.hehe..
segitu aja deh ntar kalo kepanjangan pada suka sama gue berabe. anyway selamat baca ya.
***
gue seakan kembali ke 10 tahun yang lalu, saat masih berseragam putih abu dan mengulang masa remaja gue seperti dalam gambar di buku ini. gambar sekumpulan laki-laki dan perempuan berfoto dengan tema tahun 80an. "Teko ajaib bawa gue kembali ke masa itu dong"
***
nama gue Raka, gue anak pecicilan yang agak melankolis, gue suka gambar dan yang paling penting gue suka makan dan tidur.hehe..
segitu aja deh ntar kalo kepanjangan pada suka sama gue berabe. anyway selamat baca ya.
***
Quote:
Spoiler for Index:
Diubah oleh haihana 21-05-2017 18:05
Nankendra dan 2 lainnya memberi reputasi
3
15.9K
99
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
haihana
#22
Lima
Masih dengan muka sepet, tengah malem buta gini gue udah berdiri di barisan belakang kelas gue. Ga kehitung banyaknya gua mangap-mangap nguap nahan kantuk yang sedari tadi menjalar di tubuh gue. Udara malem ini pun jadi semakin dingin setelah hujan. Gue menggosok-gosok tangan gue yang hampir beku lalu menyembunyikannya di balik saku jaket. Ga berapa lama dua cewek datang ke kelompok gue dan mulai masuk barisan masih dengan nafas ngos-ngosan karna terburu-buru.
Gue berdiri tepat di samping dua cewek teman sekelas gue itu lalu memperhatikan kakak mentor gue yang sedang berbisik pada mereka. entah apa yang sedang mereka bicarakan. Gue ga paham. Gue masih setengah sadar dan gue pun ga ingin kepo.
Gue nguap besar-besar lagi di barisan belakang. 'mau ngapain lagi sih kakak kelas gue ini? ga ada capek-capeknya ngerjain orang' batin gue sambil manyun.
Semenit, sepuluh menit, setengah jam kami mulai menelusuri jalur jurit malam yang sudah disiapkan panitia. gue masih mengutuki kakak-kakak kelas gue yang gue anggap kurang kerjaan. ga cukup apa sedari siang kami main games dan kenapa ditengah malem buta kaya begini kami masih juga harus main game? ini sih uji nyali namanya.
Gue berjalan di barisan paling belakang. lagi-lagi kelas gue ini dibagi 2 kelompok. gue ga cukup hafal dengan nama-nama kelompok gue kali ini. Gue pun ga gitu peduli. Yang gue peduliin cuma gue pengen segera nemu kasur lalu bikin pulau dengan indah.
"SELAMAT PAGI semuanya!" . Gue yang jalan sambil merem hampir aja nabrak temen gue yang tiba-tiba berhenti mendadak. Ralat bukan berhenti mendadak ini gue yang jalan sambil merem sampe ga sadar udah nyampe di pos kedua. Disini ada 3 orang tatib yang menyapa kami dengan ramahnya. saking ramahnya kuping gue sampe mendengung denger suara yang keluar dari toa si kakak.
"PAGI kak!" ucap kami setengah teriak
"Mana yel-yel kelas kalian? kami mau dengar!" teriak kakak tatib lagi
Tanpa basa-basi kami teriakan yel-yel kelas yang kami buat sewaktu MOS. sambil joget kanan-kiri ikut irama tentunya. tarik maangg. Lumayan lah peregangan otot sambil melawan hawa dingin yang sedari tadi nusuk-nusuk kulit.
"Berbaris dua saf yang cewek di sebelah kanan yang cowok disebelah kiri" perintah si kakak tatib lagi
Bagai kebo dicocok idungnya kami segera menuruti instruksi dalam 5 hitungan saja. lalu kakak tatib yang cewek membawa sebuah bungkusan yang gue ga tau isinya apa.
" Tutup mata kalian. kalau disuruh buka mulut kalian mangap besar-besar. jangan buka mata kalian sebelum saya kasih instruksi " ucap si kakak tatib tadi.
Ga berapa lama kami di hampiri kakak tatib yang gue perkirakan ini cewek karna hawanya yang ga grasak-grusuk alias lemah lembut. tercium samar wangi parfum aroma permen yang ga mungkin dong dipakai sama cowok. iya ga cyin? yukk..
" buka mulut kamu" perintah si kakak pada gue.
Gue mangap. gue merasakan tangan mungilnya memasukan sesuatu ke mulut gue. semakin lama gue merasakan rasa pahit yang bener-bener pahit sampe rasa kantuk gue yang sedari tadi nempel kaya perangko nguap gitu aja digantikan dengan sesuatu di mulut yang pengen banget gue lepehin.
"jangan dilepeh. telen sampe habis" perintah si kakak tatib cewek.
Gue yakin yang tengah gue telan ini air rebusan batrawali yang pahitnya minta ampun. lalu ga lama kemudian gue disuruh meminum minuman dari botol plastik yang gue sendiri ga tau apa karna gue meminum ini masih dalam keadaan mata yang merem. gue udah curi-curi pandang sih biar bisa lihat ini apa tapi hasilnya gue malah kena cepret batang lidi dari kakak tatib. perih coyy..
seperih luka di hati aku yang kamu tabur garam marisol.. oke abaikan fix gue lebay. hahaha
Gue meneguk minuman yang diberikan. idung gue yang mampet gara-gara kedinginan mendadak lega rasanya dan badan gue jadi sedikit hangat walau di tenggorokan terasa agak panas. Jangan-jangan gue dikasih alkohol. OMG.
Enggak-enggak gue ngarang. mana mungkin anak smp yang baru masuk sma macam gini di acara sekolahnya malah dikasih alkohol sama kakak kelas. Bisa-bisa hancur reputasi sekolah gue. yang gue minum itu ternyata wedang jahe yang pedesnya cukup menghangatkan perut gue ditengah angin malem yang dingin ini.
" Oke kalian sekarang boleh buka mata. kami akan memeriksa atribut kalian!" ucap si kakak tatib.
Satu persatu dari kami di cek perlengkapan wajib yang harus selalu kami pakai saat berada disini. dimulai dari nametag, jaket, penutup kepala, kompas dan sepatu wajib yang harus selalu kami pakai. sepatu yang jadi ciri khas di sekolah gue. Fyi di sekolah gue ini ada keharusan memakai sepatu salah satu merk tertentu alasannya ga lain dan ga bukan adalah supaya ga ada perbedaan jenjang kasta kelas sosial antar sesama siswa.
" Kamu kenapa pakai sandal jepit? kemana sepatumu?" teriak kakak tatib pada salah seorang teman gue.
Gue melongok ke arah temen gue itu. ternyata si cewek jutek berbaju putih tadi siang yang malem ini menggunakan sweater berwarna abu-abu.
" Siapa nama kamu?" teriak kakak tatib lagi dibawah sinar bulan yang tampak bulat sempurna.
Gue harus hati-hati takut ada yang bakal berubah wujud mengingat ini malam bulan purnama. #eaaa
Masih dengan muka sepet, tengah malem buta gini gue udah berdiri di barisan belakang kelas gue. Ga kehitung banyaknya gua mangap-mangap nguap nahan kantuk yang sedari tadi menjalar di tubuh gue. Udara malem ini pun jadi semakin dingin setelah hujan. Gue menggosok-gosok tangan gue yang hampir beku lalu menyembunyikannya di balik saku jaket. Ga berapa lama dua cewek datang ke kelompok gue dan mulai masuk barisan masih dengan nafas ngos-ngosan karna terburu-buru.
Gue berdiri tepat di samping dua cewek teman sekelas gue itu lalu memperhatikan kakak mentor gue yang sedang berbisik pada mereka. entah apa yang sedang mereka bicarakan. Gue ga paham. Gue masih setengah sadar dan gue pun ga ingin kepo.
Gue nguap besar-besar lagi di barisan belakang. 'mau ngapain lagi sih kakak kelas gue ini? ga ada capek-capeknya ngerjain orang' batin gue sambil manyun.
Semenit, sepuluh menit, setengah jam kami mulai menelusuri jalur jurit malam yang sudah disiapkan panitia. gue masih mengutuki kakak-kakak kelas gue yang gue anggap kurang kerjaan. ga cukup apa sedari siang kami main games dan kenapa ditengah malem buta kaya begini kami masih juga harus main game? ini sih uji nyali namanya.
Gue berjalan di barisan paling belakang. lagi-lagi kelas gue ini dibagi 2 kelompok. gue ga cukup hafal dengan nama-nama kelompok gue kali ini. Gue pun ga gitu peduli. Yang gue peduliin cuma gue pengen segera nemu kasur lalu bikin pulau dengan indah.
"SELAMAT PAGI semuanya!" . Gue yang jalan sambil merem hampir aja nabrak temen gue yang tiba-tiba berhenti mendadak. Ralat bukan berhenti mendadak ini gue yang jalan sambil merem sampe ga sadar udah nyampe di pos kedua. Disini ada 3 orang tatib yang menyapa kami dengan ramahnya. saking ramahnya kuping gue sampe mendengung denger suara yang keluar dari toa si kakak.
"PAGI kak!" ucap kami setengah teriak
"Mana yel-yel kelas kalian? kami mau dengar!" teriak kakak tatib lagi
Tanpa basa-basi kami teriakan yel-yel kelas yang kami buat sewaktu MOS. sambil joget kanan-kiri ikut irama tentunya. tarik maangg. Lumayan lah peregangan otot sambil melawan hawa dingin yang sedari tadi nusuk-nusuk kulit.
"Berbaris dua saf yang cewek di sebelah kanan yang cowok disebelah kiri" perintah si kakak tatib lagi
Bagai kebo dicocok idungnya kami segera menuruti instruksi dalam 5 hitungan saja. lalu kakak tatib yang cewek membawa sebuah bungkusan yang gue ga tau isinya apa.
" Tutup mata kalian. kalau disuruh buka mulut kalian mangap besar-besar. jangan buka mata kalian sebelum saya kasih instruksi " ucap si kakak tatib tadi.
Ga berapa lama kami di hampiri kakak tatib yang gue perkirakan ini cewek karna hawanya yang ga grasak-grusuk alias lemah lembut. tercium samar wangi parfum aroma permen yang ga mungkin dong dipakai sama cowok. iya ga cyin? yukk..
" buka mulut kamu" perintah si kakak pada gue.
Gue mangap. gue merasakan tangan mungilnya memasukan sesuatu ke mulut gue. semakin lama gue merasakan rasa pahit yang bener-bener pahit sampe rasa kantuk gue yang sedari tadi nempel kaya perangko nguap gitu aja digantikan dengan sesuatu di mulut yang pengen banget gue lepehin.
"jangan dilepeh. telen sampe habis" perintah si kakak tatib cewek.
Gue yakin yang tengah gue telan ini air rebusan batrawali yang pahitnya minta ampun. lalu ga lama kemudian gue disuruh meminum minuman dari botol plastik yang gue sendiri ga tau apa karna gue meminum ini masih dalam keadaan mata yang merem. gue udah curi-curi pandang sih biar bisa lihat ini apa tapi hasilnya gue malah kena cepret batang lidi dari kakak tatib. perih coyy..
seperih luka di hati aku yang kamu tabur garam marisol.. oke abaikan fix gue lebay. hahaha
Gue meneguk minuman yang diberikan. idung gue yang mampet gara-gara kedinginan mendadak lega rasanya dan badan gue jadi sedikit hangat walau di tenggorokan terasa agak panas. Jangan-jangan gue dikasih alkohol. OMG.
Enggak-enggak gue ngarang. mana mungkin anak smp yang baru masuk sma macam gini di acara sekolahnya malah dikasih alkohol sama kakak kelas. Bisa-bisa hancur reputasi sekolah gue. yang gue minum itu ternyata wedang jahe yang pedesnya cukup menghangatkan perut gue ditengah angin malem yang dingin ini.
" Oke kalian sekarang boleh buka mata. kami akan memeriksa atribut kalian!" ucap si kakak tatib.
Satu persatu dari kami di cek perlengkapan wajib yang harus selalu kami pakai saat berada disini. dimulai dari nametag, jaket, penutup kepala, kompas dan sepatu wajib yang harus selalu kami pakai. sepatu yang jadi ciri khas di sekolah gue. Fyi di sekolah gue ini ada keharusan memakai sepatu salah satu merk tertentu alasannya ga lain dan ga bukan adalah supaya ga ada perbedaan jenjang kasta kelas sosial antar sesama siswa.
" Kamu kenapa pakai sandal jepit? kemana sepatumu?" teriak kakak tatib pada salah seorang teman gue.
Gue melongok ke arah temen gue itu. ternyata si cewek jutek berbaju putih tadi siang yang malem ini menggunakan sweater berwarna abu-abu.
" Siapa nama kamu?" teriak kakak tatib lagi dibawah sinar bulan yang tampak bulat sempurna.
Gue harus hati-hati takut ada yang bakal berubah wujud mengingat ini malam bulan purnama. #eaaa
Diubah oleh haihana 15-02-2017 19:36
0
