- Beranda
- Stories from the Heart
T University 2 (Season 2)
...
TS
anism
T University 2 (Season 2)

Cover Super Keren by Awayaye <Ane minta
> Terima banyak untuk respon positif agan dan aganwati di thread sebelumnya. T University.
Bagi yang belum membacanya. Bisa mengklik judul dibawah ini.
T University
Spoiler for Daftar Isi/Case 1 : Lost Son:
Case 1 Finish
Spoiler for Case 2 : Lativa's Twins Terror:
Case 2 Finish
Spoiler for Case 3 : Arelia And Edward:
Case 3 Finish
Spoiler for Samantha And Mom:
Finish
Spoiler for Case 4 : Johnny Comes Back To China or England:
Case 4 Finish
Spoiler for Case 5 : King Killer's Son:
Case 5 Finish
Spoiler for Case 6 : Losing In A Plane:
Diubah oleh anism 30-05-2019 17:56
anasabila memberi reputasi
1
21.6K
198
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•1Anggota
Tampilkan semua post
TS
anism
#11
Come For The Truth
Johnny hanya terpana mendengarkan cerita Arelia. Namun, kemudian mecoba bersuara,”Jadi, kamu tetap pada keputusanmu membawa mereka?”. Johnny memunculkan muka kurang yakin. Begitu pula yang tersirat dari mata Arelia.
“Akan terasa plin-plan bagiku apabila kita sudah memperoleh izin tetapi karena keraguan yang tidak dapat kita jelaskan dengan logika lalu menggagalkan semuanya. Aku tetap akan memilih salah satu dari mereka. Cukup satu saja.”, Arelia berkata dengan mantap.
Maka dengan mudah mereka menggandeng keluar seseorang dari kelas Reynard.
Johnny yang menungguinya dengan Lativa dan anak-anak lain terkejut karena ternyata anak itu tunawicara (tidak dapat berbicara). Namanya Kleint.
“Kenapa (memilih) dia?”, tanya Samantha pada Arelia, saat anak itu dipisahkan bersama dengan Lativa dan yang lainnya untuk sekedar makan siang.
“Aku hanya berusaha agar mereka yakin kalau dia akan aman.”, jawab Arelia segera.
“Tapi, itu juga tidak menjamin bahwa dia akan aman, apa dasarnya? Aman karena dia tidak akan berbicara apapun saat kita melakukan penyelidikan nanti? Dia tidak berkualifikasi untuk mampu melakukan pertanyaan.”, tandas Samantha.
“Kebenaran tidak selalu dari sini.” (Arelia menunjuk bibirnya), “Namun, juga dari sini.” (Arelia menunjuk dadanya).
“Itu teoritis sekali.”, bantah Samantha.
“Bagaimana kalau kita tidak berdebat dulu, namun kita lihat hasilnya nanti.”, ujar Arelia mengakhiri perdebatan. Samantha hanya menarik napas dan melepasnya seakan-akan napas yang keluar adalah kalimat yang belum selesai.
Mereka berdua pun bergabung disalah satu meja, dimana yang lain masih tengah menghabiskan makan siang mereka. “Kleint, enak bukan?”, tanya Johnny sambil mengacungkan jempolnya. Anak itu membalas dengan senyum sambil mengacungkan salah satu jempolnya juga dan memakan makanan tersebut dengan lahap.
Johnny hanya terpana mendengarkan cerita Arelia. Namun, kemudian mecoba bersuara,”Jadi, kamu tetap pada keputusanmu membawa mereka?”. Johnny memunculkan muka kurang yakin. Begitu pula yang tersirat dari mata Arelia.
“Akan terasa plin-plan bagiku apabila kita sudah memperoleh izin tetapi karena keraguan yang tidak dapat kita jelaskan dengan logika lalu menggagalkan semuanya. Aku tetap akan memilih salah satu dari mereka. Cukup satu saja.”, Arelia berkata dengan mantap.
Maka dengan mudah mereka menggandeng keluar seseorang dari kelas Reynard.
Johnny yang menungguinya dengan Lativa dan anak-anak lain terkejut karena ternyata anak itu tunawicara (tidak dapat berbicara). Namanya Kleint.
“Kenapa (memilih) dia?”, tanya Samantha pada Arelia, saat anak itu dipisahkan bersama dengan Lativa dan yang lainnya untuk sekedar makan siang.
“Aku hanya berusaha agar mereka yakin kalau dia akan aman.”, jawab Arelia segera.
“Tapi, itu juga tidak menjamin bahwa dia akan aman, apa dasarnya? Aman karena dia tidak akan berbicara apapun saat kita melakukan penyelidikan nanti? Dia tidak berkualifikasi untuk mampu melakukan pertanyaan.”, tandas Samantha.
“Kebenaran tidak selalu dari sini.” (Arelia menunjuk bibirnya), “Namun, juga dari sini.” (Arelia menunjuk dadanya).
“Itu teoritis sekali.”, bantah Samantha.
“Bagaimana kalau kita tidak berdebat dulu, namun kita lihat hasilnya nanti.”, ujar Arelia mengakhiri perdebatan. Samantha hanya menarik napas dan melepasnya seakan-akan napas yang keluar adalah kalimat yang belum selesai.
Mereka berdua pun bergabung disalah satu meja, dimana yang lain masih tengah menghabiskan makan siang mereka. “Kleint, enak bukan?”, tanya Johnny sambil mengacungkan jempolnya. Anak itu membalas dengan senyum sambil mengacungkan salah satu jempolnya juga dan memakan makanan tersebut dengan lahap.
Diubah oleh anism 12-02-2017 15:06
0