Kaskus

Story

carienneAvatar border
TS
carienne
Dunia Yang Sempurna [TAMAT]
Dunia Yang Sempurna [TAMAT]


Dunia Yang Sempurna [TAMAT]
(credit to : risky.jahatfor the beautiful cover)


PROLOG :


Gue selalu percaya, apapun yang kita alami di dunia ini selalu memiliki alasan tersendiri. Ga terkecuali dengan kehadiran orang-orang di kehidupan kita. Setiap orang, setiap hal, memiliki perannya masing-masing di kehidupan kita ini. Ada yang datang untuk sekedar menguji kesabaran kita, ada yang datang untuk menyadarkan kita akan mimpi dan harapan yang selalu mengiringi kita.

Gue menulis cerita ini, sebagai wujud rasa cinta gue terhadap segala yang pernah terjadi kepada gue. Ada yang ingin gue lupakan, dan ada yang ingin gue kenang selamanya. Tapi pada satu titik gue menyadari, bahwa ga ada yang harus gue lupakan, melainkan gue ambil pelajarannya. Dan untuk segala yang pernah hadir di hidup gue, ataupun yang akan hadir, gue mengucapkan terima kasih dari hati gue yang terdalam.

Cerita ini berawal pada tahun 2006, pada saat gue masih culun-culunnya menjalani kehidupan. Gue baru saja lulus SMA, dan memutuskan untuk merantau, meskipun ga jauh-jauh amat, ke ibukota untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi lagi. Gue masih mengingat dengan jelas momen ketika gue mencium tangan ibu, dan elusan kepala dari bapak, yang mengantarkan gue ke gerbang rumah, sebelum gue menaiki angkutan umum yang akan membawa gue ke ibukota.

Ketika angkutan umum yang membawa gue ke ibukota itu mulai berjalan, gue sama sekali ga bisa membayangkan apa yang akan terjadi di hidup gue selanjutnya. Tentu saja gue ga bisa membayangkan kehadiran seseorang, yang dengan segala keunikan dan keistimewaannya, memberikan warna tersendiri di hati gue.

Nama gue Gilang, dan semoga sekelumit cerita gue ini bisa berkenan bagi kalian semua.


Quote:
Diubah oleh carienne 27-03-2017 21:48
afrizal7209787Avatar border
radoradaAvatar border
elbe94Avatar border
elbe94 dan 51 lainnya memberi reputasi
52
2M
5.4K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.8KAnggota
Tampilkan semua post
carienneAvatar border
TS
carienne
#4107
PART 79

“kalian kapan datengnya?” tanya seorang cewek di hadapan kami. Dia duduk bersila sambil memegang martabak telur.

“kemarin siang, mba. Kemarin waktu kita dateng mba Jihan belum balik kantor sih, malemnya juga kita ga ketemu. Hehe...”

Jihan tertawa pelan sambil menjilat salah satu jarinya yang tertempel martabak. “iya sih, gw emang tadi malem lembur di kantor. Pulang baru jam 10-an...” katanya. “Lo gimana, Ra? Sehat-sehat kan?”

“Alhamdulillah mba, kerasa enak sekarang badannya. Cuma ya emang ga bisa capek-capek dulu sih...”

“iya, lo mah jangan capek-capek, Ra. Biarin suami lo aja tuh yang beres-beres, lo nya santai-santai aja...”

Ara melirik gw dengan tatapan nakal. “ish mana bisa dia dibiarin gitu, yang ada malah ngomel-ngomel dianya...”

“mana pernah si gw ngomel-ngomel, Cha...” gw membela diri.

Jihan tertawa. “eh, lo masih kuliah ga sih, Lang?” tanyanya ke gw.

“masih gw, tadi siang gw abis dari kampus ngurus sidang. Tinggal sidang doang si gw, skripsi mah udah kelar...”

“abis itu lo pasti cari kerja kan? ga mungkin lah lo ga cari kerja orang udah punya bini gini. Ya kan?”

“ya iya sih... kenapa emang?”

“lo kapan sidangnya?”

“secepatnya lah, gw maunya sih bulan ini. Tapi syarat-syaratnya belum gw kumpulin. Cuma kira-kira nyampe lah bulan ini sidang... Kenapa gitu?”

Jihan berpikir sejenak sambil memandangi gw dan Ara bergantian. Dia menggigit bibir bawahnya, tanda sedang berpikir keras. Gw mengambil sepotong lagi martabak telur dari piring di hadapan kami.

“lo mau kerja di kantor gw?” tanya Jihan akhirnya.

Gw dan Ara terkejut dengan penawaran yang tak disangka-sangka itu.

“kantor lo?” ulang gw.

Jihan menggangguk. “iya, di kantor gw. Lo mau?”

“emang, kantor lo bergerak di bidang apa sih?” tanya gw. Sekian lama gw bertemu dengan Jihan yang sekarang sudah bekerja, belum sekalipun gw bertanya kantornya bergerak di bidang apa, atau alamatnya dimana. Frekuensi pertemuan kami memang sedemikian jarangnya.

“asuransi gitu sih. Kerjaannya enak kok. Lo berminat? Kebetulan lagi ada lowongan soalnya kita barusan buka cabang di deket sini.”

Ara menyenggol kaki gw. “tuh, kantornya deket sini. Kurang hoki apa coba lo...”

“Daaan...” kata Jihan lagi, “salary nya lumayan...” dia tersenyum sambil menjilat jarinya lagi yang belepotan martabak.

“nah tuh, gimana?” Ara ikutan mencecar gw, dan menanti jawaban gw. Sementara itu gw hanya bisa menarik napas panjang, dan berpikir tentang segala kemungkinan.

“pertama-tama...” kata gw akhirnya, “gw berterima kasih sekali atas tawaran lo ini. Gw sangat menghargainya...” gw melihat Ara dan Jihan tersenyum.

“yang kedua, gw akan seneng banget kalo gw bisa melakukan kewajiban gw sebagai seorang suami, yaitu memberi nafkah istri gw...”

“yang artinyaaa....” Ara menimpali.

gw mengangguk. “iya, gw akan coba melamar kerja disana, siapa tau memang itu rejeki kita. Ya kan?” kata gw tersenyum.

Mendengar jawaban gw itu, Ara dan Jihan tertawa senang. Gw tahu, gw harus melakukan sesuatu untuk Ara, karena dia bukan lagi teman sekosan gw, tapi dia istri gw. Dan setidaknya, gw akan mencoba mewujudkan mimpi-mimpinya dengan cara ini.

Di tengah malam gw berjalan turun, menuju ke warung depan untuk beli rokok. Rokok gw habis, dan sialnya gw ga bisa tidur malam itu. Hujan turun rintik-rintik, dan angin malam berhembus cukup kencang. Ara yang sudah tertidur dari tadi, gw tinggal sebentar diatas. Gapapa lah, cuma beli rokok sebentar ini, pikir gw. Sekembalinya dari warung gw melihat Jihan masih keluar masuk kamarnya. Agaknya dia lagi bebersih kamar.

“bersih-bersih kok malem-malem gini si...” sapa gw sambil menyalakan rokok. Jihan terkejut melihat kedatangan gw yang tiba-tiba itu.

“eh anjir ngagetin gw aja lo kirain maling...”

gw tertawa. “sorry...”

“abis dari mana lo?” tanyanya setelah melihat gw cuma bercelana pendek dan berkaos oblong.

“beli rokok, nih.” jawab gw sambil menggoyangkan sebungkus rokok.

“jangan kebanyakan ngeroko’, kesian bini lo tuh...” katanya sambil melanjutkan menyapu bagian depan kamarnya.

“iyaa...” gw duduk di kursi rotan tak jauh dari situ, dan menghisap rokok gw dalam-dalam. Sesekali gw memandangi kamar gw yang lampunya masih menyala meskipun Ara sudah tertidur.

Ketika Jihan sudah selesai menyapu, dia duduk di samping gw, sambil memandangi langit malam. Dia mencondongkan badannya, kedua lengannya bertumpu ke paha, dan menjalinkan jemarinya.

“lalu?” tanyanya. Seakan dia bisa membaca keresahan di hati gw.

gw menghela napas panjang. “gw cuma selalu berharap gw bisa bersama Acha lebih lama dari yang gw bayangkan...” gw menunduk, memainkan kaki. “barangkali akan lebih menyenangkan bagi gw kalau gw yang pergi duluan...”

Jihan melirik ke gw, kemudian dia menghela napas. “lo belajar dari mana sih sinis gini?” katanya pelan sambil menggelengkan kepala.

Gw cuma bisa terdiam memandangi angkasa. Melihat rangkaian kosmis yang berkerlap-kerlip diatas kepala gw, sesekali tertutup awan mendung.

Entahlah, gw ga tahu apa yang akan terjadi di hidup gw dan hidup Ara di kemudian hari. Yang gw tahu hanyalah gw telah memilihnya untuk gw cintai sepanjang sisa umur gw.

Itu saja.
julian147
sormin180
jenggalasunyi
jenggalasunyi dan 7 lainnya memberi reputasi
8
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.