- Beranda
- Stories from the Heart
[TAMAT] Saat Senja Tiba
...
TS
gridseeker
[TAMAT] Saat Senja Tiba
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 333 suara
Siapa tokoh yang menurut agan paling layak dibenci / nyebelin ?
Wulan
20%
Shela
9%
Vino (TS)
71%
Diubah oleh gridseeker 04-07-2017 19:00
afrizal7209787 dan 31 lainnya memberi reputasi
32
1.4M
5.4K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
gridseeker
#2772
Part 69
Jam empat kurang seperempat ane bersama Dina tiba di sasana Karate. Seperti biasanya saat kami tiba di parkiran, udah banyak anak-anak yang datang diantar sama orang tuanya. Hanya saja kali ini ane jadi sedikit pusat perhatian, karena pipi kanan ane yang lebam dan dihiasi tempelan Hansaplast. Entah gimana reaksi Shela ntar saat melihat muka ane kayak gini. Saat di depan aula, ternyata Shela udah ada di sana, lengkap dengan seragam Karate-nya.
“Kak Shelaaa… “ teriak Dina dengan ceria seraya berlari mendekati guru les kesayangannya itu.
“Halo Dina. “ sambut Shela dengan tersenyum ramah.
“Lho muka kamu kenapa Vin ? “ tanya Shela dengan nada terkejut saat melihat ane.
“Oh ini, anu… “ ane bingung mau jawab apa.
“Kak Vino berantem sama temennya kak. “ kata Dina tiba-tiba.
Ane pun diem aja, gak mungkin lah ane bentak Dina di depan Shela, mengingat Dina itu merupakan salah satu murid kesayangan Shela. Bisa hilang reputasi ane sebagai kakak yang sayang sama adik.
“Ya udah Din, kamu kumpul dulu sama temen-temen yah. Kakak mau bicara sama Kak Vino. “ kata Shela ke Dina.
“Baik kak. “ jawab Dina lalu ngeloyor masuk aula.
“Kok bisa kayak gini sih ? Kamu dikeroyok ? “ tanya Shela sambil mengamati muka ane.
“Eh nggak kok, duel satu lawan satu, yaa karena salah paham tapi sekarang udah selesai kok. Biasa cowok kan gampang panas jadi ya gitu deh hehe.. “ jawab ane sambil duduk di bangku depan aula.
“Yakin ? Siapa tahu besok kamu dicari sama temen-temennya yang nggak terima lho. “ kata Shela seraya duduk di sebelah ane.
“Nggak, nggak, masalahnya udah selesai kok, kami tadi udah salaman saling minta maaf. “ jawab ane nyengir.
“Beneran udah selesai ? Kalo ada apa-apa aku siap bantu lho. “ kata Shela sambil mengepalkan tangan.
“Huuu … kalo kamu ikutan bisa-bisa temenku masuk rumah sakit, ntar malah tambah runyam. “ jawab ane.
“Bisa aja kamu. “ jawab Shela ketawa sambil mencablek punggung ane.
“Aduh !! “ spontan ane berteriak sambil memegangi perut, soalnya perut ane masih senut-senut gara2 ditendang Yovie tadi.
“Haah sorry, sorry !! “ kata Shela gelagapan melihat ane kesakitan.
“Nggak, nggak papa. “ jawab ane sambil meringis.
“Perut kamu dipukul juga ? “ tanya Shela.
“Iya tadi sempet kena tendang, tapi nggak papa kok. “ jawab ane sambil mengacungkan angka lima.
“Tapi kamu… “ kata Shela bernada kuatir.
“Masih sedikit sakit tapi ntar juga sembuh. Udah, kamu nggak usah kuatir. “ jawab ane tersenyum.
“Gimana kalau ntar kita ke dokter. Aku takut kamu kenapa-kenapa. “ kata Shela.
“Nggak usah Shel, ini cuma luka kecil. “ jawab ane.
“Tapi kalau boleh aku ingin minta sesuatu darimu. “ kata ane.
“Minta apaan ? “ tanya Shela.
“Kiss dong, ntar sakitnya pasti ilang. “ pinta ane sambil mendekatkan wajah ane ke Shela.
“Iihh apaan sih ?! Udah bonyok masih aja nyosor. “ kata Shela sewot sambil mendorong badan ane.
“Eeehh, sama orang sakit nggak boleh pelit. “ jawab ane.
“Bodo !! “ kata Shela ketus sambil beranjak berdiri.
“Udah ya, aku ke aula dulu. Mending sekarang kamu pulang istirahat, ntar kesini lagi jemput Dina. “ kata Shela.
“Terus jemput kamu jam tujuh kan ? “ tanya ane.
“Ngg.. kamu kesini lagi jam setengah delapan aja. “ jawab Shela.
“Tumben setengah delapan. Biasanya jam tujuh. “
“Nggak, setengah delapan aja kamu kesini, lebih juga nggak apa, biar kamunya nyantai. “ kata Shela seperti menyembunyikan sesuatu.
“Oke deh kalau begitu. “ jawab ane sambil beranjak berdiri.
Sambil melambaikan tangan Shela lalu masuk aula bergabung dengan murid-muridnya yang udah berkumpul menunggunya. Udah jam empat lebih lima, ane kemudian pulang. Sampai rumah ane langsung rebahan di springbed. Wih rasanya nyaman sekali, mengingat badan ane masih senut-senut. Nggak terasa ane terlelap ke dunia mimpi.
Untungnya ane sempet ngeset jam weker di angka 17.30 sehingga pas setengah enam ane bangun. Ane pun lalu cuci muka tapi hati-hati banget soalnya luka ane di pipi langsung semriwing jika kena air. Untungnya perut ane udah nggak begitu sakit lagi. Jam enam kurang sepuluh ane udah nyampai di depan aula, ternyata ane datang pas kelasnya Shela selesai. Banyak orang tua yang udah menunggu di depan aula menjemput anaknya masing-masing.
Saat melihat ane datang, Dina langsung berlari mendekat dengan senyum ceria. Sedangkan Shela ane lihat masih bercanda ria dengan beberapa murid-muridnya.
“Din, tunggu bentar yah, kakak mau ngomong sama Kak Shela. “ kata ane.
“Mau janjian jemput yah ? “ tanya Dina dengan nada meledek.
“Aiss dasar bocah sok tahu !! “ jawab ane bersungut-sungut.
Ane pun menghampiri Shela yang masih asyik ngobrol sama beberapa murid-muridnya. Melihat ane datang dia nampak terkejut, sepertinya dia sejak tadi nggak melihat kedatangan ane.
“Shel, aku antar Dina dulu ya, ntar jadi jemput setengah delapan ? “ tanya ane.
“Iya, setengah delapan, kamu santai aja nggak usah buru-buru. “ jawab Shela sambil tersenyum.
“Cieee, Kak Shela dijemput sama pacarnya. “ ledek salah satu muridnya Shela yang kemudian disambung sama “cieee” murid-murid lainnya.
“Lho kak, itu pipinya kenapa ? “ tanya salah satu muridnya Shela.
“Oh ini tadi kakak jatuh, iya jatuh. “ jawab ane ngasal. Duh dasar anak-anak kecil udah pada kepo, gerutu ane dalam hati.
“Aku duluan ya Shel. “ kata ane.
“Oke, hati-hati ya. “ jawab Shela, yang kemudian melambaikan tangan ke Dina berdiri di depan pintu aula.
Ane kemudian mengantar Dina pulang. Masih jam enam lebih seperempat, ane kemudian memutuskan mandi tentu saja dengan penuh penderitaan soalnya lebam di perut dan pipi ane langsung senut-senut saat kena guyuran air. Emang sih Shela nyuruh ane jemput jam setengah delapan, tapi karena daripada di rumah bengong nggak ada kerjaan, mau maen game juga nanggung, sekitar jam setengah tujuh lebih sepuluh ane putuskan menuju ke sasana.
Sampai di sana sasana sudah sepi, tapi kok ada mobil Honda Civic tahun 90-an warna merah terparkir di depan sasana ? Punya siapa ini ? Apa punya salah satu orang tua muridnya Shela ? Tapi perasaan pas tadi ane jemput Dina nggak ada mobil kayak gini. Karena penasaran ane lalu bergegas menuju aula. Sampai di dekat pintu aula ane denger seperti ada suara cowok sedang bicara. Perasaan ane langsung nggak enak. Dengan hati-hati ane mengintip ke dalam dan… siapa itu ? Shela terlihat duduk di bangku yang ada di pinggir aula bersama seorang cowok yang usianya sepantaran sama ane. Mereka terlihat akrab banget, bahkan sang cowok beberapa kali merangkul pundak Shela.
Sedangkan Shela terlihat tersenyum senang sambil sesekali mentowel pinggang cowok tersebut. Melihat pemandangan tersebut, darah ane langsung naik sampai ubun-ubun. Astagaaaa…!!! Ternyata ini ya alasan Shela minta dijemput jam setengah delapan.
Ane kemudian berjalan masuk aula menghampiri mereka berdua yang lagi asyik bercanda. Shela dan si cowok kampret itu terlihat kaget banget melihat kedatangan ane. Ane pun menatap keduanya dengan muka masam.
Udah dulu ya, disambung nanti lagi
Soalnya ane mau lari pagi dulu biar badan sehat dan pikiran bersih……
“Kak Shelaaa… “ teriak Dina dengan ceria seraya berlari mendekati guru les kesayangannya itu.
“Halo Dina. “ sambut Shela dengan tersenyum ramah.
“Lho muka kamu kenapa Vin ? “ tanya Shela dengan nada terkejut saat melihat ane.
“Oh ini, anu… “ ane bingung mau jawab apa.
“Kak Vino berantem sama temennya kak. “ kata Dina tiba-tiba.
Ane pun diem aja, gak mungkin lah ane bentak Dina di depan Shela, mengingat Dina itu merupakan salah satu murid kesayangan Shela. Bisa hilang reputasi ane sebagai kakak yang sayang sama adik.
“Ya udah Din, kamu kumpul dulu sama temen-temen yah. Kakak mau bicara sama Kak Vino. “ kata Shela ke Dina.
“Baik kak. “ jawab Dina lalu ngeloyor masuk aula.
“Kok bisa kayak gini sih ? Kamu dikeroyok ? “ tanya Shela sambil mengamati muka ane.
“Eh nggak kok, duel satu lawan satu, yaa karena salah paham tapi sekarang udah selesai kok. Biasa cowok kan gampang panas jadi ya gitu deh hehe.. “ jawab ane sambil duduk di bangku depan aula.
“Yakin ? Siapa tahu besok kamu dicari sama temen-temennya yang nggak terima lho. “ kata Shela seraya duduk di sebelah ane.
“Nggak, nggak, masalahnya udah selesai kok, kami tadi udah salaman saling minta maaf. “ jawab ane nyengir.
“Beneran udah selesai ? Kalo ada apa-apa aku siap bantu lho. “ kata Shela sambil mengepalkan tangan.
“Huuu … kalo kamu ikutan bisa-bisa temenku masuk rumah sakit, ntar malah tambah runyam. “ jawab ane.
“Bisa aja kamu. “ jawab Shela ketawa sambil mencablek punggung ane.
“Aduh !! “ spontan ane berteriak sambil memegangi perut, soalnya perut ane masih senut-senut gara2 ditendang Yovie tadi.
“Haah sorry, sorry !! “ kata Shela gelagapan melihat ane kesakitan.
“Nggak, nggak papa. “ jawab ane sambil meringis.
“Perut kamu dipukul juga ? “ tanya Shela.
“Iya tadi sempet kena tendang, tapi nggak papa kok. “ jawab ane sambil mengacungkan angka lima.
“Tapi kamu… “ kata Shela bernada kuatir.
“Masih sedikit sakit tapi ntar juga sembuh. Udah, kamu nggak usah kuatir. “ jawab ane tersenyum.
“Gimana kalau ntar kita ke dokter. Aku takut kamu kenapa-kenapa. “ kata Shela.
“Nggak usah Shel, ini cuma luka kecil. “ jawab ane.
“Tapi kalau boleh aku ingin minta sesuatu darimu. “ kata ane.
“Minta apaan ? “ tanya Shela.
“Kiss dong, ntar sakitnya pasti ilang. “ pinta ane sambil mendekatkan wajah ane ke Shela.
“Iihh apaan sih ?! Udah bonyok masih aja nyosor. “ kata Shela sewot sambil mendorong badan ane.
“Eeehh, sama orang sakit nggak boleh pelit. “ jawab ane.
“Bodo !! “ kata Shela ketus sambil beranjak berdiri.
“Udah ya, aku ke aula dulu. Mending sekarang kamu pulang istirahat, ntar kesini lagi jemput Dina. “ kata Shela.
“Terus jemput kamu jam tujuh kan ? “ tanya ane.
“Ngg.. kamu kesini lagi jam setengah delapan aja. “ jawab Shela.
“Tumben setengah delapan. Biasanya jam tujuh. “
“Nggak, setengah delapan aja kamu kesini, lebih juga nggak apa, biar kamunya nyantai. “ kata Shela seperti menyembunyikan sesuatu.
“Oke deh kalau begitu. “ jawab ane sambil beranjak berdiri.
Sambil melambaikan tangan Shela lalu masuk aula bergabung dengan murid-muridnya yang udah berkumpul menunggunya. Udah jam empat lebih lima, ane kemudian pulang. Sampai rumah ane langsung rebahan di springbed. Wih rasanya nyaman sekali, mengingat badan ane masih senut-senut. Nggak terasa ane terlelap ke dunia mimpi.
Untungnya ane sempet ngeset jam weker di angka 17.30 sehingga pas setengah enam ane bangun. Ane pun lalu cuci muka tapi hati-hati banget soalnya luka ane di pipi langsung semriwing jika kena air. Untungnya perut ane udah nggak begitu sakit lagi. Jam enam kurang sepuluh ane udah nyampai di depan aula, ternyata ane datang pas kelasnya Shela selesai. Banyak orang tua yang udah menunggu di depan aula menjemput anaknya masing-masing.
Saat melihat ane datang, Dina langsung berlari mendekat dengan senyum ceria. Sedangkan Shela ane lihat masih bercanda ria dengan beberapa murid-muridnya.
“Din, tunggu bentar yah, kakak mau ngomong sama Kak Shela. “ kata ane.
“Mau janjian jemput yah ? “ tanya Dina dengan nada meledek.
“Aiss dasar bocah sok tahu !! “ jawab ane bersungut-sungut.
Ane pun menghampiri Shela yang masih asyik ngobrol sama beberapa murid-muridnya. Melihat ane datang dia nampak terkejut, sepertinya dia sejak tadi nggak melihat kedatangan ane.
“Shel, aku antar Dina dulu ya, ntar jadi jemput setengah delapan ? “ tanya ane.
“Iya, setengah delapan, kamu santai aja nggak usah buru-buru. “ jawab Shela sambil tersenyum.
“Cieee, Kak Shela dijemput sama pacarnya. “ ledek salah satu muridnya Shela yang kemudian disambung sama “cieee” murid-murid lainnya.
“Lho kak, itu pipinya kenapa ? “ tanya salah satu muridnya Shela.
“Oh ini tadi kakak jatuh, iya jatuh. “ jawab ane ngasal. Duh dasar anak-anak kecil udah pada kepo, gerutu ane dalam hati.
“Aku duluan ya Shel. “ kata ane.
“Oke, hati-hati ya. “ jawab Shela, yang kemudian melambaikan tangan ke Dina berdiri di depan pintu aula.
Ane kemudian mengantar Dina pulang. Masih jam enam lebih seperempat, ane kemudian memutuskan mandi tentu saja dengan penuh penderitaan soalnya lebam di perut dan pipi ane langsung senut-senut saat kena guyuran air. Emang sih Shela nyuruh ane jemput jam setengah delapan, tapi karena daripada di rumah bengong nggak ada kerjaan, mau maen game juga nanggung, sekitar jam setengah tujuh lebih sepuluh ane putuskan menuju ke sasana.
Sampai di sana sasana sudah sepi, tapi kok ada mobil Honda Civic tahun 90-an warna merah terparkir di depan sasana ? Punya siapa ini ? Apa punya salah satu orang tua muridnya Shela ? Tapi perasaan pas tadi ane jemput Dina nggak ada mobil kayak gini. Karena penasaran ane lalu bergegas menuju aula. Sampai di dekat pintu aula ane denger seperti ada suara cowok sedang bicara. Perasaan ane langsung nggak enak. Dengan hati-hati ane mengintip ke dalam dan… siapa itu ? Shela terlihat duduk di bangku yang ada di pinggir aula bersama seorang cowok yang usianya sepantaran sama ane. Mereka terlihat akrab banget, bahkan sang cowok beberapa kali merangkul pundak Shela.
Sedangkan Shela terlihat tersenyum senang sambil sesekali mentowel pinggang cowok tersebut. Melihat pemandangan tersebut, darah ane langsung naik sampai ubun-ubun. Astagaaaa…!!! Ternyata ini ya alasan Shela minta dijemput jam setengah delapan.
Ane kemudian berjalan masuk aula menghampiri mereka berdua yang lagi asyik bercanda. Shela dan si cowok kampret itu terlihat kaget banget melihat kedatangan ane. Ane pun menatap keduanya dengan muka masam.
Udah dulu ya, disambung nanti lagi

Soalnya ane mau lari pagi dulu biar badan sehat dan pikiran bersih……

Diubah oleh gridseeker 10-02-2017 05:50
jenggalasunyi dan 6 lainnya memberi reputasi
7
![[TAMAT] Saat Senja Tiba](https://s.kaskus.id/images/2017/05/28/9056684_20170528125804.jpg)
Setelah sekian lama jadi SR di forum SFTH ane memberanikan menyusun cerita ini. Sebenarnya cerita ini sudah lama ane pendam bertahun-tahun, meski begitu cerita ini sempat ane posting disini pake ID lain tapi dalam format plesetan komedi karena ane nggak PD kalau membikin versi real/sesungguhnya.
Pokoknya just enjoy the story hehe biar sama-sama enak
Dan karena ane masih nubi disini mohon maaf jika terjadi banyak kesalahan ya gan