Kaskus

Story

schilfoutsAvatar border
TS
schilfouts
Serial Killer : Trio Legend
Serial Killer : Trio Legend

Quote:





Spoiler for Serial Killer : Trio Legend:




Indeks

Spoiler for Indeks:





Serial Killer : Trio Legend
Diubah oleh schilfouts 17-04-2017 22:04
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
12.8K
160
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52.1KAnggota
Tampilkan semua post
schilfoutsAvatar border
TS
schilfouts
#162
Part 8 ~ Bertiga dan Kejadian Tak Terduga (SUREP POV)
Aku memeriksa kondisi mayat yang ditemukan oleh salah satu pengunjung cafe. Beruntung Ken memberikan ku sarung tangan yang terbuat dari karet, agar aku bisa leluasa memakainya.

"Bisakah kamu menemukan sesuatu dari tubuhnya? Seperti kartu identitas." ucap Ken yang sedang berjongkok disebelah Ibnu.

Aku memegang tubuh korban mencari dompet atau kartu identitas. Aku raba saku celananya. Merasa menemukan sesuatu, aku mengeluarkan kertas yg ku temukan. Aku membuka kertas yang sempat di lipat itu dengan hati-hati karena bisa menyebabkan kertas sobek ya walaupun sudah sobek.

Aku membaca tulisan yang ada di kertas.

DIA PANTAS MATI SETELAH APA YANG DIA LAKUKAN PADAKU

"Pantas mati? Aku rasa sih ada yang dendam sama mayat ini," Ibnu mengambil kertas itu dariku dengan pelan. "Kamu lihat Surep, tulisan ini tidak rapi seperti sedang terburu-buru. Terlebih lagi ini menggunakan darah. Aku simpulkan sih, kalau si pembunuh tak ingin ada yang tau kalau dia yang membunuh korban."

Aku mengeryitkan dahiku, mencoba mencerna apa yang dikatakan Ibnu. Aku melihat Ken sedang meraba-raba mayatnya. Sepertinya dia sedang mencari sesuatu.

Aku merasakan bahu ku di tepuk oleh seseorang.

"Kita harus pergi dari sini. Polisi akan segera datang." ucap Ibnu memberi perintah agar kami pergi dari tempat ini.

Aku dan Ken bangkit, kami bertiga berjalan melewati kerumunan orang dan pergi menjauh dari mayat. Aku melihat Ken yang terus saja melihat ke arah kerumunan orang.

Aku merangkul bahu Ken, aku tahu dia kenal dengan mayat yang ditemukan.

"Kita cari pembunuhnya setelah kita menyelesaikan pekerjaan kita dan sebelum polisi menemukan pembunuhnya." ucapku sambil mengusap kepala Ken.

Kami berjalan terus mencari kantor kelurahan setempat. Menurut info dari target, ada 5 orang target kami yang bekerja disana.


***


AUTHOR POV


Seorang wanita yang ikut nimbrung dengan kerumunan terkejut dengan apa yang di lihat nya. Ken Sheridan sedang memeriksa orang yang telah dia bunuh.

Berjalan mundur perlahan, wanita itu menjauh dari kerumunan.


***


BACK TO SUREP POV


Kami bertiga berdiri tepat di depan kantor kelurahan.

"Ken, bisakah kamu mengecek sekali lagi yang mana target kita selanjutnya."

Aku memerintahkan Ken untuk memeriksa kembali daftar target untuk hari ini. Sesuai dengan perintah Arif , kami harus secepatnya menyelesaikan tugas ini dan harus kembali ke Sungai Bambu tempat kantor kami berada.

"Suasana disini cukup asri , khas pedesaan. Tidak bisa kah kita berada disini untuk beberapa hari setelah tugas kita selesai?"

Ibnu yang berdiri disamping ku berkata demikian. Dia mengambil sebatang rokok yang tadi dia beli dan menyalakan korek api lalu mengarahkan api itu ke rokok tersebut. Rokok pun menyala dan Ibnu menghembuskan asapnya ke udara.

Apa yang dikatakan Ibnu memang benar, suasana disini cukup asri. Aku pun ingin berlama-lama disini. Tapi Arif bisa mengamuk jika kami tidak kembali setelah pekerjaan kami selesai.

Banyak pohon rindang, kolam ikan mini yang tak jauh dari gedung kelurahan.

Ada beberapa manusia yang berlalu lalang di kantor ini. Entah manusia suci atau manusia laknat.

Mereka tidak mengetahui jika didekat mereka ada psycho dan ada murderer. Mereka tidak mengetahui bahwa nyawa mereka diincar oleh para psycho dan murderer. Mereka tidak mengetahui kalau mereka yang menjadi manusia suci akan segera binasa dibunuh oleh manusia laknat yang kami incar.

"Sebaiknya kita kesana saja," Ken menunjuk sebuah hutan yang berada tak jauh dari kantor kelurahan. "Kita memata-matai target dari sana, biar tak ada yang tahu apa yang kita lakukan, bagaimana?"

Ken menengok ke arahku , meminta persetujuan dariku. Karna tugas kali ini aku yang memimpin. Ibnu pun melakukan hal yang sama seperti yang Ken lakukan. Kedua orang ini menunggu konfirmasi jawaban dariku.

"Baiklah, kita lakukan dari sana." ucapku yang berjalan lebih dulu dari mereka berdua.

Kami berjalan menyusuri hutan. Setelah di rasa cukup aman, kami menaruh tas ransel kami yang berisi beberapa peralatan kerja kami di tanah. Ken dan Ibnu mengeluarkan beberapa peralatan yang menunjang pekerjaan kami , sedangkan aku sedang mengecek senjata api yang akan kami gunakan.

Beberapa peluru telah siap digunakan. Senjata jenis AIG Alpine TPG-1 , FN 57 , Beretta 92 dan AK-47 telah siap untuk menembak target kami malam ini.

"Lalu siapa yang akan menyamar masuk ke dalam kantor kelurahan?" tanyaku pada mereka yang sedang sibuk mempersiapkan peralatan.

Ibnu yang sedang menyalakan laptop berceletuk, "Ken saja, dia kan berbadan mungil terlebih lagi dia seorang wanita."

Ken yang sedang mengeluarkan alat kerjanya langsung menatap Ibnu. "Kenapa harus aku?" Ken menatap kami dengan pandangan bingung.

"Karena kamu wanita dan biar pekerjaan kita cepat kelar." ucap Ibnu yang menatap mata Ken.

Aku menatap Ken, "cepat ganti pakaianmu Ken dan gunakan Surveillance, agar kami bisa melihat suasana didalam kantor."

Ken menatap aku tak percaya, "memakai Surveillance?? Itu kan hanya cocok di pakai saat pesta bukan untuk datang ke kantor kelurahan."

Aku melihat Ken mengeluarkan Pigeon Camera dari dalam ranselnya.

"Ken lekas ganti bajumu." perintahku agar gadis ini dengan cepat mengganti bajunya.

"Aku tidak mau memakai itu, aku akan minta bantuan Kestrel." Ken menatapku seperti sedang memohon agar dia diizinkan memakai Kestrel sebagai rekannya.

"kamu kan tidak membawa Kestrel, Ken?" Ibnu menatap ke arah Ken.

Ken menghela nafas dan dia menunjuk ke arah langit. Kami pun mengikuti kemana arah yang dia tunjuk, ternyata Kestrel sedang terbang memutari kami.

"Kestrel mengikuti kita?" aku menatap Ken tak percaya.

Ken hanya mengangguk. Tak lama Kestrel mendarat tepat di kepala Ken, dia pun mengeluarkan satu ekor tikus dan memberikannya pada Kestrel.

"Apa dia bisa diajak kerja sama Ken?" Ibnu mengelus tubuh Kestrel yang berada di atas kepala Ken.

"Ya , Kestrel sangat berguna dan bisa membantu kita. Dia dikenal memiliki mata ultraviolet. Tapi aku akan mengikat Pigeon Camera pada kaki Kestrel, camera canggih yang kita punya." Ken Mengeluarkan sebuah tali yang berguna untuk mengikat Pigeon Camera pada kaki Kestrel. Dia memindahkan Kestrel ke tanah dan mengikat Pigeon Camera pada kaki kanan Kestrel.

"Nu, coba kamu sambungkan Pigeon Camera ke laptopmu." perintahku pada Ibnu.

Ibnu menyambungkan Pigeon Camera pada laptopnya. Setelah beberapa waktu, akhirnya Pigeon Camera dan Laptop Ibnu tersambung.

Ken mengelus kepala Kestrel, "terbanglah , dan bantu kami menemukan target." lalu Ken melempar Kestrel ke udara dan Kestrel pun terbang ke arah kantor kelurahan kota Pademangan.


***


AUTHOR POV


"Mindy, apa Kestrel sudah dilepas?" Arif menghampiri Mindy yang sedang mengecek kandang hewan yang berada di markas Shontelle.

"Sudah saya lepas pak, dan sepertinya Kestrel tahu dimana majikannya berada." jawab Mindy yang berdiri tak jauh dari Arif.

"Kestrel tahu dimana majikannya?" Arif bertanya tak percaya pada Mindy. Sebab ketiga orang yang dia tugaskan berangkat dari sehari yang lalu sedangkan Kestrel baru saja di lepas.

Mindy memperlihatkan layar laptop pada Arif. Arif melihat seperti sebuah maps dan maps itu sedang berada di kota Pademangan tepatnya di atas kantor kelurahan.

"Aku memasang sebuah chip pada tubuh Kestrel, agar saya bisa tahu apa Kestrel bisa menemukan Ken atau tidak. Tapi ternyata Kestrel berhasil menemukan majikannya." jelas Mindy.

Arif memegang pundak Mindy, "bagus , lanjutkan pekerjaanmu dan awasi ketiga orang itu. Agar kita tahu jika mereka sedang membutuhkan bantuan."

"Baik Pak Arif." jawab Mindy.


***
Diubah oleh schilfouts 09-02-2017 11:48
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.