- Beranda
- Stories from the Heart
Life story: horor, drama, kisah keluarga perantau [TAMAT]
...
TS
prestant18
Life story: horor, drama, kisah keluarga perantau [TAMAT]
Assalamualaikum
selamat malam buat kaskuser, utamanya pembaca forum ini,
ane mau sdikit berbagi kisah hidup aja, dimana kisah ini asli dari perjalanan hidup ane .
tujuan ane bercerita kisah ini, tak lain hanya ingin berbagi, siapa tahu banyak hal yang bisa dijadikan pelajaran untuk kedepannya.
langsung aja ya:
nama ane Tio (bukan nama panggilan sehari hari, cuma sempalan dari nama panjang).
Ane terlahir dari keluarga yg senang merantau. kelahiran ane aja menurut penuturan orang tua, ada didalam mobil hard top yang membawa ibu ane dari camp (kalo menurut penuturan bapak, dulu beliau kerja di camp pembukaan lahan di pedalaman kalimantan timur, dimana dari camp sampe ke ibukota propinsi memakan waktu sampe hampir 6 jam, dimana yang 3 jam adalah jalan hutan yg belum diaspal).
ada sdikit cerita horor dalam proses kelahiran ane, dimana berdasar penuturan kedua orang tua, mobil yang ngebawa ibu ane ke RS, diikuti sama kuyang, untungnya Allah masih melindungi kami, dimana bersama mobil itu juga ada seorang warga dayak pribumi yg membantu menghalau makhluk tsb. bahkan ketika ibu ane beserta ane yg masih bayi kembali ke camp pasca menerima perawatan medis, makhluk itu masih kembali meneror camp tempat kami tinggal. bapak bercerita jika setiap malam, laki2 yg bekerja disitu selalu begadang untuk berjaga2, dan bapak2 warga pribumi tadi jugalah yang banyak membantu selama proses penjagaan dari teror kuyang tadi. (ane gak kebayang gimana horornya ditengah belantara kalimantan tahun segitu (1990), di camp hanya ada 8 keluarga dan beberapa pekerja yang masih bujang)
ane bener2 harus banyak berterimakasih sama keluarga bapak tadi yang menurut ibu ane juga, istrinya sempat juga menjadi ibu persusuan bagi ane karena dalam beberapa kesempatan ibu ane harus meninggalkan ane yg masih bayi merah untuk menunaikan kewajiban berbelanja ke kota dalam waktu yg cukup lama. (bapak dan ibu yang bahkan ane nggk mengenal sama sekali siapa anda, ane sangat berterimakasih atas bantuan bantuan kepada ane yang masih amat sangat lemah dulu)
semoga Allah selalu melindungi kalian dimanapun saat ini.
singkat cerita ibu sama ane yg masih bayi harus pulang kembali ke tanah jawa, karena tugas bapak ane berganti tempat, beliau dimutasi kepedalam irian (dulu masih familiar disebut irian). ane tumbuh hanya dalam didikan seorang ibu, dimana bapak ane sama sekali nggk pulang dalam kurun waktu 3 tahun. (komunikasi masa itu masih via surat menyurat karena ditempat bapak ane kerja juga belum ada fasilitas telepon kecuali di kantor cabangnya.)
walhasil ane tumbuh menjadi laki2 yang berperasaan halus (ane anak pertama), cenderung introvert dan nggk percaya diri.
ane bener2 nggk punya sosok bapak selama 3 tahun pertama fase kehidupan ane, yang ane tau waktu itu, anak2 ketawa2 sambil digendong pas main sama bapaknya, dan tiap ane nanya tentang bapak, ibu ane cuma ngasih penjelasan "bapak kerja jauuuuuuh banget".
(setelah ane dewasa, ane bongkar2 memori lama, baik itu kumpulan surat2 dari bapak ke ibu, maupun foto2 masa kecil ane, ane nangis gan, ane baru paham gimana rasanya jauh dari anak istri, dan cuma bisa memandang pertumbuhan anak dari selembar foto yang datangnya beberapa bulan sekali)
sementara ini dulu gan ya, insyaAllah kesempatan berikutnya ane apdet lagi kelanjutan cerita ini, masih ada bagian2 dimana ane ngalamin horor dirumah itu, kemudian bagian ane balik ke tanah jawa, mengalami pasang surut kehidupan dan banyak cerita horor yang juga mengikuti kehidupan ane.
selamat menikmati pembukaannya dulu ya. . .
biar nyaman, updatenya ane taro dimari yak
1. kembali ke rumah itu
2. pakde ane yang iseng
3. sekelumit kisah tentang rumah itu
4. adikku kenapa???
5. Kebenaran yang samar
6. perkenalan tentang kakek ane
7. benda itu apa kek?
8. si manis kucing kakek
9. kucing dengan tingkah ganjil
10. beliau adalah mbah kakung kami
11. dini yang keras kepala
12. dini yang membingungkan
13. Ruqyah
14. back to java
15. 1st meeting, perkenalan, hihi
16. misteri yang belum terpecahkan
17. pengalaman bapak.
18. puberity was started!
19. gelombang mulai datang
20. metamorfosis
21. part tambahan (pakdhe)
22. akhir masa SMP
23. SMA atyau SMK?
24. Menjaga lisan dan perbuatan
25. pindah lagiii
26. rumah kosong, kandang dan pohon waru
27. keberanianku
28. 2nd year
29. Yunita (part 1)
30. mengampu itu tak mudah
31. Yunita (part 2)
32. jerit malam
33. dendam
34. riko
35. damainya wajah beliau
36 part sisipan ( mudik tempo hari )
37. prakerin-perantauan-pertamaku-seorang-diri
38. konflik!!!
39. akhir dari perselisihan
40. kontrakan kurang nyaman
41. berita duka
42. seleksi
43. O2SN!
44. pengalaman-berharga
45. akhir masa sekolah
NEXT: disini
selamat malam buat kaskuser, utamanya pembaca forum ini,
ane mau sdikit berbagi kisah hidup aja, dimana kisah ini asli dari perjalanan hidup ane .
tujuan ane bercerita kisah ini, tak lain hanya ingin berbagi, siapa tahu banyak hal yang bisa dijadikan pelajaran untuk kedepannya.
langsung aja ya:
nama ane Tio (bukan nama panggilan sehari hari, cuma sempalan dari nama panjang).
Ane terlahir dari keluarga yg senang merantau. kelahiran ane aja menurut penuturan orang tua, ada didalam mobil hard top yang membawa ibu ane dari camp (kalo menurut penuturan bapak, dulu beliau kerja di camp pembukaan lahan di pedalaman kalimantan timur, dimana dari camp sampe ke ibukota propinsi memakan waktu sampe hampir 6 jam, dimana yang 3 jam adalah jalan hutan yg belum diaspal).
ada sdikit cerita horor dalam proses kelahiran ane, dimana berdasar penuturan kedua orang tua, mobil yang ngebawa ibu ane ke RS, diikuti sama kuyang, untungnya Allah masih melindungi kami, dimana bersama mobil itu juga ada seorang warga dayak pribumi yg membantu menghalau makhluk tsb. bahkan ketika ibu ane beserta ane yg masih bayi kembali ke camp pasca menerima perawatan medis, makhluk itu masih kembali meneror camp tempat kami tinggal. bapak bercerita jika setiap malam, laki2 yg bekerja disitu selalu begadang untuk berjaga2, dan bapak2 warga pribumi tadi jugalah yang banyak membantu selama proses penjagaan dari teror kuyang tadi. (ane gak kebayang gimana horornya ditengah belantara kalimantan tahun segitu (1990), di camp hanya ada 8 keluarga dan beberapa pekerja yang masih bujang)
ane bener2 harus banyak berterimakasih sama keluarga bapak tadi yang menurut ibu ane juga, istrinya sempat juga menjadi ibu persusuan bagi ane karena dalam beberapa kesempatan ibu ane harus meninggalkan ane yg masih bayi merah untuk menunaikan kewajiban berbelanja ke kota dalam waktu yg cukup lama. (bapak dan ibu yang bahkan ane nggk mengenal sama sekali siapa anda, ane sangat berterimakasih atas bantuan bantuan kepada ane yang masih amat sangat lemah dulu)

semoga Allah selalu melindungi kalian dimanapun saat ini.
singkat cerita ibu sama ane yg masih bayi harus pulang kembali ke tanah jawa, karena tugas bapak ane berganti tempat, beliau dimutasi kepedalam irian (dulu masih familiar disebut irian). ane tumbuh hanya dalam didikan seorang ibu, dimana bapak ane sama sekali nggk pulang dalam kurun waktu 3 tahun. (komunikasi masa itu masih via surat menyurat karena ditempat bapak ane kerja juga belum ada fasilitas telepon kecuali di kantor cabangnya.)
walhasil ane tumbuh menjadi laki2 yang berperasaan halus (ane anak pertama), cenderung introvert dan nggk percaya diri.
ane bener2 nggk punya sosok bapak selama 3 tahun pertama fase kehidupan ane, yang ane tau waktu itu, anak2 ketawa2 sambil digendong pas main sama bapaknya, dan tiap ane nanya tentang bapak, ibu ane cuma ngasih penjelasan "bapak kerja jauuuuuuh banget".
(setelah ane dewasa, ane bongkar2 memori lama, baik itu kumpulan surat2 dari bapak ke ibu, maupun foto2 masa kecil ane, ane nangis gan, ane baru paham gimana rasanya jauh dari anak istri, dan cuma bisa memandang pertumbuhan anak dari selembar foto yang datangnya beberapa bulan sekali)
Spoiler for pertama kali bertemu bapak:
Spoiler for pertama kalinya merantau dalam fase sadar:
Spoiler for Horor di rumah tua:
Spoiler for gangguan tak kasat mata:
sementara ini dulu gan ya, insyaAllah kesempatan berikutnya ane apdet lagi kelanjutan cerita ini, masih ada bagian2 dimana ane ngalamin horor dirumah itu, kemudian bagian ane balik ke tanah jawa, mengalami pasang surut kehidupan dan banyak cerita horor yang juga mengikuti kehidupan ane.
selamat menikmati pembukaannya dulu ya. . .
biar nyaman, updatenya ane taro dimari yak
1. kembali ke rumah itu
2. pakde ane yang iseng
3. sekelumit kisah tentang rumah itu
4. adikku kenapa???
5. Kebenaran yang samar
6. perkenalan tentang kakek ane
7. benda itu apa kek?
8. si manis kucing kakek
9. kucing dengan tingkah ganjil
10. beliau adalah mbah kakung kami
11. dini yang keras kepala
12. dini yang membingungkan
13. Ruqyah
14. back to java
15. 1st meeting, perkenalan, hihi
16. misteri yang belum terpecahkan
17. pengalaman bapak.
18. puberity was started!
19. gelombang mulai datang
20. metamorfosis
21. part tambahan (pakdhe)
22. akhir masa SMP
23. SMA atyau SMK?
24. Menjaga lisan dan perbuatan
25. pindah lagiii
26. rumah kosong, kandang dan pohon waru
27. keberanianku
28. 2nd year
29. Yunita (part 1)
30. mengampu itu tak mudah
31. Yunita (part 2)
32. jerit malam
33. dendam
34. riko
35. damainya wajah beliau
36 part sisipan ( mudik tempo hari )
37. prakerin-perantauan-pertamaku-seorang-diri
38. konflik!!!
39. akhir dari perselisihan
40. kontrakan kurang nyaman
41. berita duka
42. seleksi
43. O2SN!
44. pengalaman-berharga
45. akhir masa sekolah
NEXT: disini
Polling
0 suara
menurut reader, apakah cerita hidup ane ini menarik?
Diubah oleh prestant18 17-02-2017 16:07
ferist123 dan 42 lainnya memberi reputasi
39
488.8K
536
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
prestant18
#380
bonus post (mudik kemarin)
I'm back agan dan sista readers setia trit ini, ,
ane kali ini belum nerusin ceritanya yak, tapi ane ada sdikit cerita perjalanan ane mudik selama 5 hari kemaren, , , langsung disimak
MUDIK
hari ini hari jumat, pada akhirnya setelah menunggu beberapa bulan,
aku bisa kembali pulang ke rumah,
barang satu dua hari untuk menengok orang tua.
saat ini aku bertempat tinggal di kota tulungagung, jatim.
pagi ini aku sudah mempersiapkan sepeda motorku untuk kembali kubawa melintasi sisi selatan pulau jawa.
rencananya aku akan berangkat sepulang kerja nanti pukul 07:00
setelah teman lawan shiftku datang, kami bertukar informasi sesaat tentang pekerjaan, dan aku berpamitan kepadanya.
setelah sepeda motorku panas, aku segera memacunya meninggalkan tempat kerjaku.
tempat kerjaku terletak dipegunungan berbatasan dengan kabupaten trenggalek.
setelah aku sampai dijalan utama tulungagung - trenggalek, aku segera mempercepat sepeda motor dan mengubah mode berkendara menjadi mode touring.
sebenarnya ini hanya istilah untukku pribadi, dimana jika mode berkendara normal adalah santai dengan kecepatan 50 - 70 km/jam,
maka mode touring adalah berkendara dengan lebih berkonsentrasi pada kecepatan 70 - 110 km/jam.
beberapa kali aku sempat terkejut dengan kondisi jalanan yang berlubang.
namun aku pantang surut, sebab jika aku terlalu pelan, maka waktu tempuhnya menjadi semakin lama.
tak lama aku memasuki perbatasan trenggalek - ponorogo yang beberapa hari sebelumnya masih tertutup longsor.
daerah ini adalah daerah pegunungan yang masih rawan longsor, sehingga para pengguna jalan banyak yang mengalihkan rute melalui nganjuk.
hari itu longsor sudah selesai dibersihkan, namun pengguna jalan masih sangat sedikit, sehingga arus lalu lintas amat sangat lengang.
hanya ada beberapa pengguna jalan yang sudah menggunakan jalan tersebut.
nampak jika sisa sisa longsoran besar itu cukup mengerikan.
oleh karena itu, setelah selesai mengambil beberapa gambar, aku segera melanjutkan perjalananku.
setelah tiba di ponorogo, aku segera mengambil arah kiri menuju arah wonogiri,
kali ini jalan mulai ramai,
selain karena hari sudah cukup siang, jalur ini juga dilewati oleh banyak kendaraan.
jalan penghubung ponorogo - wonogiri melalui pegunungan dan juga hutan dengan kontur yang lebih berliku liku daripada sebelumnya.
untung saja jalan tersebut sudah beraspal halus, sehingga aku tetap dapat memacu kendaraanku dengan kecepatan tinggi.
ada sedikit jalan yang bertambal dan berlubang, namun tak banyak, sehingga tidak terlalu merusak mood berkendara.
memasuki daerah wonogiri, aku sempat memperlambat kendaraan untuk mencari masjid (karena hari jumat).
aku berkendara pelan pelan melalui area sekitar masjid agung,
namun karena jam di tanganku masih menunjukan pukul 11:15, aku mengurungkan untuk berhenti dan memilih melanjutkan sebisanya.
setelah tiba di pertigaan besar, aku memilih berbelok kiri ke arah solo, karena jika aku berbelok kearah kanan, aku akan melewati tepian waduk gajahmungkur dimana jalannya memutar terlalu jauh.
beberapa menit kemudian, aku tiba dilampu merah depan terminal wonogiri, aku lantas mengambil arah kiri melalui jalan alternatif arah klaten.
jalannya tidak diaspal, namun dicor.
walau begitu, karena jalannya sepi dan cukup lebar, aku masih tetap dapat memacu kendaraan dengan cepat.
tak jauh, aku memutuskan berhenti di sebuah masjid dekat lapangan untuk melaksanakan shalat jumat karena jam sudah menunjukan pukul 11:38, ,
selesai melaksanakan shalat jumat, aku membuka HP dan embaca beberapa pesan masuk.
ternyata dian mengirimkan WA, dia bertanya posisi dan meminta aku untuk menghampirinya jika sudah masuk kabupaten P,
(dian sekarang bekerja sebagai TU di sebuah sekolah negeri di kabupaten P.)
aku tak berani menjanikan waktu kedatanganku dengan tepat karena saat itu sudah pukul 12.36, sedangkan aku masih didaerah wonogiri.
maka aku hanya mengiyakan dan segera melanjutkan perjalanan.
setelah lepas wonogiri, aku terus memilih melewati jalan alternatif di selatan klaten yang berujung di daerah sebelum prambanan DIY.
tidak ada hal istimewa selama perjalanan, karena lalu lintas juga cenderung sepi.
akhirnya 2 jam kemudian aku sampai didepan sekolah tempat dian bekerja.
dia sudah duduk di pos dengan wajah girang melihat kedatangan kakaknya.
dengan berlari lari kecil, dian menghampiriku dan kemudian memelukku.
kontan aku sedikit risih karena dia melakukan itu didepan umum.
beberapa murid yang pulang nampak memperhatikan kami.
aku mengingatkannya agar menjaga sikap, karena dia adalah staf di lembaga pendidikan.
dian hanya cuek dan segera mengajak pulang.
(jujur dalam hal ini aku sedikit tidak senang dengan tingkahnya, sebab, wajah kami tidak mirip satu sama lain, sehingga orang tidak akan menyangka kami bersaudara, malah menganggap kami adalah pasangan)
kami melanjutkan perjalanan pulang dan akhirnya aku tiba dirumah.
sebelum sampai di rumah, aku sempat melihat sedikit keramaian di rumah om ku yang hanya berjarak 50 meter dari rumah.
aku tanyakan kepada dian, ternyata di rumah om, digunakan sebagai markas mahasiswi KKN.
timbul dikepalaku niat untuk main kesana nanti, hehehe
andai mas pur kemarin mengiyakan ajakanku pulang, bisa kuajak dia ngelaba di tempat om
(mas pur sekarang berusia 30 tahun dan belum menikah)
setiba dirumah, aku melepas rindu dengan orang tua dan para adik sepupuku yang masih kecil2, ,
dan sore itu akhirnya kuhabiskan untk berbincang bincang dengan para sanak famili.
hari kedua di rumah,
aku dikejutkan oleh kabar dari bulek ti, istri dari om leon tentang meninggalnya saudara bulik yang tinggal di gunung kidul.
(om leon ini adalah adik bapak nomor 3 sekaligus pemilik usaha peternakan burung puyuh yang pernah dikelola bapak dulu)
bulik nampak terburu buru dan bersiap pergi kesana bersama suaminya.
akhirnya, bulik menitipkan rumahnya dan juga 2 anak lelakinya kepadaku.
putra bulik yang pertama, sebut saja namanya yudo kelas 2 SMA, sedangkan yang kedua bernama andi, kelas 5 SD, seusia dengan ardi, adik bungsuku.
maka jadilah hari itu aku menemani mereka, sebab om leon memiliki usaha peternakan ayam dirumahnya.
mayoritas adalah ayam bangkok.
ada 18 ekor jago bangkok dirumah beliau dan mayoritas posturnya gagah.
sore hari, aku pulang ke rumah dan membersihkan diri,
setelah makan malam dan bercengkerama sebentar bersama bapak ibu, aku berpamitan untuk menginap menemani yudo yang sendirian di rumah.
ardi, adik bungsuku mengikutiku, dia juga sama saja dengan dian jika aku pulang,
selalu mengikuti kemana kakaknya pergi.
aku: " assalamualaikum, , , yuud, "
ardi: " mas yudoo, bukain pintu dong "
yudo: " sbentar mas "
tak lama pintu dibuka, yudo nampak tegang, ,
aku: " kenapa yud? "
yudo hanya menggeleng perlahan dan berusaha tersenyum.
akupun tidak melanjutkan lagi pertanyaan atas keherananku.
kemudian kami menyetel laptop milik yudo dan memainkan game bola.
ketika aku sedang asyik bermain melawan ardi, tiba tiba terdengar suara benda jatuh dari kamar belakang, kamar tempat om leon dan bulik ti biasa beristirahat.
aku: " itu apa si yud, kaya ada yang jatuh? "
yudo kembali tidak menjawab dan malah merapatkan duduknya ke sofa.
wajahnya nampak pucat dan lebih tegang daripada sebelumnya.
aku: " hee, kamu kenapa? kok kaya orang ketakutan to? "
yudo kembali hanya menggeleng, , wajahnya malah semakin tegang sambil sesekali melirik ke belakang ke arah kamar orang tuanya.
aku kembali berniat melanjutkan permainan yang sempat tertunda,
namun tiba tiba pintu kamar om leon berderit dan terbuka dengan sendirinya.
aku terkejut, ,
ardi bahkan sempat melompat dan bersembunyi dibelakangku.
jarak kami bertiga dengan pintu kamar hanya 3 meteran.
aku: " walah, itu angin, nggak papa kok "
aku berusaha menenangkan yudo dan ardi, , ,
namun belum selesai kekagetan kami, pintu itu kembali terbuka, namun kali ini gerakannya kasar seperti dihentakan.
aku kembali terkejut dan bergeser mundur kali ini.
perlahan dari dalam kamar, sebuah bantal bergerak keluar, seperti sedang diseret menuju puntu dapur yang terletak bersebelahan dengan kamar.
setelah bantal sampai didapur dan tidak nampak kembali oleh kami,
kali ini pintu dapur yang tertutup dengan kencang.
"BLAM!!"
yudo melompat keatas sofa diikuti ardi.
aku menarik nafas dan berusaha mengatur ketakutanku yang mulai muncul.
hembusan dan tarikannya terasa mulai berat. .
begitu juga bulu kudukku mulai berdiri.
aku kemudian berteriak untuk menguragi sedikit perasaan tegang,
" HOI, BANTALNYA MAU DIBAWA KEMANA? DIDAPUR KOTOR! "
tidak ada yang terjadi, ,
satu detik,
dua detik. . .
kesunyian meliputi kami bertiga. .
yudo dan ardi nampak sudah ketakutan di sofa.
akhirnya aku bangkit dari dudukku perlahan lahan, ,
aku bermaksud mengambil bantal tersebut dari dapur.
aku berjalan pelan pelan.
kuhampiri pintu, lalu kupegang handelnya perlahan, , ,
kutekan handel pintu, lalu kubuka. . . .
aku bersiap menemui hal tak lazim disana. . .
namun ternyata tidak ada apa2. . .
akupun membuka pintu lebar2 dan mengganjalnya dengan kardus.
aku: " nggak ada apa apa kok yud "
aku berkata sambil membalikan badan menghadap ke ruang tamu tempat yudo dan ardi menunggu.
namun yudo menunjuk ke belakangku.
kali ini ardi ikut menutup mata.
akupun menoleh, , ,
ternyata di belakangku ada alvin, adik bungsu yudo yang masih berusia 6 tahun, sedang berjalan kekamar sambil membawa bantal itu.
aku : " ealah, alvin to, ngaget ngageti mas tiyo, bantale dibawa kekamar lagi ya, nanti kotor kalau didapur "
alvin hanya menoleh dan nyengir menunjukan giginya yang ompong sambil terus berlalu masuk kamar.
kemudian dia nampak naik keatas kasur .
aku kembali keruang tamu menghampiri yudo dan ardi.
aku: " yud, orang tadi itu alvin mainan bantal, nggak usah takut, , , yok lanjutin lagi mainnya. . . "
yudo: " maas tiyoo, ngerti ra? "
aku: " apaan? "
yudo: " alvin ikut ibu ke gunung kiduul tadi pagii!!! "
aku hanya melongo mendengar penuturan yudo . . . .
(bersambung)
ane kali ini belum nerusin ceritanya yak, tapi ane ada sdikit cerita perjalanan ane mudik selama 5 hari kemaren, , , langsung disimak
MUDIK
hari ini hari jumat, pada akhirnya setelah menunggu beberapa bulan,
aku bisa kembali pulang ke rumah,
barang satu dua hari untuk menengok orang tua.
saat ini aku bertempat tinggal di kota tulungagung, jatim.
pagi ini aku sudah mempersiapkan sepeda motorku untuk kembali kubawa melintasi sisi selatan pulau jawa.
rencananya aku akan berangkat sepulang kerja nanti pukul 07:00
setelah teman lawan shiftku datang, kami bertukar informasi sesaat tentang pekerjaan, dan aku berpamitan kepadanya.
setelah sepeda motorku panas, aku segera memacunya meninggalkan tempat kerjaku.
tempat kerjaku terletak dipegunungan berbatasan dengan kabupaten trenggalek.
setelah aku sampai dijalan utama tulungagung - trenggalek, aku segera mempercepat sepeda motor dan mengubah mode berkendara menjadi mode touring.
sebenarnya ini hanya istilah untukku pribadi, dimana jika mode berkendara normal adalah santai dengan kecepatan 50 - 70 km/jam,
maka mode touring adalah berkendara dengan lebih berkonsentrasi pada kecepatan 70 - 110 km/jam.
beberapa kali aku sempat terkejut dengan kondisi jalanan yang berlubang.
namun aku pantang surut, sebab jika aku terlalu pelan, maka waktu tempuhnya menjadi semakin lama.
tak lama aku memasuki perbatasan trenggalek - ponorogo yang beberapa hari sebelumnya masih tertutup longsor.
daerah ini adalah daerah pegunungan yang masih rawan longsor, sehingga para pengguna jalan banyak yang mengalihkan rute melalui nganjuk.
hari itu longsor sudah selesai dibersihkan, namun pengguna jalan masih sangat sedikit, sehingga arus lalu lintas amat sangat lengang.
hanya ada beberapa pengguna jalan yang sudah menggunakan jalan tersebut.
Spoiler for longsor di daerah tugu,trenggalek:
Spoiler for longsor:
Spoiler for longsor:
nampak jika sisa sisa longsoran besar itu cukup mengerikan.
oleh karena itu, setelah selesai mengambil beberapa gambar, aku segera melanjutkan perjalananku.
setelah tiba di ponorogo, aku segera mengambil arah kiri menuju arah wonogiri,
kali ini jalan mulai ramai,
selain karena hari sudah cukup siang, jalur ini juga dilewati oleh banyak kendaraan.
jalan penghubung ponorogo - wonogiri melalui pegunungan dan juga hutan dengan kontur yang lebih berliku liku daripada sebelumnya.
untung saja jalan tersebut sudah beraspal halus, sehingga aku tetap dapat memacu kendaraanku dengan kecepatan tinggi.
ada sedikit jalan yang bertambal dan berlubang, namun tak banyak, sehingga tidak terlalu merusak mood berkendara.
memasuki daerah wonogiri, aku sempat memperlambat kendaraan untuk mencari masjid (karena hari jumat).
aku berkendara pelan pelan melalui area sekitar masjid agung,
namun karena jam di tanganku masih menunjukan pukul 11:15, aku mengurungkan untuk berhenti dan memilih melanjutkan sebisanya.
setelah tiba di pertigaan besar, aku memilih berbelok kiri ke arah solo, karena jika aku berbelok kearah kanan, aku akan melewati tepian waduk gajahmungkur dimana jalannya memutar terlalu jauh.
beberapa menit kemudian, aku tiba dilampu merah depan terminal wonogiri, aku lantas mengambil arah kiri melalui jalan alternatif arah klaten.
jalannya tidak diaspal, namun dicor.
walau begitu, karena jalannya sepi dan cukup lebar, aku masih tetap dapat memacu kendaraan dengan cepat.
tak jauh, aku memutuskan berhenti di sebuah masjid dekat lapangan untuk melaksanakan shalat jumat karena jam sudah menunjukan pukul 11:38, ,
selesai melaksanakan shalat jumat, aku membuka HP dan embaca beberapa pesan masuk.
ternyata dian mengirimkan WA, dia bertanya posisi dan meminta aku untuk menghampirinya jika sudah masuk kabupaten P,
(dian sekarang bekerja sebagai TU di sebuah sekolah negeri di kabupaten P.)
aku tak berani menjanikan waktu kedatanganku dengan tepat karena saat itu sudah pukul 12.36, sedangkan aku masih didaerah wonogiri.
maka aku hanya mengiyakan dan segera melanjutkan perjalanan.
setelah lepas wonogiri, aku terus memilih melewati jalan alternatif di selatan klaten yang berujung di daerah sebelum prambanan DIY.
tidak ada hal istimewa selama perjalanan, karena lalu lintas juga cenderung sepi.
akhirnya 2 jam kemudian aku sampai didepan sekolah tempat dian bekerja.
dia sudah duduk di pos dengan wajah girang melihat kedatangan kakaknya.
dengan berlari lari kecil, dian menghampiriku dan kemudian memelukku.
kontan aku sedikit risih karena dia melakukan itu didepan umum.
beberapa murid yang pulang nampak memperhatikan kami.
aku mengingatkannya agar menjaga sikap, karena dia adalah staf di lembaga pendidikan.
dian hanya cuek dan segera mengajak pulang.
(jujur dalam hal ini aku sedikit tidak senang dengan tingkahnya, sebab, wajah kami tidak mirip satu sama lain, sehingga orang tidak akan menyangka kami bersaudara, malah menganggap kami adalah pasangan)
kami melanjutkan perjalanan pulang dan akhirnya aku tiba dirumah.
sebelum sampai di rumah, aku sempat melihat sedikit keramaian di rumah om ku yang hanya berjarak 50 meter dari rumah.
aku tanyakan kepada dian, ternyata di rumah om, digunakan sebagai markas mahasiswi KKN.
timbul dikepalaku niat untuk main kesana nanti, hehehe
andai mas pur kemarin mengiyakan ajakanku pulang, bisa kuajak dia ngelaba di tempat om

(mas pur sekarang berusia 30 tahun dan belum menikah)
setiba dirumah, aku melepas rindu dengan orang tua dan para adik sepupuku yang masih kecil2, ,
dan sore itu akhirnya kuhabiskan untk berbincang bincang dengan para sanak famili.
hari kedua di rumah,
aku dikejutkan oleh kabar dari bulek ti, istri dari om leon tentang meninggalnya saudara bulik yang tinggal di gunung kidul.
(om leon ini adalah adik bapak nomor 3 sekaligus pemilik usaha peternakan burung puyuh yang pernah dikelola bapak dulu)
bulik nampak terburu buru dan bersiap pergi kesana bersama suaminya.
akhirnya, bulik menitipkan rumahnya dan juga 2 anak lelakinya kepadaku.
putra bulik yang pertama, sebut saja namanya yudo kelas 2 SMA, sedangkan yang kedua bernama andi, kelas 5 SD, seusia dengan ardi, adik bungsuku.
maka jadilah hari itu aku menemani mereka, sebab om leon memiliki usaha peternakan ayam dirumahnya.
mayoritas adalah ayam bangkok.
ada 18 ekor jago bangkok dirumah beliau dan mayoritas posturnya gagah.
sore hari, aku pulang ke rumah dan membersihkan diri,
setelah makan malam dan bercengkerama sebentar bersama bapak ibu, aku berpamitan untuk menginap menemani yudo yang sendirian di rumah.
ardi, adik bungsuku mengikutiku, dia juga sama saja dengan dian jika aku pulang,
selalu mengikuti kemana kakaknya pergi.
aku: " assalamualaikum, , , yuud, "
ardi: " mas yudoo, bukain pintu dong "
yudo: " sbentar mas "
tak lama pintu dibuka, yudo nampak tegang, ,
aku: " kenapa yud? "
yudo hanya menggeleng perlahan dan berusaha tersenyum.
akupun tidak melanjutkan lagi pertanyaan atas keherananku.
kemudian kami menyetel laptop milik yudo dan memainkan game bola.
ketika aku sedang asyik bermain melawan ardi, tiba tiba terdengar suara benda jatuh dari kamar belakang, kamar tempat om leon dan bulik ti biasa beristirahat.
aku: " itu apa si yud, kaya ada yang jatuh? "
yudo kembali tidak menjawab dan malah merapatkan duduknya ke sofa.
wajahnya nampak pucat dan lebih tegang daripada sebelumnya.
aku: " hee, kamu kenapa? kok kaya orang ketakutan to? "
yudo kembali hanya menggeleng, , wajahnya malah semakin tegang sambil sesekali melirik ke belakang ke arah kamar orang tuanya.
aku kembali berniat melanjutkan permainan yang sempat tertunda,
namun tiba tiba pintu kamar om leon berderit dan terbuka dengan sendirinya.
aku terkejut, ,
ardi bahkan sempat melompat dan bersembunyi dibelakangku.
jarak kami bertiga dengan pintu kamar hanya 3 meteran.
aku: " walah, itu angin, nggak papa kok "
aku berusaha menenangkan yudo dan ardi, , ,
namun belum selesai kekagetan kami, pintu itu kembali terbuka, namun kali ini gerakannya kasar seperti dihentakan.
aku kembali terkejut dan bergeser mundur kali ini.
perlahan dari dalam kamar, sebuah bantal bergerak keluar, seperti sedang diseret menuju puntu dapur yang terletak bersebelahan dengan kamar.
setelah bantal sampai didapur dan tidak nampak kembali oleh kami,
kali ini pintu dapur yang tertutup dengan kencang.
"BLAM!!"
yudo melompat keatas sofa diikuti ardi.
aku menarik nafas dan berusaha mengatur ketakutanku yang mulai muncul.
hembusan dan tarikannya terasa mulai berat. .
begitu juga bulu kudukku mulai berdiri.
aku kemudian berteriak untuk menguragi sedikit perasaan tegang,
" HOI, BANTALNYA MAU DIBAWA KEMANA? DIDAPUR KOTOR! "
tidak ada yang terjadi, ,
satu detik,
dua detik. . .
kesunyian meliputi kami bertiga. .
yudo dan ardi nampak sudah ketakutan di sofa.
akhirnya aku bangkit dari dudukku perlahan lahan, ,
aku bermaksud mengambil bantal tersebut dari dapur.
aku berjalan pelan pelan.
kuhampiri pintu, lalu kupegang handelnya perlahan, , ,
kutekan handel pintu, lalu kubuka. . . .
aku bersiap menemui hal tak lazim disana. . .
namun ternyata tidak ada apa2. . .
akupun membuka pintu lebar2 dan mengganjalnya dengan kardus.
aku: " nggak ada apa apa kok yud "
aku berkata sambil membalikan badan menghadap ke ruang tamu tempat yudo dan ardi menunggu.
namun yudo menunjuk ke belakangku.
kali ini ardi ikut menutup mata.
akupun menoleh, , ,
ternyata di belakangku ada alvin, adik bungsu yudo yang masih berusia 6 tahun, sedang berjalan kekamar sambil membawa bantal itu.
aku : " ealah, alvin to, ngaget ngageti mas tiyo, bantale dibawa kekamar lagi ya, nanti kotor kalau didapur "
alvin hanya menoleh dan nyengir menunjukan giginya yang ompong sambil terus berlalu masuk kamar.
kemudian dia nampak naik keatas kasur .
aku kembali keruang tamu menghampiri yudo dan ardi.
aku: " yud, orang tadi itu alvin mainan bantal, nggak usah takut, , , yok lanjutin lagi mainnya. . . "
yudo: " maas tiyoo, ngerti ra? "
aku: " apaan? "
yudo: " alvin ikut ibu ke gunung kiduul tadi pagii!!! "
aku hanya melongo mendengar penuturan yudo . . . .
(bersambung)
symoel08 dan 12 lainnya memberi reputasi
13


