- Beranda
- Stories from the Heart
Aku pergi sebentar, boleh?
...
TS
201192
Aku pergi sebentar, boleh?

Quote:
INDEX:
SATU : Ve !!!
DUA : Kak Tama
TIGA : Diam
EMPAT : Coklat
LIMA : Break Up Lexa !
ENAM : Boleh Aku Bertanya Sesuatu?
TUJUH : Tadaima
DELAPAN : Gadis Coklat
SEMBILAN : Api Cemburu
SEPULUH : Bad Day
SEBELAS : Terbongkar !!!
DUA BELAS : Revenge
TIGA BELAS : Flashback
EMPAT BELAS : Nyaman
LIMA BELAS : PUTUS
ENAM BELAS : Perkenalan
TUJUH BELAS : Akhirnya
DELAPAN BELAS : Jarak
SEMBILAN BELAS : Mayumi Baskara
DUA PULUH : Suci atau Shinta ?
DUA PULUH SATU : It's Final Choise
DUA PULUH DUA : Itu Nyata
DUA PULUH TIGA : Kecerobohan Mayu
DUA PULUH EMPAT : Terlalu berharap
Quote:
Polling
0 suara
LANJUT ??
Diubah oleh 201192 25-10-2017 22:54
anasabila memberi reputasi
1
89.5K
500
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
201192
#469
DUA PULUH SATU : It's Final Choise
- Sabtu, 2 Hari sebelumnya-
-Rumah Venus -
"Venus, ngapain malah bengong. Ajak tamu spesial kita ini masuk rumah dong". Papah Venus membuyarkan lamunan anak gadisnya yang terlihat shock kedatangan trend setter anak muda se-Asia, oh bukan. Se-Dunia ini.
"AH . . .EH . . .I. . .iya pah, hehe"....Muka Venus kini merah seperti kepiting rebus ke-gap papahnya melongo di depan orang yang baru ia temui.
"Ayo nak Mayu, masuk..sekalian kita makan siang, masakan tante juga baru selesai" Mamah yang menyusul keluar berhasil meyelamatkan Venus dari kondosi kikuknya. " FIUH, mamah emang pahlawan" bathin Venus.
"Wah, makan enak nih hari ini kita" sambil mengelus pelan perutnya Ryu berseloroh santai, tapi tak sampai hitungan sepersekian detik kemudian...
BLETAK
"Jangan malu-maluin Ryu-kun. Siapa tau ia akan menjadi shuutome-san kita" Mayu kembali melancarkan "jurus" andalannya ke kening Ryu.
"Jangan bicara ngawur Nee-chan" muka Ryu memerah mendengar penuturan Mayu barusan. Entah kenapa jantungnya kini berdebar keras. Padahal ia tahu kalo kakak perempuannya ini sangat doyan menggoda dirinya.
Mamah Venus tersenyum geli melihat tingkah kekanakan kedua tamunya ini. Lalu mengangguk ke Papah yang berjalan masuk ke dalam rumah. Lantas mengikuti dengan langkah kecil masuk ke dalam rumah.
"Sudahlah, jangan berbicara yang aneh-aneh nanti di dalam Nee-chan". Ryu mengikuti langkah mamah Venus yang masuk ke dalam rumah.
Venus bingung dengan Ryu yang tiba-tiba mendadak kikuk itu, "Apa itu barusan yang disebut kak Mayu? Shut . . .apa?" gumamnya.
Melihat Venus yang kini terdiam, Mayu berinisiatif menggamit tangan Venus agar segara masuk ke dalam rumahnya. "Untuk apa kau terus melamun itu Venus-chan".
"Ehh, iya kak...emmm, tapi aku boleh bertanya sesuatu?" Venus merasa mendapat "senjata" baru untuk menjahili Ryu, dengan menggunakan kalimat yang baru ia dengar, ia berencana menggoda Ryu suatu saat nanti.
"Ok, bertanya sambil jalan ke dalam bisa kan?" perlahan kini mereka berjalan pelan beriringan dengan tangan Venus yang diapit Mayu. "Baiklah apa pertanyaanmu? Ryu- kun belum punya pacar setahuku, itu jika yang ingin kau tanyakan". Dengan enteng dan wajah cerianya Mayu berbicara pada Venus.
"Hmmm..pantas familiar, wangi kak Mayu seperti Coklat". Dengan jarak yang terkikis karena kini mereka berdempetan, Venus bisa jelas menghirup aroma Mayu. "mmm, bukan kak. Aku mau tanya apa itu arti..shoot,,shuttto...apa tadi yang kak Mayu katakan pada Ryu?"
"Oh, maksudmu shuutome?"
"Oh iya kak. . .apa itu?"
"Artinya ibu mer-tu-a hehe"
DEG
Bukan, itu bukan senjata untuk menggoda Ryu saja, buktinya kini malah Venus yang jantungnya berdegup kencang setelah mengetahui arti kata yang ia sangka bisa dijadikan senjata untuk menjahili Ryu. Dengan wajah memerah, Venus menunduk malu mengikuti langkah Mayu yang memasuki pintu rumahnya.
---
Setelah santap siang selesai
---
"Gochisousama deshita" ujar Mayu tepat ketika ia mengelap mulutnya dengan sapu tangan.
Sedikit saja Ryu menyenggol kaki Mayu, Ryu melihat ekspresi mamah Venus dan Venus bingung atas apa yang baru saja Mayu katakan. "Nee-chan, kita berada di Indonesia, pakailah bahasa yang banyak orang mengerti disini". bisik Ryu pada Mayu.
"Eh iya, terima kasih atas makanannya" sambil tersenyum Mayu melirik pada mamah Venus yang kini ikut tersenyum.
"Tante, makanan ini enak sekali, jarang bisa menikmati makanan rumahan seperti ini" Ujar Mayu santai, tapi terdengar sedikit dingin, Bagaimana tidak, ia dan Ryu terbiasa jauh dari kedua orang tuanya yang sibuk sedari mereka kecil.
"Nak Mayu dan Ryu boleh kapanpun makan di rumah kami kok" Mamah Venus hangat merespon ucapan yang terlontar dari bibir Mayu.
Sambil menggembungkan pipinya dan menatap sinis kini Mayu menoleh ke arah Ryu. "Eh ada apa Nee-chan?" Ryu kini gelagapan. Mayu membuat gerakan ngambek andalannya.
Kini Mayu sambil melipatkan tangannya, membuang muka dari pandangan Ryu. "Pantas saja kau ragu untuk menyusulku nanti ke Jepang, rupanya kau mendapatkan hal istimewa disini".
Mamah Venus terkikik kecil melihat kembali kelakuan Mayu dan Ryu di depannya ini. Sambil menoleh ke suaminya. Mamah Venus menatap iba, ia nampaknya mengerti dengan keadaan adik-kakak yang jauh dari asuhan orang tuanya ini.
---
Venus dengan telaten membereskan meja makan dan membawanya untuk pergi ke Dapur. Sementara Ryu dan Papahnya mengobrol di ruang tamu. Mayu memilih jalan mendekatinya dan langsung berdiri di posisi samping kanan Venus.
"Venus-chan, kau rajin sekali, aku akan membantumu". kini Mayu mengambil piring yang basah dan mengelapnya dengan kain kering.
"Ehh...kak, gausah. Kak Mayu tunggu di depan aja, nanti tangan kakak malah kasar". Venus gelagapan melihat tingkah Mayu yang sembrono ini. "Rupanya memang benar, buah tak pernah jatuh jauh pohonnya, kelakuan adiknya yang super sembrono itu rupanya turun temurun dari kakaknya" Bathin Venus.
"Sudahlah, tak apa, ini hanya sedikit kok". Ujar Mayu riang. Entah kenapa Mayu sangat senang berada di tengah kehangatan keluarga ini, meski ia tahu ini bukan keluarganya.
"Oh iya, setelan baju favoritku hilang di kamar, dan sewaktu dulu aku pulang kesini, aku mencium parfum coklat yang bukan milikku di jaket Ryu. Itu parfum milikmu kan?" Mayu menoleh riang dengan senyumnya pada Venus. Ia (sangat) senang menggoda.
Tangan Venus kini terdiam, bibirnya terkunci rapat. Ia tak tahu harus berkata atau berbuat apa kini.
"Wah, tampaknya hubungan kalian sudah sejauh itu ya?" Mayu kembali terus menggoda Venus dengan berpose seolah berfikir, meletakkan telunjuk pada dagunya.
"EH GA KOK" benar tepat godaan Mayu telak di hati Venus. "Kami ga ada hubungan apa-apa kak, suerr". Sambil tertunduk Venus menjawab Mayu.
"Tapi aku salut padamu Venus-chan"
"Loh kenapa kak?"
"Ini hanya kesimpulanku pribadi, Ryu goyah untuk langsung menyusulku ke Jepang pasca kelulusannya nanti ka-re-na ka-mu ve-nus-chan".
"Eh?" Venus tersentak kaget.
" Ya apapun itu nantinya, Final choisenya bertahan di Indonesia ataupun menyusulku, aku mau yang terbaik untuknya. Dia adik kesayanganku"
Venus kini tahu. Kenapa banyak sekali yang mengatakannya. Tapi kini Venus melihat dengan mata kepalanya sendiri, sosok cantik jelita yang matanya dingin bagai salju, memiliki hati sehangat dan nyaman seperti coklat. Venus melihat bidadari berambut perak itu tepat di hadapannya kini.
-Rumah Venus -
"Venus, ngapain malah bengong. Ajak tamu spesial kita ini masuk rumah dong". Papah Venus membuyarkan lamunan anak gadisnya yang terlihat shock kedatangan trend setter anak muda se-Asia, oh bukan. Se-Dunia ini.
"AH . . .EH . . .I. . .iya pah, hehe"....Muka Venus kini merah seperti kepiting rebus ke-gap papahnya melongo di depan orang yang baru ia temui.
"Ayo nak Mayu, masuk..sekalian kita makan siang, masakan tante juga baru selesai" Mamah yang menyusul keluar berhasil meyelamatkan Venus dari kondosi kikuknya. " FIUH, mamah emang pahlawan" bathin Venus.
"Wah, makan enak nih hari ini kita" sambil mengelus pelan perutnya Ryu berseloroh santai, tapi tak sampai hitungan sepersekian detik kemudian...
BLETAK
"Jangan malu-maluin Ryu-kun. Siapa tau ia akan menjadi shuutome-san kita" Mayu kembali melancarkan "jurus" andalannya ke kening Ryu.
"Jangan bicara ngawur Nee-chan" muka Ryu memerah mendengar penuturan Mayu barusan. Entah kenapa jantungnya kini berdebar keras. Padahal ia tahu kalo kakak perempuannya ini sangat doyan menggoda dirinya.
Mamah Venus tersenyum geli melihat tingkah kekanakan kedua tamunya ini. Lalu mengangguk ke Papah yang berjalan masuk ke dalam rumah. Lantas mengikuti dengan langkah kecil masuk ke dalam rumah.
"Sudahlah, jangan berbicara yang aneh-aneh nanti di dalam Nee-chan". Ryu mengikuti langkah mamah Venus yang masuk ke dalam rumah.
Venus bingung dengan Ryu yang tiba-tiba mendadak kikuk itu, "Apa itu barusan yang disebut kak Mayu? Shut . . .apa?" gumamnya.
Melihat Venus yang kini terdiam, Mayu berinisiatif menggamit tangan Venus agar segara masuk ke dalam rumahnya. "Untuk apa kau terus melamun itu Venus-chan".
"Ehh, iya kak...emmm, tapi aku boleh bertanya sesuatu?" Venus merasa mendapat "senjata" baru untuk menjahili Ryu, dengan menggunakan kalimat yang baru ia dengar, ia berencana menggoda Ryu suatu saat nanti.
"Ok, bertanya sambil jalan ke dalam bisa kan?" perlahan kini mereka berjalan pelan beriringan dengan tangan Venus yang diapit Mayu. "Baiklah apa pertanyaanmu? Ryu- kun belum punya pacar setahuku, itu jika yang ingin kau tanyakan". Dengan enteng dan wajah cerianya Mayu berbicara pada Venus.
"Hmmm..pantas familiar, wangi kak Mayu seperti Coklat". Dengan jarak yang terkikis karena kini mereka berdempetan, Venus bisa jelas menghirup aroma Mayu. "mmm, bukan kak. Aku mau tanya apa itu arti..shoot,,shuttto...apa tadi yang kak Mayu katakan pada Ryu?"
"Oh, maksudmu shuutome?"
"Oh iya kak. . .apa itu?"
"Artinya ibu mer-tu-a hehe"
DEG
Bukan, itu bukan senjata untuk menggoda Ryu saja, buktinya kini malah Venus yang jantungnya berdegup kencang setelah mengetahui arti kata yang ia sangka bisa dijadikan senjata untuk menjahili Ryu. Dengan wajah memerah, Venus menunduk malu mengikuti langkah Mayu yang memasuki pintu rumahnya.
---
Setelah santap siang selesai
---
"Gochisousama deshita" ujar Mayu tepat ketika ia mengelap mulutnya dengan sapu tangan.
Sedikit saja Ryu menyenggol kaki Mayu, Ryu melihat ekspresi mamah Venus dan Venus bingung atas apa yang baru saja Mayu katakan. "Nee-chan, kita berada di Indonesia, pakailah bahasa yang banyak orang mengerti disini". bisik Ryu pada Mayu.
"Eh iya, terima kasih atas makanannya" sambil tersenyum Mayu melirik pada mamah Venus yang kini ikut tersenyum.
"Tante, makanan ini enak sekali, jarang bisa menikmati makanan rumahan seperti ini" Ujar Mayu santai, tapi terdengar sedikit dingin, Bagaimana tidak, ia dan Ryu terbiasa jauh dari kedua orang tuanya yang sibuk sedari mereka kecil.
"Nak Mayu dan Ryu boleh kapanpun makan di rumah kami kok" Mamah Venus hangat merespon ucapan yang terlontar dari bibir Mayu.
Sambil menggembungkan pipinya dan menatap sinis kini Mayu menoleh ke arah Ryu. "Eh ada apa Nee-chan?" Ryu kini gelagapan. Mayu membuat gerakan ngambek andalannya.
Kini Mayu sambil melipatkan tangannya, membuang muka dari pandangan Ryu. "Pantas saja kau ragu untuk menyusulku nanti ke Jepang, rupanya kau mendapatkan hal istimewa disini".
Mamah Venus terkikik kecil melihat kembali kelakuan Mayu dan Ryu di depannya ini. Sambil menoleh ke suaminya. Mamah Venus menatap iba, ia nampaknya mengerti dengan keadaan adik-kakak yang jauh dari asuhan orang tuanya ini.
---
Venus dengan telaten membereskan meja makan dan membawanya untuk pergi ke Dapur. Sementara Ryu dan Papahnya mengobrol di ruang tamu. Mayu memilih jalan mendekatinya dan langsung berdiri di posisi samping kanan Venus.
"Venus-chan, kau rajin sekali, aku akan membantumu". kini Mayu mengambil piring yang basah dan mengelapnya dengan kain kering.
"Ehh...kak, gausah. Kak Mayu tunggu di depan aja, nanti tangan kakak malah kasar". Venus gelagapan melihat tingkah Mayu yang sembrono ini. "Rupanya memang benar, buah tak pernah jatuh jauh pohonnya, kelakuan adiknya yang super sembrono itu rupanya turun temurun dari kakaknya" Bathin Venus.
"Sudahlah, tak apa, ini hanya sedikit kok". Ujar Mayu riang. Entah kenapa Mayu sangat senang berada di tengah kehangatan keluarga ini, meski ia tahu ini bukan keluarganya.
"Oh iya, setelan baju favoritku hilang di kamar, dan sewaktu dulu aku pulang kesini, aku mencium parfum coklat yang bukan milikku di jaket Ryu. Itu parfum milikmu kan?" Mayu menoleh riang dengan senyumnya pada Venus. Ia (sangat) senang menggoda.
Tangan Venus kini terdiam, bibirnya terkunci rapat. Ia tak tahu harus berkata atau berbuat apa kini.
"Wah, tampaknya hubungan kalian sudah sejauh itu ya?" Mayu kembali terus menggoda Venus dengan berpose seolah berfikir, meletakkan telunjuk pada dagunya.
"EH GA KOK" benar tepat godaan Mayu telak di hati Venus. "Kami ga ada hubungan apa-apa kak, suerr". Sambil tertunduk Venus menjawab Mayu.
"Tapi aku salut padamu Venus-chan"
"Loh kenapa kak?"
"Ini hanya kesimpulanku pribadi, Ryu goyah untuk langsung menyusulku ke Jepang pasca kelulusannya nanti ka-re-na ka-mu ve-nus-chan".
"Eh?" Venus tersentak kaget.
" Ya apapun itu nantinya, Final choisenya bertahan di Indonesia ataupun menyusulku, aku mau yang terbaik untuknya. Dia adik kesayanganku"
Venus kini tahu. Kenapa banyak sekali yang mengatakannya. Tapi kini Venus melihat dengan mata kepalanya sendiri, sosok cantik jelita yang matanya dingin bagai salju, memiliki hati sehangat dan nyaman seperti coklat. Venus melihat bidadari berambut perak itu tepat di hadapannya kini.
Diubah oleh 201192 08-02-2017 08:35
0
