Kaskus

Story

.rafferthaAvatar border
TS
.raffertha
Pelangi Diatas Laut
Quote:


Aku duduk didepan jendela kamarku.
Melihat langit yang biru dan awan putih yang menghiasi.
Hari ini cukup cerah.
Membuatku ingin sekali pergi keluar hanya untuk berkunjung ke tempat-tempat yang menyenangkan.

Namaku Andrea Raffertha.
Aku biasa dipanggil Rea.
Aku lahir dikeluarga yang berkecukupan, walaupun teman-temanku selalu mengatakan bahwa aku adalah anak orang kaya.
Ya memang ayahku seorang pegawai negeri sipil yang golongannya sudah tinggi dengan jabatan menjanjikan.
Apa lagi ibuku.
Ibuku seorang Sekretaris Direksi Utama disebuah perusahaan milik negara.

Aku duduk dibangku Sekolah Menegah Atas kelas 10.
Dan dari sinilah kisahku dimulai.


Quote:


Spoiler for Sambutan:


Quote:

Quote:

Quote:

Quote:
Polling
0 suara
Siapakah sosok yang abadi dalam hati Andrea Raffertha ?
Diubah oleh .raffertha 14-08-2017 05:52
samsung66Avatar border
fikrifbsAvatar border
Arsana277Avatar border
Arsana277 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
838K
4.5K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Tampilkan semua post
.rafferthaAvatar border
TS
.raffertha
#3719
Part 101
Quote:


Pukul 4 pagi, Aurel menelponku.
Aku memang sudah berjanji padanya bahwa setelah UAS, aku akan mengantarnya menemui orang tua kandungnya.
Tetapi, hari ini aku tidak bisa.
Aku harus bertemu Lydia.
Jujur, aku tidak tahan dengan hubunganku dengan Lydia walaupun statusnya Aurel lah yang menjadi selingkuhanku.
Bukan hanya karena jarak, tetapi dengan sifatnya juga.
Apa lagi aku dan Lydia jauh dan membuat rasa percayaku luntur perlahan setelah kejadian dia mengulum teman sekelasnya.
Apa kalian percaya bahwa Lydia dipaksa untuk melakukan hal itu ?
Untukku, aku tidak percaya setelah salah seorang teman sekelasnya tiba-tiba menelponku.
Aku tidak bisa menceritakan bagian teman sekelasnya yang memberikan informasi kepadaku.
Dan hari ini, aku ingin mendapatkan jawabannya secara langsung dari Lydia.

Tepat pada waktu adzan shubuh, Lydia menelponku seperti biasa untuk membangunkanku diwaktu shubuh.


Quote:


Telepon langsung diputus oleh Lydia.
Terdengar suaranya seperti ingin menangis.
Mungkin sekarang dia sudah menangis.

Aku langsung keluar dari kamar dan mengambil air wudhu.
Setelah itu, aku mulai menjalankan ibadah shubuh.

Aku keluar kamarku dan berjalan menuju teras dilantai dua rumahku.
Hanya sekedar untuk menikmati udara pagi ini yang sejuk.
Matahari mulai terbit perlahan.
Sinarnya membuat suasana pagi ini begitu indah.

Setelah puas menikmati suasana pagi, aku turun menuju meja makan untuk sarapan bersama keluargaku.

Rea : "Bikin apa, Ma ?"
Mama : "Nasi goreng.."
Rea : "Yang enak ya.. Jangan pedes-pedes.."
Mama : "Harusnya kamu ini yang masak.. Kok jadi mama.."
Rea : "Udah takdir, Ma.. Hehehehehehe.."
Mama : "Kamu jaga warnet hari ini ?"
Rea : "Ngga, Ma.."
Mama : "Kamu udah mau ujian akhir loh.. Jangan keseringan main.."
Rea : "Tenang aja sih, Ma.. Aku pasti lulus.."
Mama : "Hari ini mau kemana ?"
Rea : "Bogor.. Ada masalah yang mau aku selesain.."
Mama : "Hahahahahaha.. Udah dewasa ya anak mama.. Bisa nyelesein masalah sendiri.."
Rea : "Iya, Ma.. Harus bisa.."
Mama : "Ya udah makan dulu nih.. Keburu dingin nanti ga enak.."
Rea : "Emang masakan mama kapan enak nya ?"
Mama : "Ngeledek ? Mentang-mentang kamu bisa masak.."
Rea : "Hahahahahahahaha.."

Setelah menyantap sarapanku, aku segera bersiap menuju sekolah Lydia.
Aku sengaja berangkat lebih pagi supaya bisa berkendara dengan aman dan tidak terburu-buru.
Cuaca tiba-tiba berawan.
Sepertinya sebentar lagi akan turun hujan.
Aku tak lupa membawa jas hujanku.
Aku panaskan motor papaku selama 10 menit dan berangkat menuju tempat tujuan.

Aku berkendara dengan santai dan berhati-hati.
Selama 2 jam perjalanan akhirnya aku sampai ditujuanku, yaitu sekolah dimana Lydia menuntut ilmu.
Tak lupa aku langsung mengabarkan Lydia bahwa aku sudah ada didepan sekolahnya.


Quote:


Setelah aku lelah menunggu, aku mendengar suara bel pulang sekolah berbunyi.
Tak lama kemudian, Lydia berlari menghampiriku dan langsung memelukku.

Lydia : "Sayang.. Kangen.."
Rea : "Hehehehehe.. Kangen banget ?"
Lydia : "Iya lah.. Kita jarang banget ketemu.."
Rea : "Udah gerimis nih.."
Lydia : "Ke rumahku aja yang deket.."
Rea : "Ya udah.. Ayo naik.."

5 menit perjalanan, sampailah aku dirumah Lydia.
Aku dan Lydia segera masuk kedalam rumahnya karena hujan semakin deras.

Lydia : "Mau ngomong dimana ?"
Rea : "Disini aja.."
Lydia : "Yank.."
Rea : "Iya.."
Lydia : "Dikamarku aja mau ngga ? Aku ga nyaman ngomong disini.."
Rea : "Hhmm.. Ya udah.. Kita ke kamar kamu.. Tapi, orang tua kamu gimana ?"
Lydia : "Ga gimana-gimana.. Kan mereka setiap Sabtu, pasti kerumah sodara.."
Rea : "Hhmm.. Ya udah deh.."

Kami berdua masuk kedalam kamar.
Lydia langsung mengunci pintu kamarnya.
Jantungku tiba-tiba berdetak sangat kencang.

Rea : "Kenapa dikunci, yank ?"
Lydia : "Ga apa-apa..", sambil duduk disampingku diatas ranjangnya.

Lydia : "Kamu udah tau semua ya, yank ?"
Rea : "Entah ini bener atau ngga.."
Lydia : "Pasti temenku kan yang kasih tau.."
Rea : "Iya.. Tapi, aku mau kejujuran dari kamu, yank.."
Lydia : "Dia bener kok yank.."
Rea : "...."
Lydia : "Semua yang dia bilang itu bener.."
Rea : "Jadi, kamu.."
Lydia : "Maafin aku, yank.. Aku ga tahan.. Kita jarang ketemu.."
Rea : "Ceritain semua sama aku.."
Lydia : "Ini semua berawal dari temen sekelasku yang pernah paksa aku untuk ML.. Awal nya aku dipaksa sama dia tapi aku minta untuk ga ML.. Hanya sekedar kocok pakai tangan dan mulutku.."
Rea : "Terus ?"
Lydia : "Ga lama dari situ, aku ketemu sama kakak kelasku.. Dia juga tau kalau aku hobi dan koleksi video dewasa itu, yank.."
Rea : "Jadi, kamu main sama kakak kelas kamu juga ?"
Lydia : "....", dia menganggukkan kepala nya.

Lydia : "Awalnya, kita berdua cuma deket biasa tapi lama-kelamaan aku jadi suka sama dia.."
Rea : "...."
Lydia : "Terus, dia ajak aku main.. Tapi ga sampe ML kok yank.."
Rea : "Kamu pacaran sama dia ?"
Lydia : "....", dia menggelengkan kepalanya.
Rea : "Terus ?"
Lydia : "Hubungan kita udah kayak orang pacaran tapi dia belum tembak aku.."
Rea : "Udah berapa kali kamu main sama dia ?"
Lydia : "Ga tau.. Sering.. Kadang sehari satu kali.. Kadang dua hari sekali.. Aku main dirumahnya sepulang sekolah.."

Lydia : "Aku ketagihan, yank.. Aku ga bisa tahan nafsu ku.."
Rea : "Selain dia, kamu main sama siapa lagi ?"
Lydia : "Kakaknya temenku.."
Rea : "Ya ampun, yank.. Kenapa sih kamu ?"
Lydia : "Aku kepengen yank.. Aku ketagihan.. Maafin aku.."
Rea : "Kamu suka juga sama kakaknya temen kamu itu ?"
Lydia : "....", dia mengganggukkan kepalanya.
Rea : "Memang ga bisa dipertahanin lagi hubungan kita.."
Lydia : "Tapi aku sayang sama kamu, yank.."
Rea : "Masalahnya banyak, yank.. Kamu main sama cowok lain.. Jarak kita jauh.. Dan, satu lagi.."
Lydia : "Apa satu lagi ?"
Rea : "Sebenernya, ga lama setelah kita jadian.. Aku punya pacar lagi.."
Lydia : "Kamu selingkuh ?!"
Rea : "....", aku hanya bisa menganggukkan kepalaku.
Lydia : "Kenapa kamu tega dua in aku ?"
Rea : "Entah setan apa yang bisikin aku, yank.."
Lydia : "Sama aja.. Kita berdua sama aja.. Kamu selingkuhin aku.. Aku main sama 3 cowok selain kamu.."
Rea : "Kita putus aja ya.."
Lydia : "...."
Rea : "Yank.."
Lydia : "...."

Air mata yang keluar dari matanya langsung membasahi pipinya.
Lydia hanya bisa menangis.
Aku tahu, dia tidak kuat menahan keadaan kami berdua.
Dia yang ketahuan melakukan hubungan dengan tiga pria selain diriku dan aku yang sudah menduakan dia dari awal.
Aku berinisiatif untuk memeluknya.
Dia pun membalas pelukanku dan menangis ditubuhku.

Lydia : "Aku sayang kamu.."
Rea : "Aku juga sayang kamu.."
Lydia : "Tapi aku udah main sama cowok lain, yank.."
Rea : "Aku juga udah ngeduain kamu, yank.."

Rea : "Kayaknya emang kamu harus cari penggantiku disini, yank.."
Lydia : "Kenapa begitu ?"
Rea : "Aku tau diri aja.. Kita jauh.. Ketemu jarang.. Kamu pantes untuk nyari cowok baru.."
Lydia : "Terus kamu tetap bertahan sama dia ?"
Rea : "Aku ga tau.. Aku akan bilang jujur sama dia setelah ini.."
Lydia : "Tapi, aku punya permintaan terakhir sama kamu.."
Rea : "Apa ?"
Lydia : "Aku ga mau ketemu kamu lagi.. Aku ga mau hubungin kamu lagi.. Aku takut perasaanku muncul lagi, yank.."
Rea : "Iya.. Ga apa-apa.. Ini pertemuan terakhir kita.. Setelah aku pulang dari rumahmu, aku janji ga akan nemuin dan hubungin kamu lagi.."
Lydia : "Aku sayang kamu.."
Rea : "Aku juga sayang sama kamu.."

Tangisannya perlahan mulai terhenti.
Kami masih dalam keadaan berpelukan.
Tiba-tiba saja Lydia mencium bibirku.

Lydia : "Untuk yang terakhir, yank.."
Rea : "Maksudnya ?"
Lydia : "Aku udah main dengan cowok lain tapi belum ngerasain sama kamu.."
Rea : "...."
Lydia : "Please, yang terakhir.."
Rea : "Ya udah, untuk yang terakhir.."

Lydia mulai melanjutkan mencium bibirku.
Habis dilumatnya bibirku ini.
Dia mulai mengarahkan tanganku untuk memegang dadanya.
Satu persatu kancing seragam yang dia gunakan telah ku lepas.
Rasanya nyaman sekali bermain dengannya.
Berbeda ketika aku bersama Vania dan Calista.
Entah ada perasaan apa yang merasuk kedalam hatiku.

Setelah puas bermain, aku kembali merapihkan pakaianku dan keluar dari kamarnya.
Lydia pun mengikutiku keluar dari kamarnya menuju teras rumahnya.

Rea : "Aku pulang sekarang ya.."
Lydia : "Iya, yank.."

Lydia : "Yank..", sambil menahan tanganku.
Rea : "Kenapa ?"
Lydia : "Permintaanku yang tadi.."
Rea : "Kenapa lagi ?"
Lydia : "Boleh aku ganti ?"
Rea : "Boleh.."
Lydia : "Kita tetap ga boleh ketemu lagi tapi aku mau kamu tetap jadi kakakku.."
Rea : "Balik ke awal lagi ?"
Lydia : "Iya.. Gimana ?"
Rea : "Hahahahahaha.. Ya udah kalo gitu.."
Lydia : "Hehehehehe.. Ya udah kakak hati-hati dijalan ya.."
Rea : "Iya.. Salam buat pacar baru kamu nanti.."

Suasana diluar masih hujan.
Tetapi hujan ini tak begitu deras.
Aku kenakan jas hujanku dan berangkat menuju tempat dimana aku biasa menjemput Aurel.
Aku akan mengatakan kepadanya sejujurnya.
Aku pasrah dengan apa yang akan terjadi nanti.
Jika Aurel memilih untuk meninggalkanku, aku akan mencoba ikhlas menerimanya.
Arsana277
JabLai cOY
JabLai cOY dan Arsana277 memberi reputasi
2
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.