- Beranda
- Stories from the Heart
Life story: horor, drama, kisah keluarga perantau [TAMAT]
...
TS
prestant18
Life story: horor, drama, kisah keluarga perantau [TAMAT]
Assalamualaikum
selamat malam buat kaskuser, utamanya pembaca forum ini,
ane mau sdikit berbagi kisah hidup aja, dimana kisah ini asli dari perjalanan hidup ane .
tujuan ane bercerita kisah ini, tak lain hanya ingin berbagi, siapa tahu banyak hal yang bisa dijadikan pelajaran untuk kedepannya.
langsung aja ya:
nama ane Tio (bukan nama panggilan sehari hari, cuma sempalan dari nama panjang).
Ane terlahir dari keluarga yg senang merantau. kelahiran ane aja menurut penuturan orang tua, ada didalam mobil hard top yang membawa ibu ane dari camp (kalo menurut penuturan bapak, dulu beliau kerja di camp pembukaan lahan di pedalaman kalimantan timur, dimana dari camp sampe ke ibukota propinsi memakan waktu sampe hampir 6 jam, dimana yang 3 jam adalah jalan hutan yg belum diaspal).
ada sdikit cerita horor dalam proses kelahiran ane, dimana berdasar penuturan kedua orang tua, mobil yang ngebawa ibu ane ke RS, diikuti sama kuyang, untungnya Allah masih melindungi kami, dimana bersama mobil itu juga ada seorang warga dayak pribumi yg membantu menghalau makhluk tsb. bahkan ketika ibu ane beserta ane yg masih bayi kembali ke camp pasca menerima perawatan medis, makhluk itu masih kembali meneror camp tempat kami tinggal. bapak bercerita jika setiap malam, laki2 yg bekerja disitu selalu begadang untuk berjaga2, dan bapak2 warga pribumi tadi jugalah yang banyak membantu selama proses penjagaan dari teror kuyang tadi. (ane gak kebayang gimana horornya ditengah belantara kalimantan tahun segitu (1990), di camp hanya ada 8 keluarga dan beberapa pekerja yang masih bujang)
ane bener2 harus banyak berterimakasih sama keluarga bapak tadi yang menurut ibu ane juga, istrinya sempat juga menjadi ibu persusuan bagi ane karena dalam beberapa kesempatan ibu ane harus meninggalkan ane yg masih bayi merah untuk menunaikan kewajiban berbelanja ke kota dalam waktu yg cukup lama. (bapak dan ibu yang bahkan ane nggk mengenal sama sekali siapa anda, ane sangat berterimakasih atas bantuan bantuan kepada ane yang masih amat sangat lemah dulu)
semoga Allah selalu melindungi kalian dimanapun saat ini.
singkat cerita ibu sama ane yg masih bayi harus pulang kembali ke tanah jawa, karena tugas bapak ane berganti tempat, beliau dimutasi kepedalam irian (dulu masih familiar disebut irian). ane tumbuh hanya dalam didikan seorang ibu, dimana bapak ane sama sekali nggk pulang dalam kurun waktu 3 tahun. (komunikasi masa itu masih via surat menyurat karena ditempat bapak ane kerja juga belum ada fasilitas telepon kecuali di kantor cabangnya.)
walhasil ane tumbuh menjadi laki2 yang berperasaan halus (ane anak pertama), cenderung introvert dan nggk percaya diri.
ane bener2 nggk punya sosok bapak selama 3 tahun pertama fase kehidupan ane, yang ane tau waktu itu, anak2 ketawa2 sambil digendong pas main sama bapaknya, dan tiap ane nanya tentang bapak, ibu ane cuma ngasih penjelasan "bapak kerja jauuuuuuh banget".
(setelah ane dewasa, ane bongkar2 memori lama, baik itu kumpulan surat2 dari bapak ke ibu, maupun foto2 masa kecil ane, ane nangis gan, ane baru paham gimana rasanya jauh dari anak istri, dan cuma bisa memandang pertumbuhan anak dari selembar foto yang datangnya beberapa bulan sekali)
sementara ini dulu gan ya, insyaAllah kesempatan berikutnya ane apdet lagi kelanjutan cerita ini, masih ada bagian2 dimana ane ngalamin horor dirumah itu, kemudian bagian ane balik ke tanah jawa, mengalami pasang surut kehidupan dan banyak cerita horor yang juga mengikuti kehidupan ane.
selamat menikmati pembukaannya dulu ya. . .
biar nyaman, updatenya ane taro dimari yak
1. kembali ke rumah itu
2. pakde ane yang iseng
3. sekelumit kisah tentang rumah itu
4. adikku kenapa???
5. Kebenaran yang samar
6. perkenalan tentang kakek ane
7. benda itu apa kek?
8. si manis kucing kakek
9. kucing dengan tingkah ganjil
10. beliau adalah mbah kakung kami
11. dini yang keras kepala
12. dini yang membingungkan
13. Ruqyah
14. back to java
15. 1st meeting, perkenalan, hihi
16. misteri yang belum terpecahkan
17. pengalaman bapak.
18. puberity was started!
19. gelombang mulai datang
20. metamorfosis
21. part tambahan (pakdhe)
22. akhir masa SMP
23. SMA atyau SMK?
24. Menjaga lisan dan perbuatan
25. pindah lagiii
26. rumah kosong, kandang dan pohon waru
27. keberanianku
28. 2nd year
29. Yunita (part 1)
30. mengampu itu tak mudah
31. Yunita (part 2)
32. jerit malam
33. dendam
34. riko
35. damainya wajah beliau
36 part sisipan ( mudik tempo hari )
37. prakerin-perantauan-pertamaku-seorang-diri
38. konflik!!!
39. akhir dari perselisihan
40. kontrakan kurang nyaman
41. berita duka
42. seleksi
43. O2SN!
44. pengalaman-berharga
45. akhir masa sekolah
NEXT: disini
selamat malam buat kaskuser, utamanya pembaca forum ini,
ane mau sdikit berbagi kisah hidup aja, dimana kisah ini asli dari perjalanan hidup ane .
tujuan ane bercerita kisah ini, tak lain hanya ingin berbagi, siapa tahu banyak hal yang bisa dijadikan pelajaran untuk kedepannya.
langsung aja ya:
nama ane Tio (bukan nama panggilan sehari hari, cuma sempalan dari nama panjang).
Ane terlahir dari keluarga yg senang merantau. kelahiran ane aja menurut penuturan orang tua, ada didalam mobil hard top yang membawa ibu ane dari camp (kalo menurut penuturan bapak, dulu beliau kerja di camp pembukaan lahan di pedalaman kalimantan timur, dimana dari camp sampe ke ibukota propinsi memakan waktu sampe hampir 6 jam, dimana yang 3 jam adalah jalan hutan yg belum diaspal).
ada sdikit cerita horor dalam proses kelahiran ane, dimana berdasar penuturan kedua orang tua, mobil yang ngebawa ibu ane ke RS, diikuti sama kuyang, untungnya Allah masih melindungi kami, dimana bersama mobil itu juga ada seorang warga dayak pribumi yg membantu menghalau makhluk tsb. bahkan ketika ibu ane beserta ane yg masih bayi kembali ke camp pasca menerima perawatan medis, makhluk itu masih kembali meneror camp tempat kami tinggal. bapak bercerita jika setiap malam, laki2 yg bekerja disitu selalu begadang untuk berjaga2, dan bapak2 warga pribumi tadi jugalah yang banyak membantu selama proses penjagaan dari teror kuyang tadi. (ane gak kebayang gimana horornya ditengah belantara kalimantan tahun segitu (1990), di camp hanya ada 8 keluarga dan beberapa pekerja yang masih bujang)
ane bener2 harus banyak berterimakasih sama keluarga bapak tadi yang menurut ibu ane juga, istrinya sempat juga menjadi ibu persusuan bagi ane karena dalam beberapa kesempatan ibu ane harus meninggalkan ane yg masih bayi merah untuk menunaikan kewajiban berbelanja ke kota dalam waktu yg cukup lama. (bapak dan ibu yang bahkan ane nggk mengenal sama sekali siapa anda, ane sangat berterimakasih atas bantuan bantuan kepada ane yang masih amat sangat lemah dulu)

semoga Allah selalu melindungi kalian dimanapun saat ini.
singkat cerita ibu sama ane yg masih bayi harus pulang kembali ke tanah jawa, karena tugas bapak ane berganti tempat, beliau dimutasi kepedalam irian (dulu masih familiar disebut irian). ane tumbuh hanya dalam didikan seorang ibu, dimana bapak ane sama sekali nggk pulang dalam kurun waktu 3 tahun. (komunikasi masa itu masih via surat menyurat karena ditempat bapak ane kerja juga belum ada fasilitas telepon kecuali di kantor cabangnya.)
walhasil ane tumbuh menjadi laki2 yang berperasaan halus (ane anak pertama), cenderung introvert dan nggk percaya diri.
ane bener2 nggk punya sosok bapak selama 3 tahun pertama fase kehidupan ane, yang ane tau waktu itu, anak2 ketawa2 sambil digendong pas main sama bapaknya, dan tiap ane nanya tentang bapak, ibu ane cuma ngasih penjelasan "bapak kerja jauuuuuuh banget".
(setelah ane dewasa, ane bongkar2 memori lama, baik itu kumpulan surat2 dari bapak ke ibu, maupun foto2 masa kecil ane, ane nangis gan, ane baru paham gimana rasanya jauh dari anak istri, dan cuma bisa memandang pertumbuhan anak dari selembar foto yang datangnya beberapa bulan sekali)
Spoiler for pertama kali bertemu bapak:
Spoiler for pertama kalinya merantau dalam fase sadar:
Spoiler for Horor di rumah tua:
Spoiler for gangguan tak kasat mata:
sementara ini dulu gan ya, insyaAllah kesempatan berikutnya ane apdet lagi kelanjutan cerita ini, masih ada bagian2 dimana ane ngalamin horor dirumah itu, kemudian bagian ane balik ke tanah jawa, mengalami pasang surut kehidupan dan banyak cerita horor yang juga mengikuti kehidupan ane.
selamat menikmati pembukaannya dulu ya. . .
biar nyaman, updatenya ane taro dimari yak
1. kembali ke rumah itu
2. pakde ane yang iseng
3. sekelumit kisah tentang rumah itu
4. adikku kenapa???
5. Kebenaran yang samar
6. perkenalan tentang kakek ane
7. benda itu apa kek?
8. si manis kucing kakek
9. kucing dengan tingkah ganjil
10. beliau adalah mbah kakung kami
11. dini yang keras kepala
12. dini yang membingungkan
13. Ruqyah
14. back to java
15. 1st meeting, perkenalan, hihi
16. misteri yang belum terpecahkan
17. pengalaman bapak.
18. puberity was started!
19. gelombang mulai datang
20. metamorfosis
21. part tambahan (pakdhe)
22. akhir masa SMP
23. SMA atyau SMK?
24. Menjaga lisan dan perbuatan
25. pindah lagiii
26. rumah kosong, kandang dan pohon waru
27. keberanianku
28. 2nd year
29. Yunita (part 1)
30. mengampu itu tak mudah
31. Yunita (part 2)
32. jerit malam
33. dendam
34. riko
35. damainya wajah beliau
36 part sisipan ( mudik tempo hari )
37. prakerin-perantauan-pertamaku-seorang-diri
38. konflik!!!
39. akhir dari perselisihan
40. kontrakan kurang nyaman
41. berita duka
42. seleksi
43. O2SN!
44. pengalaman-berharga
45. akhir masa sekolah
NEXT: disini
Polling
0 suara
menurut reader, apakah cerita hidup ane ini menarik?
Diubah oleh prestant18 17-02-2017 16:07
ferist123 dan 42 lainnya memberi reputasi
39
488.8K
536
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
prestant18
#338
dendam
hari ini adalah hari terakhir dari rangkaian perkemahan alih golongan bagi siswa kelas 1.
rencananya kami akan melakukan upacara penutupan pada pukul 09:00.
beberapa orang bantara putra sedang mempersiapkan lapangan dan juga melatih beberapa siswa kelas satu untuk menjadi petugas upacara.
diakhir rangkaian perkemahan ini, memang yang menjadi petugas upacaranya bukanlah dari pihak penegak bantara lagi, namun dari pihak peserta, tanda mereka telah resmi menjadi penegak, bukan lagi penggalang seperti sebelumnya.
pakaian mereka juga sudah berganti, dari seragam pramuka penggalang, menjadi seragam penegak.
(kalau dahulu, seragam penggalang laki2 identik dengan celana pendek. jadi ketika sudah berganti celana panjang, ada kebanggan tersendiri)
akhirnya pada pukul 9 tepat, upacara dimulai.
aku bertugas dibelakang barisan peserta untuk mengawal mereka.
upacara berjalan lancar dengan tanpa ada aral yang mengganggu, sebab cuacapun cukup bersahabat pagi itu.
hanya saja, sesekali, aku masih menerima tatapan tidak menyenangkan dari anak yang kemarin kupukul.
aku bertemu pandang dengannya, dan aku jelas bisa melihat ada kemarahan dalam tatapan itu.
aku pribadi menjadi merasa tidak enak kepadanya. sebab biar bagaimanapun dia adalah adik kelasku yang seharusnya bisa kubimbing dengan baik.
akhirnya setelah upacara selesai, aku berniat mengahmpirinya untuk meminta maaf.
aku berjalan menghampiri tenda tenda peserta yang sebagian besar sudah dibongkar.
dikantongku sudah kubawa HP yang kusita kemarin.
aku memang berencana mengembalikannya sendiri sambil meminta maaf kepada mereka jika sikapku tidak berkenan.
sesampainya di kapling tempat tenda dimana anak itu berada, aku menanyakan kepada anak yang ada disitu mengenai keberadaan pemilik HP ini.
tak lama, si pemilik HP dipanggil oleh temannya.
aku: " dek, ini HP kamu, sekalian saya minta maaf, tapi tolong lain kali jangan diulangi ya "
p.Hp: " iya mas, makasih juga nggak dilaporkan tentang film itu "
aku: " sama2 ya dek, oh iya, teman kamu dimana yang kemarin saya pukul? "
p. Hp: " wah mas, aku nggak paham malahan, , tapi masnya hati2 aja, soalnya dia orangnya pendendam mas "
aku: " iya dek, makasih ya, nanti tolong disampaikan, saya mencari dia, gitu ya? "
p. Hp: " iya mas, nanti tak sampaikan "
aku: " ya sudah, aku pamit dulu ya, monggo "
kemudian aku berlalu meninggalkan tenda mereka.
aku sudah bersiap pulang, barang barangku juga sudah kukemas dengan rapi didalam ransel.
setelah berpamitan kepada teman teman lain, aku pun meninggalkan ruang sekertariat untuk menuju parkir sepeda.
suasana di parkiran sudah sepi, karena selain ini hari minggu, mayoritas peserta juga sudah pulang.
kuhitung hanya tinggal ada beberapa kendaraan saja di parkiran tersebut.
ketika aku hendak mengambil sepeda, tiba tiba muncul anak yang kemarin kupukul dengan dua orang temannya.
(percakapan yang akan terjadi diantara kami adalah percakapan dalam bahasa daerah, agar lebih mudah langsung ane translate)
anak: " he lo, jangan pergi dulu! "
aku: " oh, kamu dek, kebetulan ketemu disini, aku mau . . . . " "DUAKKKK!!!"
belum selesai aku dengan kata kataku, tiba tiba sebuah pukulan mendarat telak dipipiku.
mendapatkan serangan tiba tiba, aku kaget dan reflek melemparkan wajahku searah dengan arah pukulan untuk meminimalisir efeknya.
namun tetap saja sakit!
dia bersiap melanjutkan serangannya selagi aku hilang keseimbangan, namun aku segera memperbaiki posisi kakiku agar siap dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.
aku: " tunggu dek, aku mau meminta maaf "
anak: " alah, sekarang aja lo udah dipukul baru minta maaf, ayo bangun bang*** !! "
anak itu nampak kalap dan malah semakin bersemangat untuk menyerangku.
dia mengayunkan kakinya bersiap menendangku, ,
"WHUTTTT!!"
kakinya melayang kearah perutku.
naluriku berkata jika kondisinya tidak bisa diajak berbicara saat ini, maka dengan terpaksa, kupasang kuda kuda, lalu kutangkap kakinya.
setelah kakinya tertangkap. kutarik menjauh agar keseimbangannya terganggu.
" dek, dengarkan dulu, jangan diteruskan, aku sadar aku salah, aku mau minta maaf " kataku sambil menarik kakinya.
dia melompat lompat dengan sebelah kaki yang menjadi pijakan agar tidak terjatuh.
kemudian kulepaskan kembali kakinya, ,
" AS* koe! !! " bentaknya setelah kakinya lepas dan kembali melayangkan kepalan tangan kanannya ke arahku.
aku menahannya dengan tangan kiriku.,
dia mengirimkan tinju berikutnya, namun kembali kutangkis.
aku benar benar diuji kali ini, karena nampaknya anak ini sudah benar benar kalap dan hanya ingin menghajarku.
kata kataku sudah tidak didengarkan lagi.
akhirnya pada salah satu kesempatan ketika pukulannya tidak akurat, aku berhasil memegang pergelangan tangannya, ,
dengan memanfaatkan momentum tubuhnya yang maju mendesak kearahku, aku lantas melemparkannya dengan bertumpu pada pundak kananku.
"BRUGH!!"
dia terjatuh dan langsung pergelangan tangan yang masih kupegang, kukunci kearah belakang sambil kutekan badannya dengan lututku.
kali ini dia terkunci dengan posisi tengkurap dan tangan kanan tertekuk di punggung.
aku: " dek, aku nggak berminat untuk berkelahi denganmu, kuanggap pukulan pertamamu tadi sudah impas, jadi aku sungguh2 mau meminta maaf! " ( kali ini aku berkata dengan nada lebih tinggi, sedangkan dua temannya yang sedari tadi hanya melihat, bermaksud mendatangi kami, namun aku menyuruh mereka untuk tetap ditempat dan tidak ikut2an.)
anak: " TA* koe, jangan sok jagoan! mentang mentang bisa beladiri! gayamu itu selangit! "
aku heran dengan anak ini, dengan posisi yang sudah tidak menguntungkan, masih sempat saja mengumpat.
akhirnya aku menambah tekanan ke tangannya yang terkunci dipunggung hingga dia menjerit dan mengaduh kesakitan.
aku: " kamu ini nggak sadar posisimu heh?, aku sudah dari tadi berusaha sabar, tapi kamu kok nggak juga ngerti maksudku!"
kali ini dia mengaduh aduh lebih keras dan akhirnya meminta ampun untuk dilepaskan.
aku melepaskannya, kemudian dia langsung bangun dan memegangi bahunya yang tertekuk.
aku: " aku tidak ada tujuan untuk membuatmu malu atau apapun, kamu harusnya sadar dengan sikapmu yang merasa jagoan itu dek "
dia hanya mendengus kesal ke arahku sambil terus memijat bahunya.
aku: " oke, sekali lagi aku minta maaf yang sebesar besarnya sama kamu, aku yang salah karena memukulmu duluan kemarin "
aku lantas maju dan mengulurkan tanganku mengajaknya berjabat tangan.
dia hanya menatap tanganku, ,
namun kemudian dia menerima jabat tangan itu, tapi tak lama, ,
sebab dia kembali menarik tangannya. .
aku mulai mengerti jika sifatnya pada dasarnya memang tak mau kalah.
aku: " ya sudah, gini aja, kalau kamu masih merasa dendam denganku, kamu silahkan ikut eskul pencak silat setiap selasa, nanti disana kamu bisa menantangku sparing sepuasmu dek, aku layani, tidak akan ada yang melarang karena sparring disana itu legal, , hitung hitung menyalurkan bakat berkelahimu "
dia nampak masih kesal denganku, dan mengajak kedua temannya pergi, ,
kedua temannya berpamitan denganku dan langsung mengikuti anak tadi.
ketika mereka agak jauh, aku berteriak,
aku: " oh iya dek, siapa namamu? "
anak: " RIKO!"
aku hanya tersenyum mendengar dia menjawab pendek tanpa menoleh kearahku. emosiku yang tadi sempat naik, kembali normal setelah aku sedikit memahami dia.
memang nampaknya karekter anak itu cenderung kasar dan pemarah.
tapi aku yakin, masalah ini sudah selesai, karena dibalik wajah kesalnya tadi, sudah tidak menyimpan aroma dendam seperti sebelum sebelumnya.
mungkin benar, satu pukulan telak di awal tadi sudah mengobati egonya yang terluka oleh pukulanku kemarin.
akhirnya aku membersihkan pakaianku dan beranjak mengayuh sepeda meninggalkan sekolah. . . .
(bersambung)
rencananya kami akan melakukan upacara penutupan pada pukul 09:00.
beberapa orang bantara putra sedang mempersiapkan lapangan dan juga melatih beberapa siswa kelas satu untuk menjadi petugas upacara.
diakhir rangkaian perkemahan ini, memang yang menjadi petugas upacaranya bukanlah dari pihak penegak bantara lagi, namun dari pihak peserta, tanda mereka telah resmi menjadi penegak, bukan lagi penggalang seperti sebelumnya.
pakaian mereka juga sudah berganti, dari seragam pramuka penggalang, menjadi seragam penegak.
(kalau dahulu, seragam penggalang laki2 identik dengan celana pendek. jadi ketika sudah berganti celana panjang, ada kebanggan tersendiri)
akhirnya pada pukul 9 tepat, upacara dimulai.
aku bertugas dibelakang barisan peserta untuk mengawal mereka.
upacara berjalan lancar dengan tanpa ada aral yang mengganggu, sebab cuacapun cukup bersahabat pagi itu.
hanya saja, sesekali, aku masih menerima tatapan tidak menyenangkan dari anak yang kemarin kupukul.
aku bertemu pandang dengannya, dan aku jelas bisa melihat ada kemarahan dalam tatapan itu.
aku pribadi menjadi merasa tidak enak kepadanya. sebab biar bagaimanapun dia adalah adik kelasku yang seharusnya bisa kubimbing dengan baik.
akhirnya setelah upacara selesai, aku berniat mengahmpirinya untuk meminta maaf.
aku berjalan menghampiri tenda tenda peserta yang sebagian besar sudah dibongkar.
dikantongku sudah kubawa HP yang kusita kemarin.
aku memang berencana mengembalikannya sendiri sambil meminta maaf kepada mereka jika sikapku tidak berkenan.
sesampainya di kapling tempat tenda dimana anak itu berada, aku menanyakan kepada anak yang ada disitu mengenai keberadaan pemilik HP ini.
tak lama, si pemilik HP dipanggil oleh temannya.
aku: " dek, ini HP kamu, sekalian saya minta maaf, tapi tolong lain kali jangan diulangi ya "
p.Hp: " iya mas, makasih juga nggak dilaporkan tentang film itu "
aku: " sama2 ya dek, oh iya, teman kamu dimana yang kemarin saya pukul? "
p. Hp: " wah mas, aku nggak paham malahan, , tapi masnya hati2 aja, soalnya dia orangnya pendendam mas "
aku: " iya dek, makasih ya, nanti tolong disampaikan, saya mencari dia, gitu ya? "
p. Hp: " iya mas, nanti tak sampaikan "
aku: " ya sudah, aku pamit dulu ya, monggo "
kemudian aku berlalu meninggalkan tenda mereka.
aku sudah bersiap pulang, barang barangku juga sudah kukemas dengan rapi didalam ransel.
setelah berpamitan kepada teman teman lain, aku pun meninggalkan ruang sekertariat untuk menuju parkir sepeda.
suasana di parkiran sudah sepi, karena selain ini hari minggu, mayoritas peserta juga sudah pulang.
kuhitung hanya tinggal ada beberapa kendaraan saja di parkiran tersebut.
ketika aku hendak mengambil sepeda, tiba tiba muncul anak yang kemarin kupukul dengan dua orang temannya.
(percakapan yang akan terjadi diantara kami adalah percakapan dalam bahasa daerah, agar lebih mudah langsung ane translate)
anak: " he lo, jangan pergi dulu! "
aku: " oh, kamu dek, kebetulan ketemu disini, aku mau . . . . " "DUAKKKK!!!"
belum selesai aku dengan kata kataku, tiba tiba sebuah pukulan mendarat telak dipipiku.
mendapatkan serangan tiba tiba, aku kaget dan reflek melemparkan wajahku searah dengan arah pukulan untuk meminimalisir efeknya.
namun tetap saja sakit!
dia bersiap melanjutkan serangannya selagi aku hilang keseimbangan, namun aku segera memperbaiki posisi kakiku agar siap dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.
aku: " tunggu dek, aku mau meminta maaf "
anak: " alah, sekarang aja lo udah dipukul baru minta maaf, ayo bangun bang*** !! "
anak itu nampak kalap dan malah semakin bersemangat untuk menyerangku.
dia mengayunkan kakinya bersiap menendangku, ,
"WHUTTTT!!"
kakinya melayang kearah perutku.
naluriku berkata jika kondisinya tidak bisa diajak berbicara saat ini, maka dengan terpaksa, kupasang kuda kuda, lalu kutangkap kakinya.
setelah kakinya tertangkap. kutarik menjauh agar keseimbangannya terganggu.
" dek, dengarkan dulu, jangan diteruskan, aku sadar aku salah, aku mau minta maaf " kataku sambil menarik kakinya.
dia melompat lompat dengan sebelah kaki yang menjadi pijakan agar tidak terjatuh.
kemudian kulepaskan kembali kakinya, ,
" AS* koe! !! " bentaknya setelah kakinya lepas dan kembali melayangkan kepalan tangan kanannya ke arahku.
aku menahannya dengan tangan kiriku.,
dia mengirimkan tinju berikutnya, namun kembali kutangkis.
aku benar benar diuji kali ini, karena nampaknya anak ini sudah benar benar kalap dan hanya ingin menghajarku.
kata kataku sudah tidak didengarkan lagi.
akhirnya pada salah satu kesempatan ketika pukulannya tidak akurat, aku berhasil memegang pergelangan tangannya, ,
dengan memanfaatkan momentum tubuhnya yang maju mendesak kearahku, aku lantas melemparkannya dengan bertumpu pada pundak kananku.
"BRUGH!!"
dia terjatuh dan langsung pergelangan tangan yang masih kupegang, kukunci kearah belakang sambil kutekan badannya dengan lututku.
kali ini dia terkunci dengan posisi tengkurap dan tangan kanan tertekuk di punggung.
aku: " dek, aku nggak berminat untuk berkelahi denganmu, kuanggap pukulan pertamamu tadi sudah impas, jadi aku sungguh2 mau meminta maaf! " ( kali ini aku berkata dengan nada lebih tinggi, sedangkan dua temannya yang sedari tadi hanya melihat, bermaksud mendatangi kami, namun aku menyuruh mereka untuk tetap ditempat dan tidak ikut2an.)
anak: " TA* koe, jangan sok jagoan! mentang mentang bisa beladiri! gayamu itu selangit! "
aku heran dengan anak ini, dengan posisi yang sudah tidak menguntungkan, masih sempat saja mengumpat.
akhirnya aku menambah tekanan ke tangannya yang terkunci dipunggung hingga dia menjerit dan mengaduh kesakitan.
aku: " kamu ini nggak sadar posisimu heh?, aku sudah dari tadi berusaha sabar, tapi kamu kok nggak juga ngerti maksudku!"
kali ini dia mengaduh aduh lebih keras dan akhirnya meminta ampun untuk dilepaskan.
aku melepaskannya, kemudian dia langsung bangun dan memegangi bahunya yang tertekuk.
aku: " aku tidak ada tujuan untuk membuatmu malu atau apapun, kamu harusnya sadar dengan sikapmu yang merasa jagoan itu dek "
dia hanya mendengus kesal ke arahku sambil terus memijat bahunya.
aku: " oke, sekali lagi aku minta maaf yang sebesar besarnya sama kamu, aku yang salah karena memukulmu duluan kemarin "
aku lantas maju dan mengulurkan tanganku mengajaknya berjabat tangan.
dia hanya menatap tanganku, ,
namun kemudian dia menerima jabat tangan itu, tapi tak lama, ,
sebab dia kembali menarik tangannya. .
aku mulai mengerti jika sifatnya pada dasarnya memang tak mau kalah.
aku: " ya sudah, gini aja, kalau kamu masih merasa dendam denganku, kamu silahkan ikut eskul pencak silat setiap selasa, nanti disana kamu bisa menantangku sparing sepuasmu dek, aku layani, tidak akan ada yang melarang karena sparring disana itu legal, , hitung hitung menyalurkan bakat berkelahimu "
dia nampak masih kesal denganku, dan mengajak kedua temannya pergi, ,
kedua temannya berpamitan denganku dan langsung mengikuti anak tadi.
ketika mereka agak jauh, aku berteriak,
aku: " oh iya dek, siapa namamu? "
anak: " RIKO!"
aku hanya tersenyum mendengar dia menjawab pendek tanpa menoleh kearahku. emosiku yang tadi sempat naik, kembali normal setelah aku sedikit memahami dia.
memang nampaknya karekter anak itu cenderung kasar dan pemarah.
tapi aku yakin, masalah ini sudah selesai, karena dibalik wajah kesalnya tadi, sudah tidak menyimpan aroma dendam seperti sebelum sebelumnya.
mungkin benar, satu pukulan telak di awal tadi sudah mengobati egonya yang terluka oleh pukulanku kemarin.
akhirnya aku membersihkan pakaianku dan beranjak mengayuh sepeda meninggalkan sekolah. . . .
(bersambung)
symoel08 dan 11 lainnya memberi reputasi
12
