Kaskus

Story

dasadharma10Avatar border
TS
dasadharma10
Yaudah 2: Challenge Accepted

Yaudah 2: Challenge Accepted


Cover By: adriansatrio


Cerita ini didasari oleh pemikiran otak gue yang banyak orang enggak suka, malah kebanyakan menghujat. Awalnya gue risih juga, otak juga otak gue, kenapa orang lain yang ributin. Tapi aneh bin nyata, enggak tau kenapa, lama-kelamaan gue malah suka setiap kali kena hujat. Nah, demi mendapat hujatan-hujatan itulah cerita ini dibuat. WARNING: 15TAHUN+

Spoiler for QandA:


"Bukannya apatis ato apa, gue cuma males urusan sama hal-hal yang mainstream. Buat lo mungkin itu menarik, buat gue itu kayak suara jangkrik. Kriik... Krikk... bikin geli."
-Calon wakil ketua LEM-


Explanation

Spoiler for Index:
Diubah oleh dasadharma10 15-09-2017 17:22
alejandrosf13Avatar border
anasabilaAvatar border
imamarbaiAvatar border
imamarbai dan 7 lainnya memberi reputasi
6
375.4K
1.4K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Tampilkan semua post
dasadharma10Avatar border
TS
dasadharma10
#320
PART 10

Tok... Tok... Tok....

Tok... Tok... Tok....

"Wi, kamu di dalem?"
"Ah? Iya, kenapa?"
"Ini aku Uchup. Bukain bentar, ada yang mau aku omongin."
"Ya sebentar, Chup."

Gue beranjak dari kasur gue dan membukakan pintu buat Uchup.

Awalnya sengaja gue buka pintu kamar lebar-lebar, tapi setelah Uchup masuk, dia menutup pintunya rapat-rapat.

"Ko-kok ditutup, Chup?!"
"Ssstttt...!" Uchup mendorong gue ke tempat tidur, "Buka bajumu sekarang!"
"Ta-tapi, Chup—"
"Buruan!"

Mampus! Gue emang jomblo, tapi enggak seharusnya jadi belok-belok gini.

Gue buka baju gue sesuai instruksi Uchup.

Dia mendekatkan kepala ke badan gue, "Dua puluh empat jam."
"Dua puluh empat jam?!"
"Iya, hampir seharianlah."

Tunggu, dia mau nyewa gue dua puluh empat jam? Long time? Gue mana kuat?!

"Chu-Chup, a-anu... jadi gini... aku ini masih normal—"
"Bau badanmu."
"Ba-bau badan?!"

Jadi dia memeriksa bau badan juga sebelum nyewa gue? Gila ini orang niat banget?!

"Kamu belum mandi selama dua puluh empat jam, kan?" tanya Uchup serius.
"I-iya," jawab gue jujur. "Tu-tunggu, kok kamu tiba-tiba nanya ginian?"
"Aku pengin kamu—"
"Bentar, Chup! Kalo kamu mau nyewa, aku enggak mau." Gue tatap mata Uchup lekat-lekat, "Aku bukan cowok begituan, aku masih normal, aku mohon kamu ngerti."
Uchup kelihatan kaget mendengar penjelasan gue, " Kamu ngomong apa, sih?! Kamu pikir aku homo? Semisal homo beneran aku juga pilih-pilih kali."
"E-emang bukan?"
"Aku kesini tuh mau ngajakin kamu mandi."
"Ngajakin mandi?! Tuh kan homo beneran!"
"Bukan gitu.... Duh, aku bingung cara jelasinnya."
"Je-jelasin apaan? Jelasin kalo kehomoanmu ini backstreet—"
"Gini, deh! Kamu mau mandi enggak?"
"Kalo sendiri-sendiri aku mau."
"SIAPA JUGA YANG MAU MANDI BARENGAN!"
"Nah... barusan kamu ngajakin—"
"Diem!" Uchup mengirup nafas dalam-dalam lalu menghembuskan perlahan, "Kamu disini udah di banned dari dua kubu, bener?"
"I-iya."
"Kamu sekarang enggak bisa pake kamar mandi sama parkiran, bener?"
"Iya, bener."
"Nah... sekarang aku mau bantuin kamu mandi di tempat yang enggak dilarang."
"Ada gitu?!"
"Ada." Uchup beranjak dari kasur gue, "Sekarang siap-siap, bawa baju sama peralatan mandi."
"Oke, aku siapin."
"Abis ini tunggu aku di gang depan."
"Kenapa enggak bareng aja, sih?"
"Kalo ketahuan sama anti-kubu bisa-bisa aku dikeluarin dari kubu malam."

Jadilah, sepeninggalan Uchup gue siap-siap buat mandi. Kalo kosan enggak memperbolehkan gue pake kamar mandi, gue kan bisa pake kamar mandi yang lain. Emang anak kosan doang yang pinter? Enggak kali, Uchup juga. Gue? Gue enggak, mandi aja masih kebingungan.

Berbekal alat mandi, gue keluar kosan diem-diem. Kalo ketahuan gue ada di kosan, gue bisa di kepret sama Nekomamushi.

Dari gang, Uchup membawa gue ke tempat yang letaknya enggak terlalu jauh dari kosan. Dia bawa gue lewat jalan tikus yang kayaknya dia udah hafal banget.

Sesampainnya di pom bensin, Uchup membelokkan motornya.

Waduh, dia pasti mau minta dibeliin bensin nih. Ini orang enggak ada ikhlas-ikhlasnya.

"Bensinmu habis, Chup? Duitku lagi tipis, Chup."
Uchup mematikan motornya, "Turun!"

Bangke! Gue diturunin di pom bensin gara-gara enggak bisa bayarin dia bensin, hina amat gue?!

Uchup menunjuk salah satu sudut pom bensin, "Tuh... disana ada kamar mandi, kamu bisa mandi disana."

Mandi? Jadi gue harus mandi di pom bensin?!

"Ah... emang enggak ada tempat lain—"
"Udahlah, buruan mandi sana!" Uchup mendorong gue, "Kamu pikir mau mandi dimana selain disini? Kosan cewek?"
"Ya... mungkin juga, kan?"
"Kalo itu sih aku juga mau."

Pelajaran baru buat gue, sebagai anak kosan yang tertindas dan enggak bisa pake kamar mandi kosan, kita bisa mandi di pom bensin.

Selesai mandi gue berniat memasukan uang kebersihan. Baru gue mau masukin, tangan gue ditahan Uchup.

"Udah, gausah bayar."
"Yakali udah pake kamar mandi—"
"Bapakmu rajin bayar pajak, kan? Uang pajak negara dipake buat bangun ini pom bensin juga, jadi kamu berhak pake juga."
"Bener juga, sih."
"Yuk balik."

Dari pom bensin kita berdua makan di salah satu warung burjo deket kosan. Dan disanalah Uchup cerita panjang lebar mengenai pengalaman dia di kosan sebelum gue masuk.

"Aku dulu di kosan sempat ngerasain kayak kamu, Wi," kata Uchup. "Bahkan lebih parah lagi, hampir seminggu aku enggak mandi."
"Enggak dapet kamar mandi juga?"
"Enggak, karena aku malas mandi aja, sih."
"Ye... itu mah kamunya yang jorok." Gue sendok nasi telor gue, "Ceritain kek masalah anak kosan bisa bikin kubu gitu, Inuarashi versus Nekomamushi, mas Bowo versus bang Galang."

Uchup mulai cerita sama gue mengenai mereka. Menurut cerita dia, bang Galang sama mas Bowo dulunya temenan akrab banget. Bahkan mereka kemana-mana sering berdua. Tapi yang namanya temenan pasti ada konflik di tengah jalan, pacarnya mas Bowo kena tikung bang Galang.

"Kok bang Galang segitunya banget? Udah tau pacar temen sendiri masih aja di ambil."
"Kamu enggak ngerti, Wi. Kamu belum ngerasain di posisi bang Galang."
"Apa? Hasrat nikung temen?"
"Pernah enggak kamu kepikiran sama cewek yang bukan pacarmu tiap malem? Pernah enggak kamu cemburu sampe dongkol liat cewek yang tiap malem kamu impiin? Kalo cuma diem aja tanpa berbuat sesuatu tuh rasanya nyesek, Wi."
"Segitunya?"
Uchup mengangguk, "Kalo dilihat emang kayaknya sepele, Wi. Tapi kalo dijalanin sakit."
"Kamu pernah?"
"Enggak sih, tapi yang aku tau kayak gitu."

Kalo dipikir-pikir iya juga, sih. Selama ini gue selalu berpikir kalo orang yang kena tikung itu adalah korbannya, padahal enggak semuanya kayak gitu.

Orang yang nikung emang happy ending tapi sebelum happy ending itu, dia pasti ngalamin sad story duluan.

Bisa aja penikung ini dulunya udah suka duluan sama ceweknya tertikung, tapi tertikung enggak sadar, yang dia tau tertikung tiba-tiba kena tikung.

Ribet juga sih mikirnya. Tapi yang jelas, yang gue tau nahan perasaan itu enggak baik. Kalo emang suka ya harus ambil resiko, daripada nyesek sampe tua.

"Terus gimana, Chup?"
"Gimana apanya?"
"Itu ceweknya, masih sama bang Galang?"
"Udah mati."
"Serius?!"
"Iya, abis pacaran sama bang Galang dia kecelakaan motor. Waktu pulang kerja ditabrak bocah dari belakang."
"Gila, tragis bener."
"Lebih tragis lagi kalo bang Galang enggak sempat nyatain perasaannya."
"Oh... gitu."
"Nah... mulai dari situ mas Bowo sama bang Galang konflik mulu. Mas Bowo yang dulunya antar jemput ceweknya enggak terima karena bang Galang biarin cewek itu pulang sendiri terus kecelakaan."
"Waduh... kalo kayak gini mah stuck."
"Stuck gimana?"
"Iya stuck. Aku pengin damaiin mereka, tapi kalo gini ceritanya sama aja bohong."
"Serius?!" tanya Uchup bersemangat.
"Se-serius?"
"Kamu mau damaiin mereka?!"
"Iya sih kalo bisa, daripada satu kosan ribut mulu."
"Aku punya ide! Mulai besok kamu deketin bang Galang, kamu cari informasi masalah dia mau baikan enggak sama mas Bowo."
"Kan aku udah dikeluarin dari kubu pagi."
"Santai aja, asal bukan sama musuh bebuyutan, laki pasti mau maafin."
"Iya juga, sih."
Uchup mengulurkan tangannya, "Deal?"
Gue jabat tangan Uchup, "Deal!"

Uchup, orang pertama yang gue kenal di kosan ternyata berbeda seratus delapan puluh derajat wujud dan sifatnya. Orang yang sempat gue pandang sebelah mata gara-gara ikut-ikutan masuk kubu, ternyata punya niat baik untuk mendamaikan kedua kubu kosan.

Mulai hari ini, Uchup resmi menjadi temen pertama gue di kosan.

End of Chapter One
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.