- Beranda
- Stories from the Heart
Life story: horor, drama, kisah keluarga perantau [TAMAT]
...
TS
prestant18
Life story: horor, drama, kisah keluarga perantau [TAMAT]
Assalamualaikum
selamat malam buat kaskuser, utamanya pembaca forum ini,
ane mau sdikit berbagi kisah hidup aja, dimana kisah ini asli dari perjalanan hidup ane .
tujuan ane bercerita kisah ini, tak lain hanya ingin berbagi, siapa tahu banyak hal yang bisa dijadikan pelajaran untuk kedepannya.
langsung aja ya:
nama ane Tio (bukan nama panggilan sehari hari, cuma sempalan dari nama panjang).
Ane terlahir dari keluarga yg senang merantau. kelahiran ane aja menurut penuturan orang tua, ada didalam mobil hard top yang membawa ibu ane dari camp (kalo menurut penuturan bapak, dulu beliau kerja di camp pembukaan lahan di pedalaman kalimantan timur, dimana dari camp sampe ke ibukota propinsi memakan waktu sampe hampir 6 jam, dimana yang 3 jam adalah jalan hutan yg belum diaspal).
ada sdikit cerita horor dalam proses kelahiran ane, dimana berdasar penuturan kedua orang tua, mobil yang ngebawa ibu ane ke RS, diikuti sama kuyang, untungnya Allah masih melindungi kami, dimana bersama mobil itu juga ada seorang warga dayak pribumi yg membantu menghalau makhluk tsb. bahkan ketika ibu ane beserta ane yg masih bayi kembali ke camp pasca menerima perawatan medis, makhluk itu masih kembali meneror camp tempat kami tinggal. bapak bercerita jika setiap malam, laki2 yg bekerja disitu selalu begadang untuk berjaga2, dan bapak2 warga pribumi tadi jugalah yang banyak membantu selama proses penjagaan dari teror kuyang tadi. (ane gak kebayang gimana horornya ditengah belantara kalimantan tahun segitu (1990), di camp hanya ada 8 keluarga dan beberapa pekerja yang masih bujang)
ane bener2 harus banyak berterimakasih sama keluarga bapak tadi yang menurut ibu ane juga, istrinya sempat juga menjadi ibu persusuan bagi ane karena dalam beberapa kesempatan ibu ane harus meninggalkan ane yg masih bayi merah untuk menunaikan kewajiban berbelanja ke kota dalam waktu yg cukup lama. (bapak dan ibu yang bahkan ane nggk mengenal sama sekali siapa anda, ane sangat berterimakasih atas bantuan bantuan kepada ane yang masih amat sangat lemah dulu)
semoga Allah selalu melindungi kalian dimanapun saat ini.
singkat cerita ibu sama ane yg masih bayi harus pulang kembali ke tanah jawa, karena tugas bapak ane berganti tempat, beliau dimutasi kepedalam irian (dulu masih familiar disebut irian). ane tumbuh hanya dalam didikan seorang ibu, dimana bapak ane sama sekali nggk pulang dalam kurun waktu 3 tahun. (komunikasi masa itu masih via surat menyurat karena ditempat bapak ane kerja juga belum ada fasilitas telepon kecuali di kantor cabangnya.)
walhasil ane tumbuh menjadi laki2 yang berperasaan halus (ane anak pertama), cenderung introvert dan nggk percaya diri.
ane bener2 nggk punya sosok bapak selama 3 tahun pertama fase kehidupan ane, yang ane tau waktu itu, anak2 ketawa2 sambil digendong pas main sama bapaknya, dan tiap ane nanya tentang bapak, ibu ane cuma ngasih penjelasan "bapak kerja jauuuuuuh banget".
(setelah ane dewasa, ane bongkar2 memori lama, baik itu kumpulan surat2 dari bapak ke ibu, maupun foto2 masa kecil ane, ane nangis gan, ane baru paham gimana rasanya jauh dari anak istri, dan cuma bisa memandang pertumbuhan anak dari selembar foto yang datangnya beberapa bulan sekali)
sementara ini dulu gan ya, insyaAllah kesempatan berikutnya ane apdet lagi kelanjutan cerita ini, masih ada bagian2 dimana ane ngalamin horor dirumah itu, kemudian bagian ane balik ke tanah jawa, mengalami pasang surut kehidupan dan banyak cerita horor yang juga mengikuti kehidupan ane.
selamat menikmati pembukaannya dulu ya. . .
biar nyaman, updatenya ane taro dimari yak
1. kembali ke rumah itu
2. pakde ane yang iseng
3. sekelumit kisah tentang rumah itu
4. adikku kenapa???
5. Kebenaran yang samar
6. perkenalan tentang kakek ane
7. benda itu apa kek?
8. si manis kucing kakek
9. kucing dengan tingkah ganjil
10. beliau adalah mbah kakung kami
11. dini yang keras kepala
12. dini yang membingungkan
13. Ruqyah
14. back to java
15. 1st meeting, perkenalan, hihi
16. misteri yang belum terpecahkan
17. pengalaman bapak.
18. puberity was started!
19. gelombang mulai datang
20. metamorfosis
21. part tambahan (pakdhe)
22. akhir masa SMP
23. SMA atyau SMK?
24. Menjaga lisan dan perbuatan
25. pindah lagiii
26. rumah kosong, kandang dan pohon waru
27. keberanianku
28. 2nd year
29. Yunita (part 1)
30. mengampu itu tak mudah
31. Yunita (part 2)
32. jerit malam
33. dendam
34. riko
35. damainya wajah beliau
36 part sisipan ( mudik tempo hari )
37. prakerin-perantauan-pertamaku-seorang-diri
38. konflik!!!
39. akhir dari perselisihan
40. kontrakan kurang nyaman
41. berita duka
42. seleksi
43. O2SN!
44. pengalaman-berharga
45. akhir masa sekolah
NEXT: disini
selamat malam buat kaskuser, utamanya pembaca forum ini,
ane mau sdikit berbagi kisah hidup aja, dimana kisah ini asli dari perjalanan hidup ane .
tujuan ane bercerita kisah ini, tak lain hanya ingin berbagi, siapa tahu banyak hal yang bisa dijadikan pelajaran untuk kedepannya.
langsung aja ya:
nama ane Tio (bukan nama panggilan sehari hari, cuma sempalan dari nama panjang).
Ane terlahir dari keluarga yg senang merantau. kelahiran ane aja menurut penuturan orang tua, ada didalam mobil hard top yang membawa ibu ane dari camp (kalo menurut penuturan bapak, dulu beliau kerja di camp pembukaan lahan di pedalaman kalimantan timur, dimana dari camp sampe ke ibukota propinsi memakan waktu sampe hampir 6 jam, dimana yang 3 jam adalah jalan hutan yg belum diaspal).
ada sdikit cerita horor dalam proses kelahiran ane, dimana berdasar penuturan kedua orang tua, mobil yang ngebawa ibu ane ke RS, diikuti sama kuyang, untungnya Allah masih melindungi kami, dimana bersama mobil itu juga ada seorang warga dayak pribumi yg membantu menghalau makhluk tsb. bahkan ketika ibu ane beserta ane yg masih bayi kembali ke camp pasca menerima perawatan medis, makhluk itu masih kembali meneror camp tempat kami tinggal. bapak bercerita jika setiap malam, laki2 yg bekerja disitu selalu begadang untuk berjaga2, dan bapak2 warga pribumi tadi jugalah yang banyak membantu selama proses penjagaan dari teror kuyang tadi. (ane gak kebayang gimana horornya ditengah belantara kalimantan tahun segitu (1990), di camp hanya ada 8 keluarga dan beberapa pekerja yang masih bujang)
ane bener2 harus banyak berterimakasih sama keluarga bapak tadi yang menurut ibu ane juga, istrinya sempat juga menjadi ibu persusuan bagi ane karena dalam beberapa kesempatan ibu ane harus meninggalkan ane yg masih bayi merah untuk menunaikan kewajiban berbelanja ke kota dalam waktu yg cukup lama. (bapak dan ibu yang bahkan ane nggk mengenal sama sekali siapa anda, ane sangat berterimakasih atas bantuan bantuan kepada ane yang masih amat sangat lemah dulu)

semoga Allah selalu melindungi kalian dimanapun saat ini.
singkat cerita ibu sama ane yg masih bayi harus pulang kembali ke tanah jawa, karena tugas bapak ane berganti tempat, beliau dimutasi kepedalam irian (dulu masih familiar disebut irian). ane tumbuh hanya dalam didikan seorang ibu, dimana bapak ane sama sekali nggk pulang dalam kurun waktu 3 tahun. (komunikasi masa itu masih via surat menyurat karena ditempat bapak ane kerja juga belum ada fasilitas telepon kecuali di kantor cabangnya.)
walhasil ane tumbuh menjadi laki2 yang berperasaan halus (ane anak pertama), cenderung introvert dan nggk percaya diri.
ane bener2 nggk punya sosok bapak selama 3 tahun pertama fase kehidupan ane, yang ane tau waktu itu, anak2 ketawa2 sambil digendong pas main sama bapaknya, dan tiap ane nanya tentang bapak, ibu ane cuma ngasih penjelasan "bapak kerja jauuuuuuh banget".
(setelah ane dewasa, ane bongkar2 memori lama, baik itu kumpulan surat2 dari bapak ke ibu, maupun foto2 masa kecil ane, ane nangis gan, ane baru paham gimana rasanya jauh dari anak istri, dan cuma bisa memandang pertumbuhan anak dari selembar foto yang datangnya beberapa bulan sekali)
Spoiler for pertama kali bertemu bapak:
Spoiler for pertama kalinya merantau dalam fase sadar:
Spoiler for Horor di rumah tua:
Spoiler for gangguan tak kasat mata:
sementara ini dulu gan ya, insyaAllah kesempatan berikutnya ane apdet lagi kelanjutan cerita ini, masih ada bagian2 dimana ane ngalamin horor dirumah itu, kemudian bagian ane balik ke tanah jawa, mengalami pasang surut kehidupan dan banyak cerita horor yang juga mengikuti kehidupan ane.
selamat menikmati pembukaannya dulu ya. . .
biar nyaman, updatenya ane taro dimari yak
1. kembali ke rumah itu
2. pakde ane yang iseng
3. sekelumit kisah tentang rumah itu
4. adikku kenapa???
5. Kebenaran yang samar
6. perkenalan tentang kakek ane
7. benda itu apa kek?
8. si manis kucing kakek
9. kucing dengan tingkah ganjil
10. beliau adalah mbah kakung kami
11. dini yang keras kepala
12. dini yang membingungkan
13. Ruqyah
14. back to java
15. 1st meeting, perkenalan, hihi
16. misteri yang belum terpecahkan
17. pengalaman bapak.
18. puberity was started!
19. gelombang mulai datang
20. metamorfosis
21. part tambahan (pakdhe)
22. akhir masa SMP
23. SMA atyau SMK?
24. Menjaga lisan dan perbuatan
25. pindah lagiii
26. rumah kosong, kandang dan pohon waru
27. keberanianku
28. 2nd year
29. Yunita (part 1)
30. mengampu itu tak mudah
31. Yunita (part 2)
32. jerit malam
33. dendam
34. riko
35. damainya wajah beliau
36 part sisipan ( mudik tempo hari )
37. prakerin-perantauan-pertamaku-seorang-diri
38. konflik!!!
39. akhir dari perselisihan
40. kontrakan kurang nyaman
41. berita duka
42. seleksi
43. O2SN!
44. pengalaman-berharga
45. akhir masa sekolah
NEXT: disini
Polling
0 suara
menurut reader, apakah cerita hidup ane ini menarik?
Diubah oleh prestant18 17-02-2017 16:07
ferist123 dan 42 lainnya memberi reputasi
39
488.8K
536
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
prestant18
#324
acara api unggun sudah selesai, , ,
beberapa temanku seperti enggar, wibo dan indro mematikan sisa sisa bara api dan membersihkannya.
sedangkan para bantara putri, entah menghilang kemana. .
aku sendiri semenjak kejadian tadi, sudah benar benar tidak berhasrat untuk apapun.
aku hanya ingin segera tidur dan berharap besok pagi terbangun dirumah, berharap ini semua hanya mimpi.
melihat aku duduk sendiri di taman dekat sekertariat, gun lalu menghampiriku.
gun: " yo tiyo, tadi penampilanmu bagus banget lho yo, asli keren banget. . . aku sampe nggak tau mau ngapain "
aku tidak merespons kata kata gun dan hanya menatapnya.
gun: " aku tau kok tiba2 kamu mengubah rencana, aku juga sudah menyaksikan sendiri tadi,
sudah jangan bersedih sob, masih banyak cewek diluar sana yang mau sama kamu. . ."
aku akhirnya tak mampu lagi menahan perasaan sedih ini,
aku: " gun, nangis karena cewek itu boleh nggak si? "
gun: " ojo sob, jangan kamu menangis karena perempuan, dimana harga dirimu? "
aku: " tapi gun, aku beneran sayang sama nita, kok begini ya? "
kami sempat terdiam sejenak, , ,
gun: " yo, my bro, , , kamu baru pertama kali jatuh cinta ya? "
(aku hanya terdiam )
lalu gun melanjutkan perkataanya, ,
gun: " kata orang, cinta itu cerita indah tiada akhir, , , padahal itu bulshit yo, , , karena setiap yang bermula pasti akan berakhir.
dan kebanyakan cerita cinta yang berakhir itu pasti sakit, , ,
makanya buatku, cinta itu Cerita Indah Namun Tragis Akhirnya. . ."
aku: " ya iyalah, kamu kan ditolak terus sama cem cemanmu " kataku memotong ucapan gun.
gun: " ha ha ha ha, , , yaa itulah yang membuatku tahan banting yo, nggak pernah sakit hati, , , kebaall cooy!"
aku hanya tersenyum mendengar penuturan gun. .
Gun: " naaah gitu lah, ngguyu, ojo mimblik mimblik wae (naaah, gitu dong, ketawa, jangan mimblik mimblik terus) memalukan cooy. .
aku hanya tersenyum tipis dan membiarkan sohibku ini membullyku, karena biasanya dia yang ku bullying. . .
gun: " yo wes, jadi rencana untuk jerit malam ini gimana? "
aku: " oh iya, kita masih punya agenda jerit malam ding, , yo wes ayo temen2 PA diajak kesekertariat, kita rapat "
kami akhirnya menuju ke sekertariat, namun disana hanya ada bantara putra saja, intan cs tidak kelihatan sama sekali.
kami saling bertanya kemana perginya para bantara putri, ,
sebab, semenjak api unggun selesai, bantara putri langsung menghilang tanpa jejak.
saat kami sedang saling bertanya tanya, tiba2 datang nina yang sedikit tersenggal senggal.
enggar: " nin, kamu ngapain lari lari? "
nina: " ada yang kesurupan nggar, diruang kelas paling belakang "
wibo: " lha kok bisa kesurupan disana? kan ruang belakang termasuk area steril? "
nina: " aduh, pokoknya ada deh, ini aku disuruh intan manggil kalian bantara laki2 "
aku: " yo wes, kalian kesana dulu, aku tak manggil pembina "
aku bersiap berlari ke kantor untuk memberitahu pembina, namun nina menahanku
Nina: " jangan yo, kalau bisa, jangan sampai pembina tahu "
aku: " lha kenapa nin? nanti nggak ada yang tanggung jawab lho!"
Nina: " udah, kalian sekarang ke ruang belakang aja, semua bantara putri juga disana "
akhirnya kami berlari menuju ruang belakang, , dimana ternyata didalam kelas, ada seluruh bantara putri yang kami cari cari, dan ternyata, semua peserta kemah yang putri juga ada disana, ,
kami sempat bertanya tanya ada apakah gerangan, ,
namun disudut ruangan, nampak intan dan maya sedang berusaha menenangkan seorang peserta yang menangis histeris.
kami lalu ikut menghampiri dan ikut menenangkan peserta tersebut.
aku memperhatikannya,
kurasa itu bukan kesurupan, karena aku masih ingat ketika dulu dini kesurupan, matanya melotot dan meracau tidak jelas.
gadis ini hanya menangis, namun histeris dan tidak mau dipegangi oleh intan.
akhirnya indro mencoba mengambil alih, karena dia kenal dengan gadis tsb.
setelah diajak bicara oleh indro, gadis itu mulai mau membuka mata dan langsung memeluk indro,
dia nampak ketakutan dengan intan.
aku lalu mengajak intan menjauh keluar ruangan diikuti wiwid, sedangkan gadis tadi ditenangkan indro.
aku: " tan, ini ada apa sih sebenarnya? "
intan hanya terdiam, lalu tak lama menjawab,
intan: " aku tadi memarahi gadis itu, karena selama kemah ini dia menjadi salah satu dari dua orang yang paling apatis "
aku: " apatis bagaimana? "
intan: " ya cuek, tidak menghargai kita para seniornya, terlebih dua orang itu merasa sok cantik dan menjadi pongah "
wiwid: " lalu hubungannya dengan mereka semua berkumpul disini? "
intan: " yah, karena sudah terlanjur tahu, kalian tak jelaskan sekalian, , jadi di STM ini, setiap kemah alih golongan, para senior perempuan itu selalu mengumpulkan para juniornya setelah acara api unggun, , tujuannya sebagai pembekalan dan juga pemberian arahan kepada para wanita tentang bagaimana seharusnya bersikap di sekolah ini, karena kami para wanita adalah kaum minoritas.
tujuan kami hanya agar para junior ini tidak salah melangkah dalam bergaul.
mereka harus bisa jadi srikandi, representasi dari kaum wanita STM yang kuat dan mandiri.
dan hal ini sudah dilakukan turun temurun tanpa diketahui selain siswa perempuan saja."
aku dan wiwid hanya manggut manggut mendengar penjelasan intan. pantas saja pembina tidak boleh diberi tahu.
wiwid: " lha trus cewek yang histeris tadi kenapa?"
intan: " dia tak bentak karena selama pembekalan juga masih bersikap buruk, sama dengan yang satunya itu"
aku: " emang yang satunya siapa tan? "
intan: " yaa siapa lagi kalau bukan putri raja si yunita " (intan menjawab dengan ketus)
aku lalu memperhatikan kedalam ruangan yang pintunya kembali ditutup melalui jendela, ,
nampak yunita sedang dimarahi oleh nurul.
nurul memarahi yunita karena dianggap melanggar moral dan etika dengan berpacaran pada saat api unggun.
terlebih laki2 itu datang tanpa mengenakan atribut.
kali ini aku nggak tau harus apa lagi. sebab dengan melihat yunita saja, aku sudah terbayang kejadian tadi.
akhirnya aku tak melakukan apapun dan membiarkan pengarahan itu selesai dengan sendirinya.
kami para bantara putra hanya menunggu didepan ruangan, dan ketika pengarahan itu selesai, anak2 kelas satu itu keluar dengan mata sembab dan berkaca kaca.
mereka menghampiri kami dan menjabat tangan kami sambil meminta maaf.
beberapa anak yang nampaknya mengenalku setelah kubantu mendirikan tenda, menyalamiku dan meminta maaf kepadaku hingga air mata mereka tumpah lagi.
aku tak mengerti mengapa mereka menangis. jadi hanya kutepuk pundak mereka dan memberikan semangat agar bisa mengarungi masa 3 tahun kedepan dengan baik.
ketika tiba giliran nita, dia sendiri yang wajahnya nampak polos seperti tak ada apa apa.
bahkan ketika menjabat tanganku, dia masih bisa tersenyum riang. . .
nurul menghampiriku setelah kegiatan itu selesai dan kami kembali menuju sekertariat.
nurul: " nah yo, kamu lihat sendiri kan kelakuan tuan putri yang kamu puja puja itu? , bahkan dia masih bisa tertawa setelah dimarahi didepan teman2nya karena perbuatan tidak sopannya itu, dimana teman2nya yang lain yang tidak melakukan malah sampai menangis"
aku hanya terdiam membenarkan perkataan nurul, tapi aku tak menanggapi lebih lanjut. . .
kami akhirnya berkumpul kembali dan bersiap melaksanakan jerit malam.
anak PA juga sudah kuinformasikan untuk segera bergabung kedalam ruang sekertariat.
kami membagi personel kedalam beberapa pos, dimana masing masing pos dijaga oleh dua orang.
khusus untuk pos sebelum sungai, akan dijaga oleh tiga orang, dan sesudahnya dijaga oleh dua orang.
karena jumlah kami genap, maka menyisakan satu orang untuk berjaga dipintu masuk pemakaman yang menjadi rute jerit malam kali ini.
dipilih satu orang karena nantinya didalam pemakaman, anak2 PA akan membantu untuk menjaga (baca: menakut nakuti).
anak PA yang bergabung sejumlah 8 orang dengan rincian 3 didalam pemakaman, dan 5 diarea sekitar sungai.
akhirnya setelah semuanya matang, kami membubarkan diri, dan beristirahat sejenak.
ada yang menyempatkan diri untuk tidur, , ada yang memilih ngopi sambil bercerita, ,
aku sendiri yang bertugas menjaga pos gerbang pemakaman, membantu gun dan dua orang temannya untuk berdandan menjadi hantu2an.
gun memilih menjadi pocong, sedangkan dua orang temannya memilih memakai wig dan berdaster putih kumal.
aku membantu melukis wajah mereka agar nampak seram dan meyakinkan.
gun: " yo, nanti aku tak nunggu dibelakang gerbang, kamu jangan kaget yo, biar bagian dalam ditunggu sama mas kunti "
aku: " halah, ngomong ae koe takut to kalau jaga didalem, soalnya kalau liat apa apa, larimu susah "
gun hanya tersenyum, wajahnya yang sudah kulukis jadi semakin seram dengan senyumnya. . .
akhirnya setelah beristirahat, kurang lebih pukul 00:15, kami berkumpul untuk berdoa bersama, ,
kemudian berpisah menuju ke pos masing masing.
aku, gun dan dua orang anak PA yang menjadi kunti berjalan melalui pematang belakang sekolah menuju ke pemakaman tempat kami akan menunggu para peserta.
karena jalan yang licin, beberapa kali kami terpeleset dan hampir jatuh kedalam sawah.
setelah berjalan kurang lebih 15 menit, akhirnya kami sampai digerbang pemakaman umum tersebut.
aku mengeluarkan jajan dari sakuku dan membukanya, ,
kami sempat bercengkerama beberapa saat, sebelum dari kejauhan, nampak sinar lampu sepeda motor.
nampaknya pak sayo, satpam sekolah, juga sudah mulai mengambil tempatnya.
pak sayo membantu mengamankan kondisi di dalam pemakaman.
biasanya beliau duduk ditikungan menjelang jalan keluar makam.
tak terlalu lama,
gun dan kedua temannya kusuruh masuk kedalam makan karena dari kejauhan,
tepatnya dari pos 2 yang terletak dipematang sawah tempat kami hampir jatuh tadi sudah memberikan tanda.
nampaknya regu terdepan sudah sampai sana.
200 meter dari posku, ada pos yang dijaga oleh nina dan wibo.
disana adalah pos kerohanian.
para peserta muslim dites untuk doa doa pendek oleh wibo,
sedangkan yang non muslim dites oleh nina, ,
kemudian dari sana, mereka harus berjalan satu per satu menuju pemakaman dimana kau sudah menunggu.
jarak yang kami atur cukup 2 menit, agar tidak terjadi penumpukan disalah satu pos.
anak pertama yang datang adalah seorang anak berbadan tambun.
bias ketakutan nampak diwajahnya.
sebelum masuk, kusuruh dia agar menjaga tindak tanduk dan juga perkataanya selama melintasi pemakaman.
aku mengingatkannya agar selalu ingat mati, karena cepat atau lambat, disini adalah rumah kita.
aku juga mengingatkannya agar tidak melakukan tindakan yang represif jika bertemu dengan sesuatu yang tidak wajar, cukup diacuhkan saja.
selesai kuberi petunjuk, dia masuk.
untuk anak ini, tidak ada suara dari dalam makam, kupikir dia berhasil lewat tanpa mempedulikan gun dan kawan kawan.
begitu juga dengan peserte peserta berikutnya.
aku selalu mengucapkan petunjuk dan arahan yang sama.
namun masing masing anak memiliki reaksi yang berbeda, , ,
ada yang berteriak ketakutan, , ,
ada yang menangis,
ada yang berlari, ,
bahkan ada yang latah ketika dikerjain oleh anak2 PA.
aku hanya menikmati suasana ini. karena terdengar lucu. . .

setelah sekian banyak anak, akhirnya kini tiba giliran nita. .
dia berjalan menuju tempatku dan setelah mengetahui jika yang berjaga adalah aku, nampak tersenyum.
nita: " eh mas tiyo, alhamdulillah, aku jadi merasa tenang "
aku: " iya dek, nggak ada apa apa kok, santai aja " (kataku dengan mimik datar)
nita: " ah mosok nggak ada apa2 mas, kan biasane ada yang nakut2in didalem to ya? "
aku: " nggak ada kok dek, kamu masuk aja udah, nanti kalau ada apa2 tinggal didiemin aja " (aku kembali menjawab dengan datar, tidak seantusias biasanya)
nita: " kok kamu manggilnya pake dek si? kan biasanya yun yun gitu"
aku: " nggak papa dek, ya sudah kamu buruan masuk, nanti temanmu yang belakang kelamaan nunggu " (aku berkata begitu sambil membuang muka)
nita nampak membaca sikapku yang berbeda dari biasanya, ,
tidak ada lagi kehangatan dan senyum yang biasa kutunjukan ketika bersamanya.
dia lalu masuk dengan wajah yang murung.
aku tidak mendengar suaranya sama sekali, rupanya dia perempuan yang pemberani, ,
berbeda dengan kesan manja yang dia tunjukan ketika bercengkerama denganku.
aku lalu kembali larut dalam memberikan arahan bagi peserta jerit malam berikutnya.
setelah kurasa semua anak sudah melewati makam, aku memberikan isyarat kepada pos sebelumku.
aku menerima pesan jika mereka sudah selesai dan kembali menuju sekolah.
maka akupun memanggil anak2 PA yang masih ada didalam.
aku: " broo, sudah semua, ayo balik ke sekolah "
lalu gun dan kedua temannya muncul. . mereka berjalan menuju ke arahku.
gun: " wah seru tadi yo, ada yang sampe latah pas tak kagetin "
PA 1: " tadi malah ada yang jongkok pas lewat sampingku "
PA 2: " kalian mah enak, tadi aku diludahi pas nakut nakuti si jum "
kontan kami tertawa mendengar cerita teman gun yang diludahi tadi.
aku: " yo wes, kita pulang ke sekolah aja dulu, pak sayo paling lewat belakang makam, wong sepeda motonya disana "
gun: " ayolah, ndang pulang ndang tidur "
kami bersiap akan pulang hingga tiba2 terdengar suara,
"mas, enteni, aku melu bali" (mas, tungguin, aku ikut pulang)
bulu kuduk kami meremang, , ,
kami berhenti sejenak dan mencermati suara tadi, ,
PA 1: " denger nggak barusan? "
gun: " iya, kaya suara orang, minta ditungguin "
PA 1: " ah, nggak mungkin, , , orang kita cuma berempat kok "
aku sengaja diam saja karena aku yakin, suara itu bukan suara manusia, , ,
soalnya suaranya seperti jauh, tapi dekat. . .
maksudku, suara itu seperti diucapkan oleh orang yang berada jauh, mulai dari intonasi dan nada suaranya, ,
tapi terdengar dekat, seperti orang berbisik didekat telinga. . .
aku mengajak mereka untuk segera pergi tanpa menoleh kearah makam lagi.
namun mereka ngeyel,
dan setelah mereka menengok. . .
mereka malah lari terbirit birit meninggalkanku. . .
aku sebenarnya malas untuk berlari, karena aku yakin dibelakangku ada makhluk tak kasat mata yang sedang mencoba berinteraksi dengan kami.
namun karena bulu kuduku semakin tebal, dan mereka juga lari semakin jauh, akhirnya kuputuskan ikut berlari mengejar mereka. . .
(bersambung)
beberapa temanku seperti enggar, wibo dan indro mematikan sisa sisa bara api dan membersihkannya.
sedangkan para bantara putri, entah menghilang kemana. .
aku sendiri semenjak kejadian tadi, sudah benar benar tidak berhasrat untuk apapun.
aku hanya ingin segera tidur dan berharap besok pagi terbangun dirumah, berharap ini semua hanya mimpi.
melihat aku duduk sendiri di taman dekat sekertariat, gun lalu menghampiriku.
gun: " yo tiyo, tadi penampilanmu bagus banget lho yo, asli keren banget. . . aku sampe nggak tau mau ngapain "
aku tidak merespons kata kata gun dan hanya menatapnya.
gun: " aku tau kok tiba2 kamu mengubah rencana, aku juga sudah menyaksikan sendiri tadi,
sudah jangan bersedih sob, masih banyak cewek diluar sana yang mau sama kamu. . ."
aku akhirnya tak mampu lagi menahan perasaan sedih ini,
aku: " gun, nangis karena cewek itu boleh nggak si? "
gun: " ojo sob, jangan kamu menangis karena perempuan, dimana harga dirimu? "
aku: " tapi gun, aku beneran sayang sama nita, kok begini ya? "
kami sempat terdiam sejenak, , ,
gun: " yo, my bro, , , kamu baru pertama kali jatuh cinta ya? "
(aku hanya terdiam )
lalu gun melanjutkan perkataanya, ,
gun: " kata orang, cinta itu cerita indah tiada akhir, , , padahal itu bulshit yo, , , karena setiap yang bermula pasti akan berakhir.
dan kebanyakan cerita cinta yang berakhir itu pasti sakit, , ,
makanya buatku, cinta itu Cerita Indah Namun Tragis Akhirnya. . ."
aku: " ya iyalah, kamu kan ditolak terus sama cem cemanmu " kataku memotong ucapan gun.
gun: " ha ha ha ha, , , yaa itulah yang membuatku tahan banting yo, nggak pernah sakit hati, , , kebaall cooy!"
aku hanya tersenyum mendengar penuturan gun. .
Gun: " naaah gitu lah, ngguyu, ojo mimblik mimblik wae (naaah, gitu dong, ketawa, jangan mimblik mimblik terus) memalukan cooy. .
aku hanya tersenyum tipis dan membiarkan sohibku ini membullyku, karena biasanya dia yang ku bullying. . .
gun: " yo wes, jadi rencana untuk jerit malam ini gimana? "
aku: " oh iya, kita masih punya agenda jerit malam ding, , yo wes ayo temen2 PA diajak kesekertariat, kita rapat "
kami akhirnya menuju ke sekertariat, namun disana hanya ada bantara putra saja, intan cs tidak kelihatan sama sekali.
kami saling bertanya kemana perginya para bantara putri, ,
sebab, semenjak api unggun selesai, bantara putri langsung menghilang tanpa jejak.
saat kami sedang saling bertanya tanya, tiba2 datang nina yang sedikit tersenggal senggal.
enggar: " nin, kamu ngapain lari lari? "
nina: " ada yang kesurupan nggar, diruang kelas paling belakang "
wibo: " lha kok bisa kesurupan disana? kan ruang belakang termasuk area steril? "
nina: " aduh, pokoknya ada deh, ini aku disuruh intan manggil kalian bantara laki2 "
aku: " yo wes, kalian kesana dulu, aku tak manggil pembina "
aku bersiap berlari ke kantor untuk memberitahu pembina, namun nina menahanku
Nina: " jangan yo, kalau bisa, jangan sampai pembina tahu "
aku: " lha kenapa nin? nanti nggak ada yang tanggung jawab lho!"
Nina: " udah, kalian sekarang ke ruang belakang aja, semua bantara putri juga disana "
akhirnya kami berlari menuju ruang belakang, , dimana ternyata didalam kelas, ada seluruh bantara putri yang kami cari cari, dan ternyata, semua peserta kemah yang putri juga ada disana, ,
kami sempat bertanya tanya ada apakah gerangan, ,
namun disudut ruangan, nampak intan dan maya sedang berusaha menenangkan seorang peserta yang menangis histeris.
kami lalu ikut menghampiri dan ikut menenangkan peserta tersebut.
aku memperhatikannya,
kurasa itu bukan kesurupan, karena aku masih ingat ketika dulu dini kesurupan, matanya melotot dan meracau tidak jelas.
gadis ini hanya menangis, namun histeris dan tidak mau dipegangi oleh intan.
akhirnya indro mencoba mengambil alih, karena dia kenal dengan gadis tsb.
setelah diajak bicara oleh indro, gadis itu mulai mau membuka mata dan langsung memeluk indro,
dia nampak ketakutan dengan intan.
aku lalu mengajak intan menjauh keluar ruangan diikuti wiwid, sedangkan gadis tadi ditenangkan indro.
aku: " tan, ini ada apa sih sebenarnya? "
intan hanya terdiam, lalu tak lama menjawab,
intan: " aku tadi memarahi gadis itu, karena selama kemah ini dia menjadi salah satu dari dua orang yang paling apatis "
aku: " apatis bagaimana? "
intan: " ya cuek, tidak menghargai kita para seniornya, terlebih dua orang itu merasa sok cantik dan menjadi pongah "
wiwid: " lalu hubungannya dengan mereka semua berkumpul disini? "
intan: " yah, karena sudah terlanjur tahu, kalian tak jelaskan sekalian, , jadi di STM ini, setiap kemah alih golongan, para senior perempuan itu selalu mengumpulkan para juniornya setelah acara api unggun, , tujuannya sebagai pembekalan dan juga pemberian arahan kepada para wanita tentang bagaimana seharusnya bersikap di sekolah ini, karena kami para wanita adalah kaum minoritas.
tujuan kami hanya agar para junior ini tidak salah melangkah dalam bergaul.
mereka harus bisa jadi srikandi, representasi dari kaum wanita STM yang kuat dan mandiri.
dan hal ini sudah dilakukan turun temurun tanpa diketahui selain siswa perempuan saja."
aku dan wiwid hanya manggut manggut mendengar penjelasan intan. pantas saja pembina tidak boleh diberi tahu.
wiwid: " lha trus cewek yang histeris tadi kenapa?"
intan: " dia tak bentak karena selama pembekalan juga masih bersikap buruk, sama dengan yang satunya itu"
aku: " emang yang satunya siapa tan? "
intan: " yaa siapa lagi kalau bukan putri raja si yunita " (intan menjawab dengan ketus)
aku lalu memperhatikan kedalam ruangan yang pintunya kembali ditutup melalui jendela, ,
nampak yunita sedang dimarahi oleh nurul.
nurul memarahi yunita karena dianggap melanggar moral dan etika dengan berpacaran pada saat api unggun.
terlebih laki2 itu datang tanpa mengenakan atribut.
kali ini aku nggak tau harus apa lagi. sebab dengan melihat yunita saja, aku sudah terbayang kejadian tadi.
akhirnya aku tak melakukan apapun dan membiarkan pengarahan itu selesai dengan sendirinya.
kami para bantara putra hanya menunggu didepan ruangan, dan ketika pengarahan itu selesai, anak2 kelas satu itu keluar dengan mata sembab dan berkaca kaca.
mereka menghampiri kami dan menjabat tangan kami sambil meminta maaf.
beberapa anak yang nampaknya mengenalku setelah kubantu mendirikan tenda, menyalamiku dan meminta maaf kepadaku hingga air mata mereka tumpah lagi.
aku tak mengerti mengapa mereka menangis. jadi hanya kutepuk pundak mereka dan memberikan semangat agar bisa mengarungi masa 3 tahun kedepan dengan baik.
ketika tiba giliran nita, dia sendiri yang wajahnya nampak polos seperti tak ada apa apa.
bahkan ketika menjabat tanganku, dia masih bisa tersenyum riang. . .
nurul menghampiriku setelah kegiatan itu selesai dan kami kembali menuju sekertariat.
nurul: " nah yo, kamu lihat sendiri kan kelakuan tuan putri yang kamu puja puja itu? , bahkan dia masih bisa tertawa setelah dimarahi didepan teman2nya karena perbuatan tidak sopannya itu, dimana teman2nya yang lain yang tidak melakukan malah sampai menangis"
aku hanya terdiam membenarkan perkataan nurul, tapi aku tak menanggapi lebih lanjut. . .
kami akhirnya berkumpul kembali dan bersiap melaksanakan jerit malam.
anak PA juga sudah kuinformasikan untuk segera bergabung kedalam ruang sekertariat.
kami membagi personel kedalam beberapa pos, dimana masing masing pos dijaga oleh dua orang.
khusus untuk pos sebelum sungai, akan dijaga oleh tiga orang, dan sesudahnya dijaga oleh dua orang.
karena jumlah kami genap, maka menyisakan satu orang untuk berjaga dipintu masuk pemakaman yang menjadi rute jerit malam kali ini.
dipilih satu orang karena nantinya didalam pemakaman, anak2 PA akan membantu untuk menjaga (baca: menakut nakuti).
anak PA yang bergabung sejumlah 8 orang dengan rincian 3 didalam pemakaman, dan 5 diarea sekitar sungai.
akhirnya setelah semuanya matang, kami membubarkan diri, dan beristirahat sejenak.
ada yang menyempatkan diri untuk tidur, , ada yang memilih ngopi sambil bercerita, ,
aku sendiri yang bertugas menjaga pos gerbang pemakaman, membantu gun dan dua orang temannya untuk berdandan menjadi hantu2an.
gun memilih menjadi pocong, sedangkan dua orang temannya memilih memakai wig dan berdaster putih kumal.
aku membantu melukis wajah mereka agar nampak seram dan meyakinkan.
gun: " yo, nanti aku tak nunggu dibelakang gerbang, kamu jangan kaget yo, biar bagian dalam ditunggu sama mas kunti "
aku: " halah, ngomong ae koe takut to kalau jaga didalem, soalnya kalau liat apa apa, larimu susah "
gun hanya tersenyum, wajahnya yang sudah kulukis jadi semakin seram dengan senyumnya. . .
akhirnya setelah beristirahat, kurang lebih pukul 00:15, kami berkumpul untuk berdoa bersama, ,
kemudian berpisah menuju ke pos masing masing.
aku, gun dan dua orang anak PA yang menjadi kunti berjalan melalui pematang belakang sekolah menuju ke pemakaman tempat kami akan menunggu para peserta.
karena jalan yang licin, beberapa kali kami terpeleset dan hampir jatuh kedalam sawah.
setelah berjalan kurang lebih 15 menit, akhirnya kami sampai digerbang pemakaman umum tersebut.
aku mengeluarkan jajan dari sakuku dan membukanya, ,
kami sempat bercengkerama beberapa saat, sebelum dari kejauhan, nampak sinar lampu sepeda motor.
nampaknya pak sayo, satpam sekolah, juga sudah mulai mengambil tempatnya.
pak sayo membantu mengamankan kondisi di dalam pemakaman.
biasanya beliau duduk ditikungan menjelang jalan keluar makam.
tak terlalu lama,
gun dan kedua temannya kusuruh masuk kedalam makan karena dari kejauhan,
tepatnya dari pos 2 yang terletak dipematang sawah tempat kami hampir jatuh tadi sudah memberikan tanda.
nampaknya regu terdepan sudah sampai sana.
200 meter dari posku, ada pos yang dijaga oleh nina dan wibo.
disana adalah pos kerohanian.
para peserta muslim dites untuk doa doa pendek oleh wibo,
sedangkan yang non muslim dites oleh nina, ,
kemudian dari sana, mereka harus berjalan satu per satu menuju pemakaman dimana kau sudah menunggu.
jarak yang kami atur cukup 2 menit, agar tidak terjadi penumpukan disalah satu pos.
anak pertama yang datang adalah seorang anak berbadan tambun.
bias ketakutan nampak diwajahnya.
sebelum masuk, kusuruh dia agar menjaga tindak tanduk dan juga perkataanya selama melintasi pemakaman.
aku mengingatkannya agar selalu ingat mati, karena cepat atau lambat, disini adalah rumah kita.
aku juga mengingatkannya agar tidak melakukan tindakan yang represif jika bertemu dengan sesuatu yang tidak wajar, cukup diacuhkan saja.
selesai kuberi petunjuk, dia masuk.
untuk anak ini, tidak ada suara dari dalam makam, kupikir dia berhasil lewat tanpa mempedulikan gun dan kawan kawan.
begitu juga dengan peserte peserta berikutnya.
aku selalu mengucapkan petunjuk dan arahan yang sama.
namun masing masing anak memiliki reaksi yang berbeda, , ,
ada yang berteriak ketakutan, , ,
ada yang menangis,
ada yang berlari, ,
bahkan ada yang latah ketika dikerjain oleh anak2 PA.
aku hanya menikmati suasana ini. karena terdengar lucu. . .

setelah sekian banyak anak, akhirnya kini tiba giliran nita. .
dia berjalan menuju tempatku dan setelah mengetahui jika yang berjaga adalah aku, nampak tersenyum.
nita: " eh mas tiyo, alhamdulillah, aku jadi merasa tenang "
aku: " iya dek, nggak ada apa apa kok, santai aja " (kataku dengan mimik datar)
nita: " ah mosok nggak ada apa2 mas, kan biasane ada yang nakut2in didalem to ya? "
aku: " nggak ada kok dek, kamu masuk aja udah, nanti kalau ada apa2 tinggal didiemin aja " (aku kembali menjawab dengan datar, tidak seantusias biasanya)
nita: " kok kamu manggilnya pake dek si? kan biasanya yun yun gitu"
aku: " nggak papa dek, ya sudah kamu buruan masuk, nanti temanmu yang belakang kelamaan nunggu " (aku berkata begitu sambil membuang muka)
nita nampak membaca sikapku yang berbeda dari biasanya, ,
tidak ada lagi kehangatan dan senyum yang biasa kutunjukan ketika bersamanya.
dia lalu masuk dengan wajah yang murung.
aku tidak mendengar suaranya sama sekali, rupanya dia perempuan yang pemberani, ,
berbeda dengan kesan manja yang dia tunjukan ketika bercengkerama denganku.
aku lalu kembali larut dalam memberikan arahan bagi peserta jerit malam berikutnya.
setelah kurasa semua anak sudah melewati makam, aku memberikan isyarat kepada pos sebelumku.
aku menerima pesan jika mereka sudah selesai dan kembali menuju sekolah.
maka akupun memanggil anak2 PA yang masih ada didalam.
aku: " broo, sudah semua, ayo balik ke sekolah "
lalu gun dan kedua temannya muncul. . mereka berjalan menuju ke arahku.
gun: " wah seru tadi yo, ada yang sampe latah pas tak kagetin "
PA 1: " tadi malah ada yang jongkok pas lewat sampingku "
PA 2: " kalian mah enak, tadi aku diludahi pas nakut nakuti si jum "
kontan kami tertawa mendengar cerita teman gun yang diludahi tadi.
aku: " yo wes, kita pulang ke sekolah aja dulu, pak sayo paling lewat belakang makam, wong sepeda motonya disana "
gun: " ayolah, ndang pulang ndang tidur "
kami bersiap akan pulang hingga tiba2 terdengar suara,
"mas, enteni, aku melu bali" (mas, tungguin, aku ikut pulang)
bulu kuduk kami meremang, , ,
kami berhenti sejenak dan mencermati suara tadi, ,
PA 1: " denger nggak barusan? "
gun: " iya, kaya suara orang, minta ditungguin "
PA 1: " ah, nggak mungkin, , , orang kita cuma berempat kok "
aku sengaja diam saja karena aku yakin, suara itu bukan suara manusia, , ,
soalnya suaranya seperti jauh, tapi dekat. . .
maksudku, suara itu seperti diucapkan oleh orang yang berada jauh, mulai dari intonasi dan nada suaranya, ,
tapi terdengar dekat, seperti orang berbisik didekat telinga. . .
aku mengajak mereka untuk segera pergi tanpa menoleh kearah makam lagi.
namun mereka ngeyel,
dan setelah mereka menengok. . .
mereka malah lari terbirit birit meninggalkanku. . .
aku sebenarnya malas untuk berlari, karena aku yakin dibelakangku ada makhluk tak kasat mata yang sedang mencoba berinteraksi dengan kami.
namun karena bulu kuduku semakin tebal, dan mereka juga lari semakin jauh, akhirnya kuputuskan ikut berlari mengejar mereka. . .
(bersambung)
symoel08 dan 16 lainnya memberi reputasi
15