Sejak kejadian lia membongkar semuanya waktu itu. saya tidak lagi pernah membalas whatsapp dari lia. Sempat beberapa kali saya baca lia meminta maaf berkali-kali dan menyatakan bahwa ia dipaksa oleh mamah untuk menceritakan semuanya. Dan saya hanya menjawab “sudahlah, ini kesalahan saya. biar saya perbaiki hidup saya” ya jelas dan tegas saya katakan kepada lia. Tetapi entah mengapa mamah tak henti-henitnya membicaakan tentang lia setiap ada kesempatan.

Setelah sudah berkompromi dengan hani tentang strategi jahat yang diakhiri dengan kerelaan pilu hani akan hal itu. Malam ini saya bulatkan tekad untuk memulai misi ini dimana setelah menjemput masayu pada sanggar seni tempat biasa masayu mengajar di sela-sela kesibukan kuliahnya, saya akan menyatakan cinta kepadanya dan memulai semua kebohongan ini.

Setelah melihat beberapa adegan drama yang sedang dilatihnya. Akhirnya selesai juga sesi mengajar malam itu sekitar pukul 8 malam.


Saya mengarahkan mobil menuju sebuah kafe terdekat diperjalanan menuju rumah saya.



Ya, malam itu pertunjukan dimulai. Strategi berjalan. Saya merasa sebagai seseorang yang sangat bajingan pada malam itu.


Senang rasanya melihat mamah bisa akrab dengan masayu. Raut wajah cemas mamah seakaan hilang terobati. Bayang-bayang lia perlahan mulai hilang. Dan kata-kata yang menyahat hati saya itu terlontar, ungkapan hati seorang ibu yang sudah lanjut usia kepada anak laki satu-satunya yang sangat ia banggakan dan yang selalu ia doakan. Saya yang sekarang adalah karena beliau yang tak henti dan lelah menyebut nama saya dalam setiap ibadahnya. Saya sangat mencintai mamah saya. begitupun beliau.

Ya saya tidak mengerti akan alur dan akhir dari cerita yang semakin kompleks ini. perasaan saya tidak berubah kepada hani. Namun muncul perasaan dan keinginan untuk membahagiakan mamah saya serta mengingat-ingat akan ucapan beliau. Saya hanya menakutkan itu menjadi kenyataan. Saya tidak bisa bayangkan dan tidak ingin membayangkan. Saya hanya berharap bisa sedikit saja membahagiakannya sebelum itu terjadi.

Saya yakin hani bukanlah ego saya. tetapi saya ragu hani adalah sebuah jawaban akan kebahagiaan dan ketenangan mamah saya. entahlah, biarlah seperti ini sementara. Sementara saya hanya bisa membahagiakan semu mamah saya dengan rekayasa hubungan antara saya dan masayu. Maafkan saya mah,masayu.saya benar-benar mencintai hani, dan hani bukanlah ego ataupun kesenangan semata. Hani adalah saya, begitupun sebaliknya. Lia hanyalah ironi, dan masayu adalah dilema sedangkan hani adalah impian.