- Beranda
- Stories from the Heart
Diary Si Jomblo Perak (Cerita Cinta, Komedi, Plus Horror)
...
TS
dylancalista
Diary Si Jomblo Perak (Cerita Cinta, Komedi, Plus Horror)
Hay agan dan aganwati, salam kenal. Ane new bie nih di kaskus, jadi mohon bantuannya untuk kasih saran atau kritik kalau cerita ane nnti rada mulai ngebosenin atau nggak nyambung.
Ane mau nulis cerita nih, tentang kehidupan jomblo yang ane lakoni, selama 25 tahun! Ceritanya nggak real 100%, tapi ada beberapa scene yang emang asli ane alami, Oo yah, Nama Ane Evan, keren ya nama ane? tapi sama teman-teman ane sering diplesetin jadi Epan, Yah, biar ga lama-lama berbasa basi, kita mulai aja ya gan? cekidot.
Quote:
Klik me!
Prolog
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14 (1)
Part 14 (2)
Part 15 (1)
Part 15 (2)
Part 16
Part 17 (1)
Part 17(2)
Part 17(2)
Part 18(1)
Part 18(2)
Part 19(1)
Part 19(2)
Part 19(3)
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 26(2)
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30(1)
Part 30(2)
Part 30(3)
Part 31(1)
Part 31(2)
Part 32(1)
Part 32(2)
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 36(2)
Part 36(3)
Part 37(1)
Part 37(2)
Part 38(1)
Part 38(2)
Part 39
Part 40(1)
Part 41
Part 42
Part 43
Part 44
Part 45
Part 46
Part 47
Diubah oleh dylancalista 27-03-2019 14:27
mrezapmrg97 dan 27 lainnya memberi reputasi
28
321.9K
1.1K
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
31.5KThread•42.2KAnggota
Tampilkan semua post
TS
dylancalista
#405
Part 31 (1)
Gua membuka mata gua dan merasakan sekujur tubuh gua sakit. Gua melihat Pakde Iyan, Emak dan Bapak menatap gua dengan khawatir.
Emak: Pan, syukurlah kamu udah sadar, Nak
Gua merasakan badan gua terutama leher gua terasa perih, ntah apa yang terjadi tadi malam. Yang gua ingat, gua berhasil menancapkan keris itu di dada Della dan setelah itu gua nggak inget apapun.
Gua: Pakde, Kayla mana? Kayla mana?
Bapak dan Emak menatap gua bingung, mungkin mereka asing dengan nama itu. Tapi Pakde Iyan langsung menghampiri gua.
Pakde Iyan: Nanti kita bicarakan lagi. Sudahlah, istirahat dulu.
Emak: Iya, pan. Emak buatin bubur nih, kamu harus banyak makan
Gua: Pak, Mak, boleh tinggalin aku sama Pakde Iyan dulu?
Emak dan Bapak menatap gua bingung, tapi mereka mengiyakan permintaan gua. Emak dan Bapak meninggalkan gua dan Pakde Iyan. Gua sama sekali tak peduli rasa sakit yang gua alami, gua hanya peduli bagaimana kabar gadis itu.
Gua: Pakde, kayla di mana?
Pakde menundukkan kepalanya: Kayla menghilang, ntah ke mana, pan.
Gua: Pakde, apa dia baik-baik aja? aku khawatir, dia dilukai Della atau luka yang diperbuat Della bisa membunuhnya, aku...
Pakde Iyan: della sudah tewas, gadis jahat itu sudah musnah. Tapi temanmu itu, Pakde rasa ada baiknya kamu segera membantunya, Van. Karna mungkin hanya kamu yang bisa membantunya
Gua: Iya, pakde. Aku harus segera bantu dia, astaga aku hampir lupa bentar lagi dia 100 hari...
Pakde Iyan: Kamu mencintai dia?
Gua terdiam, Pakde menganggu-angguk pelan: Kalau iya, segeralah bantu gadis itu. Kalian bisa bertemu karna takdir, kalau kamu mencintainya, perjuangkan dia.
Gua: Pakde, apakah dia masih bisa kembali hidup?
Pakde Iyan: Pakde bukan Tuhan, Nak. Tapi Pakde yakin, kamu bisa membantunya, pulihkan tenagamu, Nak. Kamu harus segera kembali.
Gua: Iya, Pakde. Epan harus pulang, besok.
Setelah berdebat cukup lama dengan Emak dan Bapak, dengan berat hati, mereka mengantarkan gua ke bandara. seperti yang gua bilang, gua harus melalui jalur darat dulu sebelum ke bandara. Selama beberapa jam itu gua tertidur pulas, sampai Emak membangunkan gua begitu kami sampe di bandara
Emak: Jaga diri baik-baik ya, Pan.
Bapak: Nanti sampai kabarin ya, Nak.
Setelah gua berpamitan, gua pun segera masuk ke pesawat. Pikiran gua nggak bisa fokus, ntah mengapa gua masih memikirkan Kayla. ke mana gadis itu, apakah dia masih akan tetap bersama gua? gua melirik ke sekeliling gua untuk memastikan apakah gadis itu mengikuti gua atau ga, tapi nggak kulihat gadis itu muncul juga. Gua menaiki pesawat yang akan membawa gua kembali ke hidup gua yang semula. Gua menutup mata sejenak untuk mengistirahatkan badan gua yang sebenarnya masih lelah dan pegal karna kejadian malam itu.
xxx: Hai, kita sepesawat lagi?
Gua membuka mata gua dan melihat ke asal suara itu, sosok cewek yang pernah gua ceritakan sebelumnya masih ingat? yang bisa melihat sosok tak kasat mata juga, ya gadis itu Angel.
Gua: Mmm, lu...
Angel: Gua Angel, masih inget? Lu pulang ke jakarta juga ni hari?
Gua: Ya, jangan bilang kita duduk sebelahan lagi
Angel melirik nomor kursi di sebelah gua dia tersenyum lebar sambil mengangguk pelan: Kebetulan yang unik yah
Angel duduk di sebelah gua dan bersandar di kursinya: So, liburan yang singkat.
Gua: Lu juga. urusan lu udah selesai di sini?
Angel: Ya, hampir selesai.
Gua: Ada liburan berikutnya, mungkin?
Angel: Bukan liburan lebih tepatnya, ada kerjaan yang harus gua kerjakan di sini
Gua: Oogh oke.
Angel: And di mana temen lu?
Gua: temen yang mana?
Angel: Cewek berambut panjang yang waktu itu dudukin bangku gua
Gua: Oogh, Kayla. Mmm, dia gak di sini kok
Angel: Sudah lu pulangin ke alamnya?
Gua menggeleng pelan: Gua nggak tau malah dia di mana
Angel: Ya, sudah lama lu bisa liat 'mereka"?
Gua: Belum lama. Karna itu gua nggak biasa
Angel melihat ke arah leher gua yang memerah karna dicekik Della: And leher lu itu bekas di cekik 'mereka'?
Gua: Gimana lu tahu?
Angel: Itu masih kelihatan jelas meskipun lu tutupin pakai kemeja. Tapi kayaknya gak parah kelihatan tiga hari doang juga hilang.
Gua: Kayaknya lu sangat berpengalaman ya
Angel: Lu nggak nanya apa pekerjaan gua?
Gua: Dokter?
Angel tertawa kecil lalu mengeluarkan kartu nama dari tas nya dan memberikannya pada gua, mata gua kaget juga waktu membacanya.
Gua: Pemburu hantu?
Angel: What's wrong? Pekerjaan gua halal
Gua: Iyaa, cumaa kaget aja beneran ada di dunia nyata. Pemburu hantu, gua pikir cuma ada di pilem-pilem
Angel: Udah 5 tahunan gua kerja begini dan gua juga menolong orang juga
Gua: Jadi tujuan lu ke sini jangan-jangan juga untuk itu?
Angel mengangguk pelan: Untuk memburu 'mereka' yang menganggu. Gua di bayar untuk itu
Gua: Bagaimana cara lu membasmi mereka?
Angel: Bokap gua emang turun temurun bisa ngelihat 'mereka" jadi dari kecil emang gua diajarin membasmi atau paling tidak menjauhkan mereka dari manusia
Gua: Menarik. Kapan-kapan lu bisa share pengalaman lu. Tapi nggak hari ni ya, gua ngantuk banget. Gua tidur dulu ya.
Angel: Oke, simpan kartu nama gua siapa tahu lu membutuhkan.
Gua mengangguk-angguk pelan sambil menyimpan kartu nama angel di tas gua. Gua pun mengistirahatkan diri gua dari rasa lelah gua.
Gua membuka mata gua dan merasakan sekujur tubuh gua sakit. Gua melihat Pakde Iyan, Emak dan Bapak menatap gua dengan khawatir.
Emak: Pan, syukurlah kamu udah sadar, Nak
Gua merasakan badan gua terutama leher gua terasa perih, ntah apa yang terjadi tadi malam. Yang gua ingat, gua berhasil menancapkan keris itu di dada Della dan setelah itu gua nggak inget apapun.
Gua: Pakde, Kayla mana? Kayla mana?
Bapak dan Emak menatap gua bingung, mungkin mereka asing dengan nama itu. Tapi Pakde Iyan langsung menghampiri gua.
Pakde Iyan: Nanti kita bicarakan lagi. Sudahlah, istirahat dulu.
Emak: Iya, pan. Emak buatin bubur nih, kamu harus banyak makan
Gua: Pak, Mak, boleh tinggalin aku sama Pakde Iyan dulu?
Emak dan Bapak menatap gua bingung, tapi mereka mengiyakan permintaan gua. Emak dan Bapak meninggalkan gua dan Pakde Iyan. Gua sama sekali tak peduli rasa sakit yang gua alami, gua hanya peduli bagaimana kabar gadis itu.
Gua: Pakde, kayla di mana?
Pakde menundukkan kepalanya: Kayla menghilang, ntah ke mana, pan.
Gua: Pakde, apa dia baik-baik aja? aku khawatir, dia dilukai Della atau luka yang diperbuat Della bisa membunuhnya, aku...
Pakde Iyan: della sudah tewas, gadis jahat itu sudah musnah. Tapi temanmu itu, Pakde rasa ada baiknya kamu segera membantunya, Van. Karna mungkin hanya kamu yang bisa membantunya
Gua: Iya, pakde. Aku harus segera bantu dia, astaga aku hampir lupa bentar lagi dia 100 hari...
Pakde Iyan: Kamu mencintai dia?
Gua terdiam, Pakde menganggu-angguk pelan: Kalau iya, segeralah bantu gadis itu. Kalian bisa bertemu karna takdir, kalau kamu mencintainya, perjuangkan dia.
Gua: Pakde, apakah dia masih bisa kembali hidup?
Pakde Iyan: Pakde bukan Tuhan, Nak. Tapi Pakde yakin, kamu bisa membantunya, pulihkan tenagamu, Nak. Kamu harus segera kembali.
Gua: Iya, Pakde. Epan harus pulang, besok.
*****
Setelah berdebat cukup lama dengan Emak dan Bapak, dengan berat hati, mereka mengantarkan gua ke bandara. seperti yang gua bilang, gua harus melalui jalur darat dulu sebelum ke bandara. Selama beberapa jam itu gua tertidur pulas, sampai Emak membangunkan gua begitu kami sampe di bandara
Emak: Jaga diri baik-baik ya, Pan.
Bapak: Nanti sampai kabarin ya, Nak.
Setelah gua berpamitan, gua pun segera masuk ke pesawat. Pikiran gua nggak bisa fokus, ntah mengapa gua masih memikirkan Kayla. ke mana gadis itu, apakah dia masih akan tetap bersama gua? gua melirik ke sekeliling gua untuk memastikan apakah gadis itu mengikuti gua atau ga, tapi nggak kulihat gadis itu muncul juga. Gua menaiki pesawat yang akan membawa gua kembali ke hidup gua yang semula. Gua menutup mata sejenak untuk mengistirahatkan badan gua yang sebenarnya masih lelah dan pegal karna kejadian malam itu.
xxx: Hai, kita sepesawat lagi?
Gua membuka mata gua dan melihat ke asal suara itu, sosok cewek yang pernah gua ceritakan sebelumnya masih ingat? yang bisa melihat sosok tak kasat mata juga, ya gadis itu Angel.
Gua: Mmm, lu...
Angel: Gua Angel, masih inget? Lu pulang ke jakarta juga ni hari?
Gua: Ya, jangan bilang kita duduk sebelahan lagi
Angel melirik nomor kursi di sebelah gua dia tersenyum lebar sambil mengangguk pelan: Kebetulan yang unik yah
Angel duduk di sebelah gua dan bersandar di kursinya: So, liburan yang singkat.
Gua: Lu juga. urusan lu udah selesai di sini?
Angel: Ya, hampir selesai.
Gua: Ada liburan berikutnya, mungkin?
Angel: Bukan liburan lebih tepatnya, ada kerjaan yang harus gua kerjakan di sini
Gua: Oogh oke.
Angel: And di mana temen lu?
Gua: temen yang mana?
Angel: Cewek berambut panjang yang waktu itu dudukin bangku gua
Gua: Oogh, Kayla. Mmm, dia gak di sini kok
Angel: Sudah lu pulangin ke alamnya?
Gua menggeleng pelan: Gua nggak tau malah dia di mana
Angel: Ya, sudah lama lu bisa liat 'mereka"?
Gua: Belum lama. Karna itu gua nggak biasa
Angel melihat ke arah leher gua yang memerah karna dicekik Della: And leher lu itu bekas di cekik 'mereka'?
Gua: Gimana lu tahu?
Angel: Itu masih kelihatan jelas meskipun lu tutupin pakai kemeja. Tapi kayaknya gak parah kelihatan tiga hari doang juga hilang.
Gua: Kayaknya lu sangat berpengalaman ya
Angel: Lu nggak nanya apa pekerjaan gua?
Gua: Dokter?
Angel tertawa kecil lalu mengeluarkan kartu nama dari tas nya dan memberikannya pada gua, mata gua kaget juga waktu membacanya.
Gua: Pemburu hantu?
Angel: What's wrong? Pekerjaan gua halal
Gua: Iyaa, cumaa kaget aja beneran ada di dunia nyata. Pemburu hantu, gua pikir cuma ada di pilem-pilem
Angel: Udah 5 tahunan gua kerja begini dan gua juga menolong orang juga
Gua: Jadi tujuan lu ke sini jangan-jangan juga untuk itu?
Angel mengangguk pelan: Untuk memburu 'mereka' yang menganggu. Gua di bayar untuk itu
Gua: Bagaimana cara lu membasmi mereka?
Angel: Bokap gua emang turun temurun bisa ngelihat 'mereka" jadi dari kecil emang gua diajarin membasmi atau paling tidak menjauhkan mereka dari manusia
Gua: Menarik. Kapan-kapan lu bisa share pengalaman lu. Tapi nggak hari ni ya, gua ngantuk banget. Gua tidur dulu ya.
Angel: Oke, simpan kartu nama gua siapa tahu lu membutuhkan.
Gua mengangguk-angguk pelan sambil menyimpan kartu nama angel di tas gua. Gua pun mengistirahatkan diri gua dari rasa lelah gua.
Diubah oleh dylancalista 27-01-2017 06:41
jamalfirmans282 dan 4 lainnya memberi reputasi
5