- Beranda
- Stories from the Heart
ILLUSI
...
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
open.minded
#2826
Superbia Inter Cognomentum
Gw menyeruput teh hangat gw sambil melihat pemandangan kota moscow dari dalam kaca ruang kerja ini. sudah sekitar dua jam gw duduk memutar mutar kursi gw menghilangkan rasa bosan, ini lah akibat karena terlalu disiplin dan masuk kerja jam setangah tujuh pagi tadi. Gw mengangkat cangkir teh di tangan kanan gw ini dan kembali menyeruput lagi. Rasa hangat di tengah hawa dingin memang menenangkan. Dan suara ketukan di pintu gw terdengar, diikuti dengan suara pintu terbuka. Gw pun memutar kan kursi gw ke belakang dan melihat mr.Bushido masuk dan duduk di depan meja gw.
‘Yo Adi-san lama tidak bertemu.’ Sapa dia mengepalkan tangan ke depan gw
‘Ha dan gw kira lo sudah mati di tanah Nippon sana.’ Jawab gw sambil meninju pelan kepalan tangannya
‘Brrr.. sudah awal tahun, tapi masih dingin juga disini.’
‘Hahaha. hangatnya kampung halaman membuat kau lemah Bushido. Jadi. Kau mau Teh? Atau Coklat?’ tanya gw sambil berdiri dan berjalan ke arah kiri gw dimana air panas dan segala perangkat minuman tersedia.
‘Teh. Selalu bagus untuk minum teh di tengah hawa dingin ini.’
‘Kochira dozo Bushido-san’ ucap gw menaruh teh buatan gw di depan mr.Bushido. lalu kembali ke tempat duduk gw lagi.
‘Otemae codai itasimasu.’ Jawab dia menunduk ke arah gw lalu mengangkat cangkir teh nya dan meminumnya.
‘Man hari kaya gini enaknya main sambil tidur tiduran.’ Keluh gw
‘Dan kenapa lo malah masuk? Gw bisa tebak kalau kerjaan kita udah selesai kan?’
‘Adalah tanggung jawab ketua untuk menjaga muka dan hubungan dengan orang luar, karena ini masalah kelompok, kalau satu bikin salah, semua akan kena, dan akan berimbas ke kredibilitas lo yang akan di pertanyakan nanti. Blehh ini sebabnya gw paling ga suka kalau menjadi ketua, atau pemimpin, melelahkan.’
‘Well suka atau gak lo emang cocok jadi pemimpin Di. Hahaha.’
‘Sod off.’
‘Hahaha. Ehm. Oke gw kesini mau nyampein ucapan terima kasih gw, dan sebuah pesan, buat lo.’
‘Pesan?’
‘Pertama. Gw, mewakili nama keluarga gw, mengucapkan terima kasih sebesar besarnya ke lo, karena udah ngebantu gw, merebut semua yang terenggut dari keluarga gw dulu. Ini semua tidak akan berhasil tanpa lo, dan keluarga lo. Ucapan terima kasih saja adalah sebuah penghinaan bagi gw, jadi gw, disini menawarkan ke lo, sebuah kuasa dan kedudukan atas nama keluarga gw.’ ucap Bushido sambil mengeluarkan sebuah kotak hitam dari tas nya. Ia pun membuka kotak hitam itu yang berisi kain putih membalut sesuatu. Ia lalu membuka lipatan kain putih itu dan tampaklah sebuah pisau khas jepang, dimana gagang dan sarung pisaunya berbentuk kotak, dengan corak geometri emas berisikan karakter keluarganya. Sebuah pisau pusaka.
‘Oh ayolah lo ga perlu ngomong gitu.’
‘Ini adalah sesuatu yang penting. Gw percaya lo tau betapa sakralnya gestur yang gw lakukan ini.’
‘Ya tentu aja. Tapi ini bukan zamannya itu lagi.’
‘......’ diam Bushido kembali menunduk
‘Oh. Ba mah beard. Ok. Gw terima tawaran lo, tapi tolong, lo gak perlu ngasih warisan turun temurun keluarga lo ke gw.’
‘Lah bukannya lo suka pisau?’
‘Gw suka pisau kalau pisau itu berguna, no offense tapi blacksmith jepang itu gak terlalu bagus.’
‘Hahaha. Ok Ok.’
‘Lo semua orang Jepang itu sangat melelahkan tau gak?’
‘Hahaha. Sorry sorry. Ini karena masalah kehormatan. Oh ya yang kedua, gw dipercaya sama orang, ehm, cewek yang mendampingi gw untuk nyampaikan surat ini ke lo.’ Ucap Bushido mengeluarkan sebuah amplop dari tas nya. Gw langsung mengambil surat itu, surat yang berisikan bahasa khas dengan karakter Jepang. Membuat gw menghembuskan nafas lelah.
‘Haaah’ keluh gw
‘Kenapa? Lo gak bisa baca itu? Hahahaha sini gw bacain.’
‘Gak gak. Cuman.. hahh.. udah lama gw gak baca bahasa ginian, bikin otak gw pening ngeliatnya.’ Gw langsung membuka dan membaca isi amplop yang berisikan 3 lembar pesan itu. Gw membaca kata demi kata pesan itu dengan seksama. Disana tertera laporan apa yang dilakukan mr.Bushido saat dikampungnya, dan apa saja yang terjadi di sekitarnya secara detail. Termasuk informasi detail tentang keluarga mr.Bushido disana, damn. Dan di lembar terakhir adalah surat resmi dari orang orang yang sudah lama gak gw temui, sudah gw duga, disaat gw meminta mereka untuk membantu mr.Bushido, mereka akan mengirim pesan seperti ini.
‘Lo bener bener bisa baca itu Di?’
‘Haaa? Lo meragukan gw?’
‘Mm well sedikit. Hahaha.’
‘Well. Gw cuman bisa ngasih satu kata buat lo. Menakjubkan. Disaat lo dikasih pilihan untuk netapin masa depan musuh lo, musuh keluarga lo, oleh yang ngebantu lo. Lo memilih untuk membiarkan mereka gitu aja. Sebuah pilihan yang tidak biasa mr.Bushido, sangat mengejutkan. Gw sampai nyesal gak ikut lo ngeberesin apapun urusan lo disana.’
‘It- tapi- tunggu dulu, gimana lo tau itu? Jangan bilang isi surat itu adalah laporan kegiatan gw?!’
‘Yep. Hal biasa mengingat mereka bertanggung jawab atas nyawalo. Hahaha.’
‘Nyawa? Hahah jangan berlebihan lah. kemungkinan tidak berhasil itu mungkin. Tapi sampai taruhan nyawa? No no no.’
‘Oh lo ga tau betapa liciknya dunia perpolitikan Jepang. Dan lo menabrak tepat ke orang inti politik itu. Ingat, dulu keluarga lo itu sudah jatuh, tidak punya kedudukan, semua orang bahkan tidak mengenal lo. Lo adalah mangsa gampang mr.Bushido.’
‘..... gw gak mikir sejauh itu...’
‘hahahaha. Jadi apa yang lo lakuin sekarang. Tujuan lo udah tercapai.’
‘Well. Tujuan utama gw tetap keluarga gw. gw bakal nyari modal lagi buat ngebangun apa yang bapak gw bangun dulu.’
‘Duit lo yang sekarang?’
‘Prioritas untuk renovasi rumah, dan hidup ibu dan adik gw.’
‘oh... mmm... ah.. ngomong ngomong tentang duit, ada bagian lo gw taruh di ruangan lo.’
‘He? Kenapa lo gak transfer lewat bank aja?’
‘Well itu bukan hak gw untuk masukin duit orang ke bank.’
‘Jadi berapa banyak yang lo bicarain?’
‘3 Koper penuh hahahaha’
‘Sial. Bilang aja lo mau ngusilin gw hahaha. ok gw ambil dulu, mau masukin ke bank, sebelum dimakan tikus.’
‘Sip.’
Dan percakapan yang melelahkan ini pun berakhir. Gw menyandarkan tubuh gw dan membaca surat terakhir yang gw dapat dari mr.Bushido tadi dengan seksama. Gw lalu tersenyum sambil melipat surat itu kedalam amplop asalnya. Mulai sekarang cepat atau lambat, gw punya kewajiban untuk menginjakan kaki gw ke Jepang, kegiatan yang melelahkan.
‘Yo Adi-san lama tidak bertemu.’ Sapa dia mengepalkan tangan ke depan gw
‘Ha dan gw kira lo sudah mati di tanah Nippon sana.’ Jawab gw sambil meninju pelan kepalan tangannya
‘Brrr.. sudah awal tahun, tapi masih dingin juga disini.’
‘Hahaha. hangatnya kampung halaman membuat kau lemah Bushido. Jadi. Kau mau Teh? Atau Coklat?’ tanya gw sambil berdiri dan berjalan ke arah kiri gw dimana air panas dan segala perangkat minuman tersedia.
‘Teh. Selalu bagus untuk minum teh di tengah hawa dingin ini.’
‘Kochira dozo Bushido-san’ ucap gw menaruh teh buatan gw di depan mr.Bushido. lalu kembali ke tempat duduk gw lagi.
‘Otemae codai itasimasu.’ Jawab dia menunduk ke arah gw lalu mengangkat cangkir teh nya dan meminumnya.
‘Man hari kaya gini enaknya main sambil tidur tiduran.’ Keluh gw
‘Dan kenapa lo malah masuk? Gw bisa tebak kalau kerjaan kita udah selesai kan?’
‘Adalah tanggung jawab ketua untuk menjaga muka dan hubungan dengan orang luar, karena ini masalah kelompok, kalau satu bikin salah, semua akan kena, dan akan berimbas ke kredibilitas lo yang akan di pertanyakan nanti. Blehh ini sebabnya gw paling ga suka kalau menjadi ketua, atau pemimpin, melelahkan.’
‘Well suka atau gak lo emang cocok jadi pemimpin Di. Hahaha.’
‘Sod off.’
‘Hahaha. Ehm. Oke gw kesini mau nyampein ucapan terima kasih gw, dan sebuah pesan, buat lo.’
‘Pesan?’
‘Pertama. Gw, mewakili nama keluarga gw, mengucapkan terima kasih sebesar besarnya ke lo, karena udah ngebantu gw, merebut semua yang terenggut dari keluarga gw dulu. Ini semua tidak akan berhasil tanpa lo, dan keluarga lo. Ucapan terima kasih saja adalah sebuah penghinaan bagi gw, jadi gw, disini menawarkan ke lo, sebuah kuasa dan kedudukan atas nama keluarga gw.’ ucap Bushido sambil mengeluarkan sebuah kotak hitam dari tas nya. Ia pun membuka kotak hitam itu yang berisi kain putih membalut sesuatu. Ia lalu membuka lipatan kain putih itu dan tampaklah sebuah pisau khas jepang, dimana gagang dan sarung pisaunya berbentuk kotak, dengan corak geometri emas berisikan karakter keluarganya. Sebuah pisau pusaka.
‘Oh ayolah lo ga perlu ngomong gitu.’
‘Ini adalah sesuatu yang penting. Gw percaya lo tau betapa sakralnya gestur yang gw lakukan ini.’
‘Ya tentu aja. Tapi ini bukan zamannya itu lagi.’
‘......’ diam Bushido kembali menunduk
‘Oh. Ba mah beard. Ok. Gw terima tawaran lo, tapi tolong, lo gak perlu ngasih warisan turun temurun keluarga lo ke gw.’
‘Lah bukannya lo suka pisau?’
‘Gw suka pisau kalau pisau itu berguna, no offense tapi blacksmith jepang itu gak terlalu bagus.’
‘Hahaha. Ok Ok.’
‘Lo semua orang Jepang itu sangat melelahkan tau gak?’
‘Hahaha. Sorry sorry. Ini karena masalah kehormatan. Oh ya yang kedua, gw dipercaya sama orang, ehm, cewek yang mendampingi gw untuk nyampaikan surat ini ke lo.’ Ucap Bushido mengeluarkan sebuah amplop dari tas nya. Gw langsung mengambil surat itu, surat yang berisikan bahasa khas dengan karakter Jepang. Membuat gw menghembuskan nafas lelah.
‘Haaah’ keluh gw
‘Kenapa? Lo gak bisa baca itu? Hahahaha sini gw bacain.’
‘Gak gak. Cuman.. hahh.. udah lama gw gak baca bahasa ginian, bikin otak gw pening ngeliatnya.’ Gw langsung membuka dan membaca isi amplop yang berisikan 3 lembar pesan itu. Gw membaca kata demi kata pesan itu dengan seksama. Disana tertera laporan apa yang dilakukan mr.Bushido saat dikampungnya, dan apa saja yang terjadi di sekitarnya secara detail. Termasuk informasi detail tentang keluarga mr.Bushido disana, damn. Dan di lembar terakhir adalah surat resmi dari orang orang yang sudah lama gak gw temui, sudah gw duga, disaat gw meminta mereka untuk membantu mr.Bushido, mereka akan mengirim pesan seperti ini.
‘Lo bener bener bisa baca itu Di?’
‘Haaa? Lo meragukan gw?’
‘Mm well sedikit. Hahaha.’
‘Well. Gw cuman bisa ngasih satu kata buat lo. Menakjubkan. Disaat lo dikasih pilihan untuk netapin masa depan musuh lo, musuh keluarga lo, oleh yang ngebantu lo. Lo memilih untuk membiarkan mereka gitu aja. Sebuah pilihan yang tidak biasa mr.Bushido, sangat mengejutkan. Gw sampai nyesal gak ikut lo ngeberesin apapun urusan lo disana.’
‘It- tapi- tunggu dulu, gimana lo tau itu? Jangan bilang isi surat itu adalah laporan kegiatan gw?!’
‘Yep. Hal biasa mengingat mereka bertanggung jawab atas nyawalo. Hahaha.’
‘Nyawa? Hahah jangan berlebihan lah. kemungkinan tidak berhasil itu mungkin. Tapi sampai taruhan nyawa? No no no.’
‘Oh lo ga tau betapa liciknya dunia perpolitikan Jepang. Dan lo menabrak tepat ke orang inti politik itu. Ingat, dulu keluarga lo itu sudah jatuh, tidak punya kedudukan, semua orang bahkan tidak mengenal lo. Lo adalah mangsa gampang mr.Bushido.’
‘..... gw gak mikir sejauh itu...’
‘hahahaha. Jadi apa yang lo lakuin sekarang. Tujuan lo udah tercapai.’
‘Well. Tujuan utama gw tetap keluarga gw. gw bakal nyari modal lagi buat ngebangun apa yang bapak gw bangun dulu.’
‘Duit lo yang sekarang?’
‘Prioritas untuk renovasi rumah, dan hidup ibu dan adik gw.’
‘oh... mmm... ah.. ngomong ngomong tentang duit, ada bagian lo gw taruh di ruangan lo.’
‘He? Kenapa lo gak transfer lewat bank aja?’
‘Well itu bukan hak gw untuk masukin duit orang ke bank.’
‘Jadi berapa banyak yang lo bicarain?’
‘3 Koper penuh hahahaha’
‘Sial. Bilang aja lo mau ngusilin gw hahaha. ok gw ambil dulu, mau masukin ke bank, sebelum dimakan tikus.’
‘Sip.’
Dan percakapan yang melelahkan ini pun berakhir. Gw menyandarkan tubuh gw dan membaca surat terakhir yang gw dapat dari mr.Bushido tadi dengan seksama. Gw lalu tersenyum sambil melipat surat itu kedalam amplop asalnya. Mulai sekarang cepat atau lambat, gw punya kewajiban untuk menginjakan kaki gw ke Jepang, kegiatan yang melelahkan.
junti27 dan 16 lainnya memberi reputasi
17
