dasadharma10Avatar border
TS
dasadharma10
Yaudah 2: Challenge Accepted




Cover By: adriansatrio


Cerita ini didasari oleh pemikiran otak gue yang banyak orang enggak suka, malah kebanyakan menghujat. Awalnya gue risih juga, otak juga otak gue, kenapa orang lain yang ributin. Tapi aneh bin nyata, enggak tau kenapa, lama-kelamaan gue malah suka setiap kali kena hujat. Nah, demi mendapat hujatan-hujatan itulah cerita ini dibuat. WARNING: 15TAHUN+

Spoiler for QandA:


"Bukannya apatis ato apa, gue cuma males urusan sama hal-hal yang mainstream. Buat lo mungkin itu menarik, buat gue itu kayak suara jangkrik. Kriik... Krikk... bikin geli."
-Calon wakil ketua LEM-


Explanation

Spoiler for Index:
Diubah oleh dasadharma10 15-09-2017 10:22
alejandrosf13
anasabila
imamarbai
imamarbai dan 7 lainnya memberi reputasi
6
374.3K
1.4K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread42.2KAnggota
Tampilkan semua post
dasadharma10Avatar border
TS
dasadharma10
#243
PART 5

Hari terakhir ospek, gue cuma duduk-duduk di kantor divisi. Tugas ambil foto udah dipegang sama anggota yang lain. Kerjaan gue sama ketua divisi cuma duduk-duduk sambil dengerin laporan dari walkie-talkie yang dari pagi udah berisik.

‘Divisi keamanan masuk, ganti.’
‘Ya? Divisi keamanan disini, silahkan lapor, ganti.’
‘Di depan gerbang ada mahasiswa terlambat, mohon ditindak, ganti.’
‘Terima kasih atas laporannya, segera ke lokasi.’

Bisa ditebak dengan mudah, saluran panitia ospek didominasi oleh divisi kemanan. Entah kenapa para peserta dan panitia ospek seringkali melanggar peraturan yang menyebabkan staff divisi keamanan kuwalahan. Meski divisi yang paling paling sering pake saluran panitia ospek adalah divisi keamanan, bukan berarti divisi lain jadi jarang pake.

‘Ya? Divisi konsumsi disini, apa ada laporan mengenai makanan? Ganti.’
‘Maaf bukan masalah makanan, tapi laporan lain, ganti.’
‘Diterima, silahkan lapor, ganti.’
‘Ada salah satu regu mahasiswa baru ketahuan merokok, mohon ditindak, ganti.’
‘Rokok? Tunggu sebentar.’ Terdengar suara bisik-bisik antara staf divisi konsumsi, ‘Emang kalo urusan rokok kita juga yang kena?’
‘Mohon kelanjutannya divisi konsmsi, ganti,’ kata si pelapor lagi.
‘Mohon maaf, bukannya divisi konsumsi menolak tapi silahkan hubungi divisi yang bersangkutan, ganti.’
‘Divisi yang bersangkutan dengan pelanggaran rokok adalah divisi konsumsi, ganti.’
‘Gimana ceritanya rokok masuk ke divisi konsumsi?! Kalo laporan yang bener dong!’ Seorang staff divisi konsumsi yang mulai baper mendengus pelan, ‘Huuuuh…! Aya-aya wae! Mane teh riweh! Bikin kesel! Ganti!’
‘Mohon maaf, tapi rokoknya kan dikonsumsi, ganti.’
‘Oh… iya juga sih,’ tanggap suara cewek yang baper tadi. ‘Rokoknya kan emang dikonsumsi, laporannya valid ini mah.’
‘Bisa ditindak? Ganti.’
‘Iya… iya! Kita kesana!’

Enggak cuma divisi keamanan dan divisi konsumsi, divisi kesehatan juga sering mendapatkan laporan.

‘Divisi kesehatan!’ kata seseorang dengan suara yang terdengar panik. ‘Divisi keshatan mohon bantuannya! Ganti!’
‘Divisi kesehatan disini, jika ada yang mendesak silahkan beritahu lokasi terlebih dahulu agar kami bisa mempersiapkan peralatan, ganti.’
‘Keadaan darurat! Parkiran belakang! Ada yang enggak sadarkan diri! Ganti!’
‘Ada yang pingsan atau bagaimana? Tim akan segera ke lokasi dengan membawa tandu, ganti.’
‘BUKAN! Bukan pingsan!’ kata pelapor terdengar makin panik, ‘KESURUPAN! ADA MIBA KESURUPAN!’

Gue dan ketua divisi yang sama-sama lagi dengerin walkie talkie saling lihat, dan akhirnya kita dekat, kita jadian, dan kita nikah. Bukan, bukan kayak gitu ceritanya. Di Indonesia enggak melegalkan LGBT.

“Kamu denger, Wi? Kesurupan katanya!” kata ketua divisi bersemangat.
“Yaudah, biarin aja. Kalo bisa jauh-jauh sama yang kayak begituan,’ jawab gue santai. “Lagipula apa hubungannya sama kita?”
Ketua divisi terlihat berpikir sejenak, “Enggak ada sih, cuma penasaran aja.”
“Penasaran? Penasaran gimana?”
“Kira-kira divisi mana yang bakalan turun tangan?”
“Mana gue tau, masa iya beneran divisi kesehatan yang turun tangan. Kalo semisal beneran divisi kesehatan yang harus turun tangan, mereka harus bawa apa? Infusan air suci? Dupa suntik? Menyan tablet?”
“Iya juga sih,” bapak divisi manggut-manggut. “Terus divisi apa? Divisi kesurupan? Ada enggak, sih?”
“Yakali kesurupan ada divisinya, Pak.”

Ketua divisi yang sering kita panggil ‘Bapak Divisi’ ini langsung menarik tangan gue.

“Pak! Ngapain main tarik?!”
“Aku penasaran, ayok lihat!”
Gue tepis tangan bapak divisi, “Ogah! Duluan aja sana! Mending jauh-jauh deh gue sama yang begituan.”
“Ah… cemen kamu, Wi.” Bapak divisi mennyerahkan walkie talkienya, “Kamu jaga kantor kalo ada apa-apa, ya? Kamu yang tanggung jawab penuh, aku ke belakang mau lihat.”

Sepeninggalan bapak divisi, gue bikin kopi sambil mendengarkan saluran panitia ospek lagi. Terdengar makin ricuh di saluran itu, divisi kesehatan menolak membantu karena ketakutan, sementara divisi keamanan dipanggil juga enggak ada yang mau jawab. Menurut gue, divisi keamanan sengaja enggak mau ambil pusing. Sama kayak gue, mending enggak ikut campur mengenai surup-menyurup.

‘Divisi publikdok!’ panggil suara pelapor yang sama. ‘Divisi publikdok mohon menjawab!’

Mampus! Divisi lain pada enggak berani akhirnya divisi gue yang kena.

Secepat kilat gue masukin ke laci itu walkie talkie dan kemudian menjauh dari meja. Daripada ikut campur masalah begituan mendingan gue pura-pura tidur.

Samar-samar masih terdengar suara dari walkie talkie, ‘Dawi! Gue tau walkie talkie divisi publikdok dibawa Dawi!’

Mampus! Siapa lagi ini yang pake tau-tauan gue yang bawa walkie talkie! Gimana ceritanya dia bisa tau kalo gue yang bawa?! Perasaan dari pagi gue cuma bergaul sama si bapak doang.

Gue tengok kanan-kiri, aman, enggak ada seorang pun yang bisa mengawasi gue. CCTV juga lagi rusak, jadi tingkah laku dan keberadaan gue di kantor aman. Karena gue penasaran sama asal-usul orang itu tau kalo gue yang bawa walkie-talkie nya, gue ambil walkie talkie itu dan memasang telinga gue lekat-lekat.

‘Jawab, Wi! Gue tau lo denger!’ kata orang itu lagi. ‘Tadi gue pas-pasan sama ketua divisi lo, dia cerita kalo walkie-talkie nya lo yang bawa!’

Tunggu! Gue kenal suara ini! Suara ini familiar banget buat gue, suara laki rada kebecek-becekan. Tapi siapa orang yang kenal sama gue yang megan walkie talkie?!

Berpikir, Wi! Pasti ada petunjuk! Orang yang boleh menggunakan walkie talkie hanyalah ketua divisi, dan ketua divisi yang kenal sama lo cuma dua tiga orang. Bapak divisi? Mana mungkin, kan walkie talkie-nya gue yang bawa. Grace? Tapi yang barusan kan suara laki, masa iya cepet banget si Grace operasi ganti suara. Arya? Iya Arya! Ketua divisi keamanan! Siapa lagi kalo bukan dia?!

‘Lo Arya?’ tanya gue lewat walkie talkie.
‘Divisi publikdok? Divisi publikdok bisa mendengar? Ganti,’ kata suara pelapor kesurupan.
‘Eh-ehem! Ya i-ini divisi publikdok, ganti.’
‘Mohon segera ke parkiran belakang! Mohon bantuannya! Ada masalah serius, ganti!’
‘Tu-tunggu, yang barusan ketua divisi keamanan juga jawab, kenapa enggak dia aja?!’ kata gue cari aman. ‘Yak! Jawab gue woe! Dipanggil lo! Ada yang kesurupan tuh! Ketua divisi keamanan! Amanin tuh parkiran belakang!’

Arya menjawab? Enggak!

‘Mohon segera kebelakang! Divisi publikdok ada masalah serius!’
Dengan berat hati akhirnya gue ikhlaskan menanggapi laporan itu, ‘Masalah serius apa, ya?’
‘Ketua divisi publikdok kesurupan!’
‘A-apa? Bisa diulang?’
‘KETUA DIVISI PUBLIKDOK KESURUPAN!

Bapak divisi kesurupan?! Ya Tuhan! Gimana ceritanya si bapak bisa ikutan kesurupan?! Emang sih dia tadi bilang kalo penasaran sama orang kesurupan dan pengin lihat, tapi masa iya llihat orang kesurupan bisa ketularan juga? Emang dia lihatnya sedekat apa?!

‘Ah-anu… kayaknya itu bukan urusan gue, tutup!’
‘Tapi ini–’

Buru-buru gue matiin itu walkie talkie.

Bodo amat si bapak kesurupan, gue udah bilang mendingan di kantor aja dia malah bandel. Rasain deh itu kesurupan, dipikir enak kena surup dedemit.

Baru gue menghela nafas sebentar, terdengar suara dari toa kampus.

“Panggilan... panggilan kami tujukan kepada panitia C-042, atas nama Muhammad Danang Wijaya, dimohon segera ke lapangan belakang. Dimohon bantuannya ada dua mahasiswa yang kesurupan.”

Arya! Ini suara Arya! Si bangke bikin ulah lagi! Kampreeeettt!

“Kami ulangi sekali lagi! Panggilan… panggilan kami tujukan kepada panitia C-042!”

Ya Tuhan, cobaan macam apalagi ini?! Kenapa hal-hal yang berbau mistis selalu nyambung ke hamba?! Seandainya gue kapten boomerang, udah gue sambit itu toa kampus biar konslet terus kesetrum itu orang.
Diubah oleh dasadharma10 23-01-2017 15:25
0
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.