Jalan Awal Menuju Kemandirian

Hari-hari yang dilewati oleh para mahasiswa universitas T semakin mudah. Akses mulai terbuka bagi mereka dan mereka tidak harus memiliki kartu ID seperti di hari-hari awal mereka masuk kedalam universitas.

Inilah pengantar yang dihadirkan oleh Arelia sebagai kakak kelas dalam hari pertama bagi universitas tempat ia belajar tahun lalu. Ia dan teman-temannya telah menyelesaikan masa tahanan dan sekarang saatnya ia menjadi inspirasi bagi adik-adik kelas mereka yang akan disebut sebagai “Mahasiswa Istimewa dari Universitas T”.

“Teman-teman sekalian, pertama-tama biarkan saya mengucapkan terimakasih mendalam terhadap almarhum Sersan Genji yang sekurang-kurangnya juga telah memiliki jasa yang besar diawal tahun kami menempuh bimbingan di universitas T. Ia adalah ikon ketenangan dan rendah hati bagi universitas kita.”, terdiam sejenak untuk menarik nafasnya dan melihat sekelilingnya.

“Juga kepada Sir Johnson, Sir Reynard, dan Miss Ayaka sebagai personel guru yang tiada kenal lelah. Ditahun kedua ini, kami berharap teman-teman sekalian berada dalam kondisi yang lebih nyaman dan mudah. Ingatlah, meskipun kita memang bukan orang yang baik-baik. Namun, kita tidak pernah dilahirkan untuk menjadi penjahat. Kejahatan terjadi karena kesempatan dan ketidaktahuan. Namun ada persamaan antara kejahatan dan kebaikan. Apakah itu? Satu-satunya adalah kesempatan.
Menjadi baik atau jahat adalah kesempatan yang sama-sama bisa kita peroleh, namun perbedaannya adalah kejahatan terjadi karena ketidaktahuan sedangkan kebaikan terjadi karena kita telah tahu apa yang dinamakan kejahatan itu sendiri. Sekian dan terimakasih.”, Arelia membungkukkan badannya dan ucapan nya memperoleh sambutan riuh rendah dari para calon mahasiswa.

Mereka pun kembali ke asrama mereka.

“Ah, cape sekali.”, keluh Arelia.

“Kamu hebat sekali.Berapa lama kamu persiapkan teks itu?”, Tanya Samantha.

“Itu teks dari Sir Reynard. Aku membaca garis besarnya dan itulah yang kusampaikan.”, tawa Arelia.

“Munafik sekali. Pantas saja muka Sir Reynard tidak karuan dari tadi.”, ledek Johnny.

“Kau dendam sekali dengannya. Apa karena dia pernah menggertak pacarmu beberapa kali. Huh?”, Brian meledek sambil mengedip-ngedipkan mata ke arah Lativa.

Lativa tersenyum malu.

Johnny pun tampak salah tingkah.