dylancalistaAvatar border
TS
dylancalista
Diary Si Jomblo Perak (Cerita Cinta, Komedi, Plus Horror)




Hay agan dan aganwati, salam kenal. Ane new bie nih di kaskus, jadi mohon bantuannya untuk kasih saran atau kritik kalau cerita ane nnti rada mulai ngebosenin atau nggak nyambung.

Ane mau nulis cerita nih, tentang kehidupan jomblo yang ane lakoni, selama 25 tahun! Ceritanya nggak real 100%, tapi ada beberapa scene yang emang asli ane alami, Oo yah, Nama Ane Evan, keren ya nama ane? tapi sama teman-teman ane sering diplesetin jadi Epan, Yah, biar ga lama-lama berbasa basi, kita mulai aja ya gan? cekidot.

Quote:




Klik me!

Prolog

Part 1

Part 2

Part 3

Part 4

Part 5

Part 6

Part 7

Part 8

Part 9

Part 10

Part 11

Part 12

Part 13

Part 14 (1)

Part 14 (2)

Part 15 (1)

Part 15 (2)

Part 16

Part 17 (1)

Part 17(2)

Part 17(2)

Part 18(1)

Part 18(2)

Part 19(1)

Part 19(2)

Part 19(3)

Part 20

Part 21

Part 22

Part 23

Part 24

Part 25

Part 26

Part 26(2)

Part 27

Part 28

Part 29

Part 30(1)

Part 30(2)

Part 30(3)

Part 31(1)

Part 31(2)

Part 32(1)

Part 32(2)

Part 33

Part 34

Part 35

Part 36

Part 36(2)

Part 36(3)

Part 37(1)

Part 37(2)

Part 38(1)

Part 38(2)

Part 39

Part 40(1)

Part 41

Part 42

Part 43

Part 44

Part 45

Part 46

Part 47

Diubah oleh dylancalista 27-03-2019 14:27
Gimi96
jamalfirmans282
mrezapmrg97
mrezapmrg97 dan 27 lainnya memberi reputasi
28
321.9K
1.1K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread42.2KAnggota
Tampilkan semua post
dylancalistaAvatar border
TS
dylancalista
#362
Part 28

Bapak meninggalkan ruangan Mbah Encok, sementara Emak menyusul Bapak ke luar untuk memastikan Bapak baik-baik saja, gua dan Pakde Iyan masih menatap Mbah Encok dengan tatapan bingung.

Pakde Iyan: Maksud mbah apa? Mbah mau mengorbankan anaknya untuk mengobati ayahnya?

Mbah Encok kembali meminta makhluk besar itu membisikkinya, Pakde Iyan dan Gua menatap Mbah Encok dengan harap-harap cemas.

Mbah Encok: Bukan begitu, hanya darah anak inilah yang bisa mengobati ayahnya. Kamu!

Mbah Encok menunjukku dengan tatapan melotot. Si makhluk besar itu di belakang Mbah Encok sambil membisikkinya.

Mbah Encok: Di dalam tubuh iblis itu mengalir darah sejenis dengan darah anak ini! Hanya darah yang sama yang bisa meleyapkan iblis itu

Gua memandangi Pakde Iyan, dengan tatapan bingung. Pakde Iyan tampak masih penasaran lalu bertanya lagi ke Mbah Encok.

Pakde Iyan: Maksudnya darah sejenis apa mbah? Maksud Mbah, Epan dan Iblis itu saudara? Atau gimana? Kami nggak ngerti

Mbah Encok: Darah pertama yang menghidupkan iblis itu adalah darah yang sama seperti darah yang mengalir di tubuh anak ini, bila anak ini punya saudara itu juga bisa menjadi alternatif.


Pakde Iyan terdiam, dia tak menjawab dan dia tampak menunduk. Gua makin bingung, apa yang dipikirkan Pakde Iyan. Pakde Iyan mengajak gua untuk pamit pada Mbah Encok dan kemudian menyusul emak dan Bapak. Gua masih bingung apa yang dipikirkannya. Hanya saja sepanjang perjalanan emak, bapak dan Pakde Iyan seolah sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Begitu aku sampai di rumah, mereka masih saja mendiamkan gua. Bapak beristirahat di kamarnya dan Emak menemaninya. Sementara Pakde Iyan duduk di ruang tamu rumah gua, gua dekati Pakde Iyan untuk meminta penjelasan.

Gua: Pakde

Pakde Iyan: Kenapa, Nak?

Gua: Kenapa Pakde Iyan seperti sedang mikirin sesuatu? apa ada yang menganggu pikiran Pakde? Apa maksud Mbah Encok darah aku yang bisa mengalahkan iblis itu? dan apa artinya...

Pakde Iyan: Sudahlah, jangan pikir aneh-aneh. Nggak mungkin Bapakmu mau mengorbankanmu. Bapak mana yang mau mengorbankan anaknya.

Gua: Sebenarnya epan ikhlas kalau misalnya darah epan..

Pakde Iyan: Jangan aneh-aneh, pan. Jangan secepat itu menyerah, masa kamu memilih percaya pada omongan manusia daripada Tuhan, ingatlah kita nggak boleh percaya seratus persen pada omongan manusia. Lagipula, pakde merasa pakde dapat petunjuk dari omongan mbah encok tadi

Gua: Petunjuk apa? petunjuk untuk menyembuhkan bapak? atau untuk mengalahkan iblis itu?

Pakde Iyan: Semuanya. Pakde rasa, kamu sudah saatnya tahu sesuatu tentang diri kamu, pan.

Gua: Tau apa Pakde?

Pakde Iyan menghela nafas panjang dan mulai bercerita: Kamu sebenarnya bukan anak tunggal, epan.

Gua menatap Pakde tak percaya, tapi nggak gua cegah dia untuk lanjut bercerita, gua masih menatap Pakde Iyan mencoba menunggu cerita selanjutnya.

Pakde Iyan: Ya, kamu punya saudara. Saudara perempuan. Waktu kamu kecil dulu, sekitaran umur 2 tahun, emakmu hamil lagi. Bapakmu bahagia banget, karna kamu bakal punya adik perempuan. Bapakmu pun memutuskan untuk memperkerjakan seorang perempuan berusia 17 tahun untuk membantu menjagamu dan emakmu saat bapakmu di ladang. Bapak dan Emakmu sangat baik sama perempuan yang bernama Lia yang membantu menjagamu dan emakmu itu. Karna dia santun dan rajin. Tapi beberapa bulan menjelang kelahiran emakmu, Lia jadi bersikap aneh. Dia tampak berusaha mencelakakan emakmu, dan saat kelahiran adikmu, malam itu jumat kliwon. Karna tak ada bidan yang bisa membantu kelahiran adikmu, akhirnya Lia yang membantu emakmu melahirkan. Dan anehnya, emakmu mendengar suara tangisan adikmu, tapi Lia mengatakan adikmu meninggal karna tali pusarnya terlilit. Malam itu emakmu menangis semalaman, Lia juga menghilang tanpa jejak, sampai orang desa juga menganggap apa mungkin Lia menculik adikmu. Tapi mereka nggak pernah lagi menemukan Lia. Makanya emakmu sangat menjagamu dengan ketat, pan. dia nggak mau kehilangan kamu, anak satu-satunya. Karna sejak saat itu, emakmu nggak bisa hamil lagi.

Gua: Jadi sebenarnya aku punya adik perempuan?

Pakde Iyan: Iya, pan. Dan pakde ndak tau apa adikmu masih hidup atau ndak. Yang jelas, omongan mbah encok tadi membuat Pakde merasa harus jujur sama kamu, Nak.

Gua: Aku bahkan nggak ingat apa-apa, Pakde

Pakde Iyan: Kamu terlalu kecil untuk tahu apa yang terjadi, pan. Makanya bapak dan emakmu merasa lebih baik tidak diceritakan kepada kamu.

Gua: Jadi maksud pakde, apa mungkin iblis yang pakde maksud, seandainya dia perwujudan dari Della, Della itu saudaraku?

Pakde Iyan: Pakde nggak bisa mengambil kesimpulan begitu. Pakde sendiri belum mengerti, karna mbah encok tadi bilang, darah pertama yang menghidupkan iblis itu adalah darah yang sejenis dengan darahmu.

Gua: Aku nggak ngerti, Pakde.

Pakde Iyan: Pakde rasa, bentar lagi kamu bakal dapat petunjuknya

anonymcoy02
pulaukapok
adityazafrans
adityazafrans dan 4 lainnya memberi reputasi
5
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.