dylancalistaAvatar border
TS
dylancalista
Diary Si Jomblo Perak (Cerita Cinta, Komedi, Plus Horror)




Hay agan dan aganwati, salam kenal. Ane new bie nih di kaskus, jadi mohon bantuannya untuk kasih saran atau kritik kalau cerita ane nnti rada mulai ngebosenin atau nggak nyambung.

Ane mau nulis cerita nih, tentang kehidupan jomblo yang ane lakoni, selama 25 tahun! Ceritanya nggak real 100%, tapi ada beberapa scene yang emang asli ane alami, Oo yah, Nama Ane Evan, keren ya nama ane? tapi sama teman-teman ane sering diplesetin jadi Epan, Yah, biar ga lama-lama berbasa basi, kita mulai aja ya gan? cekidot.

Quote:




Klik me!

Prolog

Part 1

Part 2

Part 3

Part 4

Part 5

Part 6

Part 7

Part 8

Part 9

Part 10

Part 11

Part 12

Part 13

Part 14 (1)

Part 14 (2)

Part 15 (1)

Part 15 (2)

Part 16

Part 17 (1)

Part 17(2)

Part 17(2)

Part 18(1)

Part 18(2)

Part 19(1)

Part 19(2)

Part 19(3)

Part 20

Part 21

Part 22

Part 23

Part 24

Part 25

Part 26

Part 26(2)

Part 27

Part 28

Part 29

Part 30(1)

Part 30(2)

Part 30(3)

Part 31(1)

Part 31(2)

Part 32(1)

Part 32(2)

Part 33

Part 34

Part 35

Part 36

Part 36(2)

Part 36(3)

Part 37(1)

Part 37(2)

Part 38(1)

Part 38(2)

Part 39

Part 40(1)

Part 41

Part 42

Part 43

Part 44

Part 45

Part 46

Part 47

Diubah oleh dylancalista 27-03-2019 14:27
Gimi96
jamalfirmans282
mrezapmrg97
mrezapmrg97 dan 27 lainnya memberi reputasi
28
321.9K
1.1K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.3KAnggota
Tampilkan semua post
dylancalistaAvatar border
TS
dylancalista
#331
Part 26

Kilas balik tentang Hasan

Pakde Iyan adalah paman gua, dia seorang pedagang mebel di kampung gua. keluarganya bisa dikatakan berkecukupan, dulu saat bapak gua ditipu oleh salah satu langganannya, Pakde Iyanlah yang membantu kami sekelurga. Dia seorang indigo sejak lahir. Tapi gua nggak menyadarinya, karna gua masih sangat kecil. Sampai suatu peristiwa menguak misteri bahwa gua punya seorang paman indigo!
Ya, Hasan adalah anak tertua Pakde Iyan. Anak kebanggan Pakde Iyan, sekaligus anak yang paling gua kesali, soalnya emak selalu banding-bandingin gua sama Hasan. Hasan lebih pintar lah, Hasan lebih nurut lah, Hasan lebih rajin lah. Pokoknya serba Hasan.
Dan ya, saat itu gua emang dekat banget sama Hasan bisa dikatakan karna gua anak tunggal, dialah yang gua anggap sebagai kakak gua. Dia selalu ngajarin gua dan selalu nemenin gua dikala gua sendiri.
Saat itu, gua berumur 12 tahun dan Hasan berumur 14 tahun. Karna zaman dulu anak-anak nggak main ipad, ipod, ataupun gadget semacamnya dan lagipula kalaupun sudah ada yang punya pun, di desa pasti belum diberikan hp dan gadget. Maka, gua dan Hasan sering bermain di luar rumah. Dan mainan yang saat itu populer adalah petak umpet!
dengan mengajak beberapa anak tetangga, gua dan Hasan pun main petak umpet. Saat itu yang bagian menjaga adalah Boby. Boby anak tetangga yang aga gendut, dia males lari ataupun sembunyi, maka dia seringnya menawarkan diri sebagai yang menjaga. (ngerti main petak umpet kan ya? Ga perlu gua jelasin lah ya)
Nah, intinya si Boby gendut lah yang menjaga dan gua bersama 3 orang lainnya: Hasan, Abraham, dan Dimas bersembunyi. Dan Saat itu gua sembunyi di semak-semak pohon pepaya dekat rumah boby dan Abraham dan Dimas sembunyi di bawah semak-semak lebat di dekat penyimpanan lumbung padi. Sementara Hasan, gua nggak tau jelas dia sembunyi di mana. Katanya sih, dia sembunyi di bawah pohon bambu. Dan saat itu jam 4 lewatan sore, Boby yang udah biasa jaga, langsung bisa nemuin kami satu per satu. Kecuali Hasan, sampai sekitar jam 5 lewat Hasan juga belum ditemukan. Kami bertiga pun berinisiatif untuk membantu Boby mencari Hasan. Tapi sampai jam 6 lewat pun kami belum menemukannya, karna khawatir, kami pun meminta bantuan bapak-bapak yang baru pulang dari ladang untuk membantu mencari Hasan. Tapi sampai jam 7 pun Hasan belum ditemukan. Akhirnya gua pun memberitahukan ke Pakde Iyan. Dia langsung berlari ke tempat itu. Dan begitu sampai di bawah pohon bambu itu dia seperti sedang berkomat-kamit, ntah apa yang dia lakukan. Yang jelas kami semua ketakutan. Malam itu desa kami semua sibuk mencari Hasan. Bapak pun sampai tak tidur untuk membantu mencari Hasan. Sementara Pakde Iyan malah bertapa di bawah pohon bambu itu seperti sedang bicara ntah dengan siapa.
Keesokan harinya, Hasan ditemukan. Tapi dalam keadaan meninggal. Dan anehnya, dia ditemukan di sungai yang jauh dari lokasi kami main petak umpet. Banyak yang berspekulasi kalau Hasan ingin bersembunyi jauh dari lokasi main petak umpet, tapi dia malah jatuh dan tenggelam di sungai. Awalnya gua mempercayai itu. Tapi tanpa sengaja, gua mendengar Pakde sedang berbicara dengan istri dan keluarganya kalau dia mengetahui Hasan diculik makhluk gaib dan dimanfaatkan untuk dijadikan tumbal. Seperti yang kalian baca di part sebelumnya, gua udah pernah bilang kan kalau di desa gua banyak didatangi untuk tujuan tertentu? Nah, mereka membutuhkan tumbal untuk mendapatkan itu. Dan Hasan saat itu yang diculik. Secara logika, gua bingung. Tapi kenyataannya begitu. Dan Pakde Iyan gagal mengambil kembali roh Hasan, dia terlambat. Dan dia menyesal. Sejak itu, Pakde Iyan nggak pernah memperbolehkan kami untuk main di luar rumah. Belakangan gua tau dia indigo karna dia sering menebak-nebak hal yang akhirnya menjadi kenyataan.
Nah, itu kilas balik tentang Hasan. Kembali ke cerita sambungan dari part 25 ya,

Gua menatap Pakde Iyan dengan tatapan iba: Pakde…
Pakde Iyan: Makanya Pakde mau mencegah itu, Nak. Pakde tau kamu sekarang mungkin bisa melihat ‘mereka’ tapi bukan jaminan kamu bisa mengalahkan mereka. Pakde saja gagal menolong anak pakde sendiri. Kamu masih sangat muda, Pan. Pakde tau, kamu merasa pede bisa mengalahkan mereka, tapi yah, nggak semudah itu.
Gua: Gimana aku bisa ngalahin mereka kalau aku nggak tau siapa mereka, pakde?
Pakde Iyan: Kamu akan tau, pakde nggak mau menantang takdir dengan memberitahu sesuatu yang akan kamu lalui. Tapi yang jelas, Pakde di sini untuk membantu kamu. Membekali kamu dengan semua hal yang pakde tau, mungkin Cuma ini yang bisa pakde lakukan untuk menebus rasa bersalah pakde pada Hasan.

Gua: Pakde…
Pakde Iyan: Sekarang saatnya belajar, pakde tau kamu Cuma punya waktu terbatas di sini,makanya pakde akan melatih kamu secepat mungkin.
Gua: Maksud pakde?

Pakde Iyan berjalan menghampiri gua lalu menekan pundak kening gua, di tengah-tengah alis itu dengan pelan, nggak berapa lama gua merasa badan gua terasa ringan dan gua nggak ingat apa-apa lagi.

®®®®


Ketika gua terbangun, di kamar gua. Gua nggak inget itu jam berapa yang jelas, badan gua berasa nyaman banget. Berasa kayak dipijet-pijet. Gua keluar kamar mencari sesuatu yang bisa gua makan, tapi begitu gua keluar kamar. Gua nggak menemukan apa-apa. Gua mencari Bapak dan Emak tapi tak juga gua temuin. Malah yang gua temuin di kamar bapak dan emak adalah sosok dua makhluk mengerikan dengan wajah yang rata dan satunya lagi mukanya tampak hancur. Gua hampir pingsan melihatnya. Mereka tak bicara sepatah kata pun, namun mereka berniat mendekati gua. Gua berlari ke pintu kamar emak bermaksud untuk keluar, tapi pintu terkunci dan mereka semakin dekat dengan gua, gua nggak ada pilihan lain selain. Ya, berdoa. Gua komat-kamit membaca ayat doa pengusir setan, gua membaca doa dengan keringat bercucuran saking takutnya. Dua iblis itu tak langsung hilang, tapi mereka kepanasan dan perlahan mencair layaknya es. Lalu hilang. Gua segera mendobrak pintu dan berlari ke luar rumah, ada yang nggak beres ini. Begitu gua keluar pemandangan yang sama terus-terusan gua liat, sekeliling gua banyak banget makluk mengerikan lainnya. Pernah nonton film zombie? Nah seperti itulah gua rasakan, di sekeliling gua banyak banget dan mereka satu per satu mendekati gua. Gua berusaha mencari pertolongan, tapi tak juga gua temukan manusia selain gua. Gua rasa kalau gua baca doa saja belum tentu ngaruh ke makhluk sebanyak itu. Gua mencoba tenang dan berdiri di tempat yang sama dan berusaha melawan dengan ilmu bela diri yang gua tau, tentunya sambil berdoa. Dan nggak semua berhasil sih. Tapi setidaknya tinju yang gua lakukan mungkin dua kali lebih menyakiti ‘mereka’ karna ntah mengapa tinjuan gua membuat mereka terbakar. Gua menyadari sesuatu yang janggal, gua nggak mungkin bertarung tanpa senjata. Perang pun butuh strategi. Gua menyadari ada sesuatu yang berkilau di tangan gua, tunggu, gimana gua nggak sadar daritadi? Ada gelang yang dihiasi berbagai macam kunci salah satunya ada gantungan kunci bergambar hello kitty. Gua mencoba untuk melawan mereka satu per satu dengan meninju mereka menggunakan tangan yang memakai gelang itu. Dan ya, mereka satu per satu hilang. Gua terkapar. Karna lelah. Mulut gua masih komat kamit membaca doa. Sampai gua melihat bayangan seorang gadis menghampiri gua. Dia jauh berbeda dengan iblis-iblis menyeramkan tadi, namun sosok ini mendekati gua. Dan mengulurkan tangan untuk membantu gua bediri.
Gua: Della….
Della, ya sosok yang gua liat di depan gua Della. Dan gua rasa, gua bisa meminta bantuannya untuk menyelamatkan gua dari mimpi buruk ini atau..

Della tak menjawab, gua juga tak menerima uluran tangannya. Posisinya dia masih berdiri di depan gua dan gua masih duduk bersandar di sebuah batu di tanah. Dia tak menjawab, namun dia tertawa. Keras banget. Sampai kuping gua mau budek rasanya. Dan tawanya itu mengerikan, sangat jauh beda dengan kesehariannya yang dia tampakkan pada gua sekeluarga. Dia yang anggun dan polos, terlihat sangat menyeramkan dengan jubah panjang hitam yang membuat tubuhnya terbalut dengan ketat. Bisa dikatakan seksi dan mengerikan. Dia tampak sangat cantik memang, namun tawanya bikin gua ngeri.
Gua bangun dan berdiri menatapnya. Della tampak tak senang melihat gua bangun dan menatapnya dengan tatapan penasaran.

corongalam
anonymcoy02
pulaukapok
pulaukapok dan 3 lainnya memberi reputasi
4
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.