Loving and Be loved Part 1

Saat awal-awal pacaran Ade sudah selalu menunjukkan keseriusannya. Dia datang,menemui orang tuaku untuk menunjukkan pada orang tua ku bahwa kami sudah jadian. Bagi para pembaca yang budiman. Mungkin bagi Anda hal ini tidak menunjukkan apa-apa.
Tapi bagi saya, itu juga salah satu dari sebagian besar keseriusannya.

Namun, tidak sampai disitu.
Dia harus menerima kenyataan bahwa aku sangat cuek dengannya. Kedatangannya selama empat hari hanya seperti kunjungan kepada seorang sahabat.

Aku tidak mau mengepost apapun soal kedatangannya. Aku juga tidak mau banyak berfoto dengannya.
Aku cepat marah atas semua ketidak sengajaannya.
Tapi dia tetap tersenyum dan sabar.

Hingga hari dia pulang ke kotanya telah tiba.

Aku merasa lega.

Tapi sesaat sebelum dia beranjak dari pintu masuk bandara, dia memelukku.
Entah mengapa ada perasaan hangat dan aman.
Aku tidak bisa membalasnya..

Aku hanya terdiam dan menunduk.

Dia tersenyum dan menarik kopernya.

, ujarnya.

Dulu aku tidak mau memanggilnya sayang. Aku bakal sebut namanya. Tapi setelah itu, rasanya aku juga mau mengucapkannya.
Tapi apa daya. Yang bisa kulakukan cuma melambaikan tangan.

Aku terdiam di perjalanan pulang. Adikku mengira aku sedih karena Ade pulang. Tapi, bukan itu.

Aku merasa bersalah. Iya.
Karena aku terlambat menyadari perasaan itu.

Mencintai karena merasa dicintai