TS
whiteshark21
NULL
NULL
more than just none
Cerita ini lebih saya kategorikan ke Action-Mistery,yah apapun itu.
sudut pandang orang ketiga(serba tau) dan bahasa indonesia semi baku.
Sinopsis
Bagas,seorang pemuda biasa dipercaya dan diikutsertakan oleh kepolisian untuk membantu menangani kasus-kasus pembunuhan di Ibu Kota.
Keahliannya berhasil menuntun dirinya bergabung ke dalam 'Divisi 1', sebuah grup berisi sekumpulan veteran anak muda dengan keahliannya di masing-masing cabang ilmu forensik.
Rules
- nggak ada peraturan tambahan,bebas aja.
- batasan-batasannya mengacu penuh ke rules H2H & SFTH.
- komentar & teguran langsung saja dilayangkan via Post atau PM.
Warning!
- Cerita ini benang merahnya adalah tentang jagoan lawan penjahat jadi temanya nggak jauh-jauh dari kekerasan.( dengan kata lain kalau kalian sangat tabu dengan kata 'pembunuhan' dan sebagainya, sebaiknya pindah ke bacaan lain ).
- sebagian dari inti cerita ini bukan untuk ditiru atau diidolakan,begitu. ( Hal baik selalu menang jadi jangan tiru yang buruknya )
- Tokoh,Tempat,Kejadian semuanya Fiksi. (Extremely fiksi mungkin)
- Banyak hal terjadi di cerita ini;beberapa masuk akal,beberapa belum bisa dilakukan di jaman ini dan beberapa mungkin mustahil dilakukan di dunia ini.
- Berdasarkan temanya ane pribadi bilang konten cerita ini untuk umur 17 tahun ke atas atau mereka yang sudah mampu menalar cerita fiksi.
- Kentang, pasti! ( TSnya masih belum lancar menulis jadi jeda per part-nya bakalan cukup lama )
- N/A.
Isi Cerita
Spoiler for Ilustrasi karakter:
Spoiler for CHAPTER 1:
Spoiler for CHAPTER 2:
Spoiler for CHAPTER 3:
Spoiler for CHAPTER 4:
Pengumuman tutup lapak (closed permanently)
Quote:
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 0 suara
Masukkan dan Update Cerita
Cerita GaJe, 1 hari = 10 chapter ( Random )
0%
Cerita biasa, 1 hari = 1 chapter ( 00:00 - 12:00 )
0%
Cerita lumayan, 1 hari = 1 chapter ( 12:00 - 00:00 )
0%
Cerita bagus, 2 hari = 1 chapter ( 17:00 - 20:00 )
0%
Cerita menarik, 3 hari = 2 chapter ( 12:00 & 17:00 )
0%
NULL, 7 hari = 1 chapter ( 15:00 )
0%
Diubah oleh whiteshark21 11-04-2017 20:43
anasabila memberi reputasi
1
21.4K
98
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
whiteshark21
#73
Chapter 2 - Side story
Jessica I - Frontline major
--Bamm!
--dededeer-der,derr!
--Bwhuuush!!
Si cantik putri sedang asik dengan khayalannya,mungkin sepasang tank sedang beradu tembak di kepalanya,atau mungkin juga sepasang pesawat perang.
ia melihat apa yang dulu aku lihat,menyukai apa yang dulu aku sukai.
Jessica Ariana Putri nama lengkapnya,dia adalah putri kecil kesayanganku..
...
setidaknya itu dulu.. saat ibunya masih ada.. saat aku masih utuh... saat tidak ada apapun selain senyum kami setiap harinya.
di umurku yang hampir menyentuh 40 tahun,aku cukup gagal menjadi seorang ayah.. ditinggal mati oleh istriku benar-benar membuat diriku kacau.
kejadian itu sudah sangat lama.. tapi aku belum bisa bangkit kembali sampai saat ini.
ahh,ini pill yang ketiga.. mungkin aku akan jatuh lagi dalam hitungan menit.
setidaknya pintu kamarku sudah kukunci,ayolah.. bawa aku tidur,aku sudah tak kuat dengan realita dunia ini.
*
*
*
"paah!?? buka pintunya!?" teriak Jessica samar-samar terdengar di telingaku.
"yah! tunggu sebentar ya" balasku seraya beranjak dari tempat tidurku.
ayah macam apa aku ini,meninggalkan putrinya bermain sendiri dengan mengunci diri di kamar.
oh,botol-botol minuman ini masih berantakan.. dia pasti akan tanya bau apa ini.. harus kusemprot sesuatu dulu.
"ada apa Na? sudah selesai mainnya?" tanyaku selepas keluar dari kamar.
"pah,temani aku main yuk!? papah tidur terus setiap hari" jawabnya memegangi jari tanganku.
"papah kan capek habis kerja.. Nana main sendiri dulu,papah mau mandi sebentar,yah?" kataku sedikit menyentuh keningku yang masih pusing.
"padahal papah udah wangi" balasnya kecewa harus menunggu lebih lama lagi pikirnya.
"hahaha" tawaku tak memikirkan apa-apa lagi selain bergegas menuju kamar mandi.
Aku biasa memanggilnya Nana walaupun ibunya dulu keberatan dengan panggilan itu.
semenjak ditinggal ibunya,Nana seperti kehilangan setengah dirinya.. yaitu dirinya yang ceria.
begitu pun denganku..
yah,walaupun aku ayah yang hancur,aku masih punya sisi kemanusiaan kan?
.....
aku harap si kecil Nana kelak tak meniru jalan hidup kami berdua.
*
*
*
*
bekerja dari pagi hingga sore meninggalkan anak perempuanku satu-satunya sendirian di rumah.. temanku bilang itu akan menimbulkan pola pikir yang salah di usianya yang sekarang.
aku setengah khawatir padanya.. sejak saat itu dia bahkan berhenti sekolah,berhenti bermain dengan teman sebayanya..
berhenti bersentuhan dengan dunia di luar kamarnya.
saat ku pikirkan jalan keluar yang mengharuskan dirinya bertemu dengan orang luar.. dia selalu menolak.
mungkin baginya,dia hanya punya aku.. sangat ironis untuk gadis seusianya..
"paaah!? hari ini pergi ke mall lagi nggaak??" teriaknya dari balik pintu kamar mandi.
"kenapa? Nana mau makan di sana lagi?" tanyaku masih sibuk memijat kepalaku yang pusing berat.
"iyaa.. nanti beli mainan juga yaa paah?" balasnya terdengar sangat semangat.
bagiku satu-satunya hal yang pantas kutukarkan dengan uangku adalah masa depannya yang bahagia..
yah.. tentu beberapa kantong pill tetap aku usahakan dari uang sisa kebutuhan Nana.
walaupun ini hanya hal rutin setiap hari sabtu,paling tidak hanya dengan cara ini dia mau pergi keluar rumah..
andai aku punya cukup banyak uang aku bahkan berjanji akan melakukan hal ini setiap hari,hanya untuk menumbuhkan kembali jati dirinya sebagai anak kecil.
ohh,dia selalu minta mainan setiap kali ada kesempatan ke sana.. dan tak seperti anak perempuan pada umumnya,Nana pasti mengambil jenis mainan laki-laki.
yah,dia sudah mengoleksi segudang mainan berjenis senjata api.. dari awalnya senjata yang hanya bisa mengeluarkan musik saja sampai yang saat ini dia sudah bermain dengan senjata tembak berpeluruh plastik.
aku tahu itu bukan untuk gadis seumurannya,tapi melihatnya senang dan nyaman seperti sebuah prioritas untukku..
paling tidak itu bisa mencuri waktunya dan tak menambah beban pikiranku..
dia akan dewasa kan nantinya... dewasa akan memberinya kekuatan untuk melawan rasa takut yang saat ini bersamanya.
.....
seperti yang sudah kubilang,dia menyukai apa yang dulu kusukai di masa kecilku..
gghhh!! kepalaku bertambah pusing saja belakangan ini..
dosis obatku serasa terus bertambah dengan sendirinya.
*
*
*
*
"pah,yang ini bagus.. beli yaa" tanyanya padaku saat memilah mainan di depannya,sang penjaga toko hanya bisa tersenyum tak mengetahui apapun yang terjadi di keluarga kecil kami ini.
"boleh,tapi ada syaratnya.." jawabku.
syarat kecil yang biasa ku berikan padanya,seperti mengharuskan dirinya meminta sendiri ke pelayan toko atau menawari pengunjung toko beberapa cemilan yang sudah kami beli.
yah,aku ingin dia bisa berbicara kepada seseorang.. terkadang ia hampir berhasil tanpa menangis,tapi traumanya di masa kecil memang tak bisa disembunyikan..
.....
kali ini dia berhasil melakukan syarat yang kuberikan walau matanya sedikit merah setelah merasa terpaksa untuk bercerita di depan pelayan toko tadi.
tangannya menggenggam tanganku lebih kuat dari sebelumnya,dia.. sangat ketakutan.
selain membeli model senjata api mainan,kali ini aku juga mengambilkan satu set mainan barbie untuknya..
mungkin saja dia akan suka lama kelamaan nantinya.
......
ohh- ini sudah malam,Nana nampaknya belum mau tidur sepulang kami dari mall.
tentu mainan barunya akan menemaninya sepanjang malam di kamarnya,memberikanku cukup waktu untuk mengistirahatkan pikiranku..
menyendiri di ruanganku.
*
*
*
*
........
--Baammm!!
--Ciutt-ciut-ciuww!!
--dem!!
........
--swuuutt!
--huaaaa!!
.........
--duuaarrrr!!!
..............
Ghhh!! apa ini? sudah pagi?
tenggorokanku rasanya seperti terbakar saja..
.....
apa ini neraka kehidupan?
rasanya aku sudah gila,mencampur semua obat ini di perutku.
"Nanaa? mau kemana?" tanyaku seusai menyantap sarapan kami di pagi hari ini.
"mainnn.." jawabnya sambil lari menuju ruangannya.
kau tau nasib boneka-boneka cantik yang kupilihkan untuk Nana semalam?
termutilasi dan berserakan,yah siapa yang mengira dia akan menggunakannya sebagai sasaran tembak dari pada memainkannya seperti anak-anak normal lainnya.
bicara soal anak normal,aku sudah tak berani mengajak teman seusianya bermain ke rumah kami lagi.
kejadiannya seminggu yang lalu,tetangga kami datang memarahi kami saat tau anaknya menerima perlakuan kasar dari Nana.
yah,dia sangat ketakutan saat tetangga kami berteriak-teriak di rumah kami.
entah Nana yang sangat ketakutan dan terganggu dengan anak itu,atau memang dia menjahilinya terlebih dahulu sehingga Nana menembakkan senjata mainannya ke arah wajah anak itu.
aku benar-benar bersyukur saat itu peluru plastiknya tak mengenai mata anak itu,bayangkan saja 2 sentimeter lagi saja mungkin mata temannya sudah buta sekarang.
.........
huuuufh..!!
andai ku bisa tidur dan terbangun di kemudian hari saat dia sudah dewasa.
"paaah???"
"......."
"lho? papah juga punya pistol-pistolan yah?" tanyanya meraih senjata api yang tergeletak di lantai kamarku,tepat di samping tempat tidurku.
".............."
"senjata punya papah berat.. ini mirip banget sama yang di film-film" katanya mengamati handgun yang sedang dipegangnya saat itu.
# Ia sadar senjata mereka tak sama.
--Bamm!
--dededeer-der,derr!
--Bwhuuush!!
Si cantik putri sedang asik dengan khayalannya,mungkin sepasang tank sedang beradu tembak di kepalanya,atau mungkin juga sepasang pesawat perang.
ia melihat apa yang dulu aku lihat,menyukai apa yang dulu aku sukai.
Jessica Ariana Putri nama lengkapnya,dia adalah putri kecil kesayanganku..
...
setidaknya itu dulu.. saat ibunya masih ada.. saat aku masih utuh... saat tidak ada apapun selain senyum kami setiap harinya.
di umurku yang hampir menyentuh 40 tahun,aku cukup gagal menjadi seorang ayah.. ditinggal mati oleh istriku benar-benar membuat diriku kacau.
kejadian itu sudah sangat lama.. tapi aku belum bisa bangkit kembali sampai saat ini.
ahh,ini pill yang ketiga.. mungkin aku akan jatuh lagi dalam hitungan menit.
setidaknya pintu kamarku sudah kukunci,ayolah.. bawa aku tidur,aku sudah tak kuat dengan realita dunia ini.
*
*
*
"paah!?? buka pintunya!?" teriak Jessica samar-samar terdengar di telingaku.
"yah! tunggu sebentar ya" balasku seraya beranjak dari tempat tidurku.
ayah macam apa aku ini,meninggalkan putrinya bermain sendiri dengan mengunci diri di kamar.
oh,botol-botol minuman ini masih berantakan.. dia pasti akan tanya bau apa ini.. harus kusemprot sesuatu dulu.
"ada apa Na? sudah selesai mainnya?" tanyaku selepas keluar dari kamar.
"pah,temani aku main yuk!? papah tidur terus setiap hari" jawabnya memegangi jari tanganku.
"papah kan capek habis kerja.. Nana main sendiri dulu,papah mau mandi sebentar,yah?" kataku sedikit menyentuh keningku yang masih pusing.
"padahal papah udah wangi" balasnya kecewa harus menunggu lebih lama lagi pikirnya.
"hahaha" tawaku tak memikirkan apa-apa lagi selain bergegas menuju kamar mandi.
Aku biasa memanggilnya Nana walaupun ibunya dulu keberatan dengan panggilan itu.
semenjak ditinggal ibunya,Nana seperti kehilangan setengah dirinya.. yaitu dirinya yang ceria.
begitu pun denganku..
yah,walaupun aku ayah yang hancur,aku masih punya sisi kemanusiaan kan?
.....
aku harap si kecil Nana kelak tak meniru jalan hidup kami berdua.
*
*
*
*
bekerja dari pagi hingga sore meninggalkan anak perempuanku satu-satunya sendirian di rumah.. temanku bilang itu akan menimbulkan pola pikir yang salah di usianya yang sekarang.
aku setengah khawatir padanya.. sejak saat itu dia bahkan berhenti sekolah,berhenti bermain dengan teman sebayanya..
berhenti bersentuhan dengan dunia di luar kamarnya.
saat ku pikirkan jalan keluar yang mengharuskan dirinya bertemu dengan orang luar.. dia selalu menolak.
mungkin baginya,dia hanya punya aku.. sangat ironis untuk gadis seusianya..
"paaah!? hari ini pergi ke mall lagi nggaak??" teriaknya dari balik pintu kamar mandi.
"kenapa? Nana mau makan di sana lagi?" tanyaku masih sibuk memijat kepalaku yang pusing berat.
"iyaa.. nanti beli mainan juga yaa paah?" balasnya terdengar sangat semangat.
bagiku satu-satunya hal yang pantas kutukarkan dengan uangku adalah masa depannya yang bahagia..
yah.. tentu beberapa kantong pill tetap aku usahakan dari uang sisa kebutuhan Nana.
walaupun ini hanya hal rutin setiap hari sabtu,paling tidak hanya dengan cara ini dia mau pergi keluar rumah..
andai aku punya cukup banyak uang aku bahkan berjanji akan melakukan hal ini setiap hari,hanya untuk menumbuhkan kembali jati dirinya sebagai anak kecil.
ohh,dia selalu minta mainan setiap kali ada kesempatan ke sana.. dan tak seperti anak perempuan pada umumnya,Nana pasti mengambil jenis mainan laki-laki.
yah,dia sudah mengoleksi segudang mainan berjenis senjata api.. dari awalnya senjata yang hanya bisa mengeluarkan musik saja sampai yang saat ini dia sudah bermain dengan senjata tembak berpeluruh plastik.
aku tahu itu bukan untuk gadis seumurannya,tapi melihatnya senang dan nyaman seperti sebuah prioritas untukku..
paling tidak itu bisa mencuri waktunya dan tak menambah beban pikiranku..
dia akan dewasa kan nantinya... dewasa akan memberinya kekuatan untuk melawan rasa takut yang saat ini bersamanya.
.....
seperti yang sudah kubilang,dia menyukai apa yang dulu kusukai di masa kecilku..
gghhh!! kepalaku bertambah pusing saja belakangan ini..
dosis obatku serasa terus bertambah dengan sendirinya.
*
*
*
*
"pah,yang ini bagus.. beli yaa" tanyanya padaku saat memilah mainan di depannya,sang penjaga toko hanya bisa tersenyum tak mengetahui apapun yang terjadi di keluarga kecil kami ini.
"boleh,tapi ada syaratnya.." jawabku.
syarat kecil yang biasa ku berikan padanya,seperti mengharuskan dirinya meminta sendiri ke pelayan toko atau menawari pengunjung toko beberapa cemilan yang sudah kami beli.
yah,aku ingin dia bisa berbicara kepada seseorang.. terkadang ia hampir berhasil tanpa menangis,tapi traumanya di masa kecil memang tak bisa disembunyikan..
.....
kali ini dia berhasil melakukan syarat yang kuberikan walau matanya sedikit merah setelah merasa terpaksa untuk bercerita di depan pelayan toko tadi.
tangannya menggenggam tanganku lebih kuat dari sebelumnya,dia.. sangat ketakutan.
selain membeli model senjata api mainan,kali ini aku juga mengambilkan satu set mainan barbie untuknya..
mungkin saja dia akan suka lama kelamaan nantinya.
......
ohh- ini sudah malam,Nana nampaknya belum mau tidur sepulang kami dari mall.
tentu mainan barunya akan menemaninya sepanjang malam di kamarnya,memberikanku cukup waktu untuk mengistirahatkan pikiranku..
menyendiri di ruanganku.
*
*
*
*
........
--Baammm!!
--Ciutt-ciut-ciuww!!
--dem!!
........
--swuuutt!
--huaaaa!!
.........
--duuaarrrr!!!
..............
Ghhh!! apa ini? sudah pagi?
tenggorokanku rasanya seperti terbakar saja..
.....
apa ini neraka kehidupan?
rasanya aku sudah gila,mencampur semua obat ini di perutku.
"Nanaa? mau kemana?" tanyaku seusai menyantap sarapan kami di pagi hari ini.
"mainnn.." jawabnya sambil lari menuju ruangannya.
kau tau nasib boneka-boneka cantik yang kupilihkan untuk Nana semalam?
termutilasi dan berserakan,yah siapa yang mengira dia akan menggunakannya sebagai sasaran tembak dari pada memainkannya seperti anak-anak normal lainnya.
bicara soal anak normal,aku sudah tak berani mengajak teman seusianya bermain ke rumah kami lagi.
kejadiannya seminggu yang lalu,tetangga kami datang memarahi kami saat tau anaknya menerima perlakuan kasar dari Nana.
yah,dia sangat ketakutan saat tetangga kami berteriak-teriak di rumah kami.
entah Nana yang sangat ketakutan dan terganggu dengan anak itu,atau memang dia menjahilinya terlebih dahulu sehingga Nana menembakkan senjata mainannya ke arah wajah anak itu.
aku benar-benar bersyukur saat itu peluru plastiknya tak mengenai mata anak itu,bayangkan saja 2 sentimeter lagi saja mungkin mata temannya sudah buta sekarang.
.........
huuuufh..!!
andai ku bisa tidur dan terbangun di kemudian hari saat dia sudah dewasa.
"paaah???"
"......."
"lho? papah juga punya pistol-pistolan yah?" tanyanya meraih senjata api yang tergeletak di lantai kamarku,tepat di samping tempat tidurku.
".............."
"senjata punya papah berat.. ini mirip banget sama yang di film-film" katanya mengamati handgun yang sedang dipegangnya saat itu.
# Ia sadar senjata mereka tak sama.
Diubah oleh whiteshark21 17-01-2017 09:12
0




















