dylancalistaAvatar border
TS
dylancalista
Diary Si Jomblo Perak (Cerita Cinta, Komedi, Plus Horror)




Hay agan dan aganwati, salam kenal. Ane new bie nih di kaskus, jadi mohon bantuannya untuk kasih saran atau kritik kalau cerita ane nnti rada mulai ngebosenin atau nggak nyambung.

Ane mau nulis cerita nih, tentang kehidupan jomblo yang ane lakoni, selama 25 tahun! Ceritanya nggak real 100%, tapi ada beberapa scene yang emang asli ane alami, Oo yah, Nama Ane Evan, keren ya nama ane? tapi sama teman-teman ane sering diplesetin jadi Epan, Yah, biar ga lama-lama berbasa basi, kita mulai aja ya gan? cekidot.

Quote:




Klik me!

Prolog

Part 1

Part 2

Part 3

Part 4

Part 5

Part 6

Part 7

Part 8

Part 9

Part 10

Part 11

Part 12

Part 13

Part 14 (1)

Part 14 (2)

Part 15 (1)

Part 15 (2)

Part 16

Part 17 (1)

Part 17(2)

Part 17(2)

Part 18(1)

Part 18(2)

Part 19(1)

Part 19(2)

Part 19(3)

Part 20

Part 21

Part 22

Part 23

Part 24

Part 25

Part 26

Part 26(2)

Part 27

Part 28

Part 29

Part 30(1)

Part 30(2)

Part 30(3)

Part 31(1)

Part 31(2)

Part 32(1)

Part 32(2)

Part 33

Part 34

Part 35

Part 36

Part 36(2)

Part 36(3)

Part 37(1)

Part 37(2)

Part 38(1)

Part 38(2)

Part 39

Part 40(1)

Part 41

Part 42

Part 43

Part 44

Part 45

Part 46

Part 47

Diubah oleh dylancalista 27-03-2019 14:27
Gimi96
jamalfirmans282
mrezapmrg97
mrezapmrg97 dan 27 lainnya memberi reputasi
28
321.9K
1.1K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.3KAnggota
Tampilkan semua post
dylancalistaAvatar border
TS
dylancalista
#307
Part 25

Pakde Iyan mengangguk pelan sambil mencari kunci disakunya, dia kelihatan kebingungan. Gua jadi penasaran kenapa.

Gua: kenapa Pakde?
Pakde Iyan: Kuncinya ilang, sabar dicari dulu, kebanyakan kunci soalnya.


Dia tertawa keras seolah hal tersebut lucu, padahal menurut gua biasa aja. gua udah konsen banget untuk melihat apa yang akan dia perlihatkan di depan. Akhirnya dia mengeluarkan kunci kecil bergantungkan gantungan hello kitty. bikin gua mau ketawa aja liatnya, pink begitu.

Pakde Iyan: Maap, ini biar lebih mudah diingat kuncinya

Gua mengangguk-angguk menahan tawa, padahal suasana udah horror mode on, kalau di pilem-pilem pasti udah muncul lagi yang menegangkan dan siap-siap bikin jantung penontonnya copot.

Pakde Iyan perlahan membuka pintu kamar rahasia itu dan mata gua langsung dengan cepat dan penasaran pingin tahu apa yang ada dikamar itu. Dan ya, Kamar biasa. Bisa dibilang kamar yang dipaksa dirombak menjadi tempat kerja. Dengan debu yang tebal dan suasana pengap, bikin gua nggak tahan pingin bersin, Pakde Iyan mulai menampakkan mimik serius saat mulai duduk di ruangan itu. Ala-ala paranormal sakti yang siap meramal nasib artis-artis zaman sekarang. Gua duduk di hadapannya dan masih dengan rasa penasaran yang tinggi, karna gimana ya, selama kurang lebih 15 tahun lu dilarang masuk ke sebuah ruangan dan ketika lu masuk, pasti bawaannya pingin tahu apa yang menjadi kejanggalan diruangan itu sampai lu dilarang masuk, kan?

Pakde Iyan: Mungkin ini terlihat seperti kamar biasa
Gua: Iya, sepertinya begitu
Pakde Iyan: Tapi disinilah Pakde bisa leluasa bicara dengan 'mereka'
Gua: Mereka siapa? Bukde?
Pakde Iyan menatap gua dengan tatapan serius: Merekaaa, mereka yang tak kasat mata

Gua lirik sekeliling ruangan, tapi belum juga gua temukan kejanggalan di sana. apa yang pakde maksud. Gua hanya merasakan perasaan kurang nyaman di ruangan itu, karna pengap dan berdebu. Tapi mata gua belum bisa mendeteksi apa yang dimaksud Pakde tadi

Pakde: Jangan dicari, pan. Pakde tahu kamu bisa melihat mereka
Gua: Pakde tau dari mana?

Pakde memakai kacamatanya dan menatap gua dengan tatapan serius: Kapan kamu bisa melihat 'mereka' pan?
Gua menggeleng pelan: Setelah kecelakaan, begitu bangun aku dihampiri sosok cewek yang meminta bantuanku, lalu beberapa makhluk yang tak harus aku liat
Pakde: Pakde nggak menyangka kamu bakal mendapatkan anugerah itu, Nak
Gua: Bukan anugrah, Pakde. Kesialan itu namanya.
Pakde: Kenapa? kenapa disebut kesialan?
Gua: Kadang ada hal yang lebih baik tak perlu dilihat, pakde
Pakde: Tapi kali ini Pakde serius, dengan penglihatan kamu yang dadakan, tentunya 'mereka' banyak yang ingin memanfaatkanmu, pan. kamu harus hati-hati, pakde tahu kamu sama sekali belum kuat.

Gua: Kenapa pakde bisa bilang begitu?

Pakde mengangguk-angguk pelan: Anak muda, kamu masih sangat muda. Jangan menantang Tuhan atas pemberiannya itu, Nak. Jangan juga bersombong hati telah memiliki anugerah itu. Anak muda, kamu masih sangat belia, jiwa kesombongan kamu masih besar. Bahkan saat pakde bilang kamu belum begitu kuat aja, kamu sudah tampak tak terima, sifat itulah yang bisa membuat 'mereka' ingin memanfaatkanmu, Nak. Kamu harus ingat, kita manusia ini rentan sekali diperdaya iblis. Karna kita angkuh, menganggap kita adalah makhluk ciptaan Tuhan paling tinggi. Ingatlah Nak, dengan pemberian ini, kamu akan banyak diuji. Jangan karna kamu memiliki kemampuan ini, kamu jadi angkuh dan menyakiti hati orang. Atau bahkan memanfaatkannya untuk hal tidak baik, Karna semua hal yang kamu lakukan, kamu sadari atau tidak, kadang bisa membuat makhluk lain dengki, dendam, ataupun benci padamu.

Gua nggak ngerti apa maksud omongan Pakde. Iya sih, tadi gua nggak terima saat pakde bilang gua belum kuat. Tapi gua nggak pernah menyombongkan ilmu gua, gua juga nggak pernah menyakiti hati orang, seingat gua.

Pakde Iyan: Belum mengerti? Kamu kurang peka, pantes aja jomblo.

Sial, kalo bukan Pakde gua pasti udah gua jitak, gua jadi bingung sekaligus kesal dengarnya: Lalu apa inti pakde nyari aku?

Pakde Iyan: Sabar, tuh liat, kamu udah terpancing emosi. Itu tipe manusia yang mudah dimanfaatkan iblis. Pan, jujur saja, pakde khawatir sama kamu, karna dalam mimpi pakde, kamu...

Gua: Aku kenapa, Pakde?

Pakde Iyan: Kamu diincar oleh 'mereka', pakde takut sekali. Makanya Pakde ingin bertemu denganmu, untuk bilang semua ke kamu dan untuk melatih kamu, pan. Jujur pakde nggak bisa bayangkan kalau kamu bernasib sama seperti Hasan.


Pakde Iyan menunduk lesu, gua bisa melihat aura kesedihan di mata Pakde Iyan. Seperti membuka luka lamanya. Gua tak berani menatap wajah pakde saat itu. dia menahan kesedihan yang sudah dia pendam bertahun-tahun.




anonymcoy02
pulaukapok
adityazafrans
adityazafrans dan 4 lainnya memberi reputasi
5
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.