natashyaaAvatar border
TS
natashyaa
I Am (NOT) Your Sister
Dear Warga SFTH.

Sebelumnya ijinkan gue untuk menulis sepenggal kisah hidup gue di SFTH. Cerita ini bersumber dari pengalaman pribadi yang gue modifikasi sedemikian rupa sehingga membentuk cerita karangan gue sendiri. Cerita ini ditulis dengan dua sudut pandang berbeda dari kedua tokohnya.
So... langsung saja.




Big thanks to quatzlcoatlfor cover emoticon-Smilie

Quote:
Diubah oleh natashyaa 20-01-2018 16:32
tukangdjagal
makola
imamarbai
imamarbai dan 6 lainnya memberi reputasi
7
461.8K
3K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread42.1KAnggota
Tampilkan semua post
natashyaaAvatar border
TS
natashyaa
#2421
A Part 77
“Kenapa Frida?” Tanyaku heran.

“Ah… gpp gak jadi deh.” Ujar Frida.

“Kamu pernah lihat kak Fe dimana?”

“Emang dia kenapa Frida?” Tanyaku penasaran.

“Gpp sih cuma Aku pernah beberapa kali lihat dia di Blackpepper malam-malam.”

“Kakak tirimu cantik sih Ni cuman sayangnya dia perokok.” Lanjut Frida lagi.

“Perokok?”

“Iya, aku suka liat dia ngerokok kalau di Blackpepper.”

“Kamu salah orang kali..” Ujarku skeptis.

“Gak kok, kan aku sering ke Blackpepper juga dan kebetulan suka lihat kakak tiri kamu itu.”

“Masa sih? Emang kak Fe bareng siapa di Blackpepper?” Tanyaku.

“Sendirian. Dia suka mojok di smoking areanya sendirian. Makanya aku masih inget wajahnya itu.”

“Ah aku gak percaya. Dia orangnya baik kok, aku belum pernah liat dia ngelakuin hal kayak begitu. Terus kamu ngapain ke Blackpepper malam-malam?” Ujarku kepada Frida.

“Ya aku bareng pacar aku Ni.” Ujar dia.
“Tuh kamu mungkin yang ngelakuin hal gak bener mah sama pacar kamu.” Kataku ketus ke Frida.

“Ya terserah kamu sih percaya gak percaya mah, tapi jangan banyak terpengaruh aja ama dia.” Ujar Frida.

***

Frida tidak lama di rumahku, lagian habis ngomongin tentang kak Fe tadi aku sama Frida jadi diem-dieman, mungkin karena itulah dia langsung pamit mau pulang. Pas mengantar Frida keluar, aku baru sadar ternyata kak Fe dan ibu pergi keluar, sementara ayah dari pagi memang sudah pergi. Jadi di rumah aku ditinggal sendirian.

Pikiran tentang kelakuan buruk kak Fe terus berputar di kepalaku. Gak percaya aja, masa sih kak Fe suka ngerokok, lagian selama ini aku belum pernah ngeliat dia ngerokok.

Rasa penasaran itu pun membawaku ke kamar kak Fe, mumpung lagi sendirian di rumah, stiker peringatan “Do Not Enter” di pintu kamarnya aku abaikan. Aku membuka pintu kamarnya yang kebetulan tidak kunci olehnya dan masuk ke dalam kamarnya tanpa ijin. Entah ada apa yang mendorongku untuk memeriksa kamar kak Fe. Aku buka lemari bajunya, terus penasaran buka isi tas-tas milik kak Fe namun aku tidak menemukan apa-apa selain sisa-sisa kertas nota atau bill. Kemudian aku lihat laci di meja belajarnya, cuman laci itu ada kuncinya. Kemudian aku ngorek-ngorek kotak kaleng kecil di meja belajarnya dan aku menemukan kunci yang aku rasa itu kunci laci meja belajarnya. Aku coba masukin kunci itu dan ternyata bisa, lacinya terbuka, kemudian aku tarik keluar perlahan-lahan laci tersebut dan aku menemukan 2 bungkus rokok dan obat-obatan. Aku langsung terkejut dan shock ketika melihatnya, ternyata Frida benar. Entah kenapa hatiku langsung sakit, aku benar-benar jadi kecewa, ternyata kak Fe yang aku idolai ini suka ngelakuin hal yang gak bener. Aku kemudian mengambil bungkus rokok tersebut dan obat-obatan yang ada di laci meja kak Fe. Aku bawa barang-barang tersebut untuk aku periksa. Di kamar, aku mencari tahu obat-obatan tersebut lewat browsing di internet. Aku kira obat-obatan itu obat yang aneh-aneh, tapi untungnya bukan. Rupanya itu berupa beberapa vitamin seperti vitamin B, C, dan E, obat sirkulasi darah, dan xanax. Nama obat terakhir yang membuat aku penasaran soalnya pas aku baca di internet itu adalah obat anti depresan which means it’s drugs for depression. Oh my god. Kak Fe depresi ? Depresi kenapa? Kok aku baru tau. Terus dia selalu ngobat dan ngerokok itu buat ngilangin depresinya? Tapi itu kan gak bener, gak boleh begitu. Tetep aja sekarang aku kecewa berat sama kak Fe, rupanya selama ini dia menyembunyikan semuanya. Sampai sore aku pun mengurung diri di kamar karena terus memikirkan kenapa kak Fe bisa seperti itu.

***

Aku mendengar suara langkah kaki menuju kamarku, sepertinya kak Fe dan ibu sudah pulang.

“Ni.. disuruh ibu tuh ke dapur.” Kata kak Fe di luar. Aku kemudian turun di kasur terus mengambil bungkus rokok dan obat xanax itu lalu tanganku simpan dibelakang untuk menyembunyikanya.

“Cepetan disuruh tuh.” Kata dia.

“Kak.”

“Apa?”

“Apa bener kakak ngelakuin hal yang gak bener?” Tanyaku.

“Maksud lo?”

“Ini…” Aku memperlihatkan bungkus rokok lalu obatnya, dia nampak terkejut dan mungkin tidak percaya aku bisa mendapatkanya.

“Itu lo dapat darimana?” Tanya dia.

“Kakak kenapa?” Tanyaku.

“Siniii..” Dia merebut paksa barang miliknya tersebut lalu mendorongku ke dalam kamar lalu menutup pintu kamarku.

“Lo dapat darimana?” Tanya dia sekali lagi.

“Dari laci meja kamar kakak.” Kataku jujur.

“Anjing lo masuk ke kamar gue tanpa ijin terus geledah isi kamar gue?” Umpat dia kasar.
Aku hanya mengangguk saja untuk menjawabnya. Dia sepertinya marah banget.

“Mau lo apa sih ? Awas ya kalau lo sampai bilang ke ibu.” Ujar dia kesal.

“Kakak ada masalah apa?” Tanyaku.

“Udahlah sana turun ke bawah bantu ibu.” Kata dia lalu mengambil obat-obatan lainya yang berserakan di kasurku.

Setelah itu aku turun ke bawah untuk membantu ibu memasak, sementara kak Fe pergi ke kamarnya. Entahlah aku jadi bingung, apa aku harus bilang jujur ke ibu atau tetap merahasiakanya, yang jelas aku kecewa sama kak Fe.
0
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.