“Lantai dua tolong” katanya dengan gestur terima kasih
Situasinya sedikit Awkward menurutku, kami hanya diam sampai lift itu berhenti di lt. 2 “ Makasih ya dek, sekali lagi” kata bapak itu, “sama-sama pak” jawabku . Haft...aku sampai menahan nafas di situasi awkward tadi...untung sudah lewat.
Akhirnya lift itu pun sampai di tempat tujuanku -Lt. Dasar- aku pun segera keluar dari lift dan berjalan menuju lobby hotel “ Ramai juga ya di sini “ gumamku dalam hati. Banyak orang yang berlalu lalang di sini baik yang baru mau memesan kamar, karyawan hotel yang kelihatan sibuk maupun para tamu yang sedang duduk-duduk santai sambil minum kopi ataupun teh sambil berbicara mengenai beberapa hal, mulai dari pekerjaan, hobi, maupun pembicaraan ringan seputar kehidupan sehari-hari.
Aku pun berjalan menuju pintu keluar yang berada tepat di depan Receptionist, sambil bernyanyi-nyanyi kecil lagu kesukaanku. Aku berusaha agar suara yang keluar tidak sampai terdengar orang lain – suaraku tidak terlalu bagus -. Sebenarnya menyanyi itu salah satu hobi kecilku, aku suka menyanyi –terkadang sambil mendengarkan musik- terutama ketika sedang stress.
Karyawan hotel yang tugasnya membukakan pintu hotel untuk para tamu yang akan masuk maupun keluar itu tersenyum sebisanya ketika akan membukakan pintu untukku yang ingin keluar dari hotel. “ Sepertinya dia kelelahan, mungkin saatnya ganti shift “ pikirku. Aku pun membalas dengan senyuman terbaik yang bisa aku berikan saat itu sambil berusaha mengucapkan kata “ Terima kasih” walaupun sepertinya tidak terdengar olehnya.
“ Dingin “ Gumamku, ternyata udara di luar lebih menusuk ketimbang berada di dalam, tanganku kumasukkan ke dalam kantong jaket ku “ Untung aku pakai jaket “ Pikirku saat itu. “ Jam 5 lewat “ Kataku dalam hati –Sambil melihat jam- dan terlihat sedikit cahaya di ujung horizon “ Sepertinya fajar masih akan menyembunyikan dirinya beberapa jam lagi “ kataku dalam hati.
Aku pun mulai bergerak menuju jalan raya yang terletak tidak jauh dari pintu hotel, sembari melewati taman hotel yang cukup indah dan tertata rapi, dan di terangi beberapa lampu taman bergaya abad pertengahan dan bangku-bangku kosong yang mungkin akan ramai ketika siang maupun sore hari.
“ Dingin-dingin begini enaknya sarapan yang hangat-hangat nih” gumamku dalam hati. Walaupun aku termasuk orang yang suka dingin – minuman terutama- aku tidak ingin sakit tentunya. Lagi pula aku baru saja sampai di kota ini dan belum sempat mengunjungi spot-spot indah nan romantis di setiap sudut kota ini. Hmmm..aku jadi teringat kata-katanya pak Anies Baswedan (pencetus indonesia mengajar). “Bagi setiap orang yang pernah tinggal di jogja pasti setuju, setiap sudut kota jogja itu romantis ”.
“ Semoga aku tetap bisa merasakan romantisnya jogja walaupun walapunya hanya mampir sejenak “ harapku dalam hati
Aku mulai mencari-cari warung makan yang mungkin masih atau sudah buka. “Hmmm...Angkringan“ kataku dalam hati, “ Gak ada salahnya dong nyobain angkringan -warung makan sederhana khas kota jogja-” pikirku
-iii-